Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 1:

Ahmad Muzzakir Lubis (208320250)

Annisa Listia Putri (208320220)

Annisa Ramadhani (208320234)

Bimo Aidil Putra Harahap (208320204)

Indra Prana (208320254)

Immanuel Yusuf (208320252)

Muhammad Yudha Firmansyah (208320238)

Muhammad Meurah Yuza (208320217)

Salsabilla Putri Irsyi (208320222)

Salwa Salsabilla (208320236)

Togu Pakpahan (208320199)


Definisi Hak Cipta
Hak Cipta merupakan salah satu bagian dari kekayaan intelektual yang
memiliki ruang
lingkup objek dilindungi paling luas, karena mencakup ilmu pengetahuan,
seni dan sastra.

Dengan Undang-Undang Hak Cipta yang memenuhi unsur pelindungan dan


pengembangan ekonomi kreatif ini maka diharapkan kontribusi sektor Hak
Cipta dan Hak Terkait bagi perekonomian negara dapat lebih optimal.
Fungsi Hak Cipta
Fungsi dari Hak cipta ini adalah hak untuk dapat mengaku/mengklaim hasil dari
suatu karya dengan ketentuan serta bukti, supaya benda tersebut kemudian tidak
diclaim, disalahnamakan, diakui oleh pihak lain.
Fungsi hak cipta sudah diatur dalam UU No. 19 Tahun 2002 pasal 2, yang
berbunyi:

Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang Hak Cipta
untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya yang timbul secara
otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pencipta dan/atau pemegang Hak Cipta atau karya sinemtografi dan program
Komputer memiliki hak untuk memberikan Izin atau melarang orang lain yang
tanpa persetujuannya menyewakan ciptaan tersebut untuk kepentingan yang
bersifat komersial.
Tujuan Hak Cipta
Hak cipta bertujuan untuk melindungi hak-hak atas suatu karya yang dibuat
melalui proses penciptaan. Hak-hak yang dilindungi oleh Undang-Undang Hak
Cipta antara lain hak eksklusif, hak moral, dan hak ekonomi bagi pencipta
karya. Berikut adalah penjelasannya.

Hak ekskusif = Hak eksklusif berkaitan dengan pemberian


perlindungan hukum atas karya yang diciptakan.

Hak moral = Hak moral berhubungan dengan pemberian apresiasi


atau penghormatan atas karya yang dibuat oleh pencipta.

Hak ekonomi = Hak ekonomi berkaitan dengan apresiasi dan


perlindungan terhadap karya berupa materi.
Pelanggaran Hak Cipta

Pelanggaran hak cipta (dikenal dengan istilah pembajakan)


adalah penggunaan suatu materi yang masih dilindungi hak
cipta tanpa seizin pencipta atau pemegang haknya, dalam hal
ini melanggar hak eksklusif tertentu yang diberikan kepada
pemegang hak cipta seperti menggandakan, mereproduksi,
mendistribusikan, menampilkan atau memamerkan ciptaan,
atau membuat ciptaan turunan.
Sanksi Terhadap Pelanggaran Hak
Cipta
Pelanggaran terhadap Hak Cipta dapat diproses
sebagai pidana sebagaimana yang tertuang
dalam pasal 120 UU Hak Cipta, “Tindak pidana
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
ini merupaan delik aduan.” Adapun sanksi
pelanggaran hak cipta yang diberikan dapat
berupa pidana penjara dan/atau denda.
Undang- Undang dalam Hak Cipta

Hak Cipta dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014


tentang Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta. Indonesia
mengalami banyak perubahan dalam Undang-Undang
mengenai Hak Cipta. yang timbul secara otomatis berdasarkan
prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam
bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Contoh Kasus Pelanggaran Hak cipta

• Kasus Pelanggaran Hak Cipta Eny Sagita

Pada kasus Eny Sagita tahun 2014 silam ia melakukan


pelanggaran hak cipta lagu yang dibuat oleh Nurbayan.
Pengadilan memutuskan pihak Eny Sagita bersalah karena
telah menyanyikan lagu tanpa meminta izin pencipta lagu
sekaligus memperoleh keuntungan secara pribadi.Solusi dan
penyelesaian yang muncul dari pertikaian tersebut ialah pihak
pengadilan memutusan bahwa Eny Sagita divonis bersalah
dan diberi hukuman 4 bln penjara. Keputusan tersebut
membuat kasus mereka berakhir.
KESIMPULAN

Ketentuan undang-undang hak cipta telah memberikan perlindungan hukum, baik


secara preventif dan secara represif yaitu dengan pemberian sanksi pidana bagi
pelanggaran terhadap hak ekonomi pemilik hak terkait sebagaimana diatur dalam
UU Hak Cipta sehingga dapat dikatakan bahwa secara preventif ketentuan
undang-undang hak cipta telah memadai akan tetapi secara represif terkendala
dikarenakan adanya asas teritorial.
Penegakan hukum oleh pemerintah dapat dilakukan namun harus ada bukti
apakah penuntut adalah sesama anggota dalam perjanjian bilateral atau perjanjian
multilateral, jika terdapat bukti bahwa yang menuntut adalah anggota/pihak dalam
perjanjian internasional yang sama dengan indonesia maka negara dapat menuntut
untuk dilakukan penegakan hukum namun penegakan hukum baru dapat
dilakukan oleh Indonesia
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai