Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN MAGANG

Diajuka untuk memenuhi salah satu tugas

Matakuliah : Etika Profesi Hukum


Dosen Pembimbing : Dr. Zahratul Idami, S.H., M. HUM

Disusun Oleh
NAMA : Cut Israviana Rizqya
NIM : 1803101010081

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2021-2022

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2

KATA PENGANTAR...............................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................5

BAB II........................................................................................................................................6

GAMBARAN UMUM...............................................................................................................6

2.1 TINJAUAN KEPUSTAKAAN...................................................................................6

2.1.1 Sejarah Umum Lembaga......................................................................................6

2.1.2 Dasar Hukum.......................................................................................................8

2.2 Lokasi Magang........................................................................................................8

2.3 Visi dan Misi Lembaga............................................................................................8

2.4 Metode Pelaksanaan................................................................................................9

BAB III.....................................................................................................................................10

PELAKSANAAN MAGANG.................................................................................................10

3.1 Deskripsi Bagian Magang.........................................................................................10

3.2 Jadwal Kegiatan Magang..........................................................................................10

BAB IV....................................................................................................................................14

PEMBAHASAN......................................................................................................................14

4.1 Implementasi Etika Profesi Pada Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh...........14

BAB V......................................................................................................................................16

KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................16

5.1 Kesimpulan................................................................................................................16

2
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Magang Di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat
Aceh ini tepat pada waktunya.
Dan juga saya berterima kasih kepada Ibu Dr. Zahratul Idami, S.H., M. Hum.
selaku dosen mata kuliah Hukum Internasional di Universitas Syiah Kuala. Makalah ini
disusun sebagai tambahan pengetahuan pada mata kuliah Hukum Internasional. Selain itu,
makalah ini juga dapat menambah wawasan kita.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah membimbing
saya dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Banda Aceh, 12 Mei 2021

Penulis

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mata kuliah Etika Profesi merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus diikuti oleh
setiap mahasiswa Fakultas Hukum. Dalam hal ini merupakan kesempatan kepada Mahasiswa
untuk mengikuti, melihat, dan merasakan secara langsung bagaimana proses mengenai yang
terjadi di dalam praktek. Magang juga adalah salah satu bentuk  pengaplikasian ilmu yang
diperoleh mahasiswa selama perkuliahan dan mempelajari lebih detail tentang seluk beluk
standar kerja yang profesional, pengalaman ini kemudian akan menjadi bekal dalam
menjalani jenjang karir yang sesungguhnya. Sebagai perguruan tinggi negeri tertua di Aceh,
Universitas Syiah Kuala tentu sangat peduli akan kemampuan – kemampuan mahasiswa
dalam bergelut di dunia kerja yang tentunya tidak mudah.
Dengan era teknologi yang semakin maju, menuntut mahasiswa khususnya untuk lebih
menggali potensi, tidak hanya itu berbagai kemampuan yang tidak hanya mengandalkan
kemahiran yang dimiliki mahasiswa, tetapi juga kesiapan mental dan keahlian khusus untuk
bisa dan mampu bersaing di dunia kerja yang tentunya sangat banyak individu lainnya yang
mempunyai kemampuan lebih baik. Dengan adanya mengadakan mata kuliah Etika Profesi,
yang diharapkan mahasiswa mampu mendapatkan manfaat dan pengalaman baru yang tidak
di dapatkan selama perkuliahan. Mata kuliah Etika Profesi ini yang memberi kesempatan
kepada Mahasiswanya untuk magang gini berbobot2 SKS yang mewajibkan semua
Mahasiswa untuk mendaftarkan dari pada sebuah instansi yang diminati atau memilih sebuah
instansi atau lembaga selama kurang lebih 10 kali pertemuan. Selain itu, diharapkan setiap
mahasiswa yang menjalani kegiatan magang, pekerjaan yang dilakukan nanti masih berkaitan
dengan Program Studi yang dijalani Mahasiswa di Kampus.
Oleh sebab itu, kegiatan magan gini sangat membantu Penulis khususnya di dunia 
pekerjaannantinya, tentunya dengan kegiatan magang akan menambah wawasan Penulis lebih
luas, Penulis memilih magang dan melakukan pengujian etika profesi terhadap Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) sebagai orang yang mewakili suara rakyatnya di
Gedung DPR di Aceh.Di dalam DPRA dalam satu tahun sidang waktu kerja DPR, dibagi tiga
atau empat masa persidangan. Dalam setiap masa persidangan ini dikenal dengan istilah masa
reses. Masa reses adalah masa dimana para Anggota Dewan bekerja di luar Gedung DPR

