Disusun Oleh :
Alexander Satria Eka. P (22105241051)
Yowana Lokendra (22105244004)
Hammam Fahlevi (22105244005)
Moh Reza Syah Pahlevi (22105244016)
Hanggraeni Suci Wulandari (22105244039)
Puji Syukur kami haturkan kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan karunia dan
nikmatnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Hak Cipta,
Paten dan Merek” .
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Teguh Arie Sandy, M.Pd. selaku
dosen Mata Kuliah Kreativitas, Inovasi, dan Kewirausahaan Teknologi Pendidikan serta
rekan kelompok yang telah berkontribusi serta semua pihak yang telah turut memberikan
kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tujuan dari pada dibuatkan makalah ini guna
memahami mengenai Desain Pesan Pembelajaran, serta dengan adanya tugas ini menjadikan
kami lebih memahami dan mengerti.
Selaku penyusun, kami kira bahwa masih terdapat banyak kekurangan dari makalah
ini. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca sangat kami terima agar kami dapat
menjadikan lebih baik lagi. Semoga makalah dengan “Hak Cipta, Paten dan Merek” ini dapat
bermanfaat.
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak kekayaan intelektual pada pembangunan di Indonesia sangatlah penting,
di mana hak ini dilindungi yang berupa hak cipta, hak paten, merek, lisensi maupun
desain industri. UU No.6 tahun 1982 merupakan Undang-undang yang melindungi
karya cipta dan telah diundangkan hingga Undang-undang terbaru tentang hak cipta
yaitu UU No.10 tahun 2022, mulai berlaku 12 bulan sejak diundangkan.
Tidak hanya hak cipta, menurut UU No.6 tahun 1989 paten merupakan hak
khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil temuan di bidang teknologi
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri untuk memberikan persetujuannya
kepada orang lain untuk melakukannya. Hal tersebut menjadi invensi di bidang
teknologi (hak paten) dan kreasi terkait penggabungan antara unsur bentuk, warna,
garis pada desain produk industri.
Selain itu, tanda tangan yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan jasa
(merek) pun perlu diakui dan dilindungi di bawah perlindungan hukum. Dengan kata
lain HAKI (Hak atas Kekayaan Intelektual) yang perlu didokumentasikan agar
dihasilkannya teknologi atau karya baru yang sama sehingga dapat dihindari atau
dicegah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Hak Cipta, Paten, dan Merek?
2. Apa saja jenis Hak Cipta, Paten, dan Merek?
3. Apa saja prinsip dasar Hak Cipta, Paten, dan Merek?
4. Apa saja manfaat Hak Cipta, Paten dan Merek?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Hak Cipta, Paten, dan Merek
2. Memahami macam-macam jenis pada Hak Cipta, Paten, dan Merek
3. Memahami prinsip yang berada dalam Hak Cipta, Paten, dan Merek
4. Mengetahui manfaat dari Hak Cipta, Paten dan Merek
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Hak Cipta
Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis
berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk
nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Hak Paten
Paten adalah hak eksklusif inventor atas invensi di bidang teknologi untuk
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri atau memberikan persetujuan
kepada pihak lain untuk melaksanakan invensinya.
● Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan
pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi berupa produk
atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau
proses.
● Inventor adalah seorang atau beberapa orang yang secara
bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan
yang menghasilkan Invensi
3. Hak Merek
Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar,
logo,nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi
dan/atau 3 {tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau
lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi
oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau
jasa.
B. Jenis-jenis
1. Jenis Hak Cipta
Menurut UU No. 28 tahun 2014 pada pasal 4 Hak Cipta merupakan hak
ekslusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi. Hak Moral merupakan
hak yang melekat secara abadi pada diri Pencipta untuk:
a. tetap mencantumkan atau tidak mencantumkan namanya pada salinan
sehubungan dengan pemakaian Ciptaannya untuk umum;
b. menggunakan nama aliasnya atau samarannya;
c. mengubah Ciptaannya sesuai dengan kepatutan dalam masyarakat;
d. mengubah judul dan anak judul Ciptaan; dan
e. mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi Ciptaan, mutilasi
Ciptaan, modifikasi Ciptaan, atau hal yang bersifat merugikan kehormatan
diri atau reputasinya.
