Anda di halaman 1dari 9

Pembajakan perangkat lunak

Pembajakan
perangkat
lunak adalah
penyalinan
atau
distribusi perangkat lunak secara ilegal atau tidak sah.[1] Biasanya
sebuah program atau aplikasi hanya
memberikan
izin
untuk
satu
pengguna dan satu komputer saja. Dengan membeli perangkat lunak,
seseorang menjadi pengguna berlisensi atau berizin dan bukan pemilik.
Jadi, jika seseorang menyalin dan dan memperbanyak perangkat lunak
tersebut, itu disebut sebagai pembajakan perangkat lunak.[2]
Lisensi adalah sebuah izin yang memberitahu berapa kali perangkat lunak
dapat diinstal atau digunakan, oleh karena itu penting untuk membaca
dan memahaminya.[1] Membajak perangkat lunak adalah ilegal di
sebagian besar belahan dunia. Dan di kebanyakan negara, adalah ilegal
untuk melanggar hak cipta perangkat lunak.[3]
Sejarah
Pada mulanya, perangkat lunak yang memiliki proteksi terhadap
penggandaan diawali oleh Apple II, Atari 800, danCommodore
64 software.
Para
pembuat
perangkat
lunak
terutama
kategori game melakukan beragam proteksi untuk melindungi perangkat
mereka dari aksi pembajakan. Pada zaman dahulu, perangkat lunak
sangat
terintegrasi
dan
juga
erat
terkorelasi dengan perangkat
keras secara langsung. Hal ini berbeda dengan perangkat lunak masa kini
yang
hanya
akan
berkomunikasi
dengan
perangkat
keras
melalui middleware atau device driver. Demikian pula proteksinya,
dimana akan melalui proses pengalamatan dengan perangkat keras
secara langsung.[4]
Berawal dari hobi mereka akan dunia komputer, para pelaku pembajakan
ingin memamerkan kemampuannya dengan melakukan berbagai aksi
seperti
membobol
keamanan
proteksi
perangkat
lunak
dan
menyebarkannya sehingga dapat digunakan oleh banyak orang. Bukan
hanya sekadar untuk mendemonstrasikan kemampuan pemrograman,
mereka pun melihatnya sebagai salah satu sumber uang. Pangsa pasar
perangkat lunak bajakan sangatlah prospektif. Hanya dengan beberapa
puluh ribu Rupiah saja, konsumen akan bisa mendapatkan perangkat
lunak yang mahal.[4]
Pada tahun 1980, mereka dengan berani mengiklankan dirinya termasuk
keahliannya, dengan menampilkan gambaranimasi dan berbagai pesan
dari pembuatnya pada layar sebagai halaman pembuka sebelum program
yang
dibajak
tersebut
dijalankan
di
komputer.
Perkembangan internet membuat
para
pembajak
mengembangkan
organisasi onlinerahasia, membuat pembelajaran aksi, dan semua
aktivitas mereka dapat lebih tersalurkan pada sesama pelaku. Salah satu
sumber
informasi
perihal "software
protection
[4]
reversing" adalah website Fravia.
Para pelaku pembajakan ini menyebarkan apa yang telah mereka lakukan
melalui
ruang
publik
pada situs web yang

menggunakan protected/secure arsip FTP sehingga membuat perangkatperangkat lunak bajakan tersebut siap disebarkan dan beberapa
diantaranya dijual ke pihak ketiga.[4]

Pembajakan dan Perlindungan Hak Cipta

Lambang hak cipta.


Hak cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin
untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.[5]
Hak cipta adalah bagian dari sekumpulan hak yang dinamakan Hak Atas
Kekayaan Intelektual (HAKI) yang pengaturannya terdapat dalam ilmu
hukum yang dinamakan Hukum HAKI. Yang dinamakan Hukum HAKI ini,
meliputi suatu bidang hukum yang membidangi hak-hak yuridisdari karyakarya atau ciptaan-ciptaan hasil olah pikir manusia bertautan dengan
kepentingan yang bersifat ekonomi dan moral.[5]
Hak
cipta
tidak
memberikan
pemegang
hak
cipta
atas komputer program hak monopoli terhadap bagaimana cara program
tersebut bekerja, tetapi hukum hak cipta memberikan hak bagi pemegang
hak cipta atas program komputer untuk melarang pihak lain yang meniru,
menjiplak ekspresi dari instruksi atas program yang dapat diaplikasikan
dalam perangkat komputer tersebut.[5]
Jenis-jenis Pembajakan
Ada beberapa jenis pembajakan perangkat lunak. Berikut ini adalah
semua yang berhubungan dengan penggunaan perangkat lunak ilegal dan
berbagai jenis pembajakan:[3]