5
dalam kurun waktu kurang lebih seminggu. Pada masa reses, para Anggota Dewan ini
berkesempaan untuk bertemu dan menjumpai konstituen di daerah pemilihannya (Dapil)
masing-masing. Kegiatan reses ini perlu dilakukan guna mendengarkan secara langsung
aspirasi yang ada di masyarakat sehingga nantinnya bisa diambil sebuah keputusan yang
terbaik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Penjelasan mengenai Pengertian, Kedudukan, Susunan, Fungsi, Wewenang, dan Visi
Misi DPRA Aceh
2. Bagaimanakah pelaksanaan etika profesi sebagai Anggota DPRA saat dalam masa
reses sidang?

6
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1.1 Sejarah Umum Lembaga
            Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di Propinsi Aceh, yang kini bernama
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, pertama kali terbentuk pada tahun 1945. Ketika itu, DPRA
masih bernama Komite Nasional Daerah (KND). Hal tersebut sesuai dengan Peraturan
Peralihan dari UUD 1945 dan disusul Maklumat Wakil Presiden tanggal 16 Oktober 1945.
KND yang diketuai pertama kali oleh Tuanku Mahmud kemudian dilanjutkan oleh Mr. S. M.
Amin berubah nama menjadi DPRD pada tahun 1947. Keresidenan Aceh dijadikan Propinsi
oleh Wakil Perdana Menteri sesuai PP No. 8 tahun 1948 pada tanggal 17 Desember 1948
dan  DPRD Aceh berdiri sesuai dengan PP No. 22 Tahun 1948 dari tahun 1949 - 1950 dengan
Ketua Tgk. Abdul Wahab. Namun, leburnya Propinsi Aceh pada tahun 1950 menjadi bagian
dari Provinsi Sumatera Utara menyebabkan DPRD di Aceh dibubarkan.
Kemudian Propinsi Aceh lahir kembali sesuai dengan UU No. 24 Tahun 1956.  Maka
dibentuklah DPRD Peralihan pada  1957 dengan ketua pertama Tgk. M. Abdul Syam  yang
memimpin hingga 1959. Pada tahun 1959-1961 diketuai Tgk. M. Ali Balwy. Selanjutnya
sesuai dengan Perpres No. 5 Tahun 1960 dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat Gotong
Royong (DPRDGR) tahun 1961-1964 diketuai Gubernur Aceh A. Hasjmy. Sesuai dengan
UU No. 181 Tahun 1965 DPRDGR Tahun 1965-1966 diketuai oleh Gubernur Nyak Adam
Kamil, PD. Ketua DPRD periode 1966-1968 Drs. Marzuki Nyak Man. Ketua DPRD periode
1968 - 1971 H. M. Yasin. Dengan keputusan Perdana Menteri Republik Indonesia No.
1/MISSI/1959 (Missi Hardi), maka sejak tanggal 26 Mei 1959, Aceh diberi status "Daerah
Istimewa" dengan sebutan lengkap Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Sejak saat itu Aceh
memiliki hak otonomi yang luas dalam bidang Agama, Adat dan Pendidikan. Selanjutnya
DPRD di Aceh, ditetapkan sesuai hasil Pemilu. Berikut beberapa tugas dan wewenang DPRA
Aceh :
a) Interpelasi, mengajukan usul sekurang-kurangya 5 (lima) Anggota DPRD kepada
Pimpinan DPRD untuk meminta keterangan kepada Gubernur secara lisan maupun
tertulis mengenai Kebijakan Pemerintah Daerah, yang penting dan strategis serta
berdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah dan negara.

