Oleh :
Abstrak
Kehadiran internet dapat memudahkan manusia dalam memperoleh, mengolah dan
menyajikan informasi sehingga manusia sangat lancar dalam menjalankan urusan-urusannya
di tingkat nasional maupun internasional, misalnya dalam hal pendidikan, kebudayaan,
kekerabatan, teknologi, kesenian, perdagangan, perbankan, dan pemerintahan. Salah satu
kejahatan yang dapat dilakukan secara on line adalah penyebaran berita bohong (hoax).
Hoax bertujuan membuat opini publik, menggiring opini, membentuk persepsi, juga untuk
having fun yang menguji kecerdasan dan kecermatan pengguna internet dan media sosial. .
Kasus Hoax terjadi dan begitu pesat penyebarannya dikarenakan faktor masyarakat yang
mudah percaya. Sehingga penyebaran informasi mudah tersebar dari mulut ke mulut baik itu
tersebar melalui media oline seperti whatsapp dan facebook. Dan salah satu desa yang akan
diteliti oleh peneliti adalah Desa Sanenrejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember
Abstract
The presence of the internet can make it easier for humans to obtain, process and present
information so that humans are very smooth in carrying out their affairs at the national and
international levels, for example in terms of education, culture, kinship, technology, art,
commerce, banking, and government. One of the crimes that can be placed on line is the
dissemination of false news (hoaxes). Hoax aims to create public opinion, lead opinion, form
perceptions, also to have fun that tests the intelligence and accuracy of internet and social
media users. . The Hoax case occurred and the spread was so rapid because of the people
who easily believed. So that the dissemination of information easier to spread good word of
mouth that spread through the media oline like whatsapp and facebook. And one of the
villages that will be studied by the researchers is Desa Sanenrejo, Kecamatan Tempurejo,
Jember
melawan hukum. Saat ini perbuatan Penyebar berita bohong atau hoax
melawan hukum di dunia maya merupakan dapat dijerat dengan 2 (dua) Pasal dalam
fenomena yang sangat mengkhawatirkan, KUHP, yakni Pasal 14 Ayat (1) Barang
mengingat tindakan carding, hacking, siapa, dengan menyiarkan berita bohong,
penipuan, terorisme, hoax, telah menjadi dengan sengaja menerbitkan keonaran
aktifitas pelaku kejahatan di dunia maya, dikalangan rakyat, dihukum dengan
hal ini masih sangat kontras dengan hukuman penjara setinggi-tingginya
kurangnya regulasi yang mengatur pe- sepuluh tahun. (2) Barang siapa menyiarkan
manfaatan tekhnologi informasi dan suatu berita atau mengeluarkan
komunikasi di berbagai sektor dimaksud. pemberitahuan yang dapat menerbitkan
Ancaman pidana bagi penyebar keonaran di kalangan rakyat, sedangkan ia
hoaxdiatur dalam UU No. 19 Tahun 2016 patut dapat menyangka bahwa berita atau
Tentang Informasi dan Transaksi pemberitahuan itu adalah bohong, dihukum
Elektronik, antara lain: Pasal 28 Ayat (1) dengan penjara setinggi-tingginya tiga
UU ITE berisi “Setiap orang dengan tahun.
sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita Pasal 15 berisi “Barangsiapa
bohong dan menyesatkan yang menyiarkan kabar yang tidak pasti atau
mengakibatkan kerugian konsumen dalam kabar yang berkelebihan atau yang tidak
Transaksi Elektronik”, Pasal 28 Ayat (2) lengkap, sedangkan ia mengerti setidak-
UU ITE berisi “Setiap orang dengan tidaknya patut dapat menduga bahwa kabar
sengaja dan tanpa hak menyebarkan demikian akan atau sudah dapat
informasi yang ditujukan untuk menerbitkan keonaran di kalangan rakyat,
menimbulkan rasa kebencian atau dihukum dengan hukuman penjara setinggi-
permusuhan individu dan/atau kelompok tingginya dua tahun”.
