Anda di halaman 1dari 21

BAB II

KETENTUAN HUKUM TENTANG PENGATURAN MASALAH

HAK CIPTA DI INDONESIA

A. Pengertian Perlindungan Hukum

Satjipto Rahardjo mengatakan bahwa hukum hadir dalam masyarakat adalah

untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kepentingan-kepentingan yang

bisa bertubrukan satu sama lain. Pengkoordinasian kepentingan-kepentingan

tersebut dilakukan dengan cara membatasi dan melindungi kepentingan-

kepentingan tersebut.1

Awal mula dari munculnya teori perlindungan hukum ini bersumber dari teori

hukum alam atau aliran hukum alam. Aliran ini dipelopori oleh Plato, aristoteles

dan Zeno. Menurut aliran hukum alam menyebutkan bahwa hukum itu bersumber

dari Tuhan yang bersifat universal dan abadi, serta antara hukum dan moral tidak

dapat dipisahkan. Para penganut aliran ini memandang bahwa hukum dan moral

adalah cerminan dan aturan secara internal dan eksternal dari kehidupan manusia

yang diwujudkan melalui hukum dan moral.2

Perlindungan hukum merupakan hak setiap warga negara, dan dilain sisi

bahwa perlindungan hukum merupakan kewajiban bagi negara itu sendiri, oleh

karena itu negara memiliki kewajiban memberikan perlindungan hukum kepada

warga negaranya tanpa memandang derajat sosial. Hal tersebut dikarenakan

perlindungan hukum terhadap masyarakat bertumpu dan bersumber pada konsep


1
Satjipro Rahardjo, Ilmu Hukum, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, hal. 53
2
Ibid., 53.

1
tentang pengakuan dan perlindungan terhadap harkat, dan martabat sebagai

manusia.

Perlindungan hukum adalah segala upaya pemenuhan hak dan pemberian

bantuan untuk memberikan rasa aman kepada saksi dan atau korban, yang dapat

diwujudkan dalam bentuk seperti melalui restitusi, kompensasi, pelayanan medis,

dan bantuan hukum.3

Menurut Setiono, perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk

melindungi masyarakat dari perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa yang

tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan

ketentraman, sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati martabatnya

sebagai manusia.4

Sedangkan Satjipto Raharjo mengemukakan bahwa perlindungan hukum

adalah memberikan pengayoman terhadap hak asasi manusia (HAM) yang

dirugikan orang lain dan perlindungan itu di berikan kepada masyarakat agar

dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum. 5 Perlindungan

hukum merupakan suatu perlindungan yang diberikan kepada subyek hukum

yakni orang atau badan hukum ke dalam bentuk perangkat baik yang

bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik yang lisan maupun yang

tertulis. Perlindungan hukum memberikan pengayoman kepada hak asasi manusia

yang dirugikan orang lain dan perlindungan tersebut diberikan kepada masyarakat

3
Soerjono Soekanto, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, Hal. 133
4
Setiono, 2004, Rule Of Law (Supremasi Hukum), Magister Ilmu Hukum Pasca Sarjana Univeristas
Sebelas Maret, Surakarta,. Hal 3
5
Satjipro Rahardjo, Op. Cit., 53

2
agar mereka dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum

atau dengan kata lain perlindungan hukum adalah berbagai upaya hukum yang

harus diberikan oleh aparat penegak hukum untuk memberikan rasa aman, baik

secara pikiran maupun fisik dari gangguan dan berbagai ancaman dari pihak

manapun.6

Terkait fungsi hukum untuk memberikan perlindungan, Lili Rasjidi dan B.

Arief Sidharta mengatakan bahwa hukum itu ditumbuhkan dan dibutuhkan

manusia justru berdasarkan produk penilaian manusia untuk menciptakan kondisi

yang melindungi dan memajukan martabat manusia serta untuk memungkinkan

manusia menjalani kehidupan yang wajar sesuai dengan martabatnya.7

Dalam kaitanya dengan perlindungan hukum bagi rakyat muchsin,

membedakan perlindungan hukum menjadi dua bagian, yaitu:

a) Perlindungan Hukum Preventif. Perlindungan yang diberikan oleh

pemerintah dengan tujuan untuk mencegah sebelum terjadinya

pelanggaran. Hal ini terdapat dalam peraturan perundang undangan dengan

maksud untuk mencegah suatu pelanggaran serta memberikan rambu-

rambu atau batasan-batasan dalam melakukan sutu kewajiban.

b) Perlindungan Hukum Represif. Perlindungan hukum represif merupakan

perlindungan akhir berupa sanksi seperti denda, penjara, dan hukuman

6
Satjipto Rahardjo, Penyelenggaraan Keadilan Dalam Masyarakat Yang Sedang Berubah, Jurnal
Masalah Hukum, 1993, hal. 1
7
Lili Rasjidi dan B. Arief Sidharta, Filsafat Hukum Madzab dan Refleksi, PT. Remaja Rosda Karya,
Bandung, 1994, hal 64.