7
b) Angket, mengajukan usul sekurang-kurangnya 5 (lima) Anggota DPRD kepada
Pimpinan DPRD untuk mengadakan penyelidikan terhadap Gubernur dan Pemerintah
Daerah yang diduga bertentangan dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
c) Menyatakan pendapat, mengajukan usul sekurang-kurangnya 5 (lirna) Anggota
DPRA kepada Pimpinan DPRA untuk menyatakan pendapat terhadap Kebijakan
Gubernur atau mengenai kejadian luar biasa di daerah.
d) Menentukan Anggaran Belanja Sekretariat dan DPRA.
e) Meminta keterangan kepada Pejabat Negara, Pejabat Pemerintah, Perusahaan Swasta,
BUMN, BUMD dan warga masyarakat.
f) Menetapkan peraturan tata tertib DPRA.
g) Menetapkan kode etik DPRA.
h) Membentuk Qanun Aceh yang dibahas dengan Gubernur untuk mendapat persetujuan
bersama
i) Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Qanun Aceh dan peraturan
perundang-undangan lain
j) Melaksanakan pengawasan terhadap kebijakan Pemerintah Aceh dalam melaksanakan
program pembangunan Aceh, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya, serta penanaman modal dan kerja sama Internasional
k) Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Gubernur/Wakil Gubernur
kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri
l) Memberitahukan kepada Gubernur dan Komisi Independen Pemilihan tentang akan
berakhirnya masa jabatan Gubernur/Wakil Gubernur
m) Memilih Wakil Gubernur dalam hal terjadinya kekosongan jabatan Wakil Gubernur
n) Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama Internasional yang dilakukan
oleh Pemerintah Aceh
o) Memberikan pertimbangan terhadap rencana kerja sama Internasional yang dibuat
oleh Pemerintah yang berkaitan langsung dengan Aceh
p) Memberikan pertimbangan terhadap rencana bidang legislasi Dewan Perwakilan
Rakyat yang berkaitan langsung dengan Pemerintahan Aceh
q) Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama antardaerah dan/atau dengan
pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah
r) Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban Gubernur dalam penyelenggaraan
pemerintahan untuk penilaian kinerja pemerintahan
s) Mengusulkan pembentukan KIP Aceh dan Panitia Pengawas Pemilihan

8
t) Melakukan pengawasan dan meminta laporan kegiatan dan penggunaan anggaran
kepada KIP Aceh dalam penyelenggaraan pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur

Berdasarkan Qanun Nomor 4 Tahun 2007 tentang susunan Organisasi dan Tata Kerja
Sektariat Dewan Perwakilan Rakyat Aceh dan Qanun Nomor 14 Tahun 2012 tentang
Perubahan Atas Qanun Aceh Nomor 4 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, Sekretariat
Dewan Perwakilan Aceh adalah unsur pelayanan terhadap Dewan Perwakilan Rakyat
Aceh (DPRA)
Sekretariat DPRA mempunyai tugas menyelenggarakan administarasi kesektariatan,
administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas fungsi DPRA, dan menyediakan
serta mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRA sesuai dengan
kemampuan keuangan daerah. Untuk menjalankan tugasnya Sekretariat DPRA dipimpin
oleh Sekretariat Dewan (Sekwan) yang membawahi 4 (empat) kepala Bagian (Ka.Bag).
Sekretariat DPR Aceh yaitu :
1. Kepala Bagian Umum
2. Kepala Bagian Persidangan
3. Kepala Bagian Keuangan
4. Kepala Bagian Hukum dan Humas

2.1.2 Dasar Hukum


Tentang Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, dasar hukum atau undang-undang yang
mengatur tentang Dewan Perwakilan Rakyat Aceh adalah sebagai berikut :
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan
Aceh
c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan
Rakyat Aceh
d. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Kode Etik
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh

2.2 Lokasi Magang
            Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) berlokasi di Jln. Tgk. H. M. Daud Beureuh,
Kuta Alam, Kota Banda Aceh, Indonesia. Adapun nomor telepon/ faxmile kantor ialah
(0651) 21638.