masyarakat tertentu berdasarkan suku, Seperti yang dipantau oleh Relawan
agama, ras, dan antar golongan (SARA). TIK Jember. Di Kabupaten Jember, sudah
Ketentuan pidana pada UU ITE tercantum ada 8 kejadian tentang berita palsu atau
rincian ancaman pidana bagi penyebar hoax. Tentu masih banyak lagi yang belum
hoax, Pasal 45 UU ITE berbunyi “setiap terpantau oleh relawan TIK Jember karena
orang yang memenuhi unsur yang memang kurangnya sumberdaya dari
dimaksud dalam Pasal 28 Ayat (1) dan (2) relawan sendiri. Dan juga kurangnya literasi
maka dipidana penjara paling lama enam digital kepada masyarakat jember. Kasus
tahun dan atau denda paling banyak Rp 1 Hoax terjadi dan begitu pesat
Milyar”. penyebarannya dikarenakan faktor
masyarakat yang mudah percaya. Sehingga Sedangkan menurut wikipedia, hoax adalah
penyebaran informasi mudah tersebar dari usaha untuk menipu atau mengakali
mulut ke mulut baik itu tersebar melalui pembaca/ pendengarnya untuk
media oline seperti whatsapp dan facebook. mempercayai sesuatu, padahal sang
Dan salah satu desa yang akan diteliti oleh pencipta berita palsu tersebut tahu bahwa
peneliti adalah Desa Sanenrejo, Kecamatan berita tersebut adalah palsu. Hoax bertujuan
Tempurejo, Kabupaten Jember. membuat opini publik, menggiring opini,
membentuk persepsi, juga untuk bersenang-
1.2.Rumusan Masalah senang yang menguji kecerdasan dan
Berdasarkan uraian dalam latar yang kecermatan pengguna internet dan media
telah disebutkan diatas, permasalahan yang sosial.
ingin diketahui dalam penelitian ini dapat b. Muncul dan Berkembangnya Hoax
dirumuskan sebagaimana berikut : Hoax dibuat seseorang atau
1. Bagaiamana efektivitas pasal 28 ayat (1) kelompok dengan beragam tujuan, mulai
UU ITE tentang penyebaran berita dari sekedar main-main, hingga tujuan
bohong (hoax) di Desa Sanenrejo ekonomi (penipuan), dan politik
Kecamatan Tempurejo Kabupaten (propaganda/ pembentukan opini publik)
Jember? atau agitasi (hasutan). Hoax biasanya
2. Apa hambatan pemerintah desa muncul ketika sebuah isu mencuat ke
Sanenrejo Kecamatan Tempurejo permukaan, namun banyak hal yang belum
Kabupaten Jember untuk mengurangi terungkap atau menjadi tanda tanya.
tindakan penyebaran berita bohong Di Indonesia, hoax marak sejak
(hoax)? pemilihan presiden 2014 sebagai dampak
gencarnya kampanye di media sosial. Hoax
TINJAUAN PUSTAKA bermunculan guna menjatuhkan citra lawan
politik alias kampanye hitam alias
2.1.Tinjauan Tentang Hoax kampanye negatif. Menurut Dewan Pers, di
a. Definisi Hoax Indonesia maraknya hoax juga karena
Hoax adalah kabar, informasi, berita adanya krisis kepercayaan terhadap media
palsu atau bohong. Sedangkan dalam KBBI mainstream sehingga publik menjatuhkan
disebut dengan hoaks yang artinya berita ke media abal-abal. Menurut Yosep Adi
bohong. Hoax merupakan ekses negatif Prasetyo selaku Ketua Dewan Pers hoax
kebebasan berbicara dan berpendapat di merupakakan dampak berubahnya fungsi
internet. Khususnya media sosial dan blog. media sosial dari media pertemanan dan
bertukar pesan tanpa biaya sms, karena seharusnya mulai serius untuk menangani
Whatsapp Masangger menggunakan penyebaran berita hoax seperti ini,
paket data internet yang sama untuk Pemerintah indonesia membuat peraturan
email, brosing website, dan lainya. perundangan mengenai penyebaran kabar
Aplikasi whatsaap masangger bohong yang sengaja disebarkan sehingga
menggunakan koneksi 3G atau wifi menimbulkan kerugian bagi pihak yang
untuk komunikasi data, dengan dijatuhkan.
