Anda di halaman 1dari 8

Etika dan Moral dalam Penggunaan

Teknologi Informasi dan Komunikasi

Kelompok 9 :
Muhamad Iqbal
Rifansyah Arnadi
Willy Adi Surya
Richard Ahmad Fauzi
• Etika dan Moral sangat diperlukan dalam menggunakan perangkat
teknologi informasi dan komunikasi. Etika merupakan pengetahuan
tentang apa yang baik dan apa yang buruk maupun hak-hak yang
kewajiban moral (akhlak) yang harus disandang oleh seseorang
maupun kelompok orang. Sedangkan moral adalah ajarang yang
baik dan buruk yang diterima umum atau yang menyangkut akhlak,
budi perkerti, dan susila. Jadi, orang yang memiliki etika dan moral
tidak akan melakukan tindakan yang dapat merugikan hasil karya
hak cipta orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.
    1. Menghargai Hasil Karya Orang Lain
• Komputer tanpa perangkat lunak atau program pendukungnya tidak bisa bila
dioperasikan, jadi perangkat lunak sangat memegang peranan penting dalam
pengoperasian komputer. Dapatkah kamu membayangkan jika suatu komputer
tidak memiliki perangkat lunak atau program-program pendukung?
• Berdasarkan fakta tersebut maka kita perlu memberikan penghargaan yang tinggi
kepada pada pencipta atau kreator perangkat lunak. Pemberian penghargaan
tersebut dapat kita lakukan melalui cara-cara berikut ini.
•    - Selalu menggunakan Perangkat lunak yang asli, resmi, dan berlisensi dari
perusahaan yang mengeluarkan perangkat lunak tersebut, seperti perusahaan
Microsoft, Apple, dan sebaginya.
•    - Menghindari penggunaan perangkat lunak bajakan yang bisa dipertanggun
jawabkan kualitas dan keasliannya.
•    - Tidak turut serta dalam tindakan membajak, membajak, menyalin, menkopi,
maupun menggandakan perangkat lunak komputer tanpa seizin dari perusahaan
yang menerbitkan perangkat tersebut.
•    - Tidak melakukan tindakan pengubahan, pengurangan, maupun penambahan
hasil ciptaan suatu perangkat lunak
Hak Cipta Perangkat Lunak

• Untuk melindungi hasil karya cipta seseorang seperti karya cipta perangkat
lunak atau program Komputer maka Pemerintah Republik Indonesia
mengeluarkan peraturan dalam bentuk-bentuk Undang-Undang Hak cipta
berlaku saat ini adalah Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 yang
merupakan penyampurnaan dari Undang-Undang Hak Cipta No. 6 Tahun
1982, Undang-Undang Hak Cipta No. Tahun 1987 dan Undang-Undang Hak
Cipta No. 12 Tahun 1997.
• Menurut undang-undang tersebut yang disebut dengan hak cipta adalah hak
eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak cipataanya atau memberiakan izin untuk itu dengan tidak
mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
• Sedangkan perangkat lunak atau Program Komputer adalah
sekumpulan instruksi yang diwujudkan dalam bahasa, kode,
skema,ataupun bentuk lain, apabila digabung dengan media
yang dapat dibaca dengan komputer akan mampu membuat
komputer bekerja untuk melakukan fungsi-fungsi khusus atau
untuk mencapai hasil khusus atau untuk mencapai hasil khusus,
termasuk persiapan dalam merancang insturksi-instruksi
tersebut.

• Menurut Pasal 2 Ayat (2) UU Hak Cipta No.19 Tahun 2002.


Persiapan atau pemegang Hak Cipta atas karya sinematografi
dan program Komputer memiliki hak untuk memberikan izin untuk
melarang orang lain yang tampa persetujuan menyewakan
Ciptaan tersebut untuk kepentingan yang bersifat komersil.
3. Tata Cara Mengutip/Mengkopi
Hasil Karya Orang lain
• Ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan
dalam mengutip maupun mengkopi hasil karya
cipta orang lain. Jadi, kita tidak bisa sembarangan
menggunakannya hasil karya cipta tersebut. Hal ini
sudah diatur dalam UU HakCipta. Namun
sebelumnya, ada beberapa hal yang perlu kita
ketahui sebelumnya, ada beberapa hal yang perlu
kita ketahui sebelum mengutip/mengkopi hasil
karya orang lain. Hal-hal tersebut antara lain
sebagai berikut.
Berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas maka tata cara mengutip
atau mengkopi hasil karya orang lain antara lain sebagai berikut.

•    Setiap pengambilan atau pengutipan Ciptaan pihak lain baik


sebagian maupun seluruhnya harus mencantumkan sumbernya
jika tujuan pengambilan tersebut untuk keperluan seperti yang
disebutkan pada Pasal 15 UU Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 diatas.
Namun jika tujuannya untuk keperluan diluar yang ditentukan oleh
pasal tersebut seperti komersialisasi atau mencari keuntungan,
maka kita perlu mendapatkan persetujuan dari Pemegan Hak Cipta
dengan ketentuan yang sudah diatur oleh undang-undang.
•    Pemilik suatu Program Komputer (bukan Pemegang Hak Cipta
Program Komputer) dibolehkan buat salinan Program Komputer
Komputer yang dimilikinya tersebut untuk dijadikan cadangan; jika
digunakan untuk keperluan sendiri, bukan untuk komersialisasi
atau mencari keuntungan. Hal ini sudah ditetapkan dalam Pasal 15
UU Hak Cipta No.19 Tahun 2002 huruf g.
4. Sanksi Pelanggaran Undang-
Undang Hak Cipta

Pelangaran terhadap UU Hak Cipta Program
Komputer dikenai sanksi atau hukuman. Hal ini
sudah ditetapkan dalam Pasal 72 Ayat (3) UU
Hak Cipta No.19 Tahun 2002  yang berbunyi:
• “Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak
memperbanyak penggunaan untuk kepentingan
komersial suatu Program Komputer dipidana
penjara selama 5 (lima) tahun dan / atau denda
paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).

Anda mungkin juga menyukai