Anda di halaman 1dari 22

PEMBAJAKAN SOFTWARE PERSONAL COMPUTER

Makalah diajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia

Disusun oleh :

Nama : Akhmad Fatkhan Salim

Kelas : XII MIPA 3

No. Presensi : 02

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROVINSI JAWA TENGAH
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 SLAWI
Jalan Prof. Moh Yamin, Kudaile, Slawi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan
kepada kami untuk dapat menyelesaikan tugas makalah mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang berjudul Pembajakan Software Personal Computer. Makalah ini
disusun agar pembaca dan pendengar dapat memahami tentang pembajakan
software dari personal computer. Makalah ini dapat hadir seperti sekarang ini tak
lepas dari bantuan banyak pihak. Banyak rintangan yang kami hadapi dalam
membuat makalah ini.

Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
untuk menyempurnakan makalah ini agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Penyusun,

Akhmad Fatkhan Salim

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................................1


KATA PENGANTAR ........................................................................................................2
DAFTAR ISI ......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan Makalah ...................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
A. Hak Cipta Software...............................................................................................6
B. Definisi Pembajakan Software .............................................................................8
C. Jenis-Jenis Pembajakan Software..........................................................................10
D. Ciri-Ciri Software Bajakan....................................................................................12
E. Sebab Terjadinya Pembajakan Software di Indonesia...........................................13
F. Dampak Dari Pembajakan Software......................................................................15
G. Upaya Pemerintah Untuk Meminimalisir Pembajakan Software di
Indonesia..................................................................................................................16

BAB III PENUTUP


A. Simpulan ...............................................................................................................19
B. Saran .....................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekitar 90 persen perangkat lunak yang beredar di Indonesia merupakan


produk bajakan. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai 10 besar negara pembajak
perangkat lunak di seluruh dunia. ”Software merupakan piranti yang mengandung
semua instruksi-instruksi elektronik yang memberi tahu komputer bagaimana
menjalankan tugas”. Software juga salah satu piranti yang sangat diperlukan
komputer selain . Oleh karena piranti tersebut sangat penting, banyak pihak ingin
mendapatkan keuntungan dari adanya piranti tersebut dan melakukan pembajakan.

Dalam era informasi seperti sekarang ini, masalah terbesar yang dihadapi
oleh industri komputer adalah mengenai pembajakan software, bagaimana
software tersebut dikopi dan didistribusikan merupakan masalah yang harus
diatasi oleh industri komputer.

Di negara berkembang, seperti Indonesia, pengawasan pemerintah


terhadap beredarnya software bajakan seakan dibiarkan saja, tidak ada tindak
tegas terhadap mereka yang melakukan pembajakan atau pihak-pihak yang ikut
menjual produk bajakan. Hal ini tentu berbeda dengan negara tetangga kita,
Singapura. Pengawasan dari pemerintah di sana sangat ketat terhadap beredarnya
software bajakan. Di sini terlihat peran pemerintah sangat besar dalam
meningkatkan perilaku anti pembajakan.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari latar belakang yang telah dipaparkan


sebagai berikut.

1. Apa sebab terjadinya pembajakan software?


2. Apa saja istilah-istilah dalam kasus pembajakan software?
3. Apakah dampak dari pembajakan software bagi Indonesia?

4
4. Bagaimana upaya Pemerintah dalam meminimalisasi pembajakan
software di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan penulisan makalah ini sejalan dengan rumusan masalah sebagai


berikut.

1. Untuk mengetahui sebab terjadinya pembajakan software di Indonesia


2. Untuk mengetahui istilah-istilah pembajakan software.
3. Untuk mengetahui dampak dari pembajakan software bagi Indonesia
4. Untuk mengetahui upaya Pemerintah dalam meminimalisasi
pembajakan software di Indonesia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hak Cipta Software

Hak cipta software adalah kepemilikan atau perlindungan atas suatu


intelektual property (produk yang dihasilkan dari kretivitas seseorang yang
memiliki nilai jual) biasanya perlindungan itu barupa perlindungan hukum.
Mengapa dikatakan demikian? Karena hak cipta tersebut diatur oleh undang-
undang atau peraturan pemerintah.Perlindungan terhadap intelektual property
adalah melindungi hasil kreativitas sesesorang. Contohnya jika kita membeli
novel, sebenarnya kita membeli fisik buku saja tetapi bukan ide ceritanya,
penyajiannya, hasil karyanya. Kita boleh saja menjual buku itu atau memberikan
buku itu kepeda orang lain. Tetapi tidak boleh menggandakan dan menjual.

Hak cipta diberikan pada pemilik dari karya asli yang dilindungi hukum
setelah karya itu diciptakan atau dibuat. Di Indonesia hak cipta dijelaskan sebagai
hak yang diberikan untuk pencipta suatu karya untuk mengontrol atas penggunaan
dari ciptaanya.ciptaan-ciptaan atau karya yang dihasilkan tersebut termasuk buku-
buku, program-program komputer, karya-karya drama, rekaman suara, dan film.
Hak cipta memberi hak bagi pemiliknya untuk:

1. Membuat copy dari hasil ciptaanya.

2. Menyebarluaskan hasil ciptaanya.

3. Mempertunjukan hasil ciptaanya didepan umum.

4. 4. Menjual hasil ciptaannya agar dapat di konsumsi oleh orang lain.

Undang-undang pengaturan atas hak cipta terdapat dalam UU nomor 19


tahun 2002 tentang hak cipta. Karya yang bias mendapatkan hak cipta menurut
undang-undangpun baaneka macamnya dan bentuknya. Program komputer,
ceramah, pampfhlet, tarian, lagu, terjamahan dan peta. Adalah beberapa contoh
saja dari jenis hasil ciptaan seseorang yang dilindungi. Semua ciptaan yang sudah

6
berhak cipta tersebut tidak boleh diperbanyak atau digandakan tanpa seijin dari
pemiliknya yang mempunyai wewenang hak cipta dari karyanya tersebut.

Masalah-masalah yang timbul sehubungan dengan adanya copyright ini


sangat marak belakangan ini. Hal itu dikarenakan makin banyaknya jaringan
internet, jaringan computer. Kemampuan computer dalam menggandakan dan
mencetak ditambah dengan kemampuan internet dalam memberikan informasi
menjadikan proses penggandaan menjadi lebih mudah.

Faktor-faktor yang menyebabkan maraknya penggandaan adalah

 Format seperti MP3 dapat diperbanyak dan disimpan dengan


ukuran yang kecil

 Pengubahan bentuk format dari yang tidak digital menjadi digital


sangat mudah, dengan adanya scanner.

 Harga alat-alat penyimpanan informasi dalam bentuk digital


harganya relatif murah

 Adanya kemudahan dalam pengambilan materi dari internet.

Karena banyaknya pelanggaran yang terjadi, maka upaya perlindungan


hak cipta selain perlindungan hukum dilakukan oleh produsen karya. Contohnya
dalam industri software dan dilakukan cara seperti barikut:

1. Pembeli software harus memasang suatu pada computer, untuk


menjalankan software tersebut dan memastikan bahwa software
yang dibeli hanya dijalankan pada 1 mesin saja.

2. Memasang copy protection pada disket, sehingga software tidak


dapat dicopy.

3. Watermarking menyisipkan watermark pada intelektual property


multimedia.

Pembajakan software secara illegal banyak dilakukan di Indonesia baik


dalam perusahaan kecil atau besar. Dalam UU hak cipta yang baru, pelaku
pembajakan software bisa dikenai sanksi paling berat 5 tahun penjara atau denda

7
Rp. 500 juta. Untuk menghindari adanya kejahatan pembajakan ini maka
diperlukan kesadaran masyarakat akan hukum hak cipta.

B. Definisi Pembajakan Software

Menurut BSA (Business Software Alliance): Pembajakan piranti lunak


adalah penyalinan atau penyebaran secara tidak sah atas piranti lunak yang
dilindungi undang-undang. Hal ini dapat dilakukan dengan penyalinan,
pengunduhan, sharing, penjualan, atau penginstallan beberapa salinan ke
komputer personal atau kerja.

Secara sederhana, membuat atau mendownload salinan tidak resmi dari


piranti lunak adalah tindakan melanggar hukum, tidak peduli berapa banyak
salinan atau berapa orang yang terlibat.

Membuat beberapa salinan untuk teman, menyewakan disk,


mendistribusikan atau mendownload piranti lunak bajakan dari internet, maupun
membeli satu program piranti lunak dan kemudian menginstallnya pada beberapa
komputer, ini termasuk pembajakan.

Sebagai bangsa Indonesia merasa malu dengan predikat yang disandang


oleh bangsa ini, dimana Negara kita ini termasuk sebagai salah satu Negara yang
memiliki predikat buruk berkaitan pembajakan software. Sampai-sampai
terkadang software baru yang belum resmi diluncurkan di negara asalnya, tetapi di
negara kita versi bajakannya (full verision) sudah beredar dan dapat dibeli dengan
harga yang relatif murah, yaitu antara Rp. 20.000 s/d Rp. 25.000,-per CD.

Dari 108 negara yang disurvei International Data Corp (IDC), tercatat ada
67 negara yang tingkat pembajakannya turun dengan kisaran 1-7 persen.
Penurunan paling tajam diraih Rusia, sementara 11 negara lainnya tingkat
pembajakannya naik. Sisanya tercatat tidak mengalami perubahan (prosentasenya
tetap). Rata-rata tingkat pembajakan secara global meningkat menjadi 38% pada
2007, sementara pada 2006 hanya 35%. Demikian halnya dengan nilai kerugian
yang secara global meningkat dari US$ 40 miliar pada 2006 menjadi US$ 48

8
miliar pada 2007. Armenia didaulat sebagai negara dengan tingkat pembajakan
terbesar dengan prosentase 93%, menyusul Armenia, Bangladesh dan Azerbaijan
dengan prosentase 92%. Di lain sisi, negara adidaya Amerika Serikat (AS) tercatat
sebagai negara yang tingkat pembajakannya paling rendah dengan presentase
20%.

Berikut daftar lengkap 5 negara pembajak terbesar pada tahun 2014:

1. Georgia (95%)

2. Zimbabwe (92%)

3. Bangladesh (91%)

4. Moldova (91%)

5. Armenia (90%)

Daftar lengkap 5 negara pembajak terendah:

1. Amerika Serikat (20%)

2. Luxemburg (21%)

3. New Zeland (22%)

4. Jepang (23%)

5. Austria (25%)

Indonesia menduduki peringkat ke 12 dari 108 negara dalam hasil studi


internasional data perusahaan tentang pembajakan software atau piranti lunak di
dunia. “Posisi 12 ini menunjukan bahwa pembajakan software di Indonesia telah
mengalami penurunan sebanyak satu persen,” kata Donni A.Sheyoputra
perwakilan bussiness software alliance di Indonesia saat konferensi pers seusai
pembukaan seminar tentang pembajakan software di kantor U.S Foreign
Commercial Service di Gedung Metropolitan II Jakarta.

Sebelumnya Indonesia menduduki posisi delapan, yang artinya Indonesia


adalah 10 besar negara pembajak software di dunia. Turunnya tingkat pembajakan
software di Indonesia pada tahun 2007 lalu paling tidak telah meningkatkan

9
kepercayaan investor asing untuk kembali menanamkan modalnya di
Indonesia.“Sebelumnya jumlah kerugian akibat pembajakan di Indonesia
mencapai US$ 411 juta. Sebab pada tahun 2007 84 persen software di Indonesia
bajakan,” kata Donni.Sementara itu wakil Duta Besar Amerika John A. Heffrern
dalam pidatonya menyatakan di tingkat global kerugian akibat pembajakan
mencapai US$ 500 miliar. “Dalam bidang software, kerugian akibat pembajakan
mencapai ratusan juta dollar,” kata John.

Dia juga menegaskan pembajakan hak kekayaan interlektual dalam bidang


apapun membawa dampak serius bagi iklim investasi, perekonomian dan industri.

C. Jenis-jenis Pembajakan Software

Jenis-jenis pembajakan software yang sering dilakukan diantaranya


sebagai berikut:

1. Hardisk Loading

Jenis pembajakan software yang tergolong pada Hardisk Loading adalah


pembajakan software yang biasanya dilakukan oleh para penjual komputer yang
tidak memiliki lisensi untuk komputer yang dijualnya, tetapi software-software
tersebut dipasang (install) padakomputer yang dibeli oleh pelangganya sebagai
“bonus”. Hal ini banyak terjadi pada perangkat komputer yang dijual secara
terpisah dengan software (terutama untuk system operasinya). Pada umumnya ini
dilakukan oleh para penjual komputer rakitan atau komputer “jangkrik” (Clone
Computer).