3
tambahan yang diberikan apabila sudah terjadi sengketa atau telah

dilakukan suatu pelanggaran.8

Sedangkan menurut Philipus M.Hadjon membedakan dua macam sarana

perlindungan hukum, yakni:

a. Sarana Perlindungan Hukum Preventif. Pada perlindungan hukum

preventif ini, subyek hukum diberikan kesempatan untuk mengajukan

keberatan atau pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah

mendapat bentuk yang definitif. Tujuannya adalah mencegah terjadinya

sengketa.

b. Sarana Perlindungan Hukum Represif. Perlindungan hukum yang represif

bertujuan untuk menyelesaikan sengketa. Penanganan perlindungan

hukum oleh Pengadilan Umum dan Pengadilan Administrasi di Indonesia

termasuk kategori perlindungan hukum ini. Prinsip kedua yang mendasari

perlindungan hukum terhadap tindak pemerintahan adalah prinsip negara

hukum. Dikaitkan dengan pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak

asasi manusia, pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi

manusia mendapat tempat utama dan dapat dikaitkan dengan tujuan dari

negara hukum.9

8
Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia, magister Ilmu Hukum
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2003, hal. 20.
9
Phillipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1987,
Hal. 2

4
Adapun maksud dari perlindungan hukum terhadap hak cipta yaitu untuk

mendorong individu-individu di dalam masyarakat yang memiliki kemampuan

intelektual dan kreativitas agar lebih bersemangat menciptakan sebanyak mungkin

karya cipta yang berguna bagi kemajuan bangsa.

B. Pengertian Hak Kekayaan Intelektual

Sejak dasawarsa delapan puluhan (era 1980-an), hak atas kekayaan

intelektual (HKI) kian berkembang menjadi bahan pencaturan yang sangat

menarik. Di bidang ekonomi, terutama industri dan perdagangan internasional,

HKI menjadi demikian penting. Dalam hubungan antarbangsa, kaitannya yang

erat dengan perdagangan internasional tidak jarang memberi warna politik

tersendiri. Baik secara langsung ataupun tidak langsung, keadaan tadi secara lebih

banyak telah memberikan pengaruh terhadap cara pandang HKI pada tingkat

nasional. Upaya untuk melindungi HKI menjadi hal penting bagi negara-negara di

dunia saat ini. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa perlindungan terhadap HKI

sama pentingnya dengan perlindungan terhadap kepentingan ekonomi, terutama

dalam perdagangan Internasional. Hal ini karena selanjutnya pertikaian HKI

sudah tidak lagi menjadi masalah teknis hukum, tetapi juga menyangkut masalah

pertikaian bisnis dan perengkuhan keuntungan.10

Menurut Hayyanul Haq, sesungguhnya teori yang menjadi dasar

pengembangan Intellectual Property Rights adalah berasal dari teori John Locke

10
Suyud Margono & Amir Angkasa, 2002, Komersialisasi Aset Intelektual Aspek Hukum Bisnis, PT
Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, hlm. 3.

5
yang inti ajarannya adalah sebagai berikut: 1) Tuhan telah menciptakan seluruh

alam semesta ini untuk semua manusia; 2) Tuhan menciptaan manusia dengan

segala potensi yang melekat dalam dirinya untuk bisa survive (mempertahankan

diri); 3) setiap manusia berhak untuk melakukan intervensi atas alam guna

mempertahankan survivetasnya; 4) setiap manusia berhak atas hasil-hasil yang

diperoleh dari setiap interaksi antar personal-personal yang ada; 5) hak personal

