Anda di halaman 1dari 13

PELANGGARAN HAK CIPTA

PROGRAM KOMPUTER
Makalah Etika Bisnis Dan Profesi

Disusun Oleh
Nama : Anisa Nur Aini

NIM : 21021474
Progdi : Komputer Akuntansi

AMIK JTC SEMARANG


2023
Kata Pengantar

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah Etika Bisnis dan Profesi yang berjudul “Pelanggaran Hak Cipta
Program Komputer”.

Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat banyak


kekurangan baik dalam penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam
makalah ini. Oleh karena itu, saya dengan rendah hati menerima kritik daan
saran dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Saya berharap semoga makalah yang saya susun ini dapat


memberikan manfaat dan juga inspirasi bagi pembaca.

Semarang, 22 Juni 2023

Penyusun

ii
Daftar Isi
Kata Pengantar ..........................................................................................ii

Daftar Isi .....................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan ...................................................................................1

A. Latar Belakang ......................................................................................1

B. Rumusan Masalah .................................................................................2

C. Tujuan ...................................................................................................2

BAB II Pembahasan...................................................................................3

A. Bentuk Pelanggaran Hak Cipta Terhadap Program Komputer .... 3

B. Dampak Penggunaan Software Ilegal .......................................... 5

C. Perlindungan Program Komputer Menurut UU Hak Cipta No 19


Tahun 2002 ................................................................................... 6

BAB III Penutup ........................................................................................9

A. Kesimpulan ...........................................................................................9

B. Saran .....................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................10

iii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi informasi dan transportasi yang sangat pesat
mempengaruhi Perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang pesat di
Indonesia berhubungan erat dengan perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software). Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 9 UU Hak
Cipta, program komputer adalah seperangkat instruksi yang diekspresikan
dalam bentuk bahasa, kode, skema, atau dalam bentuk apapun yang ditujukan
agar komputer bekerja melakukan fungsi tertentu atau untuk mencapai hasil
tertentu.

Perkembangan perangkat lunak yang berkaitan dengan cipta karya


seseorang/kelompok menimbulkan masalah yang sejak dulu di Indonesia
menjadi hal biasa, yaitu penggandaan dan pemakaian tanpa seizin pembuat..
Hal tersebut telah mendorong globalisasi Hak atas Kekayaan Intelektual
selanjutnya disebut HaKI. Kebutuhan untuk melindungi barang atau jasa dari
kemungkinan pemalsuan atau persaingan yang tidak wajar (curang) juga
berarti kebutuhan untuk melindungi HaKI yang digunakan untuk membuat
produk yang bersangkutan.

Menurut Pasal 3 Undang-undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 ayat


(2) menyebutkan si pencipta atau si pemegang Hak dapat mengalihkan untuk
seluruhnya atau sebagian haknya tersebut kepada orang lain dengan jalan
pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis serta sebab-sebab lain yang
dibenarkan oleh undang-undang.

Perlindungan Hak Cipta menganut prinsip first to use atau sistem


deklaratif, di mana pihak yang pertama kali menggunakan atau
mengumumkan/mendeklarasikan Ciptaan tersebut adalah yang berhak atas
Ciptaan tersebut dan dilindungi secara otomatis (prinsip automatic
protection). Dengan demikian, perlindungan program komputer sudah
otomatis berlaku ketika aplikasi tersebut digunakan dan
diumumkan/dideklarasikan.

Setelah diumumkan, pemilik berhak atas perlindungan hak cipta


program komputer tersebut selama 50 tahun (Pasal 59 UUHC) Untuk
memperkuat pembuktian atas penciptaan program komputer tersebut, dapat
melakukan pencatatan ciptaan di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual
Republik Indonesia. Namun hal ini bukan menjadi syarat diperolehnya
perlindungan Hak Cipta di mana sertifikatnya adalah bukti pencatatan untuk
keperluan pembuktian dan administratif.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka terdapat


beberapa rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini, yaitu :

1. Apa saja bentuk pelanggaran program komputer?

2. Apakah dampak penggunaan software ilegal?

3. Bagaimanakah upaya perlindungan terhadap pelanggaran program


komputer menurut UU Hak CIpta No 19 Tahun 2002?

D. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pelanggaran komputer.

2. Untuk mengetahui dampak dari penggunaan software secara ilegal.

3. Untuk mengetahui upaya perlindungan hukum terhadap hak cipta


program komputer menurut UU Hak Cipta No 19 Tahun 2002.

2
BAB II
pembahasan

A. Bentuk Pelanggaran Hak Cipta Terhadap Program


Komputer

Perkembangan dan kemajuan teknologi memberi dampak yang sangat


besar dalam kehidupan masyarakat. Adanya pengaruh dari perkembangan
dan kemajuan teknologi ini pada akhirnya akan membawa pergeseran dalam
tata nilai yang terjadi dalam pergaulan hidup masyarakat, khususnya
teknologi dibidang komputer. Pada umumnya para pengembang program
komputer menggunakan hak cipta untuk membatasi kebebasan pengguna
program, tetapi copyleft menggunakan hak cipta untuk menjamin kebebasan
para penggunanya, itulah sebabnya mengapa istilah copyright diplesetkan
menjadi copyleft. Penggunaan free software dalam copyleft dapat digandakan
tanpa perlu izin khusus dari penciptanya atau pemegang hak cipta dan itu
bukanlah pelanggaran hak cipta.

Hak cipta berfungsi untuk menghargai suatu karya atau ciptaan dan
mendorong pencipta karya tersebut untuk menghasilkan karya baru. Adapun
fungsi dari pelaksanaan hukum hak cipta adalah melindungi hak eksklusif,
hak moral, dan ekonomi bagi pencipta karya.

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 9 UU Hak Cipta, program


komputer adalah seperangkat instruksi yang diekspresikan dalam bentuk
bahasa, kode, skema, atau dalam bentuk apapun yang ditujukan agar
komputer bekerja melakukan fungsi tertentu atau untuk mencapai hasil
tertentu. Menurut jenisnya program komputer dikolompokkan menjadi dua
bagian, yaitu:

a. Application Software, sekumpulan program yang dibuat programmer


atau orang yang disebut sebagai user;
b. System Software, yaitu satu set program yang disiapkan oleh pabrikan
komputer untuk memberikan kemudahan operasi komputer pada para
pemakai (user) . Software inilah yang merupakan pangkal persolan
hukum, karena kebanyakan pembajakan komputer dilakukan pada
bagian ini.
Umumnya bentuk-bentuk pembajakan perangkat lunak dapat
dikelompokan dalam lima kategori, yaitu :

1. Pemuatan hard disk (Hard Disk Loading)


Tindakan dalam kategori ini terjadi pada saat penjual komputer
memuat salinan program perangkat lunak yang tidak sah ke hard disk
komputer yang akan dibeli oleh komsumen.

3
Penjual dalam situasi ini tidak menyertakan disket/CD program yang
asli, dokumentasi atau persetujuan lisensi , yang seharusnya diberikan
bersama-sama dengan copy program yang legal. Konsumen tanpa disadari
menerima perangkat lunak illegal yang di install ke dalam hard disk.

2. Softlifting.
Bentuk kejahatan pembajakan ini terjadi jika copy ekstra perangkat
lunak dalam satu lembaga yang digunakan oleh karyawannya kemudian
dibocorkan ke luar lembaganya/perusahaannya. Tindakan ini dapat
dikategorikan telah melakukan kejahatan pembajakan program komputer.

3. Pemalsuan perangkat lunak


Dalam hal ini dilakukan tindakan penggandaan secara illegal seluruh
paket perangkat lunak dan dijual dalam kemasan yang sedemikiajn rupa
sehingga tampak seperti aslinya.Bentuk lainnya adalah kompilasi berbagai
judul perangkat lunak tiruan yang dikemas dalam satu CD secara illegal dan
dipasarkan dengan nama yang berbeda.

4. Penyewaan perangkat lunak


Dalam kategori ini dikenal tiga bentuk pembajakan ,yaitu produk yang
disewa untuk digunakan pada komputer di rumah atau di kantor penyewa,
produk yang disewakan melalui mail order dan produk yang dimuat dalam
komputer yang disewa untuk waktu terbatas.

