Anda di halaman 1dari 4

Judul: URGENSI SARANA KONTROL TEKNOLOGI SEBAGAI JAMINAN

KEPASTIAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN DI APLIKASI SHOPEE


Latar Belakang:
Hak Cipta merupakan hak yang dimiliki pencipta, dimana terdapat  hak eksklusif
pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan
diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.1 Di Indonesia aturan tentang hak cipta telah ditetapkan dalam
Undang Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, meskipun begitu tidak semua
pengambilan karya termasuk dalam pelanggaran hak cipta, karena dalam Undang undang hak
cipta juga mengatur tentang pengecualian hak cipta, selain itu juga memuat tentang sarana
kontrol teknologi yang mana hal ini ditetapkan untuk membatasi karya cipta agar tidak
sampai terjadi pelanggaran hak cipta.
Banyaknya pemilik hak cipta yang dihiraukan oleh pihak tidak bertanggung jawab
menyebabkan kerugian bagi pemilik hak cipta, baik dalam segi ekonomi maupun kreatifitas.
Salah satu dampak terjadinya pelanggaran hak cipta yaitu pemilik hak cipta merasa tidak
dihargai karyanya diambil tanpa sepengetahuannya. Etika dalam berbisnis juga harus
diperhatikan agar tidak merugikan orang lain, baik dari pihak pelanggan maupun pihak
pemilik hak cipta sehingga dalam berinovasi tidak seharusnya mencuri dari pencipta aslinya,
karena hal tersebut tidak dibenarkan, dan untuk memperbanyak hak cipta orang lain tanpa
izin sama dengan tindakan pencurian dari si pencipta. Kerugian adanya pelanggaran hak cipta
juga dirasakan Putri Anne istri Arya saloka, dimana foto anaknya pernah disalah gunakan
oleh salah satu oknum online shop, yang menurutnya hal itu sangat merugikan karena sebuah
foto kadang kala bekerja sama dengan pihak tertentu 2. Hal tersebut mencerminkan bahwa
maraknya online shop yang menjual barang dagangannya di platform media sosial tanpa mau
mengeluarkan modal besar, dan menginginkan keuntungan yang besar dengan modal sedikit,
sehingga pemilik foto mengalami kerugian atas tindakan pengambilan gambar yang disalah
gunakan. Bukan hanya itu pihak kerjasama pendukung foto juga mengalami kerugian akibat
pengambilan gambar yang disalah gunakan.
Faktanya peringkat perlindungan kekayaan Indonesia dilihat dari Indeks Kekayaan
Intelektual (KI) atau Intellectual Property Index (IP Index) Indonesia berada di peringkat ke-
45 dari 50 negara yang di survei GIPC, dan ditingkat Asia Indonesia hanya mengungguli
Pakistan 3. Hal ini menandakan maraknya pelanggaran hak cipta di Indonesia yang masih
perlu di benahi karena pelanggaran hak cipta juga menyangkut tentang hak-hak orang lain
sehingga termasuk  pelanggaran nilai nilai Pancasila..
Rumusan Masalah:
1. Adaanya Kontradiksi peraturaan perundangan hak cipta dalam pengecualian hak cipta
dan sarana kontrol teknologi antara pemegang hak cipta dan beberapa orang yang
menjadi pengecualian hak cipta
2. Urgensi pengaplikasian sarana kontrol teknologi pada aplikasi belanja online (shopee)
meninjau dari undang undang perlindungan konsumen
Tujuan Penelitian

1
Pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
2
Dimas. Prasetyo, “Putri Anne Istri Arya Saloka Marah, Foto Anaknya Dipakai Online Shop,”
www.popmama.com, 2020, https://www.popmama.com/kid/1-3-years-old/fx-dimas-prasetyo/putri-anne-istri-
arya-saloka-marah-foto-anaknya-dipakai-online-shop , diakses 23 mei 2021.
3
Yanuarius Viodeogo, “Peringkat Membuktikan, Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual Jadi Tantangan
Indonesia,” www.bisnis.com, 2019, https://kabar24.bisnis.com/read/20190225/16/892882/peringkat-
membuktikan-perlindungan-hak-kekayaan-intelektual-jadi-tantangan-indonesia , diakses 23 mei 2021.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjabarkan beberapa peraturan yang kontradiksi
dalam aturan hak cipta antara pemegang hak cipta dan pengecualian hak cipta dalam ranah
digital. Selain itu juga bertujuan untuk mengetahui urgensi sarana kontrol teknologi dalam
aplikasi belaja online (shopee) terhadap kenyamanan dan perlindungan konsumen
Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengharapkan agar hasil penelitian ini dapat berguna tidak
hanya bagi penulis pribadi tetapi juga dapat berguna bagi orang lain. Kegunaan penelitian ini
dapat dirumuskan dalam dua hal :
1. Manfaat Akademis
Dengan penelitian ini di harapkan dapat memberi penjelasan aspek hukum dalam
mengambilan karya cipta, sehingga selanjutnya penelitin ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat umum, bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum serta
menjadi tambahan untuk bahan kepustakaan.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat di gunakan sebagai upaya pengembangan kemampuan dan pengetahuan
bagi peneliti khususnya mengenai perlindungan hukum dalam transaksi elektronik. Selain itu
diharapkan memberikan sumbangan pemikiran hukum di Indonesia terutama untuk menjamin
kepastian hukum para pihak dalam transaksi elektronik serta memberikan jaminan hukum
kepada para pihak dalam transaksi elektronik.
Penelitian Terdahulu dan Orisinalitas
Penelitian terdahulu dibutuhkan untuk membandingkan penelitian skripsi ini dengan
penelitian skripsi yang lain, melihat kelebihan dan kekurangan berbagai teori yang di
gunakan oleh penelitilain dalam melakukan pembahasan pada masalah yang sama. Untuk
dapat memecahkan masalah dan mencapai tujuan sebagaimana diungkapkan di atas, perlu
dilakukan telaah kepustakaan guna mendukung hasil penelitian agar dapat diperoleh hasil
yang maksimal.Dari beberapa penelitian sebelumnya terdapat penelitian dengan judul
"Perlindungan hukum dalam perjanjian elektronik Pada e-commerce shopee", skripsi tersebut
memfokuskan pada perlindungan hukum pada transaksi elektronik. Dari penelitian diatas
belum secara spesifik membahas tentang perlindungan karya cipta gambar produk baik dari
pihak konsumen maupun penjual dalam platform aplikasi shopee.
Tinjauan Pustaka
Di Indonesia aturan hukum yang mengatur ciptaan seseorang diatur dalam Undang-undang
Nomor 28 tahun 2014 tentang hak cipta (UUHC), sedangkan pengertian hak cipta dijelaskan
bahwa: “Hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan
prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi
pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan”.4 Permasalahan
perlindungan hak cipta atas karya digital tersebut mencakup adanya kemudahan melakukan
reflikasi, kemudahan mentransmisikan dan menggunakan karya digital secara terus menerus,
kemudahan modifikasi dan adaptasi karya dalam bentuk digital, adanya kesamaan sifat sifat
dari karya digital5. makna dari "sarana kontrol teknologi" sendiri ialah setiap teknologi,
perangkat, atau komponen yang dirancang untuk mencegah atau membatasi tindakan yang

4
Pasal 1 ayat 1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
5
Riswandi.
tidak di izinkan oleh Pencipta, Pemegang Hak Cipta, pemilik Hak Terkait, dan/atau yang
dilarang oleh peraturan perundang-undangan.
Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yang termasuk penelitian
hukum normatif, yaitu penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan
hukum yang sedang berlaku, tipe penelitian pada masalah ini adalah berdasarkan
analisa yuridis terkait dengan perdagangan elektronik yang bersifat keperdataan.
Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan melalui perundang-undangan yang
memfokuskan pada ketentuan perundang-undangan dan pendekatan secara kasus yang
melihat peristiwa hukum yang terjadi di masyarakat.
2. Data dan sumber data penelitian
Sumber data yang diperoleh dari penelitian ini berdasarkan sumber hukum primer,
sumber data sekunder dan sumber data tersier yang diperoleh berdasarkan bahan-
bahan pustaka.
a. Sumber data primer yaitu adalah sumber hukum atau ketentuan yang mempunyai
kekuatan mengikat secara umum dalam hal ini perundangundangan yang telah
disahkan dan berlaku di negara Indonesia terkhusus Undang-Undang
b. Sumber data sekunder yaitu adalah sumber data yang diperoleh secara tidak
langsung yang telah mendapatkan proses pengkajian terlebih dahulu seperti: Jurnal
ilmiah, skripsi, buku, serta tulisan-tulisan yang berhubungan dengan penelitian ini.
c. Sumber data tersier yaitu sumber data yang melanjutkan penjelasan dari data primer
dan sekunder seperti kamus, ensiklopedia, website dan portal berita.
3. Metode pengumpulan data
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan ialah studi
kepustakaan dan peneliti mengumpulkan data-data yang berasal dariUndang-Undang,
portaal berita, penelitian dahulu yang relefan dan sumber sumber terkait yang relefan
dengan materi.
4. Analisis data
Bahan Hukum Primer, Hukum Sekunder, dan non hukum serta data Primer, Sekunder,
serta Tersier dielaborasi dalam penulisan secara sistematis demi menjawab rumusan
masalah yang telah dirumuskan. Pengolahan bahan hukum dilakukan secara deduktif
yaitu menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang bersifat umum kepada
permasalahan kongkret yang sedang dihadapi maka ditemukan jawaban dari rumusan
masalah demikian.
Daftar pustaka
Riswandi, Budi Agus. “Hukum dan Teknologi: Model Kolaborasi Hukum dan Teknologi
dalam Kerangka Perlindungan Hak Cipta di Internet.” jurnal Hukum IUS QUIA
IUSTUM 3 Vol (2016). https://journal.uii.ac.id/IUSTUM/article/view/7164.
Prasetyo, Dimas. “Putri Anne Istri Arya Saloka Marah, Foto Anaknya Dipakai Online Shop.”
www.popmama.com, 2020. https://www.popmama.com/kid/1-3-years-old/fx-dimas-
prasetyo/putri-anne-istri-arya-saloka-marah-foto-anaknya-dipakai-online-shop.
Viodeogo, Yanuarius. “Peringkat Membuktikan, Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual Jadi
Tantangan Indonesia.” www.bisnis.com, 2019.
https://kabar24.bisnis.com/read/20190225/16/892882/peringkat-membuktikan-
perlindungan-hak-kekayaan-intelektual-jadi-tantangan-indonesia.

Anda mungkin juga menyukai