itu tidak bisa diberikan atau dicabut oleh siapapun; 6) setiap orang harus

menghormati hak itu sebagai hak personal.11

Hak Kekayaan Intelektual merupakan suatu hak yang timbul akibat adanya

tindakan kreatif manusia yang menghasilkan karya-karya inovatif yang dapat

diterapkan dalam kehidupan manusia. Hukum HKI adalah hukum yang mengatur

perlindungan bagi para pencipta dan penemu karya-karya inovatif sehubungan

dengan pemanfaatan karya-karya mereka secara luas dalam masyarakat. Karena

itu, tujuan hukum HKI adalah menyalurkan kreativitas individu untuk

kemanfaatan manusia secara luas. HKI memiliki lingkup yang luas dimana

didalamnya tercakup karya-karya kreatif di bidang hak cipta (Copyright) dan hak-

hak terkait serta Hak Milik Industri (Industrial Property). Bentuk-bentuk HKI

menurut TRIP’S selengkapnya adalah 1. Hak Cipta dan hak-hak terkait

(Copyright and related rights); 2. Merek Dagang (Trademarks); 3. Indikasi

Geografis (Geographical Indications); 4. Disain Industri (Industrial Designs); 5.

Paten (Patents); 6. Disain Tataletak (Topografi) Sirkit Terpadu (Layout Designs

11
Hasbir Paserangi, Hak Kekayaan Intelektual, Perlindungan Hukum Hak Cipta Perangkat Lunak
Program Komputer Dalam Hubungannya Dengan Prinsip-Prinsip Dalam TRIPs Di Indonesia,
Rabbani Press, Jakarta, 2011, hlm. 168

6
of Integrated Circuit); dan 7. Informasi yang Dirahasiakan (Undisclosed

Information).12

Hak kekayaan intelektual itu adalah hak kebendaan, hak atas sesuatu benda

yang bersumber dari hasil kerja otak, hasil kerja rasio. Jika ditelusuri lebih jauh ,

hak kekayaan intelektual sebenarnya merupakan bagian dari benda yaitu benda

tidak berwujud (benda Immateril). Hanya orang yang mampu mempekerjakan

otaknya sajalah yang dapat menghasilkan hak kebendaan yang disebut sebagai

Intellectual Property Rights dan bersifat eksklusif.13

Hasil kemampuan berpikir manusia merupakan ide yang kemudian

dijelmakan dalam bentuk Ciptaan atau Penemuan. Pada ide tersebut melekat

predikat intelektual yang bersifat abstrak. Konsekuensinya, Hak Kekayaan

Intelektual (HKI) menjadi terpisah dengan benda material bentuk jelmaannya.

Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah kekayaan bagi pemiliknnya. Kekayaan

tersebut dapat dialihkan pemanfaatan atau penggunaannya kepada pihak lain,

sehingga pihak lain itu memperoleh manfaat dari Hak Kekayan Intelektual

tersebut. Hak pemanfaatan ini atau penggunaan ini disebut hak yang diperoleh

karena izin (lisensi) dari pemiliknya.14

Hak Kekayaan Intelektual selalu dikaitkan dengan tiga elemen yaitu adanya

sebuah hak eksklusif yang diberikan oleh hukum, hak tersebut berkaitan dengan

12
Mieke Kantaatmadja, Op. Cit., 2
13
H. OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights), Rajawali
Pers, Jakarta, 2010, hlm. 9.
14
Nur Istain, Op. Cit., 10

7
usaha manusia yang didasarkan pada kemampuan intelektual dan kemampuan

intelektual tersebut memiliki nilai ekonomi.15

C. Pengertian Hak Cipta dan Ruang Lingkup Hak Cipta

Hak cipta secara bahasa berasal dari dua kata yaitu hak dan cipta. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “hak” berarti suatu kewenangan yang

diberikan kepada pihak tertentu yang sifatnya bebas untuk digunakan atau tidak.

Sedangkan kata “cipta” atau “ciptaan” tertuju pada hasil karya manusia dengan

menggunakan akal pikiran, perasaan, pengetahuan, imajinasi dan pengalaman.

Sehingga dapat diartikan bahwa hak cipta berkaitan erat dengan intelektual

manusia atau hasil kerja otak manusia.