2. Under Licensing

Jenis pembajakan software yang tergolong pada Under Licensing adalah


pembajakan software yang biasanya dilakukan oleh perusahaan yang
mendaftarkan lisensi untuk sejumlah tertentu, tetapi pada kenyataanya software
tersebut dipasang (install) untuk jumlah yang berbeda dengan lisensi yang
dimilikinya (bisanya dipasang lebih banyak dari jumlah lisensi yang dimiliki
perusahaan tersebut. Misalnya, suatu perusahaan perminyakan dengan nama “PT.
Perusahaan Perminyakan” membeli lisensi produk AutoCAD dari perusahaan

10
Autodesk. Perusahan tersebut membeli lisensi produk AutoCAD untuk 25 unit
komputer diperusahaannya yang mempergunakan software AutoCAD sebagai
aplikasi yang digunakan untuk menangani kebutuhanpekerjaan pada bidang
perminyakan. Pada kenyataanya, “PT. Perusahaan Perminyakan” tersebut
memiliki lebih dari 25 unit komputer yang menggunakan software AutoCAD,
misalnya ada 40 unit komputer. “PT. Perusahaan Perminyakan” tersebut telah
melakukan pelanggaran Hak Cipta (Pembajakan software) dengan kategori Under
Licensing untuk 15 unit computer yang dugunakan, yaitu dengan menggunakan
software AutoCAD tanpa lisensi yang asli dari AutoDesk.

3. Conterfeiting

Jenis pembajakan software yang tergolong pada Conterfeiting adalah


pembajakan software yang biasanya dilakukan oleh perusahaan pembuat
software-software bajakan dengan cara memalsukan kemasan produk (Packaging)
yang dibuat sedemikian rupa mirip sekali dengan produk aslinya. Seperti CD
Installer, Manual Book, Dus (Packaging), dll.

4. Mischanneling

Jenis pembajakan software yang tergolong pada Mischanneling adalah


pembajakan software yang biasanya dilakukan oleh suatu institusi yan menjualnya
produknya ke institusi lain dengan harga yang relatif lebih murah, dengan harapan
institusi tersebut mendapatkan keuntungan lebih (revenue) dari hasil penjualan
software tersebut.

5. End User Copying

Yaitu dimana sebuah lisensi penggunakan sebuah software dipakai


melebihi kapasitas penggunaannya. Misalnya membeli satu software secara resmi
tapi kemudian meng-install-nya di sejumlah komputer melebihi jumlah lisensi
untuk meng-install yang diberikan.

6. Pemalsuan

Yaitu memproduksi serta menjual software-software bajakan biasanya


dalam bentuk CD ROM, yang banyak dijumpai di toko buku atau pusat-pusat

11
perbelanjaan, Penyewaan software, Ilegal downloading, yakni dengan men-
download software dari internet secara illegal.

7. Penyewaan Piranti Lunak

Dikenal tiga bentuk pembajakan melalui penyewaan piranti lunak:

a. Produk yang disewa untuk digunakan pada komputer di rumah atau di


kantor penyewa;

b. Produk yang disewakan melalui mail order;

c. Produk yang dimuat dalam komputer yang disewa untuk waktu


terbatas.

8. Downloading illegal melalui BBS atau Internet

Terjadi melalui downloading piranti lunak sah melalui hubungan modem


ke buletin elektronik adalah bentuk lain pembajakan. Pembajakan ini tidak sama
dan jangan disalah artikan dengan penggunaan piranti lunak yang diberikan di
public domain, ataupun fasilitas shareware yang digunakan bersama.

D. Ciri-ciri Software bajakan

Menggunakan software ilegal atau bajakan adalah perbuatan melanggar


hukum dan merupakan perbuatan dosa. Dengan memakai produk piranti lunak
bajakan si pengembang software tidak mendapatkan keuntungan dari jerih payah
pembuatan software sehingga mereka merugi dan bisa hilang keinginan untuk
mengembangkan software lain atau lanjutannya.

Dengan memakai produk software bajakan, orang jadi ketagihan dan


terbiasa dengan software yang bagus dengan harga yang mahal, namun orang
tidak mau membayar sepeser pun untuk menggunakannya. Sebelum menginstall
program, selidikilah terlebih dahulu apakah software itu legal atau ilegal.

Berikut ini ciri-ciri software bajakan:

a. Dijual dalam bentuk vcd atau dvd dengan harga yang murah.

b. Bentuk dan kemasan cd atau dvd serupa dengan cd atau dvd lainnya

12
c. Dibundel dalam kumpulan software yang nama pengembang tidak
sama

d. Ada serial number (s/n) atau program crack untuk membuka proteksi
software

e. Tidak disertai dongle

f. Tidak bisa diupdate

g. Mengalami error atau hang pada jumlah transaksi tertentu

h. Kadang mengandung virus atau trojan yang berbahaya

i. Diunduh atau didownload gratis dari situs tidak resmi, dimana situs
resmi mematok harga tertentu.

E. Sebab Terjadinya Pembajakan Software di Indonesia

Tidak bisa kita pungkiri, hidup di era globalisasi dengan kehidupan yang
serba modern serba digital kita tidak bisa lepas dari alat-alat teknologi yang serba
modern, sebut saja komputer. Komputer di era yang serba modern ini memiliki
peranan-peranan yang penting untuk membantu kegiatan kita sehari-hari dalam
menyelasaikan tugas-tugas yang dibuat dengan menggunakan teknologi digital.Di
negara kita Indonesia, banyak sekali pengguna komputer, seperti pelajar, pekerja
kantoran, bahkan ibu-ibu rumah tangga pun tidak lepas dari komputer.

Komputer dalam menjalankan perananya, membutuhkan perangkat


software (perangkat lunak) agar dapat dijalankan oleh penggunanya, apa itu
software? Pengertian Software komputer adalah sekumpulan data elektronik yang
disimpan dan diatur oleh komputer, data elektronik yang disimpan oleh komputer
itu dapat berupa program atau instruksi yang akan menjalankan suatu perintah.
Melalui sofware atau perangkat lunak inilah suatu komputer dapat menjalankan
suatu perintah.

Peranan software sangatlah penting bagi para pengguna komputer,


software di negara kita bervariasi, dari yang asli sampai yang palsu, dari yang
bayar sampai yang gratis, beraneka macam pilihan diberikan kepada pengguna

13
komputer untuk bebas memilih mana yang ingin mereka butuhkan, tetapi tidak
bisa kita pungkiri pula bahwa apa yang asli itu biasanya identik dengan harga
yang mahal,sedangkan yang palsu tentu kebalikan dari yang asli dari sisi harganya
yang lebih murah, ada yang gratis kenapa harus yang berbayar, itulah opini-opini
yang sering muncul di masyarakat kita, tentunya kita bisa mengetahui bahwa yang
palsu tentu ada unsur penjiplakan dari yang asli atau sering disebut pembajakan.

Makin berkembangnya kemajuan tekhnologi sekarang ini, justru semakin


mendukung aktifitas pembajakan itu sendiri. Selama ini, pembajakan merupakan
tindakan pelanggaran hukum yang justru paling kita anggap lumrah. Tiada barang
tanpa bajakannya. Tiada barang yang kita pakai yang bukan dibeli dari bajakan,
atau kita bajak sendiri. Dengan mengkopi CD milik teman, baik, software game,
atau musik, itu pun sudah termasuk membajak. Dan ini sudah menjadi hal yang
sangat biasa kita lakukan dengan tanpa kita sadari bahwa kalau di negeri yang
sadar hukum, sudah dari dulu kita akan dituntut.

Faktor yang paling dominan adalah faktor ekonomis, dimana orang akan
cenderung memilih software bajakan yang pasti jauh lebih murah dari software
yang berlisensi. Untuk perbandingan, harga lisensi Windows 98 adalah 200 dolar
AS, sedangkan software bajakan dapat kita beli hanya dengan harga Rp.10.000,00
saja. Andaikata di sebuah kantor mempunyai 20 buah komputer yang
menggunakan windows 98, maka biaya yang harus dikeluarkan sebesar 4000
dolar AS atau senilai hampir 40 juta rupiah. Itu hanya untuk sistem operasinya
saja, belum termasuk program-program aplikasi lainnya.