Menggunakan versi tunggal lisensi pada beberapa komputer

Memuat perangkat lunak di komputer tanpa memberikan lisensi


yang sesuai

Menggunakan key generator untuk menghasilkan kunci pendaftaran


yang mengubah sebuah versi evaluasi menjadi versi berlisensi

Menggunakan kartu kredit curian untuk menipu membeli lisensi


perangkat lunak

Mengirim versi lisensi produk perangkat lunak di internet dan


membuatnya tersedia untuk diunduh

Dampak dari Pembajakan Software


Adapun dampak lain pembajakan software dari segi negatif dan positif :
Dampak Negatif :
Nilai ekonomi kecil. Di Indonesia, angka pembajakan termasuk tinggi. Hal
ini jelas merugikan para pengembang software dalam negeri maupun luar
negeri. Sehingga, industri perangkat lunak komputer kurang bersemangat
yang mengakibatkan turunnya pendapatan produsen.
Kreativitas
terhambat.
Karena
tingginya
angka
pembajakan,
mengakibatkan anak bangsa Indonesia enggan untuk terjun ke dalam
bisnis pembuatan software. Sehingga, bangsa Indonesia tidak memiliki
kompetensi dalam persaingan teknologi software dalam negeri apalagi
kancah internasional.
Mudah menyebarnya berbagai kode-kode jahat seperti virus, spyware,
rook-kit, dll. Karena, paket program bajakan tidak terjamin keamanannya.
Program bajakan tidak menjamin sistem keamanan yang memadai
sehingga bila komputer terinfeksi kode-kode perusak dari program
bajakan akan memungkinkan rusaknya sistem operasi.
Dampak Positif :
Minimnya gap teknologi. Karena jarang rumah tangga di Indonesia yang
dapat membeli lisensi sebuah software, maka dengan adanya software
bajakan akan membantu pengguna rumahan dalam menggunakan
komputer tanpa biaya yang mahal.
Membantu pekerjaan. Misalnya tugas sekolah, tugas kantor, buku acara
yang memerlukan lisensi software pengolah kata. Software bajakan cukup
membantu karena lisensi dari software-software ini sangatlah mahal bagi
sebagian besar pengguna.
Membantu dunia pendidikan. Dalam proses pendidikan, terdapat berbagai
macam file di internet yang dapat diunduh secara Cuma-Cuma yang
berkaitan dengan pengetahuan. Software bajakan membantu karena
untuk
mendapatkan reader dari software-software tersebut,
tidak
memerlukan biaya yang mahal sehingga seorang pelajar dapat
mempelajari artikel-artikel tersebut dengan mudah.
Hiburan yang murah. Game-game bajakan sangat memberikan hiburan
yang murah karena selain sangat atraktif, untuk mendapatkannya kita
tidak memerlukan biaya yang mahal.
Undang-undang :
Pasal 27 UU ITE Tahun 2008: Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
mendistribusikan dan atau mentransmisikan dan atau membuat dapat

