Anda di halaman 1dari 5

Penanggulangan Pelanggaran Hak Cipta

Oleh :
Deka Rahmat Bastian

12.0504.0064

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2015

A. Pengertian Hak Cipta


Hak Cipta merupakan salah satu jenis Hak Kekayaan Intelektual, namun hak
cipta berbeda secara mencolok dari Hak kekayaan Intelektual lainnya (seperti paten,
yang memberikan hak monopoli atas penggunaan invensi) karena hak cipta bukan
merupakan hak monopoli untuk melakukan sesuatu, melainkan hak untuk mencegah
orang lain yang melakukan.
Hak Cipta adalah hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk
mengatur penggunaan hasil penuangan gagasan atau informasi tertentu. Pada
dasarnya Hak cipta merupakan hak untuk menyalin suatu ciptaan. Hak Cipta juga
dapat memungkinkan pemegang hak tersebut untuk membatasi penggandaan tidak
sah atas suatu ciptaan. Pada umunya pula hak cipta memiliki masa berlaku tertentu
yang terbatas. Hak cipta berlaku pada berbagai jenis karya seni atau karya cipta
atau ciptaan. Konsep hak cipta di Indonesia merupakan terjemahan dari
konsep copyright dalam bahasa Inggris (secara harafiah artinya hak salin).
Copyright ini diciptakan sejalan dengan penemuan mesin cetak. Sebelum penemuan
mesin ini oleh Gutenberg, proses untuk membuat salinan dari sebuah karya tulisan
memerlukan tenaga dan biaya yang hampir sama dengan proses pembuatan karya
aslinya. Sehingga, kemungkinan besar para penerbitlah, bukan para pengarang,
yang pertama kali meminta perlindungan hukum terhadap karya cetak yang dapat
disalin.
Awalnya, hak monopoli tersebut diberikan langsung kepada penerbit untuk
menjual karya cetak. Baru ketika peraturan hukum tentangcopyright mulai
diundangkan pada tahun 1710 dengan Statute of Anne di Inggris, hak tersebut
diberikan ke pengarang, bukan penerbit. Peraturan tersebut juga mencakup
perlindungan kepada konsumen yang menjamin bahwa penerbit tidak dapat
mengatur penggunaan karya cetak tersebut setelah transaksi jual beli berlangsung.
Selain itu, peraturan tersebut juga mengatur masa berlaku hak eksklusif bagi
pemegang copyright, yaitu selama 28 tahun, yang kemudian setelah itu karya
tersebut menjadi milik umum.

B. Cara Mengatasi Pelanggaran Hak Cipta


Dengan banyaknya karya yang dihasilkan, tidak dipungkiri akan ada banyak
pelanggaran hak cipta yang dilakukan. Maka berikut ini cara mengatasi pelanggaran
hak cipta, antara lain:
1. Membangun budaya masyarakat untuk menghargai hasil karya orang lain.
Hal yang paling sederhana untuk mengatasi pelanggaran hak cipta
adalah membangun budaya masyarakat untuk menghargai hasil karya orang
ain. Dengan adanya sikap menghargai dari masyarakat terhadapa hasil karya
seseorang.
Masyarakat tidak akan melanggara hak cipta karena mereka sudah
memiliki kesadaran untuk menghargai hasil karya orang lain. Dengan cara
tidak mencopi, membajak, atau memperjual belikan karya tersebut secara
ilegal. Ketika masyarakat yang merupakan pengguna terbesar suatu hasil
karya, sudah sadar akan sikapnya, maka pelanggaran Hak cipta bisa diatasi.
Contoh kasus : Masyarakat tidak mencopy aplikasi dan SO yang tidak
open source. Masyarakat seharusnya menggunakan Sistem Operasi yang
open soure jika tidak bisa membeli yang lisence. Menggunakan linux yang
bersifat open source jika tidak mampu membeli windows yang berlisence, jika
hal itu terjadi maka masyarakat sudah memiliki sifat menghargai hasil karya
orang lain.
2. Pemerintah, baik instansi-instansi terkait, jajaran penegak hukum dan
segenap lapisan masyarakat hendaknya sepakat untuk secara bersamasama memerangi pembajakan terhadap karya-karya intelektual.
Pemerintah merupakan organisasi tertinggi yang memiliki kewenangan
untuk mengatur masyarakat dari level bawah hingga level atas masyarakat.
Pemerintah juga dapat menjadi contoh terhadapa perilaku baik untuk secara
bersama-sama memerangi pembajakan, dengan tidak memberikan
mudahnya izin memperbanyak hasil karya orang lain dengan tidak
mencantumkan nama pihak yang menghasilkan karya tersebut.
Pemerintah mampu memberikan contoh kepada masyarakat dengan
menggalakkan produk open source jika belum mampu membeli yang
berlisence berbayar. Apabila dari tingkatan organisasi tertinggi (pemerintah,
institut-institut, serta jajaran penegak hukum) memiliki kesadaran tidak
membajak hasil karya orang lain, maka dapat menjadi contoh kepada
masyarakat untuk tidak membajak karya orang lain yang berakibat mampu
meminimalisir pelanggaran Hak Cipta di bidang IT.
Contoh kasus : Beberapa institusi pemerintah sudah memakai
Opensource untuk Sistem Operasinya, hal ini dapat dibuktikan bahwa
Indonesia, Go Open Source! disingkat IGOS adalah sebuah semangat