5. Downloading Ilegal melalui Internet


Hal di atas terjadi melalui downloading perangkat lunak sah melalui
hubungan modem ke buletin elektronik adalah bentuk lain dari pembajakan.
Bentuk lain pembajakan program komputer yaitu pemalsuan CD. Tidak
jarang software tersebut mengandung virus bermasalah. End -User Copying,
yaitu pemasangan satu CD original ke dalam lebih dari satu PC.Hal ini
melanggar prinsip lisensing.Hard Disk Loading, atau sering dikenal dengan
membeli PC yang berisi software yang tidak berlisensi.

4
B. Dampak Penggunaan Software Ilegal

Kemampuan inovasi pembajak juga semakin kreatif dengan dibantu


kemampuan teknologi. Dalam terminology internasioal, istilah pembajakan
produk bermacam-macam. Misalnya: counterfeiting,piracy, imitation, grey
product dan softlifting. Secara umum, pembajakan produk didefinisikan
sebagai upaya mengkopi/memalsu produk, bungkus dan konfigurasi yang
berkaitan dengan produk tersebut, sehingga seperti produk aslinya, serta
memasarkannya untuk keuntungan sendiri (Lynch, 2002).

Dengan berkembangnya teknologi, khususnya software membuat


manusia semakin mudah, cepat dan teliti dalam melakukan suatu perkerjaan.
Banyaknya pengguna komputer di dunia membuat perusahaan-perusahaan
penyedia software komputer seperti microsoft berlomba-lomba dalam
membuat aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan manusia yaitu microsoft
office, sehingga persaingan dalam dunia teknologi ini menjadi sangat ketat.
Berkembangnya teknologi komputer memiliki dampak yang positif maupun
negatif.

Dampak positif yang timbul dari perkembangan teknologi antara lain


yaitu dapat menghemat biaya, sehingga para pengguna teknologi ini semakin
banyak dan akan terus bertambah. Meningkatnya penggunaan perangkat
komputer yang dapat memenuhi kebutuhan manusia, tidak menutup
kemungkinan akan terjadi tindak pidana pembajakan atau penggandaan hak
cipta.

Namun bersamaan dengan itu, dampak negatif dari perkembangan


teknologi menimbulkan perubahan perilaku manusia. Salah satu di antaranya
adalah pembajakan software atau penggandaan ciptaan seperti microsoft
office. Hal tersebut dipengaruhi pula oleh harga perangkat software komputer
yang bernilai tinggi bagi pengguna. Dengan berkembangnya teknologi,
khususnya software membuat manusia semakin mudah, cepat dan teliti dalam
melakukan suatu perkerjaan. Beberapa dampak negatif yang muncul dari
penggunaan software ilegal, yaitu:

1. Tidak mendapatkan update aplikasi

Pengguna software secara ilegal tidak akan mendapatkan update


aplikasi dari pengembang, update tersebut meliputi penambahan fitur baru
dan pembenahan bug yang ada pada versi sebelumnya.

2. Data hilang

Untuk membuat sebuah crack tidaklah semudah disaat pengguna


mengupload software crack tersebut ke internet. Keuntungan dari orang yang
membuat crack tersebut yang paling berbahaya adalah dia sudah sukses dalam

5
menempatkan celah / backdoor pada perangkat yang sedang digunakan orang
lain. Oleh karena itu mereka dengan mudah dapat mengambil data-data
penting atau memerintahkan perangkat orang lain yang mengggunakannya
untuk mengeksekusi perintah tertentu. Itulah alasan mengapa saat pengguna
akan menginstall software bajakan mengharuskan pengguna untuk
mematikan antivirus. Jika tidak berbahaya tidak mungkin terdeteksi antivirus,
karena harus mematikan antivirus sudah jelas bahwa itu software berbahaya.

3. Kerusakan sistem

Sistem pada komputer merupakan sistem yang sangat kompleks dan


rumit, karena itulah dalam satu aplikasi terdapat banyak sekali kode-kode
yang digunakan. Namun, jika menggunakan aplikasi bajakan, tidak ada yang
menjamin apa saja yang ada dalam aplikasi tersebut dan juga tidak menutup
kemungkinan bahwa software tersebut memiliki kecacatan. Cacat pada
software ini juga bisa merusak komputer pengguna, jadi pengguna harus
berhati-hati karena error pada software bajakan yang tidak terdeteksi.