9
2.3 Visi dan Misi Lembaga
a. Visi
Visi Dewan Perwakilan Rakyat Aceh adalah : tercapainya citra Lembaga yang
Transparan, Akuntable dan Partisipatif dalam rangka pelaksanaan secara optimal
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA) dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
b. Misi
Sedangkan Misi Dewan Perwakilan rakyat Aceh yakni dalam mewujudkan visi
tersebut ditempuh melalui 5 (lima) mekanisme:
a) Meningkatkan kualitas fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan
sesuai mekanisme yang ada
b) Mensinergikan pemahaman dari alat-alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat
Aceh
c) Meningkatkan keterbukaan/transparansi lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Aceh
d) Meningkatkan keterlibatan semua komponen masyarakat dalam pengambilan
keputusan dengan cara menyerap dan menyalurkan berbagai aspirasi yang
berkembang sebagai bahan masukan
e) Meningkatkan komunikasi dengan semua komponen.

2.4 Metode Pelaksanaan


Metode pelaksanaannya adalah Praktek Kerja Langsung (Magang). Pada saat
mengikuti magang mampu melihat secara langsung segala hal yang telah diterima di
bangku perkuliahan. Selama proses pelaksanaan magang, Mahasiswa dituntut untuk
mampu menyerap ilmu secara langsung dan menganalisa segala permasalahan dan
kendala yang terjadi di tempat magang.
Kantor DPRA berlokasi di Jl. Tgk. H. M. Daud Beureuh, Kec. Kuta Alam,
Kota Banda Aceh. Pada tempat pelaksanaan magang Penulis yaitu di Sekretariat
DPRA, Biro Hukum.

10
BAB III
PELAKSANAAN MAGANG
3.1 Deskripsi Bagian Magang

            Sebelum memulai kegiatan magang di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Aceh
(DPRA), Penulis diberikan pengarahan oleh Kasubag Kepegawaian di
Bagian Umum Sekretariat DPR Aceh. Pengarahan yang diberikan kepada penulis meliputi
jadwal kerja, seragam kerja (berpenampilan menarik dan rapi), penempatan bagian dan
pembimbingan penulis serta menekankan kepada mahasiswa magang untuk bersikap disiplin
baik hal waktu maupun dalam melakukan segala tugas yang diberikan oleh atasan maupun
pegawai yang ada di masing-masing bagian.
            Pelaksanaan magang di Skretariat Dewan Perwaklian Rakyat Aceh yang dilaksanakan
selama 10 Hari. Pelaksaan magang dimulai pada tanggal 19 April 2021 sampai dengan
Tanggal 20 April 2021 pada hari senin sampai jumat dari pukul 08.30 WIB sampai dengan
15.00 WIB. Selama magang Penulis ditempatkan pada Bagian Hukum Sekretariat Dewan
Perwakilan Aceh.

3.2 Jadwal Kegiatan Magang

                 Pada pelaksanaan kegiatan magang di Sekretariat DPR Aceh, kelompok magang di


tempatkan dalam satuan kerja pada Bagian Hukum. Kegiatan selama pelaksanaan magang
adalah sebagai berikut:
Hari Tanggal Jam Kegiatan Paraf
Senin 19 April 2021 8.30-12.00 Perkenalan dengan  staff dan
14.30-15.00 pimpinan yang merupakan
para pegawai di Bagian
Keuangan pada
SekretariatDewan Perwakilan
Rakyat Aceh, diberi
pengarahan selama magang
pada lembaga tersebut.
           
Menghadiri agenda
Selasa 20 April 2021 8.30-12.00
Rapat Dengar Acara
“PEMILIHAN PIMPINAN

11
PANSUS LKPPJ ”
Rabu 21 April 2021 8.30-12.00 Menerima surat masuk dan
mengantar Undangan Rapat
ke ketua DPRA dan masing-
14.30-16.30 masing komisi di DPR Aceh
Mengerjakan laporan magang
di perpustakaan DPRA.
Kamis 22 April 2016 8.30-12.00 Memfotocopy dokumen yang
14.30-16.30 diperlukan oleh sekretariat
bagian keuangan.
Jumat 23 April 2021 8.30-12.00 Study Tour mahasiswa
14.30-16.30 magang ilmu politik unsyiah
dalam rangga mengenal lebih
dekat bagian-bagian yang ada
di secretariat DPRa, seperti
bagian umum, bagian
keuangan, bagian hukum dan
humas, dan  bagian
persidangan.
Senin 26 April 2021 8.30-12.00 Menghadiri agenda Rapat
14.30-16.30 Dengar Pendapat Umum
(RDPU) “Rancangan Qanun
Aceh Tentang Tata Cara
Pengalokasian Tambahan
Dana Bagi Hasil Minyak Dan
Gas Bumi Dan Penggunaan
Dana Otonomi Khusus”, yang
diselenggarakan (PANSUS)
Migas&Otsus 2016 Dewan
Perwakilan Rakyat Aceh
(DPRA).