Itulah penyebab mengapa banyak masyarakat kita menggunakan software


bajakan, disamping harganya yang jauh relatif murah, hasil dari produk bajakan
pun akan berfungsi sebagaimana mestinya yang asli.Untuk memenuhi kebutuhan
hidup saja susah, jika diharuskan membeli software yang sebegitu mahalnya,
mungkin masyarakat di negara kita ini tidak akan maju dalam bidang teknologi
khususnya komputer, yang memerlukan biaya yang sangat mahal untuk dapat
membelinya.

14
F. Dampak dari Pembajakan Software

1. Dampak Negatif

o Merugikan Produsen Software ini jelas merupakan sisi negatif utama


dari tindakan pembajakan software. Ketika consumer membeli
bajakan, produsen akan rugi karena produk mereka terjual namun
mereka tidak mendapat uangnya.

o Merugikan Negara Predikat Indonesia sebagai salah satu Negara


pembajak terbesar mebuat banyak investor luar negeri enggan
berinvestasi. Dampaknya, pertumbuhan perekonomian Indonesia
menjadi lambat.

o Pengguna Software Bajakan tidak Mendapat dukungan Teknis dari


Produsen Software

o Produsen tidak akan memberikan dukungan teknis bagi pengguna


software bajakan. Ini karena produsen tidak mendapat keuntungan,
sehingga tidak mau memberikan dukungan kepada pengguna untuk
software mereka.

2. Dampak Positif

o Membantu pekerjaan. Misalnya tugas sekolah, tugas kantor, buku


acara yang memerlukan lisensi software pengolah kata. Software
bajakan cukup membantu karena lisensi dari software-software ini
sangatlah mahal bagi sebagian besar pengguna.

o Membantu dunia pendidikan. Dalam proses pendidikan, terdapat


berbagai macam file di internet yang dapat diunduh secara Cuma-
Cuma yang berkaitan dengan pengetahuan. Software bajakan
membantu karena untuk mendapatkan reader dari software-software
tersebut, tidak memerlukan biaya yang mahal sehingga seorang
pelajar dapat mempelajari artikel-artikel tersebut dengan mudah.

15
o Hiburan yang murah. Game-game bajakan sangat memberikan
hiburan yang murah karena selain sangat atraktif, untuk
mendapatkannya kita tidak memerlukan biaya yang mahal.

G. Upaya Pemerintah Untuk Meminimalisir Pembajakan Software di


indonesia

Menurut hasil penelitian terbaru lembaga riset IDC, pada tahun 2008 lalu
tingkat pembajakan software di Indonesia mencapai 85%, atau merangkak naik
dibandingkan 2007 yang berada di angka 84%. Prestasi minim ini tentu seakan
menjadi tamparan telak bagi pemerintah. Pasalnya, kalau dirunut ke belakang,
sederet program untuk memasyarakatkan penggunaan software legal di Tanah Air
telah digalakkan. Mulai dari sosialisasi hingga rentetan razia oleh pihak
kepolisian. Bahkan, pemerintah membentuk tim khusus untuk menangani
pelanggaran terkait HaKI ini lewat kelompok kerja yang diberi nama Tim
Nasional Penanggulangan Pelanggaran Hak atas Kekayaan Intelektual (Timnas
HaKI). Tim tersebut bisa dikatakan sebagai tim bertabur ‘bintang’, sebab
jajarannya diisi oleh deretan menteri dan pejabat setingkat menteri. Sehingga di
awal kelahirannya, tim yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden no 4 tahun
2006 itu diharapkan dapat menjadi penyelamat muka Indonesia di mata dunia
yang begitu concern terhadap permasalahan HaKI. Namun, setelah sukses
meninggalkan presentase pembajakan 87% menjadi 84% di 2007 — serta vonis
kelam Priority Watch List di 2006 — Indonesia kembali menapak jalan mundur
berdasarkan penelitian terbaru. Kekecewaannya pun berlipat, kembali ke daftar
Priority Watch List USTR dan presentase pembajakan mengalami kenaikan. Yang
diurus Timnas HaKI bukan cuma soal pembajakan software. Tapi jika
dibandingkan dengan industri lain, seperti industri farmasi, musik, dan industri
lain yang terkait HaKI, industri software terlihat lebih gencar melakukan aksi
kampanye dengan menggandeng pemain industri atau asosiasi terkait. Upaya
lainnya yang dilakukan pemerintah yaitu:

a) Mengedukasi pengguna perangkat lunak atas keuntungan yang dapat diraih


dengan menggunakan perangkat lunak asli

16
b) Memersuasi ritel agar menjual perangkat lunak asli

c) Mengadakan sosialisasi pentingnya penggunaan software asli, BSA dan


AutoDesk, mengadakan seminar ke sekolah dan kampus mengenai
software-software yang ada. juga memaparkan kerugian jika menggunakan
sotware palsu

d) Melalui edukasi kepada konsumen maupun penjual software seperti


dengan menggelar kampanye Global Fair Play yang serentak digelar di 46
negara termasuk Indonesia. Konsumen perlu mendapat pemahaman yang
cukup untuk mengetahui ciri-ciri software asli dan hanya membelinya dari
reseller resmi. Sementara perlu kesadaran para penjual software untuk
melindungi hak konsumen dengan hanya menjual software legal

e) Pemerintah perlu bekerja lebih keras untuk menyadarkan masyarakat dan


dunia usaha agar menghargai hak cipta atau hak atas kekayaan intelektual
(HaKI).

Sementara itu, Chief Operating Officer Microsoft Indonesia Faycal


Bouchlaghem mengantisipasi pembajakan dengan menawarkan Windows7
untuk berbagai segmen, seperti untuk sekolah (Windows School), usaha kecil
menengah, dan profesional. Tujuannya, agar konsumen dapat membeli versi
Windows7 yang lebih murah sesuai kebutuhan. Pemerintah optimis, penjualan
Windows7 akan baik sebab pertumbuhan penjualan komputer di Indonesia
sekitar 20 persen per tahun, lebih tinggi dari pertumbuhan Asia. Setahun, 2
juta-2,5 juta unit komputer dijual. Presiden Direktur Acer Indonesia Jason Lim
juga mengakui, pertumbuhan komputer di Indonesia adalah tercepat di Asia.
Dia akan menyerbu pasar di Indonesia dengan produk Acer yang dikemas
dengan perangkat lunak Windows7. Selain itu, Microsoft juga akan
mengeluarkan produk Office XP dan Windows XP yang memerlukan rangkian
"product activation" online dengan memakai suatu kombinasi kode seri
software dan suatu angka yang dibuat dengan skaning dari komputer
seseorang. Jika seorang pelanggan tidak menghidupkan program, program
akan berhenti dalam beberapa hari. Tetapi, seperti bukti penggandaan "key

17
disk", metode ini akan membuat frustasi para pembeli yang sah dan seringkali
diatasi oleh pembajakan software besar-besaran. Walaupun Windows XP
belum diliris, tetapi sudah ada program yang dapat didownload yang dapat
melumpuhkan copy protectionnya. Perusahaan-perusahaan software telah
berusaha untuk membujuk China dan negara-negara lain untuk
mempertahankan dan menegakan undang-undang hak cipta intelektual.
Indonesia juga bisa mencontoh negara lain agar angka pembajakan bisa
menurun. Misalnya, China mempunyai ketentuan yang mewajibkan setiap unit
PC yang dijual harus dilengkapi dengan "operating system" (OS) legal. Atau
pada 2008, Pemerintah China mengirim surat kepada “internet service
provider” agar mereka tidak menjual software ilegal. Solusinya akhirnya
adalah kerjasama dari semua pihak. Pemerintah harus menetapkan pajak dan
harga yang masuk akal untuk dibeli oleh konsumen Indonesia.

18
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan paparan pada penjelasan, dapat disimpulkan beberapa hal


sebagai berikut.

1. Pembajakan software (software piracy) merupakan tindakan yang


melanggar hukum terutama UU terkait IT dan tidak etis dilakukan karena
mengakibatkan kerugian yang besar bagi pengusaha software dan
bertindak untuk kepentingan pribadi.

2. Beberapa penyebab terjadinya pembajakan software di Indonesia yaitu


mahalnya software legal, kurangnya kesadaran masyarakat sebagai
pengguna software, dan kurangnya sikap teladan dari pemerintah dan
aparat hukum untuk menggunakan software yang legal pula.

