INTELEKTUAL
HAK
CIPTA
Dosen Pengampu :
M. Ababilil Mujaddidyn, S.H., MH.
N A M A A N G G O TA K E L O M P O K
Undang-Undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta,mengatur : “Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku”.
Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014. Hak Cipta juga diidentifikasi dengan karya yang ada di bidang literasi, musik, dan seni. Undang-
undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta mendefinisikan ciptaan adalah setiap hasil karya cipta di bidang ilmu pengetahuan,seni, dan
sastra yang dihasilkan
atas inspirasi, kemampuan, pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, dan keahlian yang diekspresikan dalam bentuk nyata.
Hak cipta adalah hak eksklusif yang diberikan kepada pemilik hak cipta atas karya di bidang
seni, sastra, dan ilmu pengetahuan yang telah direalisasikan dalam bentuk nyata yang
memiliki nili ekonomi.
SEJARAH HAK CIPTA
Hak cipta bermula di Inggris dan Prancis pada awal abad ke 17, Keduanya mewakili dua sistem hukum yang
berlaku saat ini. Kedua sistem hukum tersebut melahirkan konsep economic rights dan moral rights, konsep
economic rights dianut negara - negara common law, dan konsep moral rights dianut negara negara civil law.
1. Economic Rights
Berawal di Inggris pada saat itu bisnis percetakan buku sangat monopilistik dan kapitalistik, melalaikan hak
personal penciptanya, namun seiring perkembangannya mengalami perubahan dengan memberikan royalti
kepada penciptanya yang bersifat ekonomi.
2. Moral Rights
Konsep droit dauteur menempatkan suatu ciptaan sebagai de Iesprit atau a work of mind yang merupakan hasil
dari intelektual manusia. Berdasarkan konsep droit dauteur lahirnya konsep hak moral (moral right) dari
pencipta yang tidak dikenal di Negara-negara common law.
SEJARAH HAK CIPTA
Di Indonesia awalnya pengaturan tentang hak cipta berdasarkan diatur dalam
Auteurswet 1912 Staatsblad Nomor 600 tahun 1912 dan kemudian Pemerintah
Indonesi menetapkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta,
yang merupakan Undang-Undang hak cipta yang pertama di Indonesia, sekaligus
mencabut peraturan sebelumnya. Undang-Undang tersebut kemudian diubah
dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987, Undang-Undang Nomor 12
Tahun 1997, dan kemudian disempurnakan lagi menjadi Undang-Undang Nomor
19 Tahun 2002, dan yang terkini disahkan DPR adalah Undang-Undang Hak
Cipta Nomor 28 Tahun 2014.
DASAR HUKUM HAK CIPTA
P E N G AT U R A N H A K C I P TA S E C A R A I N T E R N A S I O N A L
• Berne Convention Berne Convention for the Protection of Literary and Artistic Works (Konvensi Berne tentang
Perlindungan Karya Seni dan Sastra)
• Universal Copyright Convention Universal Copyright Convention (UCC)
• TRIPs Agreement Persetujuan TRIPs (Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights = Aspek-aspek
Perdagangan yang Bertalian Dengan Hak Milik Intelektual)
• WIPO Copyright Treaty WIPO Copyright Treaty (WCT) adalah salah satu produk dari World Intellectual
Property Organization (WIPO) yang bertujuan memperkuat perlindungan internasional atas Hak Cipta sebagai
jawaban bagi kemajuan yang sangat cepat dalam teknologi informasi
DASAR HUKUM HAK CIPTA
P E N G AT U R A N H A K C I P TA S E C A R A N A S I O N A L
• Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1982 untuk mencabut Auteurswet 1912 Staatblaad Nomor 600 Tahun 1912
• Undang Undang Nomor 7 Tahun 1987 Tentang perubahan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 yang bertujuan untuk
membatasi pembajakan terhadap Ciptaan.
• Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997 tentang Hak Cipta berdasarkan keikutsertaan Indonesia dalam TRIPs (Trade
Related Intellectual Property Rights) Agreement
• Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997 direvisi kembali dengan diberlakunya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002
tentang Hak Cipta.
• Undang - Undang Nomor 19 Tahun 2002 direvisi kembali dengan diberlakukannya Undang- Undang Nomor 28 Tahun
2014 Tentang Hak Cipta. Undang - Undang ini yang sekarang berlaku di Indonesia menggantikan Undang - Undang
sebelumnya.
HAK - HAK YANG TERMASUK DALAM HAK
CIPTA
Hak Cipta Sebagai Hak Eksklusif
Hak eksklusif melekat pada pemilik atau pemegang sebuah ciptaan yang menjadikannya
sebagai suatu kekuasaan pribadi bagi pemilik atas ciptannya. Hak eksklusif juga digunakan
sebagai batasan agar tidak ada pihak lain yang memanfaatkan suatu karya ciptaan orang lain
tanpa seizin pemegangnya.
Hak Cipta Sebagai Hak Ekonomi
Hak ekonomi merupaka hak yang diperoleh pemegang suatu karya atau ciptaan untuk
mendapatkan keuntungan ekonomi atas hak kekakyaan intelektual.
