Buku merupakan salah satu ciptaan yang dilindungi secara hukum oleh
Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta. Buku tercipta atas
Sehingga buku merupakan salah satu ciptaan yang dilindungi oleh Undang-
Undang Hak Cipta. Pemegang hak cipta akan merasa terlindungi dan terjamin
Pemegang hak cipta buku yang penulis bahas merupakan pihak pengarang
Nomor 24 tahun 2014 tentang Hak Cipta. Memang beberapa kali ditemui ada
perbedaan hak yang diterima antara pihak pengarang dan penerbit yang satu
dengan yang lain, hal tersebut karena pihak pengarang dan penerbit melakukan
yang harus dilakukan. Namun pada kali ini, penulis memberi batasan bahwa
pemegang hak cipta buku merupakan pihak pengarang dan penerbit seperti pada
umumnya.
Walaupun peraturan hak cipta buku telah diatur pada Undang-Undang Nomor
24 tahun 2014 tentang Hak Cipta, namun pada prakteknya masih banyak
1
buku seperti terlihat asli atau “buku KW Super” demi kepentingan komersil.
Biasanya buku-buku bajakan tersebut dijual pada toko buku bajakan, bazar buku
diperlukan kerja sama pemerintah dan masyarakat dalam hal ini pihak
hak cipta.
2
merupakan perlindungan akhir berupa sanksi seperti denda, penjara, dan hukuman
tambahan yang diberikan apabila sudah terjadi sengketa atau telah dilakukan suatu
pelanggaran.
Perlindungan hukum terhadap hak cipta didasari pada dua alasan. Pertama,
karena dalam karya intelektual terdapat moral right yang mencerminkan tentang
kepribadian dari si pencipta. Kedua, karena faktor ekonomi atau commercial right
yang dikandung oleh karya intelektual itu. Faktor yang terakhir inilah yang
perlindungan hukum kepada pemegang hak cipta, maka setiap elemen negara
Undang-Undang Nomor 24 tahun 2014 tentang Hak Cipta sudah menjadi langkah
kongkret pemerintah dalam hal melindungi hak-hak pemegang hak cipta. Tentu
dengan keberadaan undang-undang ini masyarakat lebih tau apa saja hak-hak
pemegang hak cipta, apa saja yang dibolehkan dan yang tidak dibolehkan dalam
menggunakan hak cipta orang lain dan mencegah terjadinya pelanggaran hak
cipta.
melindungi hak moral dan hak ekonomi. Hak moral yang dimaksud diatur pada
1
H. OK. Saidin, Op. Cit. 111
3
pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta yang
berbunyi;
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta yang berbunyi; “Hak ekonomi
merupakan hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mendapatkan
Dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta ini tentu
berbagai pembajakan barang ciptaan. Dari pasal tersebut dijelaskan bahwa hak
pencipta atau pemegang hak cipta tidak hanya melindungi secara ekonomi namun
secara moral, maksudnya hasil kerja dan imajinasi pencipta juga dilindungi.