menggunakan whatsapp, kita dapat Hingga saat ini pengguna aktif ponsel
melakukan obrolan online, berbagi file, di Indonesia telah mencapai 281,9 juta
bertukar foto dan yang lainya masyarakat berserta SIM cardnya. Dengan
Semua pihak yang peduli merasa demikian, mereka bisa berbagi informasi
yakin bahwa jaringan kerja sama sangat dengan cepat. Media sosial dan aplikasi
menentukan keberhasilan tugas untuk pengirim pesat cepat (chat apps) menjadi
melindungi anak korban kekerasan seksual media favorit (Rudiantara Menteri
sekaligus membantu menyelesaikan Komunikasi dan Rudiantara, dikutip dari
masalahnya. Adapun Institusi yang terkait kompas.com). Sementara Guru besar Ilmu
dengan masalah kekerasan terhadap anak : Komunikasi Universitas Padjajaran,
Instansi Pemerintah dan Instansi atau Bandung, Deddy Mulyana, menyebut ada
Lembaga Non Pemerintah. faktor utama yang menyebabkan informasi
palsu (hoax) mudah tersebarnya di
PEMBAHASAN Indonesia. Faktor itu yakni karakter asli
masyarakat.
3.1.Penerapan Pasal 28 Ayat (1) UU ITE Banyak berita dan Informasi yang di
Tentang Penyebaran Berita Bohong produski secara tidak bertanggung jawab
(Hoax) di Desa Sanenrejo tak terbendung mengalir via internet ke
Hoax atau informasi bohong media sosial di komputer maupun
menjadi fenomena di Indonesia yang smartphone. Akibat terjadinya tingkat
sengaja disamarkan agar terlihat benar, hal kepercayaan yang rendah terhadap
ini tidak luput dari karakteristik masyarakat wartawan dan media, masyarakat terkadang
Indonesia yang banyak menggunakan berasumsi sendiri tentang berita yang
media sosial. Dengan demikian setiap didapat dari oknum penyebar hoax padahal
harinya masyarakat menerima berita berita tersebut belum benar dan belum bisa
maupun informasi dengan cepat melalui dipercaya biasa. Menurut Faizal Rahman
perangkat media sosial. Pemerintah sudah selaku jurnalis Gerakan Anti Hoax Kaltim
Pembuat berita hoax biasa dilakukan secara orang Indonesia suka berkumpul dan
individual yang artinya dibuat oleh akun- bercerita. Sayangnya, apa yang dibicarakan
akun personal, di media sosial sendiri biasa belum tentu benar. Sebab budaya
dilakukannya penyebaran berita melalui kolektivisme ini tidak diiringi dengan
grup-grup yang ada di media sosial seperti kemampuan mengolah data," kata Deddy
facebook, whatsap, twitter. Banyaknya melalui keterangan tertulisnya, Rabu
informasi yang masuk di media sosial dan (8/2/2017). Menurut Deddy, kebanyakan
di group-grup akun personal tanpa disadari masyarakat tidak terbiasa mencatat dan
Berita palsu mudah di share atau dibagikan. menyimpan data sehingga sering berbicara
Dan berita palsu ini memberikan dampak tanpa data. Di sisi lain, ia menyebut
negatif kepada para khalayak khususnya masyarakat lebih senang membahas aspek-
kepada para khalayak yang menerima aspek yang berkaitan dengan kekerasan,
informasi tersebut. sensualitas, drama, intrik dan misteri.
