Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MASALAH-MASALAH YANG MUNCUL

BERHUBUNGAN DENGAN HAKI

GURU PEMBIMBING : SITI ASROKA,S.S

DISUSUN OLEH :

SAPUTRI SETIANINGSIH

MONA AMELIA

RIKA SAFIRA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

NEGERI 2 KABUPATEN TEBO

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

 Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tugas PKWU ini dengan
baik dan selesai tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunannya,
makalah ini masih jauh dalam kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk memperbaiki kekurangan-
kekurangan yang ada supaya tidak terulang kembali. Atas perhatiannya, kami ucapkan
terima kasih.

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hak atas kekayaan intelektual (selanjutnya disingkat HaKI) bukanlah hal baru di negara
Indonesia. Sejak pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, Indonesia telah memiliki undang-
undang tentang HKI yang merupakan pemberlakuan peraturan perundang-undangan
pemerintah Hindia Belanda dan kemudian diberlakukan di Indonesia sebagai negara jajahan
Belanda.

HKI merupakan terjemahan atas istilah intellectual property rights. Istilah tersebut terdiri dari
tiga kata kunci, yaitu Hak, Kekayaan, dan Intelektual.Kekayaan merupakan abstraksi yang dapat
dimiliki, dialihkan, dibeli, maupun dijual. Hak kekayaan intelektual merupakan hak-hak
(wewenang/kekuasaan) untuk berbuat sesuatu atas kekayaan intelektual tersebut, yang diatur
oleh norma atau hukum yang berlaku. Hak-hak itu sendiri dapat dibagi menjadi dua. Pertama,
hak dasar (asasi), yang merupakan hak mutlak yang tidak dapat diganggu gugat. Kedua, hak
amanat aturan/perundangan, yaitu hak karena diberikan/diatur oleh masyarakat melalui
peraturan/perundangan. HKI dikelompokkan sebagai hak milik perorangan yang sifatnya tidak
terwujud (intangible) (Sutedi, 2013:38).Munir Fuady mengungkapkan, hak kekayaan intelektual
adalah suatu hak kebendaan yang sah dan diakui hukum atas benda tidak berwujud berupa
kekayaan/kreasi intelektual, yang dapat berupa hak cipta, paten, merek, dan lain-lain
(Fahrezha,Skripsi,2017:1).

Hak cipta merupakan salah satu bagian dari kekayaan intelektual yang memiliki ruang lingkup
objek yang dilindungi paling luas, karena mencakup seni,ilmu pengetahuan dan sastra yang di
dalamnya mencakup pula program komputer. Namun hak cipta berbeda secara mencolok dari
HKI lainnya karena hak cipta bukan merupakan hak monopoli untuk melakukan sesuatu,
melainkan hak untuk mencegah orang lain yang melakukannya.

B. Rumusan masalah
Dari uraian tersebut diatas dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut::

1. Bagaimana sanksi pidana terhadap pelaku pelanggaran Hak Cipta berdasarkan Undang-
Undang Hak Cipta saat ini?

2. Bagaimanakah pemidanaan terhadap pelaku pelanggaran Hak Cipta di Pengadilan Negeri


Semarang?

3. Apa yang menjadi pertimbangan hakim dalam melakukan pemidanaan pelanggaran Hak Cipta
di Pengadilan Negeri Semarang?

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian

Hak kekayaan intelektual (HKI atau HaKI) adalah konsepsi yang sederhana dan logis. Sebab pada
intinya ia mengatur tentang penghargaan atas karya orang lain, yang berguna bagi masyarakat
banyak. Ini merupakan titik awal dari pengembangan lingkungan yang kondusif untuk
pengembangan invensi, kreasi, desain dan lain – lain bentuk karya intelektual. Sehingga
diperlukan adanya aturan yang jelas untuk memberikan perlindungan hukum terhadap para
pelaku dari Hak Kekayaan Intelektual tersebut. Walaupun aturan telah dibuat untuk
memberikan perlindungan hukum tetap sering timbul permasalahan dalam bidang Hak
Kekayaan Intelektual ini, misalnya berkaitan tentang Hak Cipta, Merek, Paten dan
lainnya.Adapun permasalahan yang timbul tersebut diperlukan adanya suatu aturan yang lebih
jelas dan terang dengan memasukkan aturan tentang penyeleseaian konflik atau sengketa yang
timbul dari bidang HKI. Sehingga hal ini dapat menjadi pemicu untuk menggiatkan para pelaku
HKI dalam hal pengembangan invensi, kreasi, desain dan lain – lain bentuk karya intelektual.

