Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ETIKA PROFESI

“Undang-Undang Hak Cipta Dan Perlindungan


Terhadap Program Komputer”

Disusun oleh:
Kelompok 3

Andi Muhammad Alif Gunawan (2104411336)


Nurul Ulhaq Hanifah (2104411358)
Rahmayanti Amran (2104411339)
Sisilia Estevania (2104411486)
Azisa Salsabila (2104411461)
Kholis Darussalam (2104411437)

PROGRAM STUDI INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK KOMPUTER
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah saya panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah swt yang senantiasa
melimpahkan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi UAS yang diberikan oleh Dosen.Sesuai dengan
tugas yang diberikan, maka makalah ini disusun dengan kualifikasi yang tidak diragukan lagi.

Teknik penyajian yang diangkat dilakukan secara terpadu tanpa pemilihan berdasarkan
jenjang pendidikan. Cara ini diharapkan bisa membimbing para pembaca untuk mengetahui atau
memahami isi seluruh materi yang ada pada makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa didalam pembuatan makalah masih banyak kekurangan,


untuk itu penyusun sangat membuka saran dan kritik yang sifatnya membangun. Mudah-
mudahan modul ini memberikan manfaat.

Palopo, 12 November 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB 2 PEMBAHASAN 2
2.1 Definisi Hak Cipta 2
2.2 Perlindungan Hukum Hak Cipta di Indonesia 2
2.3 Pendaftaran Hak Cipta 3
2.4 Pembatasan Hak Cipta Untuk Program Komputer 4
2.5 Upaya Mengurangi Pelanggaran Hak Cipta 5
BAB 3 PENUTUP 6
3.1 Kesimpulan 6
3.2 Saran 6
DAFTAR PUSTAKA 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Hak paten atau hak cipta kekayaan intelektual sangat penting karena memberikan hak kepada
perusahaan software tertentu untuk melindungi hasil karyanya dari pembajakan oleh perusahaan
software lain, sekaligus memberikan peluang bagi mereka untuk menjadikan software
buatannya sebagai komoditas finansial yang dapat mendorong pertumbuhan industri. Dengan
adanya hak cipta terhadap software, apabila terjadi pembajakan terhadap software tersebut maka
pelakunya dapat dituntut secara hukum dan dikenakan sanksi yang berat. Maka, para
perusahaan software pun berlomba-lomba mematenkan produknya tidak peduli betapa mahal
dan sulitnya proses pengeluaran hak paten tersebut. Sehingga dimunculkan juga Undang-
undang yang mengatur tentang hak paten yang berlaku di dunia maupun di Indonesia.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Hak Cipta ?
2.      Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap Program Komputer di Indonesia?
3.      Bagaimanakah cara pendaftaran hak cipta?
4.      Apa saja batasan yang berlaku pada hak cipta?
5.      Bagaimanakah cara mengatasi pelanggaran UU hak cipta?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi Hak Cipta

2.      Untuk mengetahui perlindungan Hak Cipta terhadap Program Komputer di Indonesia.

3.      Untuk mengetahui cara-cara dan prosedur pendaftaran hak cipta, agar diakui secara sah oleh
Undang-undang.

4.      Untuk mengetahui pelanggaran-pelanggaran apa saja yang menjerat, sehingga bisa dihindari.

5.      Untuk mengetahui cara-cara memberantas pelanggaran hak cipta.


1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Hak Cipta

Dalam Undang-undang hak cipta 2002, Pasal 1 ayat 1 disebutkah bahwa hak cipta adalah
hak ekslusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak
ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan
menurut peraturuan perundang-undangan yang berlaku. Hak eklusif disini mengandung
pengertian bahwa tidak ada pihak lain yang boleh melakukan kegiatan pengumuman atau
memperbanyak karya cipta tanpa seizin pencipta, apalagi kegiatan tersebut bersifat komersil.

Dalam suatu karya cipta setidaknya melekat dua hak bagi pencipta atau pengarang. Hak
tersebut adalah hak ekonomi dan hak moral. Hak ekonomi adalah yang dimiliki pencipta atau
pengarang untuk menikmati keuntungan ekonomi yang diperoleh dari setiap eksploitasi karya
ciptaaannya. Sedangkan hak moral merupakan hak untuk menjaga integritas karya ciptaannya
dari setiap intervensi pihak lain yang dapat merusak kreativitas pencipta atau pengarang.

Hak cipta berlaku pada berbagai jenis karya seni atau karya cipta atau "ciptaan". Ciptaan
tersebut dapat mencakup puisi, drama, serta karya tulis lainnya, film, karya-karya koreografis
(tari, balet, dan sebagainya), komposisi musik, rekaman suara, lukisan, gambar, patung, foto,
perangkat lunak komputer, siaran radio dan televisi, dan (dalam yurisdiksi tertentu) desain
industri.

2.2 Perlindungan Hukum Hak Cipta di Indonesia

Di Indonesia, masalah hak cipta diatur dalam Undang-undang Hak Cipta, yaitu, yang saat
ini berlaku adalah Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002. Undang-Undang ini merupakan
penyempurnaan dari undang-undang sebelumnya yaitu UU No. 6/1982 dan UU No.12/1997.
Dalam undang-undang tersebut, pengertian hak cipta adalah "hak eksklusif bagi pencipta atau
penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk

2
itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku" (pasal 1 butir 1).

2.3 Pendaftaran Hak Cipta

Di Indonesia, pendaftaran ciptaan bukan merupakan suatu keharusan bagi pencipta atau
pemegang hak cipta. Namun demikian, surat pendaftaran ciptaan dapat dijadikan sebagai alat
bukti awal di pengadilan apabila timbul sengketa di kemudian hari terhadap ciptaan.

Sesuai yang diatur pada bab IV Undang-undang Hak Cipta, pendaftaran hak cipta
diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI), yang kini
berada di bawah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. Pencipta atau pemilik hak cipta
dapat mendaftarkan langsung ciptaannya maupun melalui konsultan HKI. Permohonan
pendaftaran hak cipta dikenakan biaya (UU 19/2002 pasal 37 ayat 2). Penjelasan prosedur dan
formulir pendaftaran hak cipta dapat diperoleh di kantor maupun situs web Ditjen HKI.

§  Syarat Pendaftaran Hak Cipta


-            Pendaftan atas nama perorangan
1.      Copy KTP
2.      Contoh Ciptaan
3.      Surat Pernyataan (bermaterai)
4.      Surat Kuasa (bermaterai)
-            Pendaftar atas nama Badan Hukum
1.      Copy KTP (KTP direktur jika atas nama Badan Hukum)
2.      Contoh ciptaan
3.      Surat Pernyataan (bermaterai)
4.      Surat Kuasa (bermaterai)
5.      Copy Akta Pendirian yang dilegalisasi notaris (jika ataas nama Badan Hukum)
6.      Copy SIUP

3
2.4 Pembatasan Hak Cipta Untuk Program Komputer

Pembatasan Hak Cipta untuk program komputer Close Source berdasarkan UUHC pasal
14 huruf g, yaitu terhadap pembuatan salinan cadangan suatu program komputer oleh pemilik
copy program komputer yang dilakukan semata-mata untuk digunakan sendiri. Karena seorang
pembeli hanya memiliki hak sebatas untuk menggunakan atau mengambil manfaat dari program
komputer untuk kepentingannya sendiri tanpa batas waktu, sehingga jika kemudian pembeli
program komputer menggandakan kembali atau menyewakan program komputer tersebut untuk
tujuan komersil itu tidak dibenarkan. Dasarnya, pembeli copy program komputer berhak atas
kelangsungan penggunaan atau pemanfaatan program komputer tersebut, sehingga jika media
penyimpan copy program komputer rusak maka pembeli dapat meminta produsen untuk
mengkopi kembali program tersebut tanpa mengeluarkan biaya pembelian lagi. Karena pembeli
tetap berhak terhadap program komputer tersebut, sehingga jika dia harus membayar maka itu
bukan pembayaran atas program komputer. Namun pembayaran atas media yang rusak tersebut.

Oleh karenanya produsen program komputer harus memiliki unit jasa pasca penjualan
yang disebut "supporting service" yang bertujuan untuk memberikan dukungan bagi optimalisasi
penggunaan atau pemanfaatan oleh pembeli atas produk program komputer tersebut. Dengan
adanya pembatasan Hak Cipta untuk program komputer hanya pada pembuatan backup copy, lalu
dimanakah letak fungsi sosial ciptaan program komputer untuk kepentingan masyarakat luas?.
Karena adanya pembatasan jangka waktu Hak Cipta dimaksudkan agar suatu ciptaan kemudian
dapat digunakan bebas oleh masyarakat tanpa harus memberikan royalty maka dalam
pembahasan dunia perangkat lunak, hal itu menjadi kurang relevan.

Karena dalam jangka waktu 50 tahun suatu program sudah mengalami perubahan dan
pemodifikasian sangat pesat. Sehingga tidak mustahil, program yang diumumkan 50 tahun yang
lalu saat ini sudah tidak digunakan lagi, bahkan sudah tidak dikenal oleh generasi pengguna
komputer sekarang. Contoh konkrit adalah program Lotus 123 yang kurang lebih 10 tahun yang
lalu begitu dikuasai oleh para pengguna namun sekarang jarang sekali ada pengguna yang masih
menggunakan program ini untuk dijalankan pada komputernya. Maksud dan tujuan dibatasinya

4
jangka waktu perlindungan untuk setiap karya cipta agar pada karya tersebut ada fungsi sosialnya
menjadi tidak terpenuhi untuk karya cipta program komputer. Sebabnya nilai ekonomis dari
sebuah program kurang lebih hanya tiga tahun, setelah waktu tersebut program akan terus
berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bermunculan program-program baru,
program lama akan dengan sendirinya ditinggalkan.

