Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian dan Dasar Hukum

Di Indonesia, Hak Cipta diatur berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2014


tentang Hak Cipta, sementara itu secara Internasional pengaturan Hak Cipta dapat
diketahui melalui berbagai Konvensi seperti: Berne Convention, UCC (Universal
Copyright Conventioan), serta TRIPs Agreement. Menurut Miller dan Davis (1990)
pemberian hak cipta didasarkan pada kriteria keaslian atau kemurnian (originality), yang
penting ciptaan tersebut benar-benar berasal dari pencipta yang sebenarnya, orisinal.
Dalam Undang-Undang Hak Cipta di No. 28 tahun 2014 kriteria keaslian ditegaskan
dalam pasal 1 angka 3, bahwa Ciptaan adalah hasil setiap karya pencipta yang
menunjukkan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni dan sastra. yang
dihasilkan atas inspirasi, kemampuan, pikiran, imajinasi, kecerdasan, keterampilan, atau
keahlian yang diekspresikan dalam bentuk nyata. Dalam Pasal 40 Ayat (1) huruf q U.U.
No. 28 Tahun 2014 ditegaskan bahwa: Ciptaan atau karya cipta yang mendapatkan
perlindungan Hak Cipta adalah karya cipta yang dalam penuangannya harus memiliki
bentuk yang khas dan menunjukkan keaslian (orisinal) sebagai ciptaan seseorang yang
bersifat pribadi.

Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, dapat dikemukakan bahwa karya intelektual


manusia yang mendapat perlindungan hak cipta adalah karya dibidang ilmu pengetahuan,
seni, dan sastra yang sudah berujud karya nyata (expression work) bukan ide semata,
yang menunjukkan keaslian (orisinal) dan khas sebagai ciptaan seseorang yang bersifat
pribadi.1

B. Ruang Lingkup Hak Cipta


a) Ciri-Ciri Hak Cipta
Terdapat beberapa ciri-ciri dari hak cipta, antara lain:
1. Batas waktu perlindungan adalah seumur hidup dan tambahan waktu 50 tahun
jika pemegang hak sudah meninggal dunia.
2. Hak cipta diperoleh secara otomatis, tidak ada kewajiban untuk mendaftarkan.
Tetapi demi kepentingan pencipta atau pemegang hak cipta surat pendaftaran
ciptaan tetap penting, yang paling utama apabila ada permasalahan hukum
terhadapnya dikemudian hari. Surat pendaftaran bisa dijadikan untuk alat bukti

1
Khoirul Hidayah, Buku Hukum Kekayaan Intelektual, Setara Press, Malang, 2017
awal untuk dijadikan penentu siapa pencipta atua pemegang hak cipta yang
lebih berhak atas suatu ciptaan.
3. Bentuk-bentuk pelanggaran, seperti adanya bagian-bagiannya yang sudah
disalin secara instantif, mempunyai kesamaan, diperbanyak atau diumumkan
tanpa izin.
4. Sanksi pidaha yang diberikan apabila terbukti bersalah melakukan
pelanggaran hak cipta, hukuman yang dikenakan maksimal tujuh tahun atau
denda lima milyar rupiah.
5. Dilindungi, seperti ciptaal di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra, musik,
buku ceramah, seni tari, program komputer dan lain sebagainya.
6. Kriteria benda atau hal-hal yang memperoleh perlindungan hak cipta hanya
ciptaan yang asli.
b) Ciptaan yang Dilindungi
Berdasarkan ketentuan Pasal 40 Undang-Undang No. 28 tahun 2014 tentang Hak
Cipta mengatur bahwa karya / ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang
ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang mencakup:2
a. buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya
tulis lainnya;
b. ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan sejenis lainnya;
c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;
d. lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;
e. drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;
f. karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi,
seni pahat, patung, atau kolase;
g. karya seni terapan;
h. karya arsitektur;
i. peta;
j. karya seni batik atau seni motif lain;
k. karya fotografi;
l. potret;
m. karya sinematografi;
n. terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen,
modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi;
2
Buku ajar Hukum Kekayaan Intelektual, Deepublish, Yogyakarta, 2016
o. terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi ekspresi
budaya tradisional;
p. kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan
program komputer maupun media lainnya;
q. kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut merupakan
karya yang asli;
r. permainan video;
s. Program Komputer.3
c) Subjek dan Objek Hak Cipta
i. Subjek hak cipta
Didalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta terdapat
subjek Hak Cipta, yaitu Pencipta dan Pemegang Hak Cipta. Pencipta dan
kepemilikan adalah pokok utama yang terpenting dalam hukum Hak Cipta. Yang
dimaksud pencipta harus mempunyai kualifikasi tertentu agar hasil karyanya
dapat dilindungi. Seorang pencipta harus mempunyai identitas dan status untuk
menentukan kepemilikan hak. Pada dasarnya seseorang yang membuahkan karya
tertentu adalah seorang pemilik hak cipta. Pengertian pencipta berdasarkan pasal 1
ayat 2 UndangUndang Nomor 28 Tahun 2014, pencipta adalah seseorang atau
beberapa orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama menghasilkan
suatu ciptaan yang bersifat khas dan pribadi. Pengertian pemegang Hak Cipta
berdasarkan pasal 1 ayat 4 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 adalah:
Pemegang Hak Cipta adalah pencipta sebagai pemilik Hak Cipta, pihak yang
menerima hak tersebut secara sah dari pencipta, atau pihak lain yang menerima
lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut secara sah. Menurut Elyta
Ras Ginting pemegang Hak Cipta terbagi menjadi dua, yaitu:4
1) Pemegang Hak Cipta Berdasarkan Peristiwa Hukum Undang-Undang Hak
Cipta mengenai konsep terjadinya pemilikan Hak Cipta berdasarkan suatu
peristiwa hukum, terjadinya pemilikan Hak Cipta berdasarkan suatu
peristiwa hukum diatur dalam pasal 16 ayat (2) Undang-Undang 28 Tahun
2014 Tentang Hak Cipta yang berbunyi: Hak Cipta dapat beralih dan
duialihkan, baik seluruh maupun sebagian karena:

3
Buku ajar Hukum Kekayaan Intelektual, Deepublish, Yogyakarta, 2016
4
Anis Mashdurohatun , Hak Kekayaan Intelektual Dalam Perspektif Sejarah di Indonesia, Madina Semarang,
2013
a) Pewarisan
b) Hibah
c) Wakaf
d) Wasiat
e) Perjanjian tertulis; atau
f) Sebab lain yang dibenarkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Selain itu, pasal 80 Undang-Undang Hak Cipta juga membolehkan


pemegang hak cipta memberikan izin kepada pihak lain untuk
melaksanakan Hak Cipta dan Hak Terkait atas suatu Ciptaan berdasarkan
perjanjian lisensi.

2) Pemegang Hak Cipta Berdasarkan Undang-Undang Selain adanya


Pemegang Hak Cipta berdasarkan peristiwa hukum sebagaimana diatur
dalam pasar 16 ayat (2) dan pasal 80, UndangUndang Hak Cipta juga
memiliki konsep kepemilikan hak cipta disebabkan oleh undang-undang
(by law) yang diatur dalam pasal 37, pasal 38 dan pasal 39 Undang-
Undang Hak Cipta. Dalam hal ini, Negara atau badan hukum, seperti
penerbit atau produser rekaman dianggap sebagai pemegang Hak Cipta
secara hukum dalam hal-hal sebagai berikut:
a) Pencipta tidak diketahui jati dirinya atau tidak dikenal (anonymous
works)
b) Pencipta tidak ingin diketahui jati dirinya atau pencipta yang
menggunakan nama samaran (pseudonymous works)
c) Ciptaan-ciptaan berupa ekspresi budaya tradisional
d) Ciptaan yang belum diterbitkan dan tidak diketahui dan tidak
diketahui siapa penciptanya atau penerbitnya.

Pemegang Hak Cipta memiliki hak ekonomi untuk melakukan:

a. Penerbitan ciptaan
b. Penggandaan ciptaan
c. Penerjemahaan ciptaan Pengadaptasian,pengaransemenan, atau
pentranfortasian ciptaan
d. Pendistribusian ciptaan atau salinannya
e. Pertumjukan ciptaan
f. Pengumuman ciptaan
g. Komunikasi ciptaan; dan
h. Penyewaan ciptaan

ii. Objek Hak Cipta

Didalam Undang-Undang Hak Cipta terdapat objek Hak Cipta yaitu Ciptaan,
pengertian mengenai Ciptaan tercantum dalam pasal 1 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2014 yang berisi: Ciptaan adalah setiap hasil karya cipta
dibidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang dihasilkan atas inspirasi,
kemampuan,pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang
diekspresikan dalam bentuk nyata. Jenis Ciptaan yang dilindungi oleh Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2014 tercantum dalam pasal 40 ayat 1 yaitu; Ciptaan
yang dilindungi meliputi Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan
sastra, terdiri atas:

a. Buku, pamplet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya
tulis lainnya
b. Ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenisnya Alat peraga yang dibuat
untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan
c. Lagu dan/atau music dan dengan atau tanpa teks
d. Drama, drama musical, tari, koreografi, pewayangan dan pantonim
e. Karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi,
seni pahat,patung, atau kolase
f. Karyaseni terapan
g. Karya arsitektur
h. Peta
i. Karya seni batik atau seni motif lain
j. Karya fotografi
k. Potret
l. Karya sinematografi
m. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen,
modifikasi dan karya lain dari hasil transformasi
n. Terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modihkasi ekspresi
budaya tradisional
o. Kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan
program computer maupun media lainnya
p. Kompilasi`ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut merupakan
karya yang asli
q. Permainan video
r. Program computer

DAFTAR PUSTAKA

Khoirul Hidayah, Buku Hukum Kekayaan Intelektual, Setara Press, Malang, 2017

Buku ajar Hukum Kekayaan Intelektual, Deepublish, Yogyakarta, 2016

Anis Mashdurohatun , Hak Kekayaan Intelektual Dalam Perspektif Sejarah di Indonesia,


Madina Semarang, 2013

Anda mungkin juga menyukai