2.Contoh Masalah Mengenai HAK CIPTA

Ada beberapa kasus pelanggaran Hak cipta,diantaranya kasus yang menimpa PTPrudential Life
asurance,Tbk(prudential indonesia).Perusahaan asuransi asal Inggris ini tengah digugat di
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat oleh perusahaan konsultan dari negeri Paman Sam, The
Institute for Motivational Living Inc lantaran dituding telah melakukan pelanggaran hak cipta.
The Institiute for Motivational Living mempermasalahkan sebuah modul yang telah digunakan
oleh Prudential yang berjudul "Mengenai Tipe & Karakter Manusia Melalui: DISC Profile (what,
why, how). Modul tersebut dinilai secara subtansial dan khas sama dengan hasil ciptaanya yakni
denganjudul Understanding Your Personality Style Power Point dan Person to Person. "Meski
bentuk dan isinya telah diubah sedemikian rupa namun secara subtansial dan khas merupakan
ciptaan kami," kata Heru Muzaki, kuasa hukum The Institute for Motivational Living.

Heru menjelaskan bahwa materi ciptaan sudah dibuat The Institute for Motivational Living sejak
tahun 2000. Bahkan hak cipta atas materi ciptaan Understanding Your Personality Style Power
Point dan Person to Person itu sudah terdaftar dan mendapatkan sertifikatnya di negeri Paman
Sam. Materi ini sudah menyebar ke berbagai negara.
Di Indonesia sendiri, materi ciptaan ini sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pada
tahun 2003. Tahun 2009, The Institute for Motivational Living mendengarkan kabar bahwa ada
pelanggaran hak cipta meteri ciptaanya. Prudential menggunakan modul Mengenai Tipe &
Karakter Manusia Melalui: DISC Profile tersebut untuk pelatihan yang diadakan oleh PruSales
Academy. The Institute for Motivational Living menilai kegiatan pelatihan itu bersifat komersil
lantaran untuk melatih agenagen untuk dapat menjual produk asuransi secara maksimal.
"Prudential memperbolehkan peserta pelatihan memperbanyak secara gratis dan dalam modul
itu tidak dicantumkan nama kami selaku pemegang hak cipta,"ujarnya.

Contoh pelanggaran Hak Cipta dibidang komputer, selain karena dilakukan perbanyakan dan
pendisribusian tanpa izin dari pemegang Hak Cipta ada juga sebab lain yaitu apabila antara dua
buah program komputer memiliki Source Code yang sama. Maka dimungkinkan telah terjadi
peniruan terhadap salah satu program computer. Pada dasarnya, pelanggaran hak cipta terjadi
apabila materi hak cipta tersebut digunakan tanpa izin dan harus ada kesamaan antara dua
karya yang ada.Latar belakang sebagaimana diuraikan di atas menjadi alasan dipilihya judul:
“Pemidanaan Terhadap Pelaku Pelanggaran Hak Cipta di Pengadilan Negeri Semarang”.

3. Pelangaran Dan Contoh Hak cipta

Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 2002 (UUHC),Hak cipta adalah hak ekslusif bagi
pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaanya atau
memberikan ijin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut
perundang-undangan yang berlaku.Menurut UUHC,ciptaan yang dilindungi ialah dalam bidang
ilmu pengetahuan,seni dan sastra.

Dalam bidang seni,salah satunya adalah lagu.Dalam industri musik di era digital ini seringkali
marak terjadi berbagai pelanggaran Hak cipta seperti pembajakan,hal ini dikarenakan
kecanggihan teknologi sekarang ini,sehingga memungkinkan untuk menggadakan suatu karya
cipta atau bahkan mendownloadnya secara bebas di dunia maya.Sehingga semua orang bisa
mengaksesnya tanpa perlu mengeluarkan biaya sepeserpun untuk membayar royalty kepada
penciptanya,tentunya hal ini merugikan pencipta dari segi ekonomi.

Terhadap pelanggaran hak cipta perlu diperhatikan pula proses seseorang terlibat dalam
pelanggaran yang dikenal dengan perilaku criminal. Oleh karena itu akan dijelaskan suatu teori
mengenai sebab musabab perilaku criminal histories atau genetik. Menurut teori ini seseorang
masuk atau terlibat dalam perilaku kriminal melalui proses sebagai berikut :

1. Tingkah laku criminal itu dipelajari. Jadi perilaku criminal bukanya

diwarisi, seorang yang tidak terlatih dalam kejahatan tidak menemukan

tingkah laku jahat, seperti halnya seorang yang terlatih dalam hal ini

mekanika, tidak akan menemukan hal-hal yang bersifat mekanika.

2. Tingkah laku criminal dipelajari dalam interaktif dengan orang lain dalam proses

komunikasi.