diaksesnya informasi elektronik dan atau dokumen elektronik yang


memiliki muatan yang melanggar kesusilaan. Ancaman pidana pasal 45(1)
KUHP. Pidana penjara paling lama 6(enam) tahun dan atau denda paling
banyak Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah). Diatur pula dalam KUHP
pasal 282 mengenai kejahatan terhadap kesusilaan.
Pasal 28 Undang-Undang ITE Tahun 2008: Setiap orang yang sengaja
tanpa hak menyebarkan dengan bohong dan menyesatkan yang
mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi elektronik.
Pasal 29 Undang-Undang ITE Tahun 2008 : Setiap orang dengan sengaja
dan tanpa hak mengirimkan informasi elektronik yang berisi ancaman
kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi (Cyber
Stalking). Ancaman pidana 45(3) Setiap orang yang memenuhi unsur
sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 dipidana dengan pidana penjara
paling lama 12 (dua belas) tahun dan atau denda paling banyak Rp.
2.000.000.000,00 (Dua miliar rupiah).
Pasal 30 Undang-Undang ITE Tahun 2008 ayat 3: Setiap orang yang
snegaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses computer dan
atau system elektronik dengan cara apapun dengan melanggar,
menerobos, melampaui, atau menjebol system pengaman (cracking,
hacking, illegal access). Ancaman pidana pasal 46 ayat 3 setiap orang
yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat 3
dipidana dengan pidana penjara paling lama 8(delapan) dan atau denda
paling banyak Rp.800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).
Pasal 33 Undang-Undang ITE Tahun 2008: Setiap orang yang sengaja dan
tanpa hak atau melawan hukum melakukan tindakan apapun yang
berakibat terganggu system elektronik dan atau mengakibatkan system
elektronik menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Pasal 34 Undang-Undang ITE Tahun 2008 : Setiap orang yang sengaja dan
tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, menjual, mengadakan
untuk digunakan, mengimpor, mendistribusikan, menyediakan atau
memiliki.
Pasal 35 Undang-Undang ITE Tahun 2008: Setiap orang dengan sengaja
dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan manipulasi, penciptaan,
perubahan, penghilangan, pengrusakan informasi elektronik dan atau
dokumen elektronik dengan tujuan agar informasi elektronik dan atau
dokumen
elektronik
tersebut
seolah-olaj
data
yang
otentik
(Phising=penipuan situs).
Upaya / Cara Penanggulangan Pembajakan Software yaitu:
Mengedukasi pengguna perangkat lunak atas keuntungan yang dapat
diraih dengan menggunakan perangkat lunak asli.

Bersosialisasi dengan ritel agar menjual perangkat lunak asli.


Mengadakan sosialisasi pentingnya penggunaan software asli, BSA
dan AutoDesk, mengadakan seminar ke sekolah dan kampus mengenai
software-softwara
yang
ada.
Juga
memaparkan
kerugian
jika
menggunakan sotware palsu.
Konsumen perlu mendapat pemahaman yang cukup untuk mengetahui
ciri-ciri software asli dan hanya membelinya dari reseller resmi.
Sementara perlu kesadaran para penjual software untuk melindungi hak
konsumen dengan hanya menjual software legal.
Pemerintah perlu bekerja lebih keras untuk menyadarkan masyarakat dan
dunia usaha agar menghargai hak cipta atau hak atas kekayaan
intelektual (HAKI).
Pengertian Piracy
Piracy, sebuah kata yang jika kita coba terjemahkan secara bebas di
dunia

perkomputeran

adalah

pembajakan.

Apa

itu

pembajakan?

Pembajakan berasal dari kata membajak yaitu mengambil barang orang


lain secara paksa dan tanpa ijin untuk kemudian dipergunakan untuk
kepentingan diri sendiri.
Piracy adalah Pembajakan perangkat lunak (software) Pembajakan
perangkat lunak adalah penyalinan atau penyebaran secara tidak sah atas
perangkat lunak yang dilindungi undang-undang. Hal ini dapat dilakukan
dengan penyalinan, pengunduhan, sharing, penjualan, atau penginstallan
beberapa salinan ke komputer personal atau kerja Contoh: Pembajakan
software aplikasi (contoh: Microsoft), lagu dalam bentuk digital (MP3, MP4)
dll. Barangkali diantara kita ada yang tidak sadar bahwa aktivitas
kehidupan sehari-hari yang kita jalani telah melanggar hak cipta orang
lain. Tidak lain dan tidak bukan adalah membajak telah menjadi
keseharian

sebagian

dari

kita

tanpa

ada

rasa

bersalah

telah

melakukannya. Kegiatan bajak membajak diterima dan telah menjadi


salah satu bagian penting masyarakat kita. Sadarkah efek dan dampak
negatif yang ditimbulkan dari pembajakan? Tentu saja salah satunya
adalah membuat penjahat pelaku pembajakan komersial semakin kaya
raya.
Piracy juga dapat diistilahkan untuk menggambarkan berbagai
macam aktifitas file

sharing illegal, download illegal atau counterfeiting (pemalsuan) yang


berkaitan dengan internet dan biasanya bersifat illegal bahkan cendrung
tergolong aksi kriminal.
Jenis Pembajakan Software (piracy)
Jenis-jenis pembajakan yang software yang sering dilakukan pada
umumnya adalah sebagai berikut:
1. Hardisk Loading
Jenis pembajakan software yang tergolong pada hardisk loading
adalah pembajakan software yang biasanya dilakukan oleh para penjual
lomputer yang tidak memiliki lisensi untuk komputer yang dijualnya,
tetapi software-software tersebut dipasang pada komputer yang dibeli
oleh pelanggannya sebagai bonus. Hal ini banyak terjadi pada
perangkat lunak komputer yang dijual secara terpisah dengan software
(terutama untuk sistem operasinya).
Pada umumnya ini dilakukan oleh para penjual komputer rakitan
atau komputer (Clone Computer). Misalnya; penjualan paket komputer
dimana pengguna selalu meminta instalasi system operasi Windows saat
membeli komputer.

