II. MEREK
Pengertian Merek, Dasar Hukum, dan Sistem Perlindungan
Merek , Hak Merek dalam ruang lingkup Hak kekayaan Intelektual
merupakan bagian dari Hak Milik Perindustrian. Konvensi
Internasional yang mengatur prihal hak milik perindustrian adalah
Konvensi Paris (The Paris Convention for the Protection of Industrial
Property). Konvensi Paris memiliki prinsip “ national treatment”,
yaitu bermaksud memberikan perlindungan yang sama kepada
warga negara dari setiap negara peserta Uni Paris. Bidang HKI
yang termasuk dalam kelompok Hak Milik Perindustrian yaitu ;
Hak Paten, Hak Desain Industri, Indonesia memperbaharui sistem
hukum Mereknya melalui Undang-Undang tentang Merek yang baru
yaitu Undang- Undang No. 15 tahun 2001 dengan mengganti Undang-
Undang Merek No. 14 tahun 1997 yang berlaku sebelumnya.
Menurut pasal 1 butir 1 Undang-Undang No. 15 tahun 2001
tentang Merek menentukan bahwa Merek adalah : tanda yang
berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan
warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki
daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang
atau jasa , menetapkan merek adalah setiap tanda atau kombinasi dari
tanda yang memiliki kemampuan untuk membedakan barang atau jasa
dari satu perusahaan dengan perusahaan lainnya harus dapat
dinyatakan sebagai merek.
Menurut ketentuan pasal 2 Undang-Undang No. 15 tahun
2001 Merek meliputi Merek Dagang dan Merek Jasa. Merek Dagang
adalah Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan
oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau
badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis
lainnya. Peranan merek menjadi sangat penting di era global,
terutama dalam menjaga persaingan sehat, pada hakikatnya dipakai
oleh pemilik merek atau produsen untuk melindungi produk-produk
yang dihasilkannya.
Dapat dikatakan bahwa merek memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Fungsi Pembeda : membedakan produk dengan perusahaan lain.
2. Fungsi Jaminan Reputasi: merek dapat menghubungkan
reputasi produk bermerek dengan produsennya.
3. Fungsi Promosi: merek sebagai suatu sarana memperkenalkan
suatu produk baru dan mempertahankan reputasi produk lama
yang menguasai pasar.
4. Fungsi rangsangan investasi dan pertumbuhan industri :
merek dapat menunjang pertumbuhan industri melalui
penanaman modal dalam menghadapi mekanisme pasar
bebas.
Pendaftaran merek diajukan kepada Direktorat Jendral Hak
Kekayaan Intelektual. Adapun persyaratan mutlak yang harus
dipenuhi oleh pemilik merek agar mereknya dapat didaftar adalah
bahwa merek itu harus mempunyai daya pembeda yang cukup.
Merek tidak dapat didaftarkan apabila mengandung salah
satu unsur berikut yaitu:
• Bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum
• Tidak memiliki daya pembeda
• Telah menjadi milik umum
• Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau
jasa yang dimintakan pendaftaran.
Selain karena penolakan absolut, merek juga tidak dapat didaftarkan karena
alasan Penolakan Relatif. Penolakan Relatif adalah penolakan karena alasan
subjektif, atau bergantung kemampuan, pengetahuan pemeriksa merek, dan
tidak semua negara mencantumkan ketentuan tersebut. Adapun alasan
penolakannya adalah :
a. Suatu merek mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya dengan merek milik orang lain yang sudah
terdaftar lebih dahulu untuk barang atau jasa sejenis.
b. Merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto, dan
nama badan hukum yang dimiliki orang lain, kecuali atas
persetujuan tertulis dari yang berhak.
c. Merupakan peniruan atau menyerupai nama atau singkatan
nama, bendera, lambang atau simbol atau emblem, dari
negara atau lembaga nasional maupun internasional, kecuali
atas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang.
d. Merupakan peniruan atau menyerupai tanda atau cap atau
stempel resmi yang digunakan oleh negara atau lembaga
pemerintah, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang
berwenang.
e. Merupakan atau menyerupai ciptaan orang lain yang
dilindungi Hak Cipta, kecuali atas persetujuan tertulis dari
pemegang hak cipta.
Ancaman Sanksi Pidana Merek
UU RI Nomor 20 tahun 2016 :
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak menggunakan Merek
yang sarna pada keseluruhannya dengan Merek terdaftar
milik pihak lain untuk barang dan/ atau jasa sejenis yang
diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua miliar
rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak rnenggunakan Merek
yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan Merek
terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis
yang diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/ atau denda
paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
(3) Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), yang jenis barangnya
mengakibatkan gangguan kesehatan, gangguan lingkungan
hidup, dan/atau kematian manusia, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Hak Paten Atas Cakar Ayam oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo
Penemuan lain juga dilakukan oleh salah satu profesor Indonesia yakni
Prof. Dr. Ir. Sedijatmo, dengan berhasil menciptakan pondasi bangunan
menggunakan teknik cakar ayam yang aman pada kontur tanah yang
lunak seperti rawa-rawa.
Hak paten lain yang cukup dikenal oleh masyarakat saat ini yaitu fitur
slide to unlock, yang berhasil diciptakan oleh perusahaan raksasa
teknologi yaitu Apple. Fitur tersebut saat ini sudah menjadi hal yang
biasa digunakan oleh beberapa smartphone lain.
Setelah Anda mengetahui cara mendaftar hak paten merek dagang maka
Anda akan mendapatkan berbagai manfaat yang akan Anda nikmati,
ialah sebagai berikut.
Cara mendaftar hak paten selanjutnya bisa dilakukan online via situs
resmi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dengan prosedur sebagai
berikut:
7. Pastikan semua bagian dan data terisi dengan benar, lalu klik selesai
Karya intelektual yang memiliki sifat kreativitas seni seperti hak cipta
dan design industri relatif lebih mudah untuk mendapat hak paten.
Terhitung penemuan sistem program computer, presentasi berkenaan
info yang diketemukan lebih mudah untuk mendapat izin paten. Meski
begitu, ada juga Karya intelektual yang bentuk dan rupanya sendiri tidak
bisa dipatenkan.