Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“HAK CIPTA DALAM PANDANGAN TEKNOLOGI”


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul HAK CIPTA DALAM TEKNOLOGI

Terima kasih saya ucapkan kepada ibu dosen yang telah membantu kami baik secara moral maupun
materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung
kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik
lagi di masa mendatang.

Semoga laporan [jenis laporan] ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Pontianak , 28 April 2020


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………. i


KATA PENGANTAR ……………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………… 2
B. Rumusan Masalah …………………………………………… 2
C. Tujuan Penulisan …………………………………………….. 3
D. Manfaat Penulisan ………………………………………….. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian HKI……………………………………………. 5
B. jenis – jenis HKI……………………………………………… 6
C. Karakteristik dan Syarat Hak cipta……………………………………………….. 12
D. Undang-undang yang dilindungi …………………………………………………. 16
E. Hak Cipta perangkat lunak……………………………………… 20
F. Hubungan HKI dengan teknologi …………………………………. 25
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………… 30
B. Saran ……………………………………………………………… 31
DAFTAR PUSTAKA
I

PENDAHULUAN

Hak atas Kekayaan Intelektual merupakan hak atas suatu karya cipta, baik karya seni, teknologi, atau
buah pikiran yang bersifat given dan inheren pada pencipta karya tesebut, serta tidak dapat dipungkiri
keberadaannya. Kata "intelektual" tercermin bahwa obyek kekayaan intelektual tersebut adalah
kecerdasan, daya pikir, atau produk pemikiran manusia (the Creations of the Human Mind).[1] Hak
Kekayaan Intelektual (HaKI) adalah hak eksklusif yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok
orang atas karya ciptanya. Di zaman ini dimana peran teknologi informasi sangat dibutuhakan dan
berkembang dengan cepat dimana salah satu dari produk teknologi informasi yaitu program komputer
atau software yang dalam penggunaanya khususnya di Indonesia banyak melakukan pelanggaran Hak
Atas Kekayaan Intelektual seperti pembajakan ataupun lainnya yang merugikan pemiliki dari program
komputer tersebut, oleh karean itu pemerintah Indonesia membuat peraturan mengenai Hak Atas
Kekayaan Intelektual pada program komputer yang di atur dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta dalam pasal 40 ayat 1 point s yang menyatakan bahwa program komputer dimana,
dalam karya nya dilindungi dan memiliki sanksi ynag dikenakan berupa tuntutan secara pidana ataupun
perdata, dengan adanya jurnal mengenai Hak Kekayaaan Intelektual Pada Program
Komputer(Software)Dalam Bidang Teknologi Informasi ini diharapkan dapat mengedukasi
masyarakat akan pentingnnya Hak Atas Kekayaan Intelektual khususnya pada penggunaan Program
Komputer (Software), agar bisa membawa perubahan untuk Indonesia yang lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka secara umum rumusan masalah pada makalah ini
adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan HaKI?

2. Apa saja ruang lingkup HaKI?

3. Apa pengertian dan landasan hukum dari hak cipta, hak paten, desain industri dan merek?

4. Bagaimana sifat dan dasar hukum HaKI?

5. Mengapa HaKI itu penting?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dalam pembahasan makalah ini, yang berjudul “HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL”
berdasarkan rumusan masalah di atas, adalah untuk membahas hal-hal yang sesuai dengan
permasalahan yang diajukan antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian HaKI.