2.5 Upaya Mengurangi Pelanggaran Hak Cipta

Membangun budaya masyarakat untuk menghargai hasil karya orang lain. Pemerintah,
baik instansi-instansi terkait, jajaran penegak hukum dan segenap lapisan masyarakat hendaknya
sepakat untuk secara bersama-sama memerangi pembajakan terhadap karya-karya intelektual.
Contoh : Pembajakan perbuatan yang merugikan perekonomian bangsa, menghancurkan
kreativitas, dan merendahkan martabat bangsa. Alternatif lain untuk menggunakan program yang
memiliki lisensi Open Source.
Lisensi Open Source adalah lisensi di mana setiap orang yang menggunakan perangkat lunak
diperbolehkan membuat salinan tak terbatas, menjual atau bahkan memberikan program
komputer secara bebas tanpa ada kewajiban membayar kepada siapapun.
Ketersediaan Source Code dalam program dengan lisensi ini mejadi syarat utama untuk
dilakukan modifikasi dan perbaikan program.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Hak cipta adalah segala sesuatu hak yang dimiliki oleh sang pencipta karya, yang
dimana karya tersebut tidak boleh diambil alih dan apabila ada yang menggunakan
sebagai panutan harus meminta izin terlebih dahulu kepada si empunya karya.
2. Hak cipta di Indonesia sendiri diatur pada Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002.
Didalamnya tercantum berbagai aspek tentang hak cipta.
3. Untuk pendaftaran hak cipta, di Indonesia sendiri sudah diatur yaitu oleh bab IV
Undang-undang Hak Cipta, pendaftaran hak cipta diselenggarakan oleh Direktorat
Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI), yang kini berada di bawah
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.
4. Batasan-batasan yang berlaku pada hak cipta program komputer di Indonesia telah
tertulis pada UUHC pasal 14 huruf g, yaitu terhadap pembuatan salinan cadangan suatu
program komputer oleh pemilik copy program komputer yang dilakukan semata-mata
untuk digunakan sendiri. Dimaksudkan setelah dicopy tidak di copy ke orang lain tanpa
sepengetahuan pemilik karya.
5. Untuk mencegah pelanggaran-pelanggaran hak cipta di Indonesia lebih khusus
ditekankan pada moral bangsa yang tidak ingin malu karena hanya bisa menggunakan
barang bajakan. Dan hal ini harus ditanamkan sejak dini kepada semua pemuda
Indonesia.

3.2 Saran

Kepada para pembaca agar dapat kiranya memberikan penghargaan yang layak dan 
sewajarnya atas Hak Cipta suatu Program Komputer. Sikap menghargai dan melindungi hak
milik orang lain ini selain tidak langsung dapat menunjukkan etika dalam melakukan suatu
usaha. Di sisi lain akan menghindari resiko adanya tuntutan-tuntutan hukum yang dapat
dilakukan oleh pemilik Hak Cipta karena adanya suatu pelanggaran.

6
Untuk melindungi dan memberikan jaminan yang pasti terhadap Hak Cipta kepada si
pencipta atau pemegang hak, agar aparat penegak hukum melakukan penyidikan secara
tuntas setiap hasil penindakan kasus pembajakan agar terjadi image positif terhadap penegak
hukum oleh Polri dan sekaligus sebagai daya cegah bagi pelaku lain.

Dan juga untuk mencegah banyaknya pelanggaran yang mungkin dirasa tidak akan
terpengaruh oleh hukum, seharusnya muncul kesadaran dari pribadi masing-masing, bahwa
setiap orang memang memiliki kebabasan untuk melakukan hal yang diinginkan, akan tetapi
kembali ke etika bagaimana seandainya para pembajak justru sebagai pembuat, pastinya
akan merasa emosi atas tindakan-tindakan pembajakan illegal atau sebagainya. Pada intinya,
perbaiki etika dan mulailah hormati karya orang lain. Hormatilah orang lain, maka apapun
itu dari kita pasti akan dihormati.

7
DAFTAR PUSTAKA

Wikimedia Foundation. (2022). Hak Cipta. (http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_cipta),


diakses pada tanggal 10 november 2022.

Andriramadhan. (1970). Hak Cipta-Tugas 3. HAK CIPTA-TUGAS 3. (http://andriramadhan-


andriramadhan.blogspot.com/2013/04/hak-cipta-tugas-3.html), diakses pada tanggal 10
november 2022.

Anonim. (2012). Hak Kekayaan intelektual (haki) dalam tik. Learning IT.
(http://ariflearning.wordpress.com/2012/09/27/hak-kekayaan-intelektual-haki-dalam-tik/),
diakses pada tanggal 10 november 2022.

Anonim. (Tanpa Tahun). Lesse Indonesia Home Page. (https://www.lesseindonesia.com/),


diakses pada tanggal 10 november 2022.

Ipindo. (Tanpa Tahun). Contoh Surat Pemberitahuan Penolakan merek. Konsultan HKI.
(http://www.ipindo.com/index.php/info-hak-cipta/23-syarat-permohonan-
pendaftaran-hak-cipta.html), diakses pada tanggal 10 november 2022.

Hak Cipta Program. (Tanpa Tahun). Hak Cipta program


(http://uuhakcipta.wordpress.com/), diakses pada tanggal 10 november 2022.

8
PERTANYAAN KELOMPOK LAIN :

- KELOMPOK 1 :

Berikan contoh hak moral terhadap program komputer !

Jawaban :

 Membuat salinan atau reproduksi ciptaan dan menjual hasil salinan tersebut
(termasuk, pada umumnya, salinan elektronik),
 Mengimpor dan mengekspor ciptaan,
 Menciptakan karya turunan atau derivatif atas ciptaan (mengadaptasi ciptaan),
 Menampilkan atau memamerkan ciptaan di depan umum,
 Menjual atau mengalihkan hak eksklusif tersebut kepada orang atau pihak lain.

- KELOMPOK 2 :

Apakah yang terjadi apabila ada yang melanggar hak cipta ?

Jawaban :

Hukum mengenai tindakan plagiarisme telah diatur dalam pasal pelanggaran hak cipta
yang disahkan sejak tahun 2002. Pasal tersebut dengan jelas telah mencantumkan
ancaman hukuman penjara mulai dari satu bulan hingga lima tahun serta denda
sebanyak lima ratus juta hingga lima miliar rupiah.

- KELOMPOK 4 :

Bagaimana cara penyelesaian jika terjadi pelanggaran terhadap hak cipta ?

Jawaban :

Atas pelanggaran itu, pencipta atau pemegang hak cipta untuk melindungi
ciptaannya dapat melakukan upaya hukum arbitrase, mediasi, negosiasi,
konsiliasi, atau jalur litigasi dengan mengupayakan gugatan perdata bahkan
tuntutan pidana.
9
- KELOMPOK 5 :

Produk apa saja yg tdk bisa hak ciptakan ?

Jawaban :

 hasil rapat terbuka lembaga negara;


 peraturan perundang-undangan;
 pidato kenegaraan atau pidato pejabat pemerintah;
 putusan pengadilan atau penetapan hakim; dan.
 kitab suci atau simbol keagamaan.

- KELOMPOK 6 :

apa saja yg tidak dapat di daftarkan untuk memperoleh hak cipta?

Jawaban :
 Ciptaan di luar bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra;
 Ciptaan yang tidak orisinil;
 Ciptaan yang tidak diwujudkan dalam suatu bentuk yang nyata;
 Ciptaan yang sudah merupakan milik umum;

- KELOMPOK 7 :

sebutkan pasal² mana saja dalam udg² hak cipta yg terkait lgsg dgn perlindungan
terhadap hak cipta program² komputer?

Jawaban :
1. Pasal 1 angka 9 UU Hak Cipta, tentang definisi dari program komputer;
2. Pasal 11 ayat (2) UU Hak Cipta, tentang pengecualian keberlakuan hak
ekonomi untuk menyewakan ciptaan atau salinannya terhadap program
komputer dalam hal program komputer tersebut bukan merupakan objek
esensial dari penyewaan;
3. Pasal 40 ayat (1) huruf s UU Hak Cipta, tentang program komputer sebagai
ciptaan yang dilindungi;
4. Pasal 45 UU Hak Cipta, tentang kebolehan untuk melakukan penggandaan
sebanyak 1 (satu) salinan atau adaptasi program komputer tanpa izin pencipta
atau pemegang hak cipta dengan beberapa syarat penggunaan;
5. Pasal 46 ayat (2) huruf d UU Hak Cipta, tentang larangan melakukan
penggandaan untuk kepentingan pribadi atas program komputer;
10
6. Pasal 59 ayat (1) huruf e UU Hak Cipta, tentang jangka waktu keberlakuan
pelindungan hak cipta atas program komputer selama 50 (lima puluh) tahun
sejak pertama kali dilakukan pengumuman.

11

Anda mungkin juga menyukai