1. Bahwa penggugat adalah pemegang sertipikat tanah Suhaimi.
2. Bahwa Penggugat ada mempunyai sebidang tanah pertanian seluas lebih kurang 20.000 M2 (2 Ha) berdasarkan alas hak Surat Keterangan Hak Tanah yang diterbitkan dan ditandatangani oleh Asisten Wedana Kecamatan Tarandam (T. Rizal Purba) pada tanggal 25 Desember 1964. 3. Bahwa sejauh penguasaan Penggugat tanah tersebut dikelola dengan baik dan Penggugat belum pernah melakukan jual beli atau mengalihkan kepada pihak lain, hal ini sesuai dengan Surat Keterangan Kepala Desa Semayang Nomor 503- 70 73/HT/II/2014 tertanggal 17 Februari 2014 yang menerangkan bahwa sejak tanah dikuasai tahun 1964 sampai dengan saat ini belum pernah diperjualbelikan kepada pihak manapun juga. 4. Bahwa Penggugat mengajukan permohonan sertifikat kepada Badan Pertanahan Kota Bengkulu, namun sampai dengan waktu yang ditentukan berdasarkan Pasal 3 ayat 1 dan ayat 3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 jo. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 jo. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, ternyata Tergugat tidak menjawab atau mengeluarkan keputusan terkait dengan permohonan Penggugat dimaksud. 5. Bahwa oleh karena tidak ada tindak lanjut dari Tergugat, maka pada tanggal 9 Maret 2015 Penggugat mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu sesuai dengan Nomor Perkara 16/G/2015/PTUN-BKL. 6. Bahwa di tengah proses persidangan, Tergugat menyerahkan kepada Majelis Hakim dan Penggugat Surat Nomor 1926/300.8/XII/2014 tanggal 31 Desember 2014 tentang Permohonan Hak An. Suhaimi yang terletak di Desa Semayang Kecamatan Tarandam, surat dimaksud memberitahukan bahwa di atas tanah Penggugat sudah ada Sertifikat Hak Milik (SHM) No. 58 Surat Ukur No. 963 Tahun 1984, SHM 60 Surat Ukur No. 965 Tahun 1984 dan SHM No. 65 Surat Ukur No. 970 Tahun 1984; 7. Bahwa berdasarkan asas kepatutan dan kelajiman yang berlaku dalam administrasi surat menyurat, sudah barang tentu pengiriman Surat Nomor 1926/300.8/XII/2014 tanggal 31 Desember 2014 yang baru disampaikan kepada Penggugat di persidangan pada tanggal 18 Maret 2015 adalah tidak lajim karena tidak diberikan secara inperson (ic Suhaimi). 8. Bahwa Tergugat juga tidak transparan dalam memberikan informasi kepada Penggugat melalui Surat Nomor 1926.300.8/XII/2014 tanggal 31 Desember 2014, karena tidak menyebutkan secara jelas atas nama siapa SHM yang diterbitkan di atas tanah Penggugat tersebut. 9. Bahwa adapun tindakan Tergugat yang bertentangan dengan Peraturan perundang- undangan yang berlaku atau Azas-azas Umum Pemerintahan yang Baik adalah sekurang-kurangnya terkait dengan penerbitan SHM dimaksud tidak sesuai dengan maksud Pasal 17 Ayat (2), Pasal 18 Ayat (1), (4) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah; 10. Bahwa oleh sebab itu Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan Nomor 191/B/2015/PT.TUN.MDN, Tanggal 22 Maret 2016 yang membatalkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan Nomor 24/G/2015/PTUN-MDN, Tanggal 7 Oktober 2015 tidak dapat dipertahankan dan harus dibatalkan.
Nama: Hurriyannisa Npm: B1A019089 Kelas : I Mata Kuliah : HUKUM ACARA DAN PRAKTIK PTUN