2. Untuk mengetahui ruang lingkup HaKI.

3. Untuk mengetahui pengertian dan landasan hukum hak cipta, hak paten, desain industri dan
merek.

4. Untuk mengetahui sifat dan dasar hukum HaKI.

5. Untuk mengetahui pentingnya HaKI.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian HKI Kekayaan Intelektual (KI) merupakan hasil pemikiran berupa ide atau
gagasan yang diwujudkan atau diekspresikan dalam bentuk penemuan, karya ilmu pengetahuan sastra
dan seni, desain, symbol/tanda tertentu, kreasi tata letak komponen semikonduktor maupun varietas
hasil pemuliaan. Ekspresi tersebut akan menjadi suatu produk hukum dan melekat menjadi suatu Hak
Kekayaan Intelektual jika diproses melalui prosedur dan ketentuan yang berlaku sehingga dapat
dikatakan bahwa HKI adalah produk hukum berupa hak yang timbul atas kekayaan intelektual yang
dihasilkan. Hasil Kekayaan Intelektual tersebut kemudian digunakan dalam dunia perdagangan
sehingga menghasilkan nilai ekonomi bagi penemu/pencipta kreasi tersebut. Hak Atas Kekayaan
Intelektual (HAKI) adalah hak eksklusif yang diberikan suatu peraturan kepada seseorang atau
sekelompok orang atas karya ciptanya. Secara sederhana HAKI mencakup Hak Cipta, Hak Paten dan Hak
Merk. Namun jika dilihat lebih rinci HAKI merupakan bagian dari benda (Saidin : 1995), yaitu benda tidak
berwujud (benda imateriil). Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) termasuk dalam bagian hak atas benda
tak berwujud (seperti paten, merek, dan hak cipta). Hak Atas Kekayaan Intelektual sifatnya berwujud,
berupa informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, sastra, keterampilan dan sebagainya yang tidak
mempunyai bentuk tertentu.

2.2 Jenis Hak Kekayaan Intelektual :

a. Hak Cipta.

b. Hak Kekayaan Industri, meliputi:

1) Paten

2) Merek

3) Desain Industri

4) Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

5) Rahasia Dagang, dan

6) Indikasi Geografi

2.3 Hak Cipta Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya. Termasuk ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu
pengetahuan, sastra dan seni. Hak cipta diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup bidang ilmu
pengetahuan kesenian, dan kesasteraan. Hak cipta hanya diberikan secara eksklusif kepada pencipta,
yaitu “seorang atau beberapa orang secara Bersama-sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan
berdasarkan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk
yang khas dan bersifat pribadi.[4] Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014. Pasal 1 angka 1
menyatakan: “Hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip
deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”[5] Dasar Perlindungan Hak Cipta Undang
Undang.

(UU) yang mengatur hak cipta pertama kali disahkan dan berlaku adalah UU No 19 Tahun 2002 yang saat
ini diamandemen dengan UU hak cipta yang terbaru yaitu UU Nomor 28 Tahun 2014. Pada prinsipnya
khusunya mengenai definisi dan aturan dasar terkait hak cipta masih sama namun ada beberapa poin
perubahan yang mengakomodir aspek-aspek sebelumnya yang belum tercakup dalam undang undang
yang lama. Poin poin tersebut adalah:

1. Perlindungan hak cipta dilakukan dengan waktu lebih panjang;

2. Penyelesaian sengketa secara efektif melalui proses mediasi, arbitrase, atau pengadilan, serta
penerapan delik aduan untuk tuntutan pidana;

3. Pengelola tempat perdagangan bertanggung jawab atas tempat penjualan dan/atau pelanggaran hak
cipta dan/atau hak terkait di pusat tempat perbelanjaan yang dikelolanya;

4. Hak cipta sebagai benda bergerak tidak berwujud dapat dijadikan objek jaminan fidusia;
5. Menteri diberi kewenangan untuk menghapus ciptaan yang sudah dicatatkan, apabila ciptaan
tersebut melanggar norma agama, norma susila, ketertiban umum, pertahanan dan keamanan negara,
serta ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.4 Karakteristik dan Syarat Hak Cipta :