Beberapa contoh kasus diatas “Politik adalah bidang yang memiliki
mengindikasikan bahwa berita hoax sudah aspek-aspek tersebut. Sehingga hoax sering
semakin marak terjadi di media sosial sekali terjadi pada tema politik. Khususnya
maupun isu/gosip yang dibuat oknum yang saat terjadi perebutan kekuasaan yang
tidak bertanggung jawab, hal ini banyak menjatuhkan lawan seperti pilpres tahun
membawa pengaruh negatif dalam 2019 saat ini.
kehidupan di masyarakat. Hal ini pun Berdasarkan hasil penelitian yang
tentunya harus menjadi perhatian khusus dilakukan Atik Astrini (2017) dalam jurnal
pemerintah untuk menangani tersebarnya Transformasi no.32 tahun 2017 “hoax dan
isu-isu hoax. Kini pemerintah dan Jurnalis, Banalitas Kejahatan” mengemukakan
juga Polisi memantau media-media online bahwa penyebaran hoax dimedia social dan
pembuat dan penyebar hoax. Penyebar hoax media online tidaklah terjadi begitu saja
itu menjalankan pola “hit and run” tanpa kepentingan yang
(melempar isu, tutup lalu pergi) ini benar- melatarbelakanginya. Ada kepentingan
benar membuat repot para Pemerintah yang dibaliknya baik politik kekuasaan, ekonomi
ingin memberantas hoax. (industry dan bisnis hoax), ideologis,
Indonesia yang dinilai tidak terbiasa sentiment pribadi dan iseng. Selanjutya
berbeda pendapat atau berdemokrasi secara berdasarkan hasil riset yang dilakukan
sehat. Kondisi itu merupakan salah satu Mastel (Masyarakat Telematika Indonesia),
faktor mudahnya masyarakat menelan hoax hasilnya menunjukkan isu politik dan
yang disebarkan secara sengaja. “Sejak dulu SARA merupakan hal yang paling sering
diangkat menjadi materi untuk konten hoax. agama, ras dan antargolongan (SARA)".
Isu sensitif soal sosial, politik, lalu suku, Peran Dinas Komunikasi dan Informasi
agama, ras, dan antar golongan, pada undang-undang ITE yaitu sebagai ahli
dimanfaatkan para penyebar hoax untuk saksi,memberikan informasi kepada
memengaruhi opini publik, sebanyak 91,8% masyarakat tentang penggunaan komputer
responden mengaku paling sering dan smartphone dalam berhati-hati
menerima konten hoax tentang sosial memposting /share kepada teman dengan
politik, seperti pemilihan kepala daerah dan kata-kata yang tidak baik, ancaman,
pemerintahan. Tidak beda jauh dengan pornografi, kebohongan. Undang-undang
sosial politik, isu SARA berada di posisi ITE ini memberikan batasan dimana
kedua dengan angka 88,6%. Bentuk konten masyarakat tidak boleh sembarang
hoax yang paling banyak diterima membuat berita atau informasi, baik
responden adalah teks sebanyak 62,1%, berkaitan dengan hoax pembohongan,
sementara sisanya dalam bentuk gambar transaksi yang tidak benar sehingga
sebanyak 37,5%, dan video 0,4%. Sebanyak merugikan bagi semua pihak, itu bisa
92,4 responden menyatakan mendapatkan dikenakan saksi undang-undang ITE pasal
konten hoax melalui media sosial, media 27 dan pasal 28 dan itu berlaku bagi semua
sosial tersebut adalah Facebook, Twitter, masyarakat siapa saja yang membuat berita
Instagram, dan Path. Angka ini cukup jauh hoax pada pasal 45 akan dikenakan denda
jika dibandingkan dengan situs web sebesar 1 miliar dan kurungan 6 tahun
(34,9%), televisi (8,7%), media cetak (5%), penjara.