Istilah hak cipta diusulkan pertama kalinya oleh Sultan Mohammad Syah, SH

pada Kongres Kebudayaan di Bandung pada tahun 1951 (yang kemudian di

terima di kongres itu) sebagai pengganti istilah hak pengarang yang dianggap

kurang luas cakupan pengertiannya, karena istilah hak pengarang itu memberikan

kesan “penyempitan” arti, seolah-olah yang di cakup oleh pengarang itu hanyalah

hak dari pengarang saja, atau yang ada 22 sangkut pautnya dengan karang-

mengarang saja, padahal tidak demikian. Istilah hak pengarang itu sendiri

merupakan terjemahan dari istilah bahasa Belanda Auteurs Rechts.17Secara

yuridis, istilah Hak Cipta telah dipergunakan dalam Undang- Undang Nomor 6

Tahun 1982 sebagai pengganti istilah hak pengarang yang dipergunakan dalam

Auteurswet 1912.16

15
Tomi Suryo Utomo, Op. Cit., 2.
16
Rachmadi Usman, Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual: Perlindungan dan Dimensi Hukumnya
di Indonesia, PT Alumni, Bandung, 2012, hlm. 85

8
Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis

berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk

nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Hak eksklusif adalah hak yang hanya diperuntukkan bagi

Pencipta, sehingga tidak ada pihak lain yang dapat memanfaatkan hak tersebut

tanpa izin Pencipta. Pemegang hak cipta yang bukan hanya memiliki sebagian

dari hak eksklusif berupa hak ekonomi. Kemudian Pencipta adalah seorang atau

beberapa orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama menghasilkan

suatu ciptaan yang bersifat khas dan pribadi. Ciptaan adalah setiap hasil karya

cipta di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang dihasilkan atas inspirasi,

kemampuan, pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang

diekspresikan dalam bentuk nyata.

Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta sebagai pemilik Hak Cipta, pihak yang

menerima hak tersebut secara sah dari Pencipta, atau pihak lain yang menerima

lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut secara sah. Pencipta

adalah seseorang atau beberapa orang yang secara bersama-sama yang dari

inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi,

kecekatan dan keterampilan, atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang

khas, dan bersifat pribadi. Orang yang menciptakan sesuatu bentuk ciptaan

tertentu, dianggap dialah yang memiliki hak cipta tersebut kecuali ditentukan

lain.17 Hak Terkait adalah hak yang berkaitan dengan Hak Cipta yang merupakan

17
Hasbir Paserangi, Op. Cit., 34

9
hak eksklusif bagi pelaku pertunjukan, produser fonogram, atau lembaga

Penyiaran.

Di dalam hak cipta melekat dua hak yaitu hak moral dan hak ekonomi. Hak

moral ini melekat pada pencipta walaupun ciptaannya sudah beralih ke pihak lain.

Disamping hak moral terdapat juga hak ekonomi (economic rights) yaitu hak yang

dapat dipindahkan kepada pihak lain (pihak lain yang menjadi pemegang hak

cipta) dan melalui hak inilah, pencipta mendapatkan keuntungan ekonomi dari

hasil ciptaannya. Hak ini meliputi hak untuk mengumumkan dan memperbanyak

atau memberikan izin untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaan

miliknya. Perlindungan hak cipta terhadap ciptaan secara otomatis sejak suatu

ciptaan diumumkan, hal ini tercantum dalam Pasal 59 ayat (1) yang berbunyi:

berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali dilakukan pengumuman.

Pada prinsipnya hak cipta ada atau lahir bersamaan dengan terwujudnya suatu

karya cipta atau ciptaan. Dari sisi hukum, hal ini harus ada penegasan untuk

mengetahui kapan hak cipta lahir atau selesai diwujudkan. Undang-Undang Hak

Cipta menentukan bahwa keperluan perlindungan hukum hak cipta, ciptaan

tersebut mulai dianggap ada sejak di pertama kali diumumkan atau

dipublikasikan, disiarkan, disuarakan atau disebarluaskan dengan alat apapun dan

dengan cara apapun sehingga dapat dibaca, didengar, dilihat orang lain.18

Menurut Miller dan Davis, pemberian hak cipta ini didasarkan kepada kriteria

keaslian atau kemurnian. Yang penting disini adalah ciptaan tersebut benar-benar

18
Suyud Margono, Hukum Perlindungan Hak Cipta, CV Novindo Pustaka Mandiri, Jakarta, 2003,
hlm. 29.

10
berasal dari pencipta yang bersangkutan. Hak cipta merupakan hasil karya

intelektualitas pencipta, bukan hasil penjiplakan atau peniruan dari karya orang

lain. Hak cipta sudah cukup apabila bisa ditunjukkan apabila dibuat oleh pencipta

sendiri, walaupun tidak baru.19

Hak Cipta juga dapat dijadikan sebagai objek jaminan fidusia. Ketentuan

mengenai Hak Cipta sebagai objek jaminan fidusia dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan.