Hak moral tidak dapat dialihkan selama Pencipta masih hidup, tetapi
pelaksanaan hak tersebut dapat dialihkan dengan wasiat atau sebab lain sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan setelah Pencipta meninggal
dunia. Dalam hal terjadi pengalihan pelaksanaan hak moral, penerima dapat
melepaskan atau menolak pelaksanaan haknya dengan syarat pelepasan atau
penolakan pelaksanaan hak tersebut dinyatakan secara tertulis.
Hak ekonomi merupakan hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta
untuk mendapatkan manfaat ekonomi. Pencipta atau Pemegang Hak Cipta
memiliki hak ekonomi untuk melakukan:
a. penerbitan Ciptaan;
b. Penggandaan Ciptaan dalam segala bentuknya;
c. penerjemahan Ciptaan;
d. pengadaplasian, pengaransemenan, pentransformasian Ciptaan;
e. Pendistribusian Ciptaan atau salinannya;
f. Pertunjukan Ciptaan;
g. Pengumuman Ciptaan;
h. Komunikasi Ciptaan; dan
i. penyewaan Ciptaan.
Dari penjelasan tersebut maka bisa dipahami bahwa paten ditujukan untuk
invensi yang kompleks dan rumit. Sementara untuk paten sederhana ditujukan
untuk invensi yang memang lebih sederhana.
1. Objek Perlindungan
Perbedaan yang pertama bisa dilihat dari objek atau jenis objek yang
dilindungi dimana keduanya memang berbeda. Pada paten biasa, objek yang
dilindungi mencakup temuan dalam bentuk produk dan proses. Adapun yang
dimaksud temuan berbentuk produk adalah temuan yang memang memiliki
fisik dan siap digunakan di industri atau masyarakat. Sementara untuk proses,
bisa dalam bentuk suatu sistem. Misalnya sistem manajemen PT Y secara
online dan terintegrasi. Sehingga temuan dalam bentuk proses bisa dilindungi
dengan paten.
Pada paten sederhana, objek yang dilindungi pada dasarnya sama, yakni
produk dan proses, hanya saja dalam versi lebih sederhana. Misalnya, dosen
A dalam penelitian menemukan alat pemarut kelapa otomatis. Temuan ini
lebih cocok masuk ke paten sederhana karena memenuhi kriteria invensi
sesuai ketentuan. Semakin sederhana suatu temuan maka semakin masuk
kriteria ke paten sederhana, begitu juga sebaliknya.
2. Masa Pengajuan
Perbedaan paten dan paten sederhana juga terletak pada masa pengajuan,
lebih tepat seberapa lama prosesnya. Pada paten biasa, proses pendaftaran
sampai hak paten dirilis dalam bentuk sertifikat membutuhkan waktu 18
bulan. Setelah 6 bulan menerima sertifikat, inventor baru bisa mengumumkan
invensinya ke publik. Sedangkan untuk paten sederhana masa tunggunya
lebih singkat yakni 14 hari setelah pendaftaran dilakukan inventor. Proses
lama karena memang ada tahapan panjang untuk memastikan invensi yang
didaftarkan memenuhi kriteria dan benar-benar baru.
3. Persyaratan Patentabilitas
Perbedaan paten dan paten sederhana juga mencakup persyaratan
patentabilitas. Adapun yang dimaksud patentabilitas disini adalah berkaitan
dengan invensi, dimana harus memenuhi syarat untuk mendapatkan paten.
Adapun syarat invensi untuk memperoleh paten adalah baru, mengandung
langkah inventif, dan bisa diterapkan dalam industri. Sementara paten
sederhana patentabilitasnya adalah baru, pengembangan dari produk atau
proses yang sudah ada, memiliki kegunaan praktis, dapat diterapkan dalam
industri.
Jika masa perlindungan hak paten telah berakhir maka otomatis akan menjadi
hak publik. Sehingga bisa digunakan, dimanfaatkan, dan diproduksi massal
tanpa perlu lisensi. Aturan mengenai masa berlaku paten dimaksudkan agar
tidak ada pihak yang secara terus menerus dapat mengontrol seluruh industri
sehingga dikhawatirkan dapat merugikan masyarakat dan sistem perdagangan.
b. Merek Jasa
Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa sejenis lainnya (Pasal 1 Ayat 3 UU Merek No. 20
Tahun 2016). Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa merek jasa
dikhususkan untuk jasa yang ditawarkan oleh pelaku usaha dalam
menjalankan kegiatan usahanya.
c. Merek Kolektif
Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa
dengan karakteristik yang sama mengenai sifat, ciri umum, dan mutu barang
atau jasa serta pengawasannya yang akan diperdagangkan oleh beberapa orang
atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang
dan/atau jasa sejenis lainnya (Pasal 1 Ayat 4 UU Merek No. 20 Tahun 2016).