mencegah pelanggaran Hak Cipta dan Hak Terkait melalui sarana berbasis
4
1. Pengawasan terhadap pembuatan dan penyebarluasan konten pelanggaran
2. Kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak, baik dalam maupun
Dari pasal tersebut, pemerintah dapat mencegah pelanggaran hak cipta melalui
cipta melalui sarana berbasis teknologi informasi. Dalam pasal 54-56 dalam
dan hak terkait melalui sarana teknologi maka pemerintah berwenang melakukan
Pelaporan pelanggaran hak cipta pada dasarnya merupak delik aduan, yang
artinya hanya pencipta atau pemegang hak cipta yang berhak melaporkan
pelanggaran hak cipta kepada pihak yang berwenang. Namun didalam pasal 55
ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta menyebutkan;
“Setiap Orang yang mengetahui pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak Terkait
5
Sebagai upaya pelaksanaan pasal 54-56 Undang-Undang Nomor 28 Tahun
hak cipta dengan membuat peraturan bersama Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor 14 Tahun 2015 dan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor
pengguna pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak terkait dalam sistem elektronik,
dalam hal ini adalah penutupan situs yang menyediakan buku-buku bajakan yang
tidak mengerti atau paham mengenai HKI terutama hak cipta sehingga masih
banyak dari masyarakat yang masih melakukan pelanggaran hak cipta. Oleh
karena itu, pihak pemerintah dapat bekerja sama dengan berbagai pihak untuk
tentang hak cipta, perlindungan hukum dan sanksi jika ada pelanggaran hak cipta
dan mengetahui bahwa setiap ciptaan terutama buku itu dilindungi secara hukum
Sosialisasi ini juga cukup bagus bagi pemerintah menyadarkan arti penting
hak cipta bagi lapisan masyarakat menengah kebawah. Karena lapisan masyarakat
masyarakat menengah kebawah tidak tau apa saja bentuk-bentuk pelanggaran hak
6
cipta, hal seperti mem-fotocopy buku, membeli DVD bajakan, men-download film
di situs ilegal yang mana masyarakat menengah kebawah belum tentu tahu jika
cipta telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta. Sanksi dari peraturan tersebut berupa sanksi perdata, pidana dan/atau
Bagi pelaku pelanggaran hak cipta buku atau penjual buku bajakan akan
dikenai sanksi yang diatur pada pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta, karena para pelaku pelanggaran hak cipta buku telah
merampas hak-hak ekonomi pemegang hak cipta buku. Hak ekonomi yang
dimaksud diatur pada pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
7
f. pertunjukan Ciptaan;
g. Pengumuman Ciptaan;
h. Komunikasi Ciptaan; dan
i. penyewaan Ciptaan.
Sedangkan sanksi sanksi yang diatur pada pasal 113 Undang-Undang Nomor 28
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta
rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f,
dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e,
dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
8
satu penjual atau lebih memperdagangkan barang dagangannya, dalam hal ini
Tempat perdagangan biasa identik dengan toko atau pasar, namun dengan
Hak Cipta.
dan/atau penggandaan barang basil pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak Terkait
yang melanggar diatur pada pasal 114 Didalam pasal 10 Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Pada pasal tersebut menyebutkan, “Setiap
Orang yang mengelola tempat perdagangan dalam segala bentuknya yang dengan
hasil pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak Terkait di tempat perdagangan yang
pemerintah untuk mencegah pelanggaran Hak Cipta dan Hak Terkait melalui
9
sarana berbasis teknologi informasi, lalu di pasal Pasal 54 UU No 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta menjelaskan tentang upaya represif bagi pelanggaran hak cipta
pelanggaran Hak Cipta dan Hak Terkait melalui sarana berbasis teknologi
pemerintah membuat peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
14 Tahun 2015 dan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 26 Tahun 2015
Hak Cipta dan/atau Hak terkait dalam sistem elektronik. Bagi situs penyedia
Tentu peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 14 Tahun
2015 dan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 26 Tahun 2015 tentang
Cipta dan/atau Hak terkait dalam sistem elektronik belum tentu berlaku kepada
mandiri produk yang dijual. User generated content adalah konten berjenis
Disini penjual berperan sebagai user aktif yang memulai proses promosi suatu
UGC ini bisa dikatakan sebagai bentuk marketing yang orisinil dari penjual
2
https://qwords.com/blog/user-generated-content/ diakses tanggal 26 November 2020
10
langsung. Sehingga penjual secara langsung bertanggung jawab akan produk yang
Marketplace disini sebagai pihak yang menyediakan lapak bagi penjual, namun
barang/konten bajakan.
proses jual beli dari berbagai toko. Marketplace memiliki konsep yang kurang
lapak bagi penjual untuk menjual barang dagangannya dengan sentuhan yang
lebih modern.
barang yang dijual didalam Marketplace merupakan barang milik pihak penjual
condition untuk ditaati bagi setiap pihak. Term and condition merupakan
11
peraturan yang dibuat pihak Marketplace sebagai upaya untuk menjamin
berbagai pihak. Term and condition tersebut secara umum berisi kebijakan
12
Gambar 3.2. . Buku Bajakan yang dijual pada Marketplace Tokopedia
Marketplace cenderung sama yakni harga jual buku bajakan yang jauh lebih
murah ketimbang buku asli, menggunakan kertas dengan kualitas rendah pada
tersebut merupakan buku replika atau buku palsu pada bagian deskripsi barang
optimal untuk membuat iklim jual beli yang sehat tanpa merugikan pihak-pihak
lain.