Hak Cipta merupakan benda bergerak tidak berwujud, dan dapat beralih atau

dialihkan, baik seluruh maupun sebagian, karena: 1) Pewarisan, 2) Hibah,

3)Wakaf, 4) Wasiat, 5) Perjanjian tertulis, atau 6) Sebab lain yang dibenarkan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pengertian “dapat beralih atau dialihkan” hanya hak ekonomi, sedangkan hak

moral tetap melekat pada diri Pencipta. Pengalihan Hak Cipta harus dilakukan

secara jelas dan tertulis baik dengan atau tanpa akta notaris. Kemudian mengenai

“sebab lain yang dibenarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan” antara lain, pengalihan yang disebabkan oleh putusan pengadilan yang

telah memperoleh kekuatan hukum tetap, merger, akuisisi, atau pembubaran

perusahaan atau badan hukum di mana terjadi penggabungan atau pemisahan aset

perusahaan.

Dalam penerapannya, Hak Cipta juga mengenal prinsip Fair dealing atau Fair

use adalah pembatasan yang beralasan mengenai penggunaan karya cipta tanpa

19
Hulman Panjahitan dan Wetmen Sinaga, Performing Right Hak Cipta Atas Karya Musik dan Lagu
Serta Aspek Hukumnya, Ind Hill Co, Jakarta, 2009, hlm. 60-61.

11
ijin pencipta, seperti mengutip buku untuk membuat sebuah karya ilmiah atau

menggunakan bagian dari buku tersebut untuk mengajar di kelas oleh seorang

pengajar. Fair use juga didefinisikan sebagai prinsip hak cipta berdasarkan

kepercayaan bahwa public berhak menggunakan secara bebas porsi materi karya

cipta untuk tujuan komentar dan kritik. Berdasarkan definisi tersebut, fair use

adalah doktrin atau prinsip yang memperbolehkan pihak lain untuk menggunakan

kreasi hak cipta tertentu untuk kepentingan atau tujuan yang spesifik.

Fair dealing diatur pada pasal 44 Undang-Undang No. 28 Tahun 2014

tentang hak cipta. Pada dasarnya fair use mengatur tentang pembatasan atas

penggandaan karya cipta. Dimana dalam pasal tesebut sudah terdapat konsep Fair

Use. Pasal 44 ayat (1) menyebutkan :

(1) Penggunaan, pengambilan, Penggandaan, dan/atau pengubahan suatu

Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait secara seluruh atau sebagian yang

substansial tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta jika sumbernya

disebutkan atau dicantumkan secara lengkap untuk keperluan:

a. pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan,

penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan

kepentingan yang wajar dari Pencipta atau Pemegang Hak Cipta;

b. keamanan serta penyelenggaraan pemerintahan, legislatif, dan

peradilan;

c. ceramah yang hanya untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan;

atau

12
d. pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan

ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta.

Menurut teori hukum alam, hak cipta itu kekal selama penciptanya hidup,

hanya pada pelaksanaannya teori tersebut diubah menjadi lebih lama lagi

beberapa tahun setelah Pencipta meninggal dunia. Prancislah negara pertama yang

memulai bahwa jangka waktu perlindungan diperpanjang hingga 50 tahun setelah

Pencipta meninggal dunia. Penambahan jangka waktu perlindungan ini kemudian

dianut oleh banyak negara.20

Sehingga secara garis besar hak cipta mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:21

1. Hak Cipta adalah hak eksklusif

Dari definisi hak cipta dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014

disebutkan bahwa hak cipta adalah hak eksklusif; diartikan sebagai hak

eksklusif karena hak cipta hanya diberikan kepada pencipta atau pemilik/

pemegang hak, dan orang lain tidak dapat memanfaatkannya atau dilarang

menggunakannya kecuali atas izin pencipta selaku pemilik hak, atau orang

yang menerima hak dari pencipta tersebut (pemegang hak).Pemegang hak

cipta yang bukan pencipta ini hanya memiliki sebagian dari hak eksklusif

tersebut yaitu hanya berupa hak ekonominya saja.

