Disusun oleh :
No. Presensi : 02
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan
kepada kami untuk dapat menyelesaikan tugas makalah mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang berjudul Pembajakan Software Personal Computer. Makalah ini
disusun agar pembaca dan pendengar dapat memahami tentang pembajakan
software dari personal computer. Makalah ini dapat hadir seperti sekarang ini tak
lepas dari bantuan banyak pihak. Banyak rintangan yang kami hadapi dalam
membuat makalah ini.
Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
untuk menyempurnakan makalah ini agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penyusun,
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan Makalah ...................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Hak Cipta Software...............................................................................................6
B. Definisi Pembajakan Software .............................................................................8
C. Jenis-Jenis Pembajakan Software..........................................................................10
D. Ciri-Ciri Software Bajakan....................................................................................12
E. Sebab Terjadinya Pembajakan Software di Indonesia...........................................13
F. Dampak Dari Pembajakan Software......................................................................15
G. Upaya Pemerintah Untuk Meminimalisir Pembajakan Software di
Indonesia..................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era informasi seperti sekarang ini, masalah terbesar yang dihadapi
oleh industri komputer adalah mengenai pembajakan software, bagaimana
software tersebut dikopi dan didistribusikan merupakan masalah yang harus
diatasi oleh industri komputer.
B. Rumusan Masalah
4
4. Bagaimana upaya Pemerintah dalam meminimalisasi pembajakan
software di Indonesia?
5
BAB II
PEMBAHASAN
Hak cipta diberikan pada pemilik dari karya asli yang dilindungi hukum
setelah karya itu diciptakan atau dibuat. Di Indonesia hak cipta dijelaskan sebagai
hak yang diberikan untuk pencipta suatu karya untuk mengontrol atas penggunaan
dari ciptaanya.ciptaan-ciptaan atau karya yang dihasilkan tersebut termasuk buku-
buku, program-program komputer, karya-karya drama, rekaman suara, dan film.
Hak cipta memberi hak bagi pemiliknya untuk:
6
berhak cipta tersebut tidak boleh diperbanyak atau digandakan tanpa seijin dari
pemiliknya yang mempunyai wewenang hak cipta dari karyanya tersebut.
7
Rp. 500 juta. Untuk menghindari adanya kejahatan pembajakan ini maka
diperlukan kesadaran masyarakat akan hukum hak cipta.
Dari 108 negara yang disurvei International Data Corp (IDC), tercatat ada
67 negara yang tingkat pembajakannya turun dengan kisaran 1-7 persen.
Penurunan paling tajam diraih Rusia, sementara 11 negara lainnya tingkat
pembajakannya naik. Sisanya tercatat tidak mengalami perubahan (prosentasenya
tetap). Rata-rata tingkat pembajakan secara global meningkat menjadi 38% pada
2007, sementara pada 2006 hanya 35%. Demikian halnya dengan nilai kerugian
yang secara global meningkat dari US$ 40 miliar pada 2006 menjadi US$ 48
8
miliar pada 2007. Armenia didaulat sebagai negara dengan tingkat pembajakan
terbesar dengan prosentase 93%, menyusul Armenia, Bangladesh dan Azerbaijan
dengan prosentase 92%. Di lain sisi, negara adidaya Amerika Serikat (AS) tercatat
sebagai negara yang tingkat pembajakannya paling rendah dengan presentase
20%.
1. Georgia (95%)
2. Zimbabwe (92%)
3. Bangladesh (91%)
4. Moldova (91%)
5. Armenia (90%)
2. Luxemburg (21%)
4. Jepang (23%)
5. Austria (25%)
9
kepercayaan investor asing untuk kembali menanamkan modalnya di
Indonesia.“Sebelumnya jumlah kerugian akibat pembajakan di Indonesia
mencapai US$ 411 juta. Sebab pada tahun 2007 84 persen software di Indonesia
bajakan,” kata Donni.Sementara itu wakil Duta Besar Amerika John A. Heffrern
dalam pidatonya menyatakan di tingkat global kerugian akibat pembajakan
mencapai US$ 500 miliar. “Dalam bidang software, kerugian akibat pembajakan
mencapai ratusan juta dollar,” kata John.