4. Software mudah terkena virus

Setiap komputer tidak dapat sepenuhnya terbebas dari virus.


Komputer dapat terkena virus lewat berbagai cara, seperti perpindahan dari
satu komputer ke komputer lain. Virus ini dapat berpindah dengan mudah
lewat flashdisk sehingga sangat mudah menginfeksi komputer lain.

5. Ancaman malware

Malware adalah perangkat lunak yang diciptakan untuk menyusup


atau merusak sistem komputer, server atau jejaring komputer tanpa izin
(informed consent) dari pemilik. Malware bisa menyebabkan kerusakan pada
sistem komputer dan memungkinkan juga terjadi pencurian data / informasi.
Contoh malware yang paling sering ditemui yaitu Virus, Trojan dan juga
Spyware. Malware dapat menyebabkan kerusakan serius pada sistem
komputer dan jaringan, termasuk kehilangan data, penyalahgunaan informasi
pribadi, dan pencurian identitas.

C. Perlindungan Program Komputer Menurut UU Hak Cipta


No 19 Tahun 2002

Suatu barang atau jasa yang hari ini diproduksi oleh suatu negara,
disaat berikutnya telah dapat dihadirkan di negara lain. Kebutuhan untuk
melindungi barang atau jasa dari kemungkinan pemalsuan atau persaingan
yang tidak wajar (curang) juga berarti kebutuhan untuk melindungi HaKI
yang digunakan untuk membuat produk yang bersangkutan. Secara subtantif
pengertian HaKI dapat dideskripsikan sebagai “Hak atas Kekaayaan yang
timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia”.

6
Peraturan perundang-undangan di bidang HaKI mengikuti laju
berkembangnya teknologi, industri, dan perdagangan. Sebagai contoh, yaitu
sewaktu mesin cetak ditemukan oleh Gutenberg, maka pencetakan buku atau
menyalin (mengcopy) menjadi sesuatu yang mudah. Dengan adanya mesin
cetak, maka sebuah buku dapat digandakan dengan cepat sehingga dapat
disebarluaskan dengan harga yang relatif jauh lebih murah. Memperhatikan
kondisi seperti itu, maka pengaturan di bidang HaKI dan peraturan
perundang-undangannya pun akan cepat berubah guna mengikuti
perkembangan masyarakat.

Dalam perkembangan di bidang komputer, permasalahan HaKI


sangat erat hubungannya terutama dalam perlindungan perangkat lunak
komputer dengan bentuk perlindungan hak cipta. Praktek rezim perlindungan
hak cipta terhadap perangkat lunak yang sangat berlebihan mulai
memunculkan gerakan perlawanan berupa gerakan free software, copyleft,
dan open source. Segenap upaya pemerintah untuk memperkecil pelanggaran
HaKI memang diakui. Namun, penegakan hukum dinilai masih lemah dan
akibatnya Indonesia masuk daftar Priority Watch List (PWL) lagi. Data dari
Microsoft Indonesia, perwakilan produsen peranti lunak terbesar di dunia,
menyebutkan bahwa tingkat pembajakan di Indonesia pada tahun ini adalah
88 persen. Artinya, 8,8 dari 10 komputer di Indonesia masih dijalankan
dengan menggunakan peranti lunak bajakan.

Pemerintah sudah sejak dulu memiliki sejumlah undang-undang yang


melarang rakyatnya melakukan pembajakan karya cipta. Terakhir, dengan
terbitnya Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, yang
secara tegas memasukan program komputer sebagai salah satu karya cipta
yang mendapat perlindungan. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang
Hak Cipta adalah undang-undang yang dinantikan oleh masyarakat Indonesia
yang baru saja diberlakukan pada bulan Juli 2003. Undang-undang Nomor 19
Tahun 2002 tentang Hak cipta menggantikan Undang-undang Nomor 12
Tahun 1997.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta, Pasal 1


Ayat (1) menyatakan bahwa:

“Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atas memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin
untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.”