2. Hak Cipta berkaitan dengan kepentingan umum

Seperti yang telah dijelaskan bahwa hak cipta merupakan hak eksklusif yang

istimewa, tetapi ada pembatasan-pembatasan tertentu yang bahwa Hak Cipta


20
Muhammad Djumhana dan Djubaedillah, 2003, Hak Milik Intelektual: Sejarah, Teori, dan
Prakteknya di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Jakarta, hlm. 76
21
Suyud Margono, Op. Cit., 14-15.

13
juga harus memperhatikan kepentingan masyarakat atau umum yang juga

turut memanfaatkan ciptaan seseorang. Secara umum, hak cipta atas suatu

ciptaan tertentu yang dinilai penting demi kepentingan umum dibatasi

penggunaannya sehingga terdapat keseimbangan yang serasi antara

kepentingan individu dan kepentingan masyarakat(kepentingan umum).

Kepentingan-kepentingan umum tersebut antara lain: kepentingan

pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kegiatan penelitian dan pengembangan.

3. Hak Cipta dapat beralih maupun dialihkan

Seperti halnya bentuk-bentuk benda bergerak lainnya, hak cipta juga dapat

beralih maupun dialihkan, baik sebagian maupun dalam keseluruhannya.

Pengalihan dalam hak cipta ini dikenal dengan dua macam cara, yaitu:

a. ‘transfer’: merupakan pengalihan hak cipta yang berupa pelepasan

hak kepada pihak/ orang lain, misalnya karena pewarisan, hibah,

wasiat, perjanjian tertulis, dan sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh

peraturan perundang- undangan.

b. ‘assignment’ : merupakan pengalihan hak cipta dari suatu pihak

kepada pihak lain berupa pemberian izin/ persetujuan untuk

pemanfaatan hak cipta dalam jangka waktu tertentu, misalnya

perjanjian lisensi.

4. Hak Cipta dapat dibagi atau diperinci (divisibility)

D. Pengertian Pelanggaran Hak Cipta

Pelanggaran Hak Cipta ialah penggunaan karya berhak cipta yang melanggar

hak eksklusif pemegang hak cipta, seperti hak untuk mereproduksi,

14
mendistribusikan, menampilkan atau memamerkan karya berhak cipta, atau

membuat karya turunan, tanpa izin dari pemegang hak cipta, yang biasanya

penerbit atau usaha lain yang mewakili atau ditugaskan oleh pencipta karya

tersebut.

Salah satu contoh pelanggaran hak cipta ialah melakukan pembajakan suatu

karya cipta. Pembajakan yang dimaksud ialah sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, yakni Pembajakan adalah Penggandaan

Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait secara tidak sah dan pendistribusian barang

hasil penggandaan dimaksud secara luas untuk memperoleh keuntungan ekonomi.

Selain itu didalam pasal 10 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang

Hak Cipta disebutkan tentang pengelola tempat perdagangan. Pasal 10 Undang-

Undang Hak Cipta menyebutkan, “Pengelola tempat perdagangan dilarang

membiarkan penjualan dan/atau penggandaan barang hasil pelanggaran Hak Cipta

dan/atau Hak Terkait di tempat perdagangan yang dikelolanya.” Sehingga

peraturan ini memberikan perlindungan lebih terhadap pelanggaran Hak Cipta.

Dan apabila melanggar ketentuan tersebut, maka pengelola tempat perdagangan

telah melakukan pelanggaran hak cipta.