Hak Cipta Sebagai Hak Moral
Hak cipta dikategorikan sebagai hak moral karena hak ini berkaitan dengan masalah moral
yang melekat pada suatu karya yang diciptakan sepanjang waktu perlindungan hak cipta
masih ada.
Hak untuk mengadakan perubahan.
HAK - HAK YANG TERMASUK DALAM HAK CIPTA
Hak untuk mengadakan perubahan.
D a l a m U n d a n g - U n d a n g N o m o r 2 8 Ta h u n 2 0 1 4 p a d a P a s a l 5 a y a t ( 1 ) m e n e j l a s k a n b a h w a h a k m o r a l
melekat pada pencipta untuk :
Te t a p m e n c a n t u m k a n m a u p u n t i d a k m e n c a n t u m k a n n a m a p e n c i p t a p d a s a l i n a n d a l a m p e m a k a i a n
ciptaan secara umum.
Menggunakan nama samarannya.
Mengubah ciptaan sebagaimana kepatutan dalam masyarakat.
Mengganti judul dan anak judul ciptaan.
Mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi ciptaan, mutilasi ciptaan, modifikasi ciptaan, atau
hal yang bersifat merugikan kehormatan diri atau reputasinya.
H a k C i p t a S e b a g a i H a k Te r k a i t ( N e i g h b o r i n g R i g h t )
Hak terkait dapat disebu juga dengan istilah Right Neighboring on Copy rights. Hak ini
merupakan hak yang memiliki hubungan atau berdampingan dengan hak cipta.
Subyek hak terkait meliputi :
P e r f o r m e r ( p e n y a n y i , p e n a r i , m u s i s , a k t o r, d a n l a i n - l a i n ) .
Producer of phonogram (pengusaha rekaman).
Broadcasting (lembaga penyiaran).
HAK - HAK YANG TERMASUK DALAM HAK
CIPTA
D a l a m p e n g a t u r a n U n d a n g - U n d a n g N o m o r 2 8 Ta h u n 2 0 1 4 h a k
terkait merupakan bagian dari hak eksklusif yang
didalamnya meliputi :
Hak moral pelaku pertunjukan.
Hak ekonomi pelaku pertunjukan.
Hak ekonomi produser fonogram.
Hak ekonomi lembaga penyiaran
PENDAFTARAN HAK CIPTA
• Mengisi formulir
• Melampiran contoh ciptaan
• Melampirkan surat pernyataan kepemilikan ciptaan
• Melampirkan bukti identitas pencipta dan atau pemegang hak cipta
• Membayar biaya sesuai PP No. 45/2014
• Rp. 500.000
• b. Rp. 700.000 untuk permohonan program komputer
• Untuk badan hukum, permohonan dilampiri salinan resmi akta pendirian badan
hukum yang disahkan oleh notaris
• Dalam hal permohonan diajukan oleh beberapa orang secara bersama-sama ,
permohonan dilampiri keterangan tertulis yang membuktikan hak tsb.
• Dalam hal permohonan diajukan oleh beberapa orang, nama pemohon harus
dituliskan semua dengan menetapkan 1 (satu)alamat pemohon yang dipilih.
PENDAFTARAN HAK CIPTA
PENDAFTARAN timbul sengketa mengenai hasil karya cipta. Pendaftaran Hak Cipta suatu
berfungsi sebagai alat bukti awal di pengadilan bila di kemudian hari
HAK CIPTA karya yang dilakukan oleh penerbit, memberikan keuntungan berupa
perlindungan hukum terhadap hasil karya yang didaftarkan. Namun dalam
U N T K A PA H A K C I P TA upaya mendaftarkan Hak Cipta untuk mendapatkan perlindungan hukum
DITERBITKAN? muncul beberapa hambatan yang dihadapi.
Hambatan yang muncul dalam pendaftaran Hak Cipta hasil karya buku
yang diterbitkan oleh penerbit diantaranya adalah dengan sistem
pendaftaran deklaratif, dimana tidak mengenal tahapan pemeriksaan
substansif dalam proses pendaftaran Hak Cipta suatu ciptaan
menimbulkan celah permasalahan.
JANGKA WAKTU PERLINDUNGAN HAK CIPTA
Dalam Undang - Undang No. 28 Tahun 2014 terdapat perbedaan dengan
Undang - Undang Hak Cipta sebelumnya (UU No. 19 Tahun 2002). Undang -
Undang Hak Cipta Tahun 2014 mengatur secara tegas masa berlakunya hak
moral dan hak ekonomi. Masa berlakunya hak moral tercantum dalam Pasal
57 yang berbunyi:
Hak moral Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Ayat (1) huruf a,
huruf b, dan huruf e berlaku tanpa batas waktu.
Hak moral Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Ayat (1) huruf c
dan huruf d berlaku selama berlangsungnya jangka waktu Hak Cipta atas
Ciptaan yang bersangkutan.
JANGKA WAKTU PERLINDUNGAN HAK CIPTA