2. Under Licensing
Jenis pembajakan software yang tergolong pada Under Licensing
adalah pembajakan software yang biasanya dilakukan oleh perusahaan
yang

mendaftarkan

lisensi

untuk

sejumlah

tertentu,

tetapi

pada

kenyataannya software tersebut terpasang (install) untuk jumlah yang


berbeda dengan lisensi yang dimilikinya. Misalnya, suatu perusahaan
kontraktor dengan nama PT. Subur Selalu membeli lisensi produk
AutoCAD dari perusahaan Autodesk.
Perusahaan tersebut membeli lisensi produk AutoCAD untuk 25 unit
komputer diperusahaannya yang mempergunakan software AutoCAD
sebagai aplikasi yang digunakan untuk menangani kebutuhan pekerjaan
pada bidang perminyakan. Pada kenyataannya, PT. Subur Selalu
tersebut memiliki lebih dari 25 unit komputer yang menggunakan

software AutoCAD, misalnya ada 40 unit komputer. Maka perusahaan


tersebut telah melakukan pelanggaran Hak Cipta (pembajakan software)
dengan kategori Under Licensing untuk 15 unit computer yang digunakan,
yaitu dengan menggunakan software AutoCAD tanpa lisensi yang asli dari
AutoDesk.
3. Conterfeiting (Pemalsuan)
Jenis pembajakan software yang tergolong pada conterfeiting adalah
pembajakan software yang biasa dilakukan oleh perusahaan pembuat
software-software bajakan dengan cara memalsukan kemasan produk
(packaging) yang dibuat sedemikian rupa mirip sekali dengan produk
aslinya, seperti : CD Installer, Manual Book, Dus dll.
4. Mischanneling
Jenis pembajakan software yang tergolong pada mischanneling
adalah pembajakan software yang biasanya dilakukan oleh suatu institusi
yang menjual produknya ke institusi lain dengan harga yang relative
murah, dengan harapan institusi tersebut mendapat keuntungan lebih
dari hasil penjualan software tersebut. Sebagai contoh misalnya Kampus
BSI, bekerjasama dengan pihak Microsoft Indonesia untuk membeli lisensi
produk Microsoft (Misalnya; Microsoft Windows Server = 10 lisensi,
Microsoft Windows XP Profesional = 100 lisensi dan Microsoft 2003
Enterprise Edition = 100 lisensi). Karena Kampus BSI merupakan salah
satu instruksi pendidikan (kampus), maka pihak kampus mendapatkan
harga khusus dari Microsoft Indonesia untuk pembelian lisensi (Academic
License) atau bisa disebut Microsoft Volume License (MVL). Katakanlah
untuk pembelian lisensi produk Microsoft Windows XP Profesional, Kampus
hanya membayar sebesar $ 2 / lisensi. Kemudian untuk mendapatkan
untung, melalui koperasi mahasiswa atau koperasi karyawannya pihak
kampus

BSI

menjual

ke

suatu

perusahaan

software

Windows

XP

Profesional berikut dengan lisensinya ke perusahaan lain. Sebut saja


perusahaan itu adalah PT. Subur Selalu, pihak Kampus menjual software
tersebut dengan harga $ 5 / lisensi. Padahal secara resmi kalau PT. Subur
Selalu untuk membeli satu lisensi produk software Microsoft Windows XP
Profesional harus membayar $ 8 / lisensi. Penyebaran perangkat lunak

(dengan harga khusus tersebut) ke pihak lain yang tidak berhak inilah
yang disebut Miscanneling Software.
5. End User Copying
Jenis pembajakan software yang tergolong end user copying adalah
pembajakan software yang biasanya dilakukan oleh seseorang atau
institusi yang memiliki 1 (satu) buah lisensi suatu produk software, tetapi
software tersebut dipasang (install) pada sejumlah computer.
6. Pembajakan Melalui Internet
Jenis pembajakan software banyak dilakukan dengan menggunakan
media

internet.

Media

ini

digunakan

untuk

menyebarkan,

mengingklankan, memperoleh atau menawarkan perangkat lunak yang


telah dibajak, seperti : software, lagu (musik), film (video), buku, dll
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.

Anda mungkin juga menyukai