E. Pengertian Buku

Buku merupakan sarana pendidikan yang sangat fundamental, kunci untuk

meraih Ilmu Pengetahuan. Namun ironisnya khususnya bangsa Indonesia dengan

mendasarkan pada hasil laporan UNESCO se-Asia Pasifik yang menyatakan 13

juta penduduk Indonesia masih belum melek huruf. Reading habit bangsa

15
Indonesia masih rendah, Indonesia peringkat 42 dari 45 Negara. Kemudian

UNESCO, telah menetapkan 50 judul buku untuk dibaca per satu juta penduduk,

sedangkan untuk negara maju, sedikitnya 500 judul buku untuk dibaca oleh per

satu juta penduduknya.22

Buku merupakan salah satu penemuan terbesar karena buku merupakan

sumber segala informasi ilmu pengetahuan yang kita inginkan serta mudah

disimpan dan dibawa-bawa. Buku dapat diartikan sebagai tulisan atau cetakan

dalam sehelai kertas atau dalam bentuk material lain yang dijadikan satu

pinggiran/dijilid sehingga bisa dibuka pada bagian mana saja. Kebanyakan buku-

buku mempunyai sampul pelindung untuk melindungi bagian dalamnya. 23 Buku

merupakan salah satu perwujudan karya ciptaan tulis. Buku merupakan salah satu

komponen penting bagi kemajuan bangsa. Namun demikian, Indonesia belum bisa

memberikan iklim yang menggembirakan tentang buku. Selain minat baca

masyarakat Indonesia dinilai masih sangat buruk dimata dunia, perlindungan

hukum kepada pencipta buku (dan pihak penerbit) masih sangat buruk. Hal ini

bisa dibuktikan dengan masih banyaknya pelanggaran-pelanggaran hak cipta yang

tidak tertangani dengan baik.

Buku merupakan sesuatu yang diperlukan bagi setiap bangsa untuk bersaing

dengan negara-negara lain. Melihat dari disisi tersebut, buku berfungsi sebagai

alat peningkatan kualitas pendidikan dan memperluas cakrawala berpikir serta

menumbuhkan budaya baca. Jumlah dan kualitasnya perlu terus ditingkatkan serta

22
Anis Masdurohatun, Hukum Hak Cipta: Model Fair Use/Fair dealing Hak Cipta Atas Buku Dalam
Pengembangan Ipteks pada Pendidikan Tinggi,Rajawali Pers, Depok, 2018, hal. 6
23
Aryani Nauli Hasibuan, Op. Cit., 92

16
disebarkan merata di seluruh tanah air dengan harga yang terjangkau oleh seluruh

lapisan masyarakat.

Suatu hasil karya cipta dalam bentuk buku dilindungi oleh Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Undang-undang yang baru ini lebih

menekankan kepada Pencipta itu sendiri terutama perlindungan hukum yang lebih

lama dibandingkan dengan Undang-Undang Hak Cipta sebelumnya. Berdasarkan

ketentuan yang ada, Pencipta diberikan hak ekonomi berupa hak untuk

mengumumkan (performing rights) dan hak untuk memperbanyak (mechanical

rights). Adapun hak moral meliputi hak Pencipta untuk dicantumkan namanya

dalam ciptaan dan hak Pencipta untuk melarang orang lain mengubah ciptaannya,

termasuk judul ataupun anak judul ciptaan.24

F. Pengertian Marketplace

Pertama kali marketplace mulai menjadi popular pada tahun 1995. Pada tahun

itu, Amazon dan eBay mulai terkenal dan banyak orang yang menggunakannya.

Di tahun itu juga sebuah bank di Amerika bernama The Presidential Bank

meluncurkan online banking pertama. Pada tahun 1998, PayPal diluncurkan dan

memberi kemudahan lebih banyak untuk transaksi online. Di Asia sendiri, Jack

Ma meluncurkan Alibaba di China pada tahun 1999.25

Marketplace adalah sebuah website atau aplikasi online yang memfasilitasi

proses jual beli dari berbagai toko. Marketplace memiliki konsep yang kurang

lebih sama dengan pasar tradisional.26


24
Henry Soelistyo, Hak Cipta Tanpa Hak Moral, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 47
25
https://www.dewaweb.com/blog/apa-itu-marketplace/ diakses pada 21 November 2020
26
Ibid.

17
Pada umumnya terdapat dua jenis kerja sama di situs marketplace Indonesia,

yaitu marketplace murni dan konsinyasi.

1. Marketplace Murni

Kerjasama marketplace murni adalah ketika situs marketplace hanya

menyediakan lapak untuk berjualan dan fasilitas pembayaran. Penjual yang

melakukan kerjasama marketplace diberikan keleluasaan lebih banyak

dibandingkan kerjasama konsinyasi.

Penjual berkewajiban untuk menyediakan deskripsi dan foto produk secara

mandiri. Selain itu, penjual juga dapat menerima penawaran harga dari pembeli.

Jadi sebelum melakukan pembayaran, pembeli dapat melakukan penawaran harga

kepada penjual. Setelah mendapatkan harga yang disepakati oleh kedua belah

pihak, pembeli bisa mengirimkan sejumlah uang ke rekening yang disediakan

marketplace.