email (3,1%), dan radio (1,2%). Hal ini Berita hoax adalah berita bohong
disebabkan karena masyarakat menyukai yang kebenarannya tidak dapat
hal-hal yang menghebohkandan pada dipertanggungjawabkan ole siapapun
dasarnya sangat berbahaya, karena hal ini bahkan oleh pembuatnya sendiri. Berikut,
bisa menjadi perilaku. Pengguna media alasan
sosial bisa memproduksi hoax agar bisa mengapa konten hoax tersebar luas di
menimbulkan kehebohan. jejaring sosial:
Undang-undang ITE pasal 28 ayat 2 1. Hanya sebuah humor demi kesenangan
menyebutkan “dengan sengaja dan tanpa belaka. Setiap orang memiliki
hak menyebarkan informasi yang ditujukan carasendiri untuk membuat dirinya
untuk menimbulkan rasa kebencian atau merasa senang. Dengan kecanggihan
permusuhan individudan atau kelompok teknologi zaman sekarang, orang bisa
masyarakat tertentu berdasasrkan suku, melakukan hal-hal yang aneh, langka
dan tidak logis. Namun menimbulkan keresahan ini untuk meraup untung
decak kagum yang lucu dan penuh yang sebesar-besarnya. Istilahnya
fantasi. adalah "memancing di air keruh" dan
2. Ini hanyalah usaha untuk mencari "memanfaatkan kesempatan dalam
sensasi di internet dan media sosial. kesempitan".
Biasanya untuk merebut perhatian lebih 7. Niatan untuk mengadu domba. Inilah
banyak user, pemilik website dengan yang sering terjadi pada saat ini yaitu
sengaja memberikan konten lebay ada oknum yang tidak bertanggung-
sekedar untuk mencari perhatian jawab melakukan penyebaran hoax
publik.. hanya untuk mengadu domba tanpa
3. Beberapa memang menggunakannya kepentingan tertentu ataupun
(menyebarkanhoax) demi untuk men- menjatuhkan kedua lawan. Dengan
dapat lebih banyak uang dengan contoh politik yang ada saat ini lebih
bekerjasama dengan oknum. (Kasus kepada politik adu domba.
Saracen) Berdasarkan penelitian yang
4. Hanya untuk ikut-ikutan agar terlihat dilakukan Ruri Rosmalinda (2017)
lebih seru. Ini juga merupakan salah penyebab munculnya adalah karena
satu strategi internet marketing dengan beberapa factor diantaranya :
menyuguhkan berita yang lebay maka 1. Kemudahan bagi masayarakat dalam
akan semakin banyak komentar dan memiliki alat komunikasi yang modern
like kesana sehingga kelihatan lebih dan murah, dalam hal ini adalah
hidup dan lebih ramai. penggunaan smartphone sebagai media
5. Untuk menyudutkan pihak tertentu pencarian informasi
(black campaign). Keadaan ini sering 2. Masyarakat mudah terpengaruh oleh
terjadi saat sedang berlangsungnya isu-isu yang belum jelas tanpa
Pilkada/ Pilgub/ Pileg/ Pilpres. memverifikasi atau mengkonfirmasi
Begitulah manusia saat hawa nafsunya kebenaran informasi/berita tersebut,
tinggi untuk memiliki jabatan alhasil sehingga langsung melakukan tindakan
segala cara akan ditempuhnya alias share informasi yang belum jelas
menghalalkan segala cara. kebenarannya.
6. Sengaja menimbulkan keresahan. Saat 3. Kurangnya minat membaca, sehingga
situasi jelek/ rumit mulai tersebar maka ada kecenderungan membahas berita
muncullah kekuatiran di dalam masya- tidak berdasarkan data akurat, hanya
rakat. Beberapa orang memanfaatkan
mengandalkan daya ingat atau sumber 1. Faktor hukumnya sendiri, dalam hal ini
yang tidak jelas. dibatasi pada undang-undang saja;
2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-
3.2.Hambatan Pemerintah Desa pihak yang membentuk maupun
Sanenrejo Kecamatan Tempurejo menerapkan hukum;
Kabupaten Jember untuk 3. Faktor sarana atau fasilitas yang
Mengurangi Tindakan Penyebaran mendukung penegakan hukum;
Berita Bohong (hoax) 4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan
Berdasarkan 15 kuisioner yang dimana hukum tersebut berlaku atau
peneliti sebarkan, terdapat 12 responden diterapkan;
yang menyatakan bahwa pernah ada berita 5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil
hoax yag tersebar di Desa Sanenrejo, karya, cipta, dan rasa yang didasarkan
Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember. pada karsa manusia di dalam pergaulan
Berita hoax yng disebarkan tersebut adalah hidup.
mengenai virus tanaman sengon, sehingga Kelima faktor tersebut saling
peduduk menjual tanaman sengonnya berkaitan dengan eratnya, oleh karena
sebelum waktunya dijual. Selain itu, merupakan esensi dari penegakan hukum,
terdapat beberapa hambatan untuk juga merupakan tolak ukur daripada
mencegah penyebaran berita hoax tersebut. efektivitas penegakan hukum. Kelima
Penegakan hukum mengalami beberapa faktor tersebut akan dibahas lebih lanjut
kendala atau hambatan yang dipengaruhi sebagai berikut:
oleh beberapa faktor-faktor. Antara lain: 1. Undang-undang
a. Substansi hukum yang akan ditegakan; Undang-undang dalam arti material
b. Struktur para penegak hukum; dan adalah peraturan tertulis yang berlaku
c. Kultur masyarakat. umum dan dibuat oleh Penguasa Pusat
Pokok penegakan hukum sebenar- maupun Daerah yang sah. Mengenai
nya terletak pada faktor-faktor lain yang berlakunya undang-undang tersebut,
mungkin mempengaruhinya. Faktor-faktor terdapat beberapa asas yang tujuannya
tersebut mempunyai arti yang netral, adalah agar undang-undang tersebut
sehingga dampak positif atau negatifnya mempunyai dampak yang positif. Asas-
terletak pada isi faktor-faktor tersebut. asas tersebut antara lain.
Faktor-faktor tersebut adalah, sebagai 1. Undang-undang tidak berlaku surut.
berikut: 2. Undang-undang yng dibuat oleh
penguasa yang lebih tinggi;
Tanpa adanya sarana atau fasilitas sarana atau fasilitas yang membantu
tertentu, maka tidak mungkin penegakan penegakkan hukum tanpa adanya aparat
hukum akan berjalan dengan lancar. penegak hukum yang baik hal itu hanya
Sarana atau fasilitas tersebut antara lain, akan terasa sia-sia.
mencakup tenaga manusia yang 5. Faktor Masyarakat Penegakan hukum
berpendidikan dan terampil, organisasi berasal dari masyarakat, dan bertujuan
yang baik, peralatan yang memadai, untuk mencapai kedamaian dalam
keuangan yang cukup, dan seterusnya. masyarakat. Dipandang dari sudut
Sarana atau fasilitas mempunyai peran tertentu, maka masyarakat dapat
yang sangat penting dalam penegakan mempengaruhi penegakan hukum
hukum. Tanpa adanya sarana atau tersebut. Masyarakat Indonesia
fasilitas tersebut, tidak akan mungkin mempunyai kecendrungan yang besar
penegak hukum menyerasikan peranan untuk mengartikan hukum dan bahkan
yang seharusnya dengan peranan yang mengidentifikasikannya dengan petugas
aktual. Khususnya untuk sarana atau (dalam hal ini penegak hukum sebagai
fasilitas tesebut, sebaiknya dianut jalan pribadi). Akibatnya adalah, bahwa baik
pikiran, sebagai berikut: buruknya hukum senantiasa dikaitkan
1. Yang tidak ada-diadakan yang baru dengan pola prilaku penegak hukum
betul; tersebut. Masyarakat Indonesia
2. Yang rusak atau salah-diperbaiki mempunyai pendapat mengenai hukum
atau dibetulkan; sangat berfareasi antara lain:
3. Yang kurang-ditambah; 1. Hukum diartikan sebagai ilmu
4. Yang macet-dilancarkan; pengetahuan;
4. Yang mundur atau merosot-dimajukan 2. Hukum diartikan sebagai disiplin,
atau ditingkatkan. Faktor ketiga yaitu yakni sistem ajaran tentang
faktor sarana atau fasilitas yang kenyataan;
membantu penegakan hukum, menurut 3. Hukum diartikan sebagai norma atau
Soerjono Soekanto sendiri menyatakan kaidah, yakni patokan perilaku
bahwa tidak mungkin penegakan hukum pantas yang diharapkan
akan berlangsung dengan lancar tanpa 4. Hukum diartikan sebagai tata hukum
adanya sarana atau fasilitas yang (yakni hukum positif tertulis);
memadai. Akan tetapi hal itu bukanlah 5. Hukum diartikan sebagai petugas
segala-galanya kalau aparatnya sendiri atau pejabat;
masih buruk, karena sebaik apapun
yang harus diserasikan. Pasangan nilai yang tahu darimana sumber berita tersebut dan
berperan dalam hukum menurut Soerdjono menggali informasi lebih jauh dari berita
Soekamto adalah sebagai berikut: atau informasi yang didapat. Jangan
1. Nilai ketertiban dan nilai ketenteraman; mudah terprovokasi dengan
2. Nilai jasmaniah/kebendaan dan nilai menyebarluaskan kembali berita atau
rohaniah/keakhlakan; informasi yang belum jelas benar atau
3. Nilai kelanggengan/konservatisme dan tidaknya. Jadilah pengguna media sosial
nilai kebaruan/inovatisme. Dengan serta masyarakat Indonesia yang cerdas.
adanya keserasian nilai dengan Pemerintah diharapkan lebih cepat lagi
kebudayaan masyarakat setempat merespon hoax yang beredar
diharapkan terjalin hubungan timbal dimasyarakat sehingga dapat
balik antara hukum adap dan hukum meminimalisasi kegaduhan atau
positif di Indonesia, dengan demikian keresahan yang terjadi dimasyrakat dan
ketentuan dalam pasal-pasal hukum Pemerintah harus lebih giat lagi
tertulis dapat mencerminkan nilai-nilai mensosialisasikan UU ITE agar
yang menjadi dasar dari hukum adat masyarakat lebih paham lagi cara
supaya hukum perundang-undangan menggunakan media sosial dan internet
tersebut dapat berlaku secara efektif dengan cerdas dan bijaksana dan kiraya
media sosail dan internet digunakan
KESIMPULAN untuk kebaikan hidup dan membaikkan
kehidupan. Dan masih diperlukakan
Berdasarkan hasil penelitian yang penelitian yang lebih lanjut mengenai
dilakukan dapat diperoleh kesimpulan penelitian ini.
sebagai berikut : 2. Faktor yang menjadi penghambat dalam
1. Peristiwa penyebaran berita hoax yang penanggulangan berita bohong (hoax),
sedang marak terjadi di Indonesia antara lain Faktor aparat penegak
menyebabkan keresahan di masyarakat. hukum, yaitu secara kuantitas masih
Hal ini dapat di sikapi oleh para terbatasnya jumlah penyidik dan secara
pengguna media sosial agar menjadi kualitas sumber daya manusia yang
netter yang cerdas dan lebih selektif masih belum menguasai tentang ITE,
serta berhati-hati akan segala berita atau Faktor sarana dan prasarana, Faktor
pun informasi yang tersebar. Diharapkan masyarakat, yaitu rendahnya pendidikan
pula untuk tidak langsung percaya dari dan pemahaman masyarakat terhadap
berita atau informasi yang diterima. Cari
Lain-lain
Gusti Ngurah Aditya Lesmana, Tesis
(Program Magister Manajemen,
Fakultas Ekonomi,
Universitas Indonesia)