Sebuah karya cipta yang diwujudkan oleh penciptanya, maka sejak


saat itu secara otomatis karya cipta tersebut memiliki hak cipta dan mendapat
perlindungan secara hukum. Untuk pengamanan pada karya cipta akan lebih
baik jika sudah didaftarkan, khususnya apabila pada suatu saat terbentur pada
masalah hukum yang berhubungan dengan ciptaan-ciptaan yang ada.

7
Perlindungan Hak Cipta adalah sebagai salah satu tujuan dari Undang-
Undang No. 19 tahun 2002 Tentang Hak Cipta diatur dalam Pasal 12 ayat (2)
yang menyatakan bahwa:

“Ciptaan sebagaimana dimaksud dalam huruf l dilindungi


sebagai Ciptaan tersendiri dengan tidak mengurangi Hak Cipta
atas Ciptaan asli.”

Perlindungan hukum berlangsung selama jangka waktu yang


ditentukan menurut bidang dan klasifikasinya. Oleh karena itu, wajar
perlindungan yang diberikan terhadap pengolahan dari ciptaan asli kepada si
pengelola, dengan memperhatikan hak-hak si pencipta asli itu, si pengelola
diharuskan pula mendapatkan izin lebih dahulu dari pengarang Hak Cipta asli
atau si penerima haknya. Demikianlah halnya jika hendak menterjemahkan
karya orang lain, si penerjemah harus terlebih dahulu menerima izin dari
pemegang hak cipta asli.

Hak Cipta sebagai Hak Milik dalam penggunaannya harus


dilandaskan atas fungsi sosial. Hal ini dinyatakan dalam penjelasan umum
Undang-undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 yang menyebutkan bahwa
yang tercantum dalam undang-undang ini diletakkan juga unsur kepribadian
Indonesia yang mengayomi baik kepentingan individu maupun masyarakat,
sehingga terdapat keseimbangan yang serasi antara kedua kepentingan
dimaksud. Penggunaan Program Komputer orang lain tanpa izin dari
pemiliknya atau pemalsuan atau menyerupai program-program orang lain, hal
ini merupakan suatu pelanggaran hukum. Jika terjadi pelanggaran, maka
pelanggar tersebut harus diproses secara hukum dan bila terbukti melakukan
pelanggaran akan dijatuhi hukuman sesuai dengan ketentuan UUHC
mengatur jenis perbuatan serta ancaman hukumannya, baik secara Perdata
maupun secara Pidana.

8
BAB III
Penutup

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah terurai diatas, dapat disimpulkan


bahwa:

1. Pembajakan pada program komputer yang sudah diuraikan di atas,


kebanyakan pelanggaran yang terjadi sebenarnya berkisar pada
pelanggaran izin atau lisensi yang bersifat perdata dan bukan selalu
dikedepankan ancaman pidana.

2. Menggunakan software bajakan memiliki risiko yang cukup


membahayakan untuk pengguna komputer. Karena bisa jadi data-data
penting di Laptop PC hilang atau bahkan dicuri.

3. Perlindungan hukum yang diberikan oleh UUHC No. 19 Tahun 2002


terhadap Program Komputer adalah untuk merangsang aktivitas dan
kreativitas agar para pencipta memiliki gairah dan semangat untuk
melahirkan karya cipta karena tujuan akhir dari perlindungan hak
cipta adalah untuk memberikan penghargaan dan insentif kepada
pemilik hak cipta.

B. Saran

Kepada para pembaca agar dapat bersikap menghargai dan


melindungi hak milik orang lain ini selain tidak langsung dapat menunjukkan
etika dalam melakukan suatu usaha. Di sisi lain akan menghindari resiko
adanya tuntutan-tuntutan hukum yang dapat dilakukan oleh pemilik Hak
Cipta karena adanya suatu pelanggaran.

9
DAFTAR PUSTAKA

(Kurniawan, 2012)Kurniawan, hendri. (2012). Perlindungan Hukum


terhadap program Komputer Menurut Undang-undang Nomor 19
Tahun 2002 Tentang Hak Cipta. 2012.

Kurniawan, hendri. (2012). Perlindungan Hukum terhadap program


Komputer Menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang
Hak Cipta. 2012.

https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/538/undangundang-nomor-
19-tahun-2002

https://teknoinside.com/bahaya-software-bajakan/

10

Anda mungkin juga menyukai