Pada dasarnya, dibuatnya term and condition merupakan sebuah upaya yang
Term and condition merupakan peraturan yang dibuat oleh pihak Marketplace
13
Marketplace. Barang-barang yang dilarang dijual dapat berupa narkotika, bahan
melanggar hak cipta seperti barang tiruan, barang palsu atau barang yang masuk
Term and condition yang dibuat marketplace selain berisi hak dan kewajiban
pengguna, berisi juga sanksi-sanksi. Ada banyak macam aturan yang memiliki
dirugikan.
tentang barang-barang yang dilarang atau dibatasi untuk dijual pada Marketplace
mereka. Salah satu barang tersebut ialah barang yang melanggar hak kekayaan
intelektual, seperti melanggar hak merek atau hak cipta orang lain. Dari peraturan
melanggar hak kekayaan intelektual dilarang untuk dijual dan secara langsung
buku sudah menjadi hal yang sering terjadi di Indonesia, maka pihak Marketplace
sebagai pihak yang memfasilitasi penjual, ingin memberikan iklim jual beli yang
sehat dengan membuat peraturan barang-barang yang dilarang atau dibatasi untuk
14
Berbagai Marketplace telah mencantumkan term and condition yang
seperti melanggar hak merek atau hak cipta orang lain masuk kedalam barang-
barang yang dilarang atau dibatasi untuk dijual pada Marketplace mereka.
Pada term and condition Marketplace Shopee tentang “Barang Terkait Hak
- (vii) Publikasi, buku, film, video dan/atau video game yang tidak
pengiriman;
termasuk tetapi tidak terbatas pada replika, barang palsu, dan tiruan
melanggar hak cipta, merek dagang tertentu, atau hak kekayaan intelektual
Pada term and condition Marketplace Tokopedia bagian “ J. Jenis Barang dan
bertentangan dengan Undang-Undang Hak Cipta.”4. Dan pada term and condition
3
https://shopee.co.id/docs/3000 diakses tanggal 25 November 2020
4
https://www.tokopedia.com/terms diakses tanggal 25 November 2020
15
Bukalapak bagian “Barang Terlarang” nomor 13 menyebutkan, “Barang yang
Hak Cipta. Dengan dibuatnya term and condition oleh para pihak Marketplace
merupakan sebuah iktikad baik bagi Marketplace melindungi para pemegang hak
cipta.
Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, maka akan ada sanksi yang
tercantum pada pasal 114 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta. Pada pasal tersebut menyebutkan, “Setiap Orang yang mengelola tempat
dimaksud dalam Pasal 10, dipidana dengan pidana denda paling banyak
Marketplace memiliki fitur yang bernama word filter yang bisa berguna untuk
beberapa website untuk menyaring atau menyensor kata-kata tertentu agar tidak
muncul pada halaman website. Word filter ini seharusnya dapat menjadi cara
untuk mendeteksi pelanggaran hak cipta secara otomatis. Namun penulis menilai
5
https://www.bukalapak.com/terms#strict-terms diakses tanggal 25 November 2020
16
beberapa Marketplace terkenal belum memaksimalkan fitur ini umtuk mendeteksi
Gambar 3.3. Hasil Pencarian Buku Bajakan dengan Kata Kunci “Buku Ori
KW” pada Marketplace Tokopedia.
Gambar 3.4. Hasil Pencarian Buku Bajakan dengan Kata Kunci “Buku Non
Ori” pada Marketplace Bukalapak.