3. Dampak dari pembajakan software bagi Indonesia yaitu tidak hanya


merugikan perusahaan software lokal, tapi juga merugikan Negara.
Perusahaan software rugi karena produk orisinilnya yang harganya jutaan
rupiah harus bersaing dengan produk bajakan yang harganya hanya
puluhan ribu rupiah. Negara juga dirugikan, karena software bajakan itu
sudah pasti tidak bayar pajak.

4. Upaya Pemerintah dalam meminimalisasi pembajakan software di


Indonesia yaitu pemerintah membentuk tim khusus untuk menangani
pelanggaran terkait HaKI ini lewat kelompok kerja yang diberi nama Tim
Nasional Penanggulangan Pelanggaran Hak atas Kekayaan Intelektual
(Timnas HaKI). Pemerintah juga mengedukasi pengguna perangkat lunak
atas keuntungan yang dapat diraih dengan menggunakan perangkat lunak
asli dengan mengadakan sosialisasi pentingnya penggunaan software asli
dan memaparkan kerugian jika menggunakan sotware palsu.

19
5. Dengan kode etik dalam penggunaan perangkat software, di harapkan
dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam memanfaatkan serta
menerapkanya, agar tidak ada pihak yang merasa di rugikan.

B. Saran

1. Orang cenderung memilih software bajakan yang pasti jauh lebih murah
dari software yang berlisensi. Dengan harga mahal tersebut, masyarakat
akan berpikir daripada membeli software legal, lebih baik mereka membeli
sandang pangan untuk kebutuhan sehari-hari. Produsen software tentu
perlu memperhatikan hal ini. Mereka boleh saja beralasan bahwa harga
tinggi tersebut terpaksa dilakukan untuk menutupi biaya produksi dan
R&D untuk membuat produk mereka. Tapi, daripada akan banyak
pengguna software yang justru tidak membayar, bukankah lebih baik
mendapat pemasukan meski seadanya daripada tidak dapat apa-apa.
Dengan kata lain, jangan memperlakukan segmen pasar dengan perlakuan
yang sama, karena kemampuan daya beli mereka berbeda.

2. Kurangnya kesadaran masyarakat dan dunia usaha untuk menghargai hak


cipta atau hak atas kekayaan intelektual (HaKI). Diperlukan upaya semua
pihak untuk menangani masalah tersebut. Pemerintah perlu mengedukasi
masyarakat atas keuntungan yang dapat diraih dengan menggunakan
perangkat lunak asli, Pemerintah juga harus mengadakan sosialisasi,
seminar ke sekolah dan kampus untuk menjelaskan pentingnya
penggunaan software asli dan memaparkan kerugian jika menggunakan
sotware palsu. Pemerintah juga perlu memberikan edukasi kepada
konsumen maupun penjual software berupa pemahaman yang cukup untuk
mengetahui ciri-ciri software asli dan hanya membelinya dari reseller
resmi. Sementara perlu kesadaran para penjual software untuk melindungi
hak konsumen dengan hanya menjual software legal.

20
3. Pemerintah harus memberi contoh terlebih dahulu tentang penggunaan
software legal sebelum menuntut masyarakat melakukan hal sama. Hal ini
dapat menjadi dorongan tersendiri buat masyarakat dan meneladani
pemimpinnya karena sudah melakukan hal yang benar.

21
DAFTAR PUSTAKA

Rizki Solehudin. 2011. Pelanggaran Piracy di


https://pelanggaranpiracy.wordpress.com/pelanggaran-piracy/ (diakses 11 februari
2021)

Reza Wahyudi. 2012. 5 Modus Operandi Pembajakan Software, Beserta


Hukumannya di https://tekno.kompas.com/read/2012/02/17/09510410/5 (diakses
11 februari 2021)

Agunkz Screamo. 2012. Apa Perbedaan Antara Software Asli dan Bajakan di
https://agunkzscreamo.blogspot.com/2012/10/apa-perbedaan-antara-software-asli-
dan.html#.YCxkAWgzbIU (diakses tanggal 11 februari 2021)

Andreas Novier. 2009. Dampak Pembajakan Software di


https://monokotil.wordpress.com/2009/11/17/dampak-pembajakan-software/
(diakses tanggal 11 februri 2021)

22

Anda mungkin juga menyukai