1. Perlindungan diberikan bukan terhadap ide melainkan terhadap ekspresi dari ide tersebut.

2. Perlindungan diberikan pada saat karya itu lahir atau dipublikasikan

3. Tidak memerlukan pendaftaran

4. Syarat Hak Cipta :

1. Fiksasi diwujudkan dalam format yang nyata.

2. Orisinil karya asli Pencipta tanpa adopsi karya orang lain.

3. Kreativitas minimal tidak hanya mewujudkan namun kemampuan intelektual harus tertuang di dalam
ciptaan itu.

2.5 Ciptaan yang Dilindungi Menurut UU No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta Menurut UU No.28
tahun 2014 mengenai hak cipta dalam pasal 40 ayat 1 ciptaan yang dilindungi adalah sebagai berikut:

a. Buku, pamphlet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lainnya;

b. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan sejenis lainnya;

c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan Pendidikan dan ilmu pengetahuan;

d. Lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;

e. Drama, drama musical, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomime;

f. Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi, seni pahat, patung,
atau kolase;

g. Karya seni terapan;

h. Karya arsitektur;

i. Peta;

j. Karya seni batik atau seni motif lain;

k. Karya fotografi;

l. Potret;

m. Karya sinematografi;

n. Terjemahan, tafsir, suduran, bungan rampai, basis data, adaptasi, aransemen, modifikasi, dan karya
lain dari hasil transformasi;

o. Terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi ekspresi budaya tradisional;


p. Kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan program komputer
maupun media lainnya;

q. Kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut merupakan karya yang asli;

r. Permainana video;

s. Program komputer

2.6 Hak Cipta Perangkat Lunak

Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan
atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa
mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Undang-Undang Hak
Cipta No. 19 tahun 2002 Pasal 2). Perangkat lunak adalah sekumpulan perintah yang ditulis oleh
bahasa pemrograman yang dimengerti oleh komputer sehingga perangkat lunak tersebut mampu
menginstruksikan perintah tertentu yang akan dikerjakan oleh komputer. Perangkat lunak dan
komputer tidak dapat dipisahkan karena komputer akan bekerja apabila ada perangkat lunak yang
ditulis oleh seorang pemrograman (programmer). Menciptakan perangkat lunak bukan merupakan
pekerjaan yang mudah karena banyak sekali aturan-aturan dan kemampuan intelektual yang dibutuhkan
dari seorang analis system (system analyst) dan pemrograman. Oleh karena itulah, dengan berlakunya
Undang-Undang Hak Cipta, hasil kerja seorang analis sistem dan pemrograman dapat dilindungi. Jangka
waktu perlindungan program komputer (software) didalam Undang-Undang Hak Cipta pasal 59 ayat
(1) berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali diumumkan.

2.7 Teknologi Informasi Teknologi informasi adalah berbagai aspek yang melibatkan teknologi,
rekayasa, dan teknik pengelolaan yang digunakan dalam pengendalian dan pemrosesan informasi serta
penggunaannya komputer (hardware dan software) dengan manusia (sosial, ekonomi, dan kebudayaan).
Teknologi informasi terdiri dari semua bentuk teknologi yang terlibat dalam pengumpulan, manipulasi,
komunikasi, persembahan dan menggunakan data (data yang ditransformasi kepada
informasi).Teknologi informasi merupakan perkembangan sistem informasi dengan menggabungkan
antara teknologi komputer dengan telekomunikasi (Baharudin, 2010).

2.8 Hubungan HAKI Dengan Teknologi Informasi Dengan adanya teknologi informasi, membuat
manusia lebih mudah untuk mengekspresikan karyanya / kreatifitasnya karena proses penyampaian
informasi lebih cepat dan lebih luas. Hak kekayaan intelektual dalam teknologi informasi tidak dapat
lepas dari HAKI tentang perangkat lunak. Di Indonesia, HAKI perangkat lunak (HAKI PL) termasuk
kategori hak cipta (copyright). Berdasarkan ketentuan penggunaannya, perangkat lunak dapat dibagi
menjadi delapan kategori berikut:

1. Perangkat Lunak Komersil Perangkat lunak komersil merupakan perangkat lunak yang dikembangkan
untuk tujuan komersil atau memperoleh keuntungan. Sebagian besar perangkat lunak komersil
merupakan perangkat lunak berpemilik. Apabila Anda menggunakan perangkat jenis tersebut, Anda
harus membayar lisensinya. Di Indonesia, penggunaan perangkat lunak komersil sangat banyak.
Meskipun begitu, kebanyakan pengguna menggunakan perangkat lunak yang tidak asli. Jumlah
pengguna perangkat lunak palsu (bajakan) di Indonesia lebih dari 60%. Pada umumnya,
pembajakan tersebut dilakukan akibat tingginya harga perangkat lunak. Perangkat lunak komersil juga
sering disebut close software.
2. Perangkat Lunak Berpemilik Perangkat lunak kategori berpemilik adalah perangkat lunak yang tidak
bebas ataupun semibebas. Anda dapat menggunakan, mengedarkan, dan memodifikasi perangkat
kategori tersebut apabila mendapat izin pemiliknya

2.9 Pemegang hak atas program komputer (software) mempunyai beberapa hak ekslusif
diantaranya :

1. Hak untuk memperbanyak program komputer (software) dalam sebuah bentuk material (hak ini
termasuk menggandakan program komputer (software) tersebut dalam harddisk atau flashdisk dari
sebuah komputer, menulis atau mencatatkan kode sumber dari program komputer (software)).

2. Hak untuk mengumumkan program komputer (software) (hal ini berarti membuat program komputer
(software) telah diumumkan kepada publik di indonesia).

3. Membuat adaptasi dari program (hal ini berarti membuat sebuah versi lain dari program tersebut,
seperti membuat versi Bahasa lain, kode atau notasi dari program komputer (software) tersebut).

3.1 . Hukuman teradapap masalah Hak Cipta Pelanggaran terhadap hak cipta program komputer
(software) dapat dikenakan tuntutan secara pidana ataupun perdata. Didalam pasal 9 ayat (1) huruf b
Undang-Undang hak Cipta menyebutkan bahwa pemegang hak cipta yang memiliki hak ekonomi
untuk melakukan penggandaan ciptaan dalam segala bentuknya termasuk program komputer
(software) dan ketika itu dilanggar maka Dalam Undang-Undang No. 28 tahun 2014 Cipta telah
mengatur mengenai sanksi pidana bagi pelanggar hak cipta program komputer (software) yang
dijelaskan , pada pasal 113 ayat (3) yang menjelaskan bahwa “Setiap Orang yang dengan tanpa hak
dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”. Disamping itu ketentuan pidana
lain yang mengatur terkait perlindungan program komputer (software) adalah Undang-Undang Nomor
19 tahun 2016 pembaharuan atas Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik pasal 30 ayat (3) “Setiap orang yang snegaja dan tanpa hak atau melawan hokum
mengakses computer dan atas system elektronik dengan cara apapun dengan melanggar, menerobos,
melampaui, atau menjebol system pengaman (cracking, hacking, illegal access). Ancaman pidana
pasal 46 ayat 3 setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat 3
dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) dan atau denda paling banyak
Rp.800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah), pasal 32 “ (1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak
atau melawan hukum dengan cara apapun mengubah, menambah, mengurangi, melakukan transmisi,
merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan suatu Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik milik Orang lain atau milik publik. (2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak
atau melawan hukum dengan cara apa pun memindahkan atau mentransfer Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik kepada Sistem Elektronik Orang lain yang tidak berhak.(3) Terhadap
perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang mengakibatkan terbukanya suatu Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang bersifat rahasia menjadi dapat diakses oleh publik
dengan keutuhan data yang tidak sebagaimana mestinya.

Dipidana dengan ketentuan pasal 48 (1) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). (2) Setiap Orang yang
memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 9 (sembilan) tahun dan/atau denda paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar
rupiah). (3) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

” Pasal 33 “Setiap orang yang sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan tindakan
apapun yang berakibat terganggu system elektronik dan atau mengakibatkan system elektronik menjadi
tidak bekerja sebagaimana mestinya, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).”, Pasal 34 “Setiap orang
yang sengaja dan tanpa hak atau melawan hokum memproduksi, menjual, mengadakan untuk
digunakan, mengimpor, mendistribusikan, menyediakan atau memiliki, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
miliar rupiah)”, Pasal 35 “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan
manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan, pengrusakan informasi elektronik dan atau
dokumen elektronik dengan tujuan agar informasi elektronik dan atau dokumen elektronik tersebut
seolah-olah data yang otentik (Phising=penipuan situs) dipidana dengan pidana penjara paling lama 12
(dua belas) tahun dan/atau denda paling banyak Rp12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah).