Untuk merek kolektif ini, terdapat ketentuan khusus jika ingin didaftarkan.
Ketentuan mengenai merek kolektif diatur dalam Pasal 46 hingga Pasal 51 UU
Merek No. 20 Tahun 2016.
C. Prinsip-prinsip
Tidak sedikit permohonan merek ditolak atau permohonan merek dianggap meniru
karena memuat unsur persamaan pada pokoknya pada bentuk, cara penempatan, cara
penulisan atau kombinasi antara unsur, maupun persamaan bunyi ucapan dengan
merek terdaftar yang sudah ada khususnya pada kelas yang sama atau menyerupai
merek terkenal. Oleh karena itu, pelaku usaha atau pemohon merek saat akan
mendaftarkan merek, dianjurkan untuk melakukan penelusuran merek yang sudah
terdaftar sehingga potensi membuat kebaruan masih relatif besarDengan demikian,
maka akan mengurangi risiko permohonan merek ditolak oleh pemeriksa merek dari
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI). Penelusuran kebaruan yang
dilakukan sejak awal membuat etiket merek sebelum pendaftaran juga akan
memperkaya inspirasi ide terkait unsur-unsur merek yang sudah didaftar sehingga
akan memberikan kesempatan pemohon merek yang baru untuk membuat modifikasi,
mengembangkan merek dengan unsur yang unik (memiliki daya pembeda) namun
tetap menarik dan mudah dipahami oleh konsumen.
D. Manfaat
Adapun Manfaat hak cipta, hak paten, dan hak merek adalah sebagai berikut:
● Meningkatkan kreativitas dan inovasi
● Hak cipta, hak paten, dan hak merek dapat mendorong kreativitas dan inovasi
karena pemiliknya memiliki perlindungan hukum atas ciptaan, invensi, atau
mereknya.
● Meningkatkan nilai ekonomi
● Ciptaan, invensi, dan merek yang dilindungi hak cipta, hak paten, dan hak merek
dapat meningkatkan nilai ekonomi karena memiliki nilai jual.
● Meningkatkan persaingan yang sehat
● Hak cipta, hak paten, dan hak merek dapat mendorong persaingan yang sehat
karena melindungi hak kekayaan intelektual setiap orang.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam menghadapi dunia yang semakin kompleks dan berubah dengan cepat,
pemahaman yang baik tentang hak cipta, hak paten, dan hak merek sangat penting. Ini
tidak hanya memengaruhi individu dan perusahaan dalam melindungi karya dan
inovasi mereka, tetapi juga memiliki dampak signifikan pada perekonomian dan
perkembangan teknologi suatu negara. Hak cipta memberikan kepastian kepada
pencipta dalam menggunakan dan mendapatkan manfaat ekonomi dari karyanya,
sementara hak paten mendorong inventor untuk terus mengembangkan teknologi baru
yang bermanfaat bagi masyarakat. Hak merek, di sisi lain, membantu konsumen
dalam mengidentifikasi dan memilih produk dan jasa yang mereka percayai.
Pentingnya memahami perbedaan dan prinsip-prinsip dasar dalam hak cipta, hak
paten, dan hak merek tidak hanya relevan bagi individu yang terlibat dalam industri
kreatif, teknologi, dan bisnis, tetapi juga bagi masyarakat umum yang menggunakan
produk dan jasa sehari-hari. Kemudian saran yang dapat diberikan adalah dengan
meningkatkan edukasi publik mengenai hak cipta, hak paten, dan hak merek,
memberikan akses lebih mudah kepada layanan pendampingan hukum untuk individu
dan perusahaan yang membutuhkannya, serta terus mendorong inovasi di bidang
teknologi dan kreativitas dengan memberikan insentif kepada inventor dan pencipta.
Hal ini akan mendukung perlindungan hak-hak intelektual dan mendorong
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Zulkifli Makkawaru. (2021). Hak kekayaan intelektual seri hak cipta, paten, dan
merek.