Anda di halaman 1dari 6

LKPD 4.

NAMA : .....................................................................
KELAS : .....................................................................
Siswa mengetahui dan memahami etika dan moral dalam
TUJUAN PEMBELAJARAN :
menggunakan TIK
LANGKAH PRAKTIKUM : 1. Buat halaman baru pada ms. Word
2. Baca dan copykan semua tulisan di bawah, kemudian
paste pada halaman baru
3. Lakukan editing sesuai dengan petunjuk pada modul

4.1 ETIKA DAN MORAL MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI


A. Etika dan moral dalam TIK
Etika dan Moral sangat diperlukan dalam menggunakan perangkat teknologi informasi dan
komunikasi. Etika merupakan pengetahuan tentang apa yang baik dan apa yang buruk maupun hak-
hak yang kewajiban moral (akhlak) yang harus disandang oleh seseorang maupun kelompok orang.
Sedangkan moral adalah ajarang yang baik dan buruk yang diterima umum atau yang menyangkut
akhlak, budi perkerti, dan susila. Jadi, orang yang memiliki etika dan moral tidak akan melakukan
tindakan yang dapat merugikan hasil karya hak cipta orang lain, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Jika berbicara tentang perangkat lunka, maka ada kaitannya dengan masalah hakikat dan kekuatan
hukumkepemilikan. Dalam menciptakan suatu kepemilikan, suatu hasil karya yang baru perlu adanya
pendefinisian sifat dan hakikat kepemilikannya. Kekayaan intelektual (intelectual property) sebagai
hasil pemikiran dan budidaya manusia ini perlu mendapat perlindungan hukum dari pembajakan
maupun tindakan ilegal lainnya.
Berikut ini beberapa hal yang termasuk dalam Hak Kekayaan Intelektual (HAKI):
Hak cipta (copyright)
Merek dagang (trademark)
Paten (patent)
Desain produk industri (industrial design)
Indikasi geografi (geographical indication)
Desain tata letak sirkuit terpadu (topography of integrated circuit)
Perlindungan informasi yang dirahasiakan (protection of undisclosed information)

B. Menghargai Hasil Karya Orang Lain

Perangakat teknologi dan komunikasi seperti perngakt lunak atau program-program komputer
merupakan suatu karya hak cipta atau karya intelektual yang harus kita hargai dan hormati,karena
perangkat tersebut diciptakan susah payah, penuh pengorbanan, membutuhkan pemikiran, yang lama
dan hanya orang tertentu saja yang dapat membuatnya, apalagi keberadaanya digunakan untuk
kepentingan dan kemudahan masyarakat dalam melakukan pekerjaan yang berakaitan dengan
komputer, sehingga perangkat lunak komputer atau program komputer itu menjadi suatu barang yang
mahal dan berharga.
Komputer tanpa perangkat lunak atau program pendukungnya tidak bisa bila dioperasikan, jadi
perangkat lunak sangat memegang peranan penting dalam pengoperasian komputer. Dapatkah kamu
membayangkan jika suatu komputer tidak memiliki perangkat lunak atau program-program
pendukung?
Berdasarkan fakta tersebut maka kita perlu memberikan penghargaan yang tinggi kepada pada pencipta
atau kreator perangkat lunak. Pemberian penghargaan tersebut dapat kita lakukan melalui cara-cara
berikut ini.
Selalu menggunakan Perangkat lunak yang asli, resmi, dan berlisensi dari perusahaan yang
mengeluarkan perangkat lunak tersebut, seperti perusahaan Microsoft, Apple, dan sebaginya.
Menghindari penggunaan perangkat lunak bajakan yang bisa dipertanggun jawabkan kualitas dan
keasliannya.
Tidak turut serta dalam tindakan membajak, membajak, menyalin, menkopi, maupun menggandakan
perangkat lunak komputer tanpa seizin dari perusahaan yang menerbitkan perangkat tersebut.
Tidak melakukan tindakan pengubahan, pengurangan, maupun penambahan hasil ciptaan suatu
perangkat lunak.
C. Hak Cipta Perangkat Lunak

Sebelum kita sampai pada penjelasan yang luas, kita harus memahami dulu tentang Ciptaan-Ciptaan
atau Karya Cipta apa saja yang dilindungi oleh undang-undang. Menurut Pasal 12 Ayat (1) Undang-
Undang Hak Cipta No.19 Tahun 2002, Ciptaan yang dilindungi adalah Ciptaan dalam bidang, seni, dan
satra, yang mencakup:
Buku, Program Komputer, Pamflet, Perwajahan (layout) karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil
karya tulis lain;
Ceramah, Kuliah, Pidato, dan Cipataan lain yang sejenis dengan itu;
Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;
Lagu atau musik dengan atau teks;
Drama atau drama musikal, tari, kereografi, pewayangan, dan pantomin;
Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni
patung, kolase, dan seni terapan;
Arsiteketur;
Peta;
Seni Batik;
Fotografi;
Sinematografik;
Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari hasil pengalihwujudan
Sedangkan untuk Ciptaann yang tidak memiliki atau tidak ada Hak Cipta seperti yang dinyatakan dalam
Pasal 13 Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 adalah:
Hasil rapat terbuka lembaga-lembaga Negara;
Peraturan perundang-undang;
Pidato kenegaraan atau pidato pejabat pemerintahan;
Putusan pengadilan atau penetapan hakim, atau
Keputusan badan arbitrase atau keputusan badan-badan sejenis lainnya.
Untuk melindungi hasil karya cipta seseorang seperti karya cipta perangkat lunak atau program
Komputer maka Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan peraturan dalam bentuk-bentuk
Undang-Undang Hak cipta berlaku saat ini adalah Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 yang
merupakan penyampurnaan dari Undang-Undang Hak Cipta No. 6 Tahun 1982, Undang-Undang Hak
Cipta No. Tahun 1987 dan Undang-Undang Hak Cipta No. 12 Tahun 1997.
Menurut undang-undang tersebut yang disebut dengan hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau
penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak cipataanya atau memberiakan izin untuk itu
dengan tidak mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sedangkan perangkat lunak atau Program Komputer adalah sekumpulan instruksi yang diwujudkan
dalam bahasa, kode, skema,ataupun bentuk lain, apabila digabung dengan media yang dapat dibaca
dengan komputer akan mampu membuat komputer bekerja untuk melakukan fungsi-fungsi khusus atau
untuk mencapai hasil khusus atau untuk mencapai hasil khusus, termasuk persiapan dalam merancang
insturksi-instruksi tersebut.
Menurut Pasal 2 Ayat (2) UU Hak Cipta No.19 Tahun 2002. Persiapan atau pemegang Hak Cipta atas
karya sinematografi dan program Komputer memiliki hak untuk memberikan izin untuk melarang orang
lain yang tampa persetujuan menyewakan Ciptaan tersebut untuk kepentingan yang bersifat komersil.