3. Inti dari mempelajari perilaku kriminal terjadi dalam kelompok pribadipribadi yang

intim, artinya komunikasi impersonal seperti film, surat dan

sebagainya hanya sedikit sekali peranannya sebagai penyebab perilaku kriminal.

4. Dalam mempelajari perilaku criminal, yang dipelajari meliputi:

a. Teknik melakkan kejahatan baik yang canggih maupun yang sederhana, dan

b. Arah khusus dari motif, dorongan, rasionalisasi dan sikap

5. Arah khusus dari motif dan dorongan dipelajari dari batasan-batasan hukum.

Adapun macam-macam pelanggaran hak cipta dapat berupa pemalsuan, pembajakan,


penyadapan, dan pembocoran informasi rahasia, persaingan tidak jujur, turut menawarkan
serta memperdagangkan hasil pemalsuan dan lain sebagainya. Terjadi pelanggaran hak cipta
kini dipandanga tidak hanya si pemilik hak saja, tetapi juga dapat merugikan kepentingan
umum, misalnya merugikan dibidang perpajakan, perindustrian, konsumen, serta tatanan
sosial, hukum dan ekonomi secara luas.

Macam-macam pelanggaran hak cipta menurut Pasal 44 Undangundang Nomor 6 tahun 1982
tentang juntco Undang-undang Nomor 12 tahun 1997 adalah sebagai berikut :
1. Dengan sengaja atau tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu

ciptaan atau memberi izin untuk itu.

2. Dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual

kepada umum suatu ciptaan barang hasil pelanggaran hak cipta.

3. Dengan sengaja melanggar ketentuan menyiarkan, mengumumkan atau

memperbanyak suatu ciptaan yang bertentangan dengan kebijakan

Pemerintah dibidang pertahanan dan keamanan negara, kesusolaan dan

ketertiban umum

4. Dengan sengaja memperbanyak atau mengumumkan hak cipta atas poteret

seseorang tanpa seijin orang yang dipotret atau ahli warisnya.

Pelanggaran-pelanggaran hak cipta tersebut diatas didasarkan pasal 46 Undang-undang Nomor


7 tahun 1987 juntco Undang-undang Nomor 12 tahun 1997 dikategorikan dalam jenis tindak
pidana kejahatan.

TERHADAP PELAKU PELANGGAR HAK CIPTA KARYA CIPTA LAGU DIKAJI BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG HAK CIPTA NOMOR 28 TAHUN 2014 DAN COPYRIGHT ACT (CHAPTER 63,
REVISED EDITION 2006)”.

4. Pelanggaran HKI Yang Sering terjadi

Berikut juga terdapat contoh pelanggaran HKI yang sering terjadi :

1.) Contoh Pelanggaran Hak Cipta yang Seringkali Terjadi


Di Indonesia pelanggaran hak cipta merupakan hal yang sangat sering terjadi. Namun, tidak
banyak pemilik karya melakukan pelaporan sehingga hanya sedikit kasus ditindak secara
hukum.

Faktanya, bahkan orang awam seringkali melakukan pelanggaran ini tanpa mengetahui bahwa
telah melakukannya. Agar Anda selalu waspada dan tidak terlibat kasus semacam ini, simak
beberapa contoh pelanggaran berikut ini:

1. Penjiplakan Karya Tulis

Sebuah karya tulis sangat rentan mengalami kasus penjiplakan, terutama di era digital saat
ini. Sangat mudah menyalin karya orang lain dan mengakuinya sebagai karya sendiri,
misalnya karya tulis seperti artikel, essai, buku, dan lainnya.Kriteria yang masuk dalam ranah
penjiplakan adalah ketika Anda menerbitkan sebuah karya tulis yang meniru sebagian atau
seluruh isi tulisan orang lain, tanpa menyertakan nama penulisnya. Bahkan ketika Anda
terinspirasi, apabila isi tulisan 70% sama dengan tulisan milik orang lain yang sudah
diterbitkan lebih dulu, maka akan dianggap sebagai penjiplakan. Jadi, harus sangat berhati-
hati.

2. Penjiplakan Konten di Internet

Contoh pelanggaran lainnya adalah penjiplakan konten di internet, dapat berupa tulisan,
gambar, video, dan lain sebagainya. Umumnya hal ini terjadi karena kemudahan distribusi
informasi di dunia maya.Hal ini membuat pengguna internet bisa dengan mudah menyalin
konten milik orang lain, lalu mengakuinya sebagai milik diri sendiri. Penjiplakan seperti ini
sangat rentan terjadi dan merugikan si pemilik konten asli.

3. Pembajakan Software
Ada juga kasus pembajakan software, di mana oknum akan menyebarkan software tertentu
di internet untuk didapatkan pengguna secara gratis. Padahal untuk memilikinya dibutuhkan
lisensi yang harus dibeli. Banyak pengguna menggunakan software bajakan ini karena
mahalnya harga software asli. Software yang banyak dibajak seperti Microsoft Office,
Photoshop, Coreldraw, dan berbagai perangkat lunak lainnya.

4. Pelanggaran Hak Cipta Lagu

Lagu juga sangat sering terkena penjiplakan atau pembajakan, misalnya dengan menyediakan
link download di sebuah situs tanpa lisensi. Hal ini tentu akan merugikan pemilik lagu karena
tidak mendapatkan royalti dari penjualan lagu mereka.

Untuk menghindari hal ini Anda bisa menggunakan layanan mendengarkan musik berlisensi
seperti Joox, Spotify, dan layanan lainnya. Atau dengan membeli album asli si
penyanyi.Banyak pelaku pelanggaran hak cipta tidak menyadari sudah melakukan
pelanggaran. Namun, tidak sedikit yang tahu melanggar, tapi tetap melakukannya karena
mengejar keuntungan. Beberapa contoh pelanggaran hak cipta di atas hanyalah sedikit dari
kasus nyata di Indonesia.

. 9

2.) Pelanggaran Hak Paten

Hak paten merupakan bagian dari hak kekayaan intelektual (HKI) yang diberikan negara kepada
seseorang atau lembaga.

Contoh hak paten kerap kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti hak paten
penghitungan keretakan sayap pesawat yang diajukan oleh BJ Habibie, mantan Presiden
Republik Indonesia.

4. Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan yang peneliti temukan dapat diidentifikasikan permasalahannya


sebagai berikut:
1. Karya cipta lagu yang semakin mudah ditemukan diinternet, namun belum diimbangi
dengan peraturan yang tegas sehingga karya cipta tersebut dengan mudah diduplikasi dan
dapat diakses secara bebas.

2. Masyarakat yang semakin sering melakukan unduh lagu secara bebas melalui internet
tanpa mengetahui hal tersebut dapat melanggar hak cipta. Hal tersebut dimungkinkan karena
masih terdapat celah abu-abu terkait penanganan pelanggar hak cipta karya lagu melalui
unduh diinternet.

3. Masyarakat belum menyadari akan pentingnya menghargai hasil karya orang lain yang
dapat mengakibatkan kerugian baik kepada pencipta maupun negara.

4. Semakin banyaknya penyedia situs unduh lagu yang ada diinternet dan
tidak adanya data resmi terkait jumlah situs ilegal yang terdapat di internet.

5. Negara Singapura telah memberikan akibat hukum kepada pelanggar hak cipta yang
melakukan unduh lagu.

10

5. Upaya Mencegah Pelanggaran Kekayaan Intelektual

Berikut terdapat beberapa uapaya yang dapat di lakukan :

1. Menjual barang asli.

2. Memiliki izin/lisensi atau penunjukan dari pemegang KI

3. Hanya gunakan nama merek yang sesuai dengan jenis produk Anda

4. Gunakan karya, gambar, logo, atau aset Anda sendiri pada produk Anda

5. Tidak mengunggah kembali produk yang telah dilaporkan


. .. . . . 11

BAB III

PENUTUPAN

1. Kesimpulan

Perlindungan HKI sebagai aset tidak berwujud (intangeable asset) dari pada dasarnya adalah
memberikan perlindungan bagi hak eksklusif pemegang HKI, hal ini telah diatur dalam
peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia yang sebelumnya harus memenuhi beberapa
persyaratan materiil untuk memperoleh perlindungan tersebut yang antara bidang HKI satu
dengan bidang HKI lainnya berbeda-beda menurut ketentuan yang berlaku dan juga harus
melalui prosedur pendaftaran. Beberapa bidang HKI memiliki keistimewaan yaitu mendapatkan
perlindungan secara otomatis tanpa melalui prosedur pendaftaran, walaupun demikian
prosedur pendaftaran dapat juga dilaksanakan oleh pemegang HKI ini dengan tujuan untuk
menjadikannya sebagai alat bukti yang memperkuat kebsahan haknya sehingga
memaksimalkan perlindungan HKI tersebut. Perlindungan ini memiliki jangka waktu tertentu

2. Saran

Kesadaran akan arti penting HKI dalam masyarakat Indonesia sangat kurang, hal ini dapat
diukur dari sedikitnya pemegang HKI yang melaksanakan pendaftaran atas HKI-nya. Tanpa
adanya pendaftaran HKI, maka instrumen perlindungan HKI tidak berjalan dengan optimal yang
berarti menyebabkan semakin terbukanya peluang terjadinya pelanggaran akan HKI.

12

Anda mungkin juga menyukai