gerakan untuk meningkatkan penggunaan dan pengembangan perangkat


lunak sumber terbuka di Indonesia.
IGOS dideklarasikan pada 30 Juni 2004 oleh 5 kementerian
yaitu Kementerian Negara Riset dan Teknologi, Departemen Komunikasi dan
Informatika, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Departemen Pendidikan
Nasional. Gerakan ini melibatkan seluruh stakeholder TI (akademisi, sektor
bisnis, instansi pemerintah dan masyarakat) yang dimulai dengan program
untuk menggunakan perangkat lunak sumber terbuka di lingkungan instansi
pemerintah. Diharapkan dengan langkah ini dapat diikuti oleh semua lapisan
masyarakat untuk menggunakan perangkat lunak legal.
3. Menggunakan program yang memiliki lisensi Open Source.
Lisensi Open Source adalah lisensi di mana setiap orang yang
menggunakan perangkat lunak diperbolehkan membuat salinan tak terbatas,
menjual atau bahkan memberikan program komputer secara bebas tanpa ada
kewajiban membayar kepada siapapun. Dengan menggunakan program dan
Sistem Operasi yang memiliki lisense Open Source maka dapat
meminimalisir adanya pelanggaran Hak Cipta yang ada.
Ketersediaan SourceCode dalam program dengan lisensi ini mejadi
syarat utama untuk dilakukan modifikasi dan perbaikan program.Contoh
kasus : Menggunakan perangkat lunak open source adalah salah satu cara
bagi banyak perusahaan untuk meraih keuntungan maksimal.
Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan contoh menarik perusahaan
yang memerlukan sistem TI yang canggih dengan TCO, biaya total
kepemilikan, yang rendah. BEI adalah bursa kelas dunia dengan 440
perusahaan terdaftar dan kapitalisasi pasar sejumlah Rp 3,537 milyar per
bulan Desember 2011. BEI dijalankan dengan sistem Red Hat Enterprise
Linux, sebuah platform open source dari Red Hat, provider solusi open source
terkemuka. Ada dua faktor utama yang menjadi pertimbangan BEI untuk
pindah ke platform Linux, yaitu: nilai dan fungsi.
4. Dibuatnya undang-undang oleh pemerintah tentang hak cipta
Undang-undang tentang hak cipta yang berisi pada pasal 1 ayat 1- 4
adalah:
1) Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak
untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau
memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi
pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundangundangan yang berlaku.
2) Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersamasama yang atas inspirasinya melahirkan suatu Ciptaan
berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan,
keterampilan, atau keahlian yang dituangkan ke dalam bentuk
yang khas dan bersifat pribadi.
3) Ciptaan adalah hasil setiap karya Pencipta yang menunjukkan
keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni, atau
sastra.
4) Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta sebagai Pemilik Hak
Cipta, atau pihak yang menerima hak tersebut dari Pencipta,

atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang
menerima hak tersebut.
Dengan adanya pembuatan undang-undang tentang hak cipta
diharap dapat mengatasi pelanggaran hak cipta, karena peraturan
yang mengatur hak cipta sudah ada pada isi undang-undang tentang
hak cipta, apa bila ada yang melanggar Undang-undang hak cipta
tersebut akan ada sangsi yang menjerat pelaku. Sehingga ada efek
jera yang didapat karena denda beserta hukum pidana akan
menjeratnya.
5. Dibentuknya Tim Nasional Penanggulangan Pelanggaran HKI oleh
pemerintah yang bertugas merumuskan kebijakan nasional penanggulangan
pelanggaran HKI, menetapkan langkah-langkah nasional dalam
menanggulangi pelanggaran HKI, serta melakukan koordinasi sosialisasi dan
pendidikan di bidang HKI guna penanggulangan pelanggaran HKI.
Dengan adanya Tim Nasional Penanggulangan Pelanggaran HKI yang
dibentuk oleh pemerintah di harapkan mampu membantu kinerja pemerintah
untuk melindungi hasil karya dari warga negaranya. Meminimalisir
pelanggaran Hak Cipta berupa pembajakan karya, mengklaim karya orang
lain, dan lain-lain. Melalui tim ini, pemerintah juga mudah mengawasi warga
negaranya untuk hasil karya yang ada.
6. Mendandaftarkan hasil karya pribadi agar dilindungi oleh undang-undang HKI.
Dengan mendaftarkan hasil karya peribadi diharapkan mampu
meminimalisir pelanggaran HKI karena dari diri sendiri sudah memiliki
kesadaran untuk melindungi karya yang sudah tercipta.
Contoh kasus : Rudi seorang mahasiswa teknik informatika yang suka
dengan pembuatan program.
7. Melaporkan pelanggar Undang-Undang HKI ke pihak yang berwenang.
Dengan melaporkan pelanggaran Undang-Undang diharapkan memiliki
efek jera kepada pelaku dan melindungi hasil karya cipta.
8. Sangsi pidana yang memberatkan pelaku pelanggaran.
Sangsi yang berat yang terdiri dari hukuman pidanya yang sangat
lama dan denda yang sangat besar.Dengan adanya hukuman pidana yang
sangat berat kepada pelaku pelanggaran maka diharap akan mencegah
adanya pelanggaran Hak Cipta.

SUMBER : http://anissya-rohman.blogspot.nl/2013/11/cara-mengatasi-pelanggaranhak-cipta-di.html

Anda mungkin juga menyukai