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Rahasia dagang dapat tetap tejaga meskipun perjanjian kerja telah berakhir, dijelaskan bahwa salah
satu langkah awal yang penting dilakukan pengusaha dalam melindungi rahasia dagang perusahaanya
adalah dengan cara melakukan pengaturan dalam perjanjian kerja dengan pekerjanya namun setelah
kontrak kerja berakhir maka tidak ada lagi hak dan kewajiban dari para pihak. Pengakhiran perjanjian
atau kontrak terjadi karena habisnya jangka waktu perjanjian, maka tanggal pengakhiran kontrak atau
perjanjian ditetapkan adalah hari terakhir perjanjian ini masih berlaku, kemudian setelah berakhirnya
kontrak atau perjanjian tersebut maka para pihak sudah tidak terikat lagi dan tidak mempunyai
kewajiban apapun.

2. Perlindungan hukum Rahasia dagang setelah berakhirnya perjanjian kerja ini dapat disimpulkan
bahwasecara hukum perlindungan rahasia dagang akan tetap terlindungi meskipun perjanjian kerja
telah berakhir karena Undang-Undang secara langsung melindungi rahasia dagang

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat disarankan beberapa hal

sebagai berikut:

1. Perlu aturan yang jelas mengenai perlindungan rahasia dagang setelah berakhirnya perjanjian kerja
baik itu dari Undang-Undang Rahasia Dagang maupun Undang-Undang Ketenagakerjaan, karena tidak
ada aturan yang mengatur secara eksplisit.

2. Untuk mencegah terjadinya pelanggaran sebaiknya perjanjian dibuat secara tertulis sehingga
mempunyai kekuatan hukum tetap.

3. Undang-Undang Rahasia Dagang sudah ada sejak dahalu tetapi

implementasinya masih sangat kurang karena pola pikir masyarakat tentang rahasia dagang belum ada
sehingga perlu dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya Perlindungan Rahasia
Dagang.

4. Setiap perusahaan yang memiliki rahasia dagang disarankan harus mempunyai perjanjian kerja yang
jelas dan rinci
DAFTAR PUSAKA

[1] M. A. Chalim, “Pengaruh perkembangan iptek terhadap permasalahan haki.”

[2] E. A. P. Manurung, P. Hukum, T. Hak, and E. A. P. Manurung, “Perlindungan hukum terhadap hak
cipta

atas karya cipta digital di indonesia,” pp. 1–19.

[3] A. A. Wahid, “Hak Kekayaan Intelektual Pada Hasil Karya Mahasiswa Dalam Bidang Teknologi

Informasi,” no. December, 2019.

[4] E. S. Siregar, L. Sinurat, U. N. Medan, and U. N. Medan, “PERLINDUNGAN HAKI DAN

DAMPAKNYA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA PASAR BEBAS :,” vol. 8, no.

2, pp. 75–84, 2019.

[5] S. Donandi s., S.H., M.H., “Perubahan-Perubahan Penting Terkait Hak Cipta Pasca Undang-Undang
No

28 Tahnun 2014 Tentang Hak Cipta,” 2014.

[6] A. C. Nafebra, “HAKI ( Hak Atas Kekayaan Intelektual ) Dalam Teknologi Informasi dan

Komunikasi.”2018.

[7] Permana.K.A.G,Windari.A.R, Mangku.S.G.D., “IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR. 28

TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA TERHADAP PERLINDUNGAN KARYA CIPTA PROGRAM

KOMPUTER ( SOFTWARE ) e-Journal Komunitas Yustitia Universitas Pendidikan Ganesha,” vol. 1,

no. 1, 2018

Anda mungkin juga menyukai