1. Hardisk Loading
2. Under Licensing
10
Autodesk. Perusahan tersebut membeli lisensi produk AutoCAD untuk 25 unit
komputer diperusahaannya yang mempergunakan software AutoCAD sebagai
aplikasi yang digunakan untuk menangani kebutuhanpekerjaan pada bidang
perminyakan. Pada kenyataanya, “PT. Perusahaan Perminyakan” tersebut
memiliki lebih dari 25 unit komputer yang menggunakan software AutoCAD,
misalnya ada 40 unit komputer. “PT. Perusahaan Perminyakan” tersebut telah
melakukan pelanggaran Hak Cipta (Pembajakan software) dengan kategori Under
Licensing untuk 15 unit computer yang dugunakan, yaitu dengan menggunakan
software AutoCAD tanpa lisensi yang asli dari AutoDesk.
3. Conterfeiting
4. Mischanneling
6. Pemalsuan
11
perbelanjaan, Penyewaan software, Ilegal downloading, yakni dengan men-
download software dari internet secara illegal.
a. Dijual dalam bentuk vcd atau dvd dengan harga yang murah.
b. Bentuk dan kemasan cd atau dvd serupa dengan cd atau dvd lainnya
12
c. Dibundel dalam kumpulan software yang nama pengembang tidak
sama
d. Ada serial number (s/n) atau program crack untuk membuka proteksi
software
i. Diunduh atau didownload gratis dari situs tidak resmi, dimana situs
resmi mematok harga tertentu.
Tidak bisa kita pungkiri, hidup di era globalisasi dengan kehidupan yang
serba modern serba digital kita tidak bisa lepas dari alat-alat teknologi yang serba
modern, sebut saja komputer. Komputer di era yang serba modern ini memiliki
peranan-peranan yang penting untuk membantu kegiatan kita sehari-hari dalam
menyelasaikan tugas-tugas yang dibuat dengan menggunakan teknologi digital.Di
negara kita Indonesia, banyak sekali pengguna komputer, seperti pelajar, pekerja
kantoran, bahkan ibu-ibu rumah tangga pun tidak lepas dari komputer.
13
komputer untuk bebas memilih mana yang ingin mereka butuhkan, tetapi tidak
bisa kita pungkiri pula bahwa apa yang asli itu biasanya identik dengan harga
yang mahal,sedangkan yang palsu tentu kebalikan dari yang asli dari sisi harganya
yang lebih murah, ada yang gratis kenapa harus yang berbayar, itulah opini-opini
yang sering muncul di masyarakat kita, tentunya kita bisa mengetahui bahwa yang
palsu tentu ada unsur penjiplakan dari yang asli atau sering disebut pembajakan.
Faktor yang paling dominan adalah faktor ekonomis, dimana orang akan
cenderung memilih software bajakan yang pasti jauh lebih murah dari software
yang berlisensi. Untuk perbandingan, harga lisensi Windows 98 adalah 200 dolar
AS, sedangkan software bajakan dapat kita beli hanya dengan harga Rp.10.000,00
saja. Andaikata di sebuah kantor mempunyai 20 buah komputer yang
menggunakan windows 98, maka biaya yang harus dikeluarkan sebesar 4000
dolar AS atau senilai hampir 40 juta rupiah. Itu hanya untuk sistem operasinya
saja, belum termasuk program-program aplikasi lainnya.
14
F. Dampak dari Pembajakan Software
1. Dampak Negatif
2. Dampak Positif
15
o Hiburan yang murah. Game-game bajakan sangat memberikan
hiburan yang murah karena selain sangat atraktif, untuk
mendapatkannya kita tidak memerlukan biaya yang mahal.
Menurut hasil penelitian terbaru lembaga riset IDC, pada tahun 2008 lalu
tingkat pembajakan software di Indonesia mencapai 85%, atau merangkak naik
dibandingkan 2007 yang berada di angka 84%. Prestasi minim ini tentu seakan
menjadi tamparan telak bagi pemerintah. Pasalnya, kalau dirunut ke belakang,
sederet program untuk memasyarakatkan penggunaan software legal di Tanah Air
telah digalakkan. Mulai dari sosialisasi hingga rentetan razia oleh pihak
kepolisian. Bahkan, pemerintah membentuk tim khusus untuk menangani
pelanggaran terkait HaKI ini lewat kelompok kerja yang diberi nama Tim
Nasional Penanggulangan Pelanggaran Hak atas Kekayaan Intelektual (Timnas
HaKI). Tim tersebut bisa dikatakan sebagai tim bertabur ‘bintang’, sebab
jajarannya diisi oleh deretan menteri dan pejabat setingkat menteri. Sehingga di
awal kelahirannya, tim yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden no 4 tahun
2006 itu diharapkan dapat menjadi penyelamat muka Indonesia di mata dunia
yang begitu concern terhadap permasalahan HaKI. Namun, setelah sukses
meninggalkan presentase pembajakan 87% menjadi 84% di 2007 — serta vonis
kelam Priority Watch List di 2006 — Indonesia kembali menapak jalan mundur
berdasarkan penelitian terbaru. Kekecewaannya pun berlipat, kembali ke daftar
Priority Watch List USTR dan presentase pembajakan mengalami kenaikan. Yang
diurus Timnas HaKI bukan cuma soal pembajakan software. Tapi jika
dibandingkan dengan industri lain, seperti industri farmasi, musik, dan industri
lain yang terkait HaKI, industri software terlihat lebih gencar melakukan aksi
kampanye dengan menggandeng pemain industri atau asosiasi terkait. Upaya
lainnya yang dilakukan pemerintah yaitu:
16
b) Memersuasi ritel agar menjual perangkat lunak asli
17
disk", metode ini akan membuat frustasi para pembeli yang sah dan seringkali
diatasi oleh pembajakan software besar-besaran. Walaupun Windows XP
belum diliris, tetapi sudah ada program yang dapat didownload yang dapat
melumpuhkan copy protectionnya. Perusahaan-perusahaan software telah
berusaha untuk membujuk China dan negara-negara lain untuk
mempertahankan dan menegakan undang-undang hak cipta intelektual.
Indonesia juga bisa mencontoh negara lain agar angka pembajakan bisa
menurun. Misalnya, China mempunyai ketentuan yang mewajibkan setiap unit
PC yang dijual harus dilengkapi dengan "operating system" (OS) legal. Atau
pada 2008, Pemerintah China mengirim surat kepada “internet service
provider” agar mereka tidak menjual software ilegal. Solusinya akhirnya
adalah kerjasama dari semua pihak. Pemerintah harus menetapkan pajak dan
harga yang masuk akal untuk dibeli oleh konsumen Indonesia.
18
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
19
5. Dengan kode etik dalam penggunaan perangkat software, di harapkan
dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam memanfaatkan serta
menerapkanya, agar tidak ada pihak yang merasa di rugikan.
B. Saran
1. Orang cenderung memilih software bajakan yang pasti jauh lebih murah
dari software yang berlisensi. Dengan harga mahal tersebut, masyarakat
akan berpikir daripada membeli software legal, lebih baik mereka membeli
sandang pangan untuk kebutuhan sehari-hari. Produsen software tentu
perlu memperhatikan hal ini. Mereka boleh saja beralasan bahwa harga
tinggi tersebut terpaksa dilakukan untuk menutupi biaya produksi dan
R&D untuk membuat produk mereka. Tapi, daripada akan banyak
pengguna software yang justru tidak membayar, bukankah lebih baik
mendapat pemasukan meski seadanya daripada tidak dapat apa-apa.
Dengan kata lain, jangan memperlakukan segmen pasar dengan perlakuan
yang sama, karena kemampuan daya beli mereka berbeda.
20
3. Pemerintah harus memberi contoh terlebih dahulu tentang penggunaan
software legal sebelum menuntut masyarakat melakukan hal sama. Hal ini
dapat menjadi dorongan tersendiri buat masyarakat dan meneladani
pemimpinnya karena sudah melakukan hal yang benar.
21
DAFTAR PUSTAKA
Agunkz Screamo. 2012. Apa Perbedaan Antara Software Asli dan Bajakan di
https://agunkzscreamo.blogspot.com/2012/10/apa-perbedaan-antara-software-asli-
dan.html#.YCxkAWgzbIU (diakses tanggal 11 februari 2021)
22