Hasil gambar kedua diatas mengidentifikasikan bahwa pihak Marketplace
belum optimal memanfaatkan fitur words filter. Masih banyak buku-buku bajakan
17
yang dengan sangat mudah dicari pada Marketplace. Padahal jika fitur words
filter dioptimalkan dengan maksimal maka akan menjadi cara yang cukup efektif
Seperti pada peraturan atau undang-undang pada umunya, didalam term and
condition yang dibuat Marketplace selalu menyertakan sanksi atau hukuman bagi
sama lain. Mulai dari penghapusan barang dagangan, pembatasan akun sementara
hingga sanksi hukum oleh pihak Marketplace atau pihak lain yang dirugikan.
Sebagai salah satu Marketplace terbesar di Indonesia, sanksi yang diberikan oleh
termasuk, dengan tidak terbatas pada, salah satu atau semua dari hal-hal berikut
ini:
a. Penghapusan daftar
b. Batasan diberlakukan pada hak Akun
c. Penangguhan dan pengakhiran akun
d. Tuntutan pidana
18
e. Tindakan perdata, termasuk dengan tidak terbatas pada klaim untuk
kerugian dan/atau ganti rugi sementara atau perintah ganti rugi oleh
pengadilan.6
Pelanggaran hak cipta termasuk salah satu jenis pelanggaran yang diatur
dalam term and condition semua Marketplace. Pelanggaran hak cipta yang
dilakukan oleh penjual didalam Marketplace akan mendapatkan sanksi oleh pihak
kategori II yang artinya kategori ini dikenakan pada para Pengguna yang diketahui
dan/atau penutupan akun pengguna secara permanen.7 Sanksi ini hampir sama
dengan sanksi Marketplace lainnya seperti Shopee dan Bukalapak, namun hal ini
secara mandiri produk yang dijual. User generated content adalah konten berjenis
6
https://shopee.co.id/docs/3001 diakses tanggal 25 November 2020
7
https://www.tokopedia.com/help/article/kebijakan-penalti-pengguna diakses tanggal 25
November 2020
19
apapun yang diunggah konsumen secara sukarela ke internet. Sesuai namanya,
Disini penjual berperan sebagai user aktif yang memulai proses promosi suatu
UGC ini bisa dikatakan sebagai bentuk marketing yang orisinil dari penjual
langsung. Sehingga penjual secara langsung bertanggung jawab akan produk yang
Sehingga untuk mengurai tingkat pelanggaran hak cipta oleh para penjual
melanggar hak kekayaan intelektual secara khusus. Fitur pelaporan produk yang
dilarang dijual pada dasarnya sudah ada, namun fitur tersebut cenderung lebih
digunakan untuk melaporkan produk yang dilarang beredar secara umum seperti
mahluk hidup dan lain-lain. Mengingat pelanggaran hak cipta merupakan suatu
8
https://qwords.com/blog/user-generated-content/ diakses tanggal 26 November 2020
20
Gambar 3.5. Fitur Pelaporan Produk Yang Melanggar Hak Kekayaan
Intelektual Pada Marketplace Bukalapak.
Fitur pelaporan produk yang melanggar hak kekayaan intelektual memiliki
perbedaan mendasar terhadap fitur pelaporan produk yang dilarang dijual. Karena
pelanggaran hak kekayaan intelektual atau hak cipta secara khususnya merupakan
Indonesia, bukti surat kuasa pemilik merek/hak cipta kepada pelapor dan
akan dikirim kepada terduga pelanggar hak kekayaan intelektual guna untuk
21
Sanksi yang diberikan tidak hanya sebatas penghapusan konten/produk yang
dijual atau pemblokiran akun pelanggar, melainkan sanksi yang diberikan dapat
berupa tuntutan atau gugatan oleh pemegang hak cipta. Sehingga dengan fitur
tersebut, pemegang hak cipta dapat melaporkan produk yang diduga melanggar
hak mereka kepada pihak marketplace dan mengurangi tingkat pelanggaran hak
cipta.
22