12
Selasa 27 April 2021 8.30-12.00 Memfotocopy dokumen yang
14.30-16.30 diperlukan oleh sekretariat
bagian keuangan.

Rabu 28 April 2016 8.30-12.00 Izin mengikuti mata kuliah,


lalu menyusun surat keluar
dan melakukan pengecekan
14.30-16.30 terhadap surat keluar dan
masuk.

 Kamis 29 April 2021 8.30-12.00 Mengantar surat kebagian-


bagian, seperti bagian umum,
Sekwan, dan para pimpinan
DPRA.
14.30-16.30 Menangani surat masuk dan
surat keluar pada hari itu
Jumat 30 April 2021 8.30-12.00 Mengexpedisikan surat-surat
masuk kebeberapa buku
ekspedisi lalu diantarkan
14.30-16.30 kebidang masing-masing yang
menangani surat tersebut
Duduk membaca buku di
perpustakaan Skretariat
Dewan Perwakilan Rakyat
Aceh
Senin 1 Mei 2021 8.30-12.00 Rapat Paripurna DPRA THN
2021 Tentang Penyerahan
Laporan Hasil Pemeriksaan
BPK atas Laporan Keuangan
Pemerintah Aceh TA 2020

13
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Implementasi Etika Profesi Pada Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh
Bab ini merupakan hasil pengamatan yang berisi beberapa hal mengenai Etika Profesi
yang Peneliti temukan selama mengikuti magang pada Sekretariat DPRA Biro Hukum, sesuai
dengan apa yang telah saya tanyakan kepada Kepala Sub. Bagian Hukum Adapun beberapa
perilaku Anggota DPRA dalam menjalani masa reses di luar Gedung DPR Aceh adalah
sebagai berikut:
1. Bahwa Anggota DPRA telah melaksanakan hubungan dengan konstituen atau
masyarakat dengan memahami dan menjaga kemajemukan yang terdapat dalam
masyarakat, baik berdasarkan suku, agama, ras, jenis kelamin, golongan
kondisi fisik, umur, status, sosial, status ekonomi, maupun pilihan politik
2. Bahwa Anggota DPRAtelah menerima dan menjawab dengan sikap penuh
pengertian terhadap pengaduan dan keluhan yang disampaikan oleh
masyarakat.
3. Bahwa Anggota DPRA sudah menjalankan pekerjaannya dengan baik dan tidak
melanggar Kode Etik itu sendiri.
4. Bahwa Peneliti melihat pada masa reses terakhir ini menjelang Pemilihan
Umum (Pemilu) Legislatif, melihat Anggota DPRA, sedang sibuk untuk
mengkampanyekan dirinya, untuk bertarung di Pemilihan Umum (Pemilu)
Berdasarkan hasil pengamatan di atas, bahwa pelaksanaan kode etik seorang
Anggota DPR Aceh sudah terlaksana dengan cukup baik.
Adapun disini saya lampirkan pertanyaan serta jawaban yang telah saya dapatkan pada
pertemuan terakhir saya magang di DPRA, dikarenakan Kepala Sub. Bagian Hukum sedang
tidak ada ditempat, maka saya melakukan sesi tanya-jawab dengan Staff Bagian Hukum.
1. Sesuai dengan Bab III tentang kode etik pada bagian kesatu kepentingan umum ayat
ke-3 Anggota mengutamakan penggunaan produk dalam Negeri khususnya produk
aceh, Apakah hal ini ada diterapkan di kehidupan sehari-hari dari Anggota Dewan?
Jawaban:
Rata-rata Anggota Dewan memakai produk lokal, bahkan ada juga anggota dewan
yang mempromosikan produk-produk aceh, dan ketika anggota dewan melaksanakan