D. Tata Cara Mengutip/Mengkopi Hasil Karya Orang lain

Ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam mengutip maupun mengkopi hasil karya cipta
orang lain. Jadi, kita tidak bisa sembarangan menggunakannya hasil karya cipta tersebut. Hal ini sudah
diatur dalam UU HakCipta. Namun sebelumnya, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui sebelumnya,
ada beberapa hal yang perlu kita ketahui sebelum mengutip/mengkopi hasil karya orang lain. Hal-hal
tersebut antara lain sebagai berikut.
Pasal 14 UU Hak Cipta No.19 Tahun 2002 menyatakan bahwa:
“Tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta:
Pengumuman dan/ atau Perbanyakan lambang Negara dan lagu kebangsaan menurut sifat yang aslinya;
Pengumuman dan /atau diperbanyak oleh atau atas nama Pemerintah, kecuali apabila Hak Cipta
dinyatakan dilindungi, baik dengan peraturan perundang-undangan maupun dengan pernyataan pada
Ciptaan itu sendiri atau ketika Ciptaan itu diumumkan dan / atau diperbanyak; atau
Pengambilan berita aktual baik seluruhnya maupun sebagian dari kantor berita, Lembaga Penyiaran,
dan surat kabar atau sumber sejenis lain, dengan ketentuan sembernya harus disebutkan secara
lengkap.”
Pasal 15 UU Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 menyatakan bahwa:
“Dengan syarat bahwa sumbernya harus disebutkan atau dicantumkan, tidak dianggap sebagai
pelanggaran Hak Cipta:
Pengunaan Ciptaan pihak lain untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah,
penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan kepentingan
yang wajar Pencipta;
Pengembalian Ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian, guna keperluan pembelaan di
dalam atau luar Pengadilan;
Pengambilan Ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian, guna keperluan.
Ceramah yang semata-mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan, atau
Pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan ketentuan tidak merugikan
kepentingan yang wajar dari Pencipta;
Pebanyakan suatu Ciptaan bidang ilmu pengetahuan, seni, dan satra dalam huruf braile guna keperluan
para tunanetra, kecuali jikaPerbanyakan itu bersifat komesial;
Perbanyakan suatu Ciptaan selain Program Komputer secara terbatas dengan cara atau alat apa pun atau
proses yang serupa oleh perpustakaan umum, lambaga ilmu pengetahuan atau pendidikan, dan pusat
dokumentasi yang nonkemesial semata-mata untuk keperluan aktivitasnya;
Perubahan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan pelaksanaan teknis atas karya arsitektur, seperti
Ciptaan bangunan;
Pembuatan salinan cadangan suatu Program Komputer oleh Pemilik Program Komputer yang dilakukan
semata-mata untuk digunakan sendiri;
Berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas maka tata cara mengutip atau mengkopi hasil karya orang lain
antara lain sebagai berikut.
Setiap pengambilan atau pengutipan Ciptaan pihak lain baik sebagian maupun seluruhnya harus
mencantumkan sumbernya jika tujuan pengambilan tersebut untuk keperluan seperti yang disebutkan
pada Pasal 15 UU Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 diatas. Namun jika tujuannya untuk keperluan diluar
yang ditentukan oleh pasal tersebut seperti komersialisasi atau mencari keuntungan, maka kita perlu
mendapatkan persetujuan dari Pemegan Hak Cipta dengan ketentuan yang sudah diatur oleh undang-
undang.
Pemilik suatu Program Komputer (bukan Pemegang Hak Cipta Program Komputer) dibolehkan buat
salinan Program Komputer Komputer yang dimilikinya tersebut untuk dijadikan cadangan; jika
digunakan untuk keperluan sendiri, bukan untuk komersialisasi atau mencari keuntungan. Hal ini sudah
ditetapkan dalam Pasal 15 UU Hak Cipta No.19 Tahun 2002 huruf g.

4. Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta

Pelangaran terhadap UU Hak Cipta Program Komputer dikenai sanksi atau hukuman. Hal ini sudah
ditetapkan dalam Pasal 72 Ayat (3) UU Hak Cipta No.19 Tahun 2002 yang berbunyi:
“Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk kepentingan komersial
suatu Program Komputer dipidana penjara selama 5 (lima) tahun dan / atau denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Anda mungkin juga menyukai