14
kunjungan ke luar aceh, hampir selalu anggota dewan membawa produk-produk dari
aceh dan diperkenalkan disana.
2. Pada bagian ke-8 Anggota Dewan wajib melaksanakan shalat secara berjamaah,
kecuali pada saat berhalangan. Apakah hal ini terjadi?
Jawaban:
Iya, hal ini selalu terjadi, terutama ketika sedang rapat, biasanya rapat akan direses
sebentar dan anggota dewan melaksanakan kewajibannya untuk shalat berjamaah
3. Pada poin ke-9 Pelaksaan rapat pada hari bukan kerja Anggota Dewan wajib memakai
bahasa daerah. Apakah hal ini benar terjadi?
Jawaban:
Hal ini sudah pasti terjadi, bahkan jika dihari biasa pun Anggota Dewan sering
memakai bahasa daerah
4. Pada Bagian ke-9 tentang hubungan dengan atau masyarakat pada poin ke-4. Anggota
harus menerima dan menjawab dengan sikap penuh pengertian terhadap pengaduan
dan keluhan yang disampaikan oleh masyarakat? Apakah hal ini benar terjadi?
Jawaban:
Hal ini benar terjadi, setelah mendengarkan pengaduan serta keluhan, biasanya
Anggota Dewan akan berdiskusi untuk menindaklanjuti hal tersebut, biasanya
berdiskusi tentang bagaimana aspirasi tersebut ditindaklanjuti atau tidak.
5. Apakah Badan Kehormatan DPRA selama ini melakukan penegakan Kode Etik?
Jawaban:
Selama ini badan kehormatan menegakkan kode etik, ini terlihat dari badan
kehormatan ini selalu memantau Anggota Dewan sehingga tidak melanggar kode etik.
6. Apakah badan kehormatan pernah memberikan sanksi kepada anggota DPRA yang
melanggar Kode Etik ini?
Jawaban:
Sepengetahuan saya, beberapa waktu yang lalu ada seorang Anggota DPRA yang
melanggar kode etik, namun masih dilakukan tahap pemeriksaan.

15
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Perilaku Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) sebagaimana menjadi representatif


masyarakat Aceh dalam pada masa reses yang sudah diamati oleh Penulis, pada umumnya
sudah terlaksana dengan baik dan sesuai dengan kode etik DPRA sebagaimana telah
ditetapkan dalam PERATURAN DPRA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK
DPRA. Setiap menjalankan tugas, wewenang, kewajibannya, dan tanggung jawabnya sebagai
Anggota DPRA harus tetap berpedoman kepada kode etik DPRA agar tetap menjaga
martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas Anggota DPRA. Selain itu pula, Anggota DPRA
tetap memberikan prinsip etis, standar perilaku dan ucapan Anggota DPRA dalam
melaksanakan tanggung jawab, tugas dan wewenang, hak dan kewajiban serta fungsinya
sebagai wakil rakyat. Karena, Anggota DPRA dalam setiap tindakannya harus
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi, seseorang, dan
golongan, lalu Anggota DPRA juga bertanggungjawab mengemban amanat rakyat,
menghormati keberadaan lembaga DPRA, dan mempergunakan fungsi, tugas, dan wewenang
yang diberikan kepadanya demi kepentingan dan kesejahteraan rakyat.
Dari hasil tanya-jawab penulis dengan Staff di bagian Hukum, ini membuktikan bahwa
Anggota Dewan sudah menjalankan tugasnya sesuai dengan Kode Etik mereka, dan pada
dasarnya jika kita melihat sanksi yang diberikan oleh Badan Kehormatan Dewan, tidak
terlalu signifikan, karena setelah saya mempelajari sanksi yang diberikan yang paling berat
ialah sanksi pemberhentian dari Anggota Dewan namun dalam hal ini penulis rasa sangat
sulit terjadi mengingat menjadi Anggota Dewan tidaklah mudah, dan pastinya setiap partai
akan selalu mengingatkan para kader nya agar tidak boleh melakukan hal-hal yang tidak
terpuji. Dan saksi yang paling ringan ialah hanya sebatas teguran lisan maupun teguran
tertulis.

16
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat
Aceh
Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Kode Etik
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh
https://DPRA.acehprov.go.id

17

Anda mungkin juga menyukai