Contoh marketplace Indonesia yang populer di dengan jenis kerjasama

pertama adalah Tokopedia, Bukalapak, Elevenia, Blanja, dan BliBli. Beberapa

contoh marketplace dari luar negeri yang populer di Indonesia adalah Shopee

(Singapura), Lazada (Singapura), JD.ID (Tiongkok), Amazon (Amerika Serikat),

dan Rakuten (Jepang)

2. Marketplace Konsinyasi

Jenis kerjasama yang kedua adalah konsinyasi atau istilah mudahnya adalah

titip barang. Jika penjual melakukan kerjasama konsinyasi dengan situs

18
marketplace, ia hanya perlu menyediakan produk dan detail informasi ke pihak

marketplace.

Salah satu contoh marketplace yang menyediakan kerjasama konsinyasi

adalah Zalora. Contoh marketplace lain yang menggunakan jenis kerjasama ini

adalah Berrybenka.

Pihak situs marketplace akan mengurus penjualan dari foto produk, gudang,

pengiriman barang, hingga fasilitas pembayaran. Berbeda dari jenis kerjasama

sebelumnya, di jenis kerjasama ini pembeli tidak bisa melakukan penawaran harga

karena alur semua alur transaksi ditangani oleh situs marketplace.

Perbedaan mendasarnya terletak pada tanggung jawab penjual dan alur

transaksinya. Alur transaksi di marketplace terjadi langsung antara penjual dan

pembeli, sedangkan kerjasama konsinyasi semua alur transaksi langsung ditangani

situs marketplace.27

Marketplace online memiliki alur kegiatan secara umum yang melibatkan lima

komponen. Kelima komponen itu meliputi:

1. Pengelola Marketplace Online Merupakan pihak yang menyediakan dan

mengelola portal marketplace online, pengelola marketplace online

memiliki kewajiban untuk selalu memperbaharui sistem marketplace

online yang dikelolanya, baik untuk tujuan kemudahan bertransaksi,

peningkatan fitur layanan ataupun perlindugan dari serangan virus atau

27
https://www.niagahoster.co.id/blog/marketplace-adalah/ diakses tanggal 21 November 2020

19
hacker yang dapat menganggu jalannya transaksi jual beli antara merchant

dan pembeli di marketplace tersebut.

2. Penjual (Merchant) Pihak penjual dapat berupa pemilik toko online

bersangkutan atau sejumlah pelaku usaha yang terdaftar dan berjualan di

marketplace online,

3. Konsumen Merupakan pihak yang memegang peran penting di dalam

jalannya sebuah marketplace online, sebagaimana pasar dan transaksi

langsung di dunia nyata, transaksi e-commerce dalam marketplace online,

konsumen adalah raja.

4. Teknologi Teknologi mencakup semua Teknologi informasi terkini yang

digunakan di dialam jalannya e-commerce. Dimulai dari teknologi web,

aplikasi mobile, keamanan transaksi, dukungan cloud computing, ERP

(Enterprise Resource Planning), CRM (Customer Relationship

Management), POS (Point Of Sale), dukungan kurs mata uang dan bahasa

seluruh negara di dunia, Geographic Information System (GIS), Near

Field Communication (NFC), dan sebagainya.

5. Jaringan Komputer (Internet) Hal terakhir yang tidak kalah penting adalah

ketersediaan jaringan komputer, khusunya internet. Sehingga mampu

melayani seluruh pengguna di seluruh dunia.28

Marketplace merupakan situs berbasis User generated content. User

generated content adalah konten berjenis apapun yang diunggah konsumen secara

28
I Putu A.E.P. E-Commerce, E-Business dan Mobile Commerce, Cet.1, Bandung: Informatika,
2015, hal. 6-7

20
sukarela ke internet. Sesuai namanya, dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan

sebagai konten buatan pengguna.29

Disini penjual berperan sebagai user aktif yang memulai proses promosi suatu

produk. Mulai dari membuat deskripsi produk, pengunggahan konten, hingga

penyebaran di marketplace. Jadi, pola pemasaran yang disingkat juga dengan

UGC ini bisa dikatakan sebagai bentuk marketing yang orisinil dari penjual

langsung. Sehingga penjual secara langsung bertanggung jawab akan produk yang

mereka unggah atau jual di marketplace.

29
https://qwords.com/blog/user-generated-content/ diakses tanggal 26 November 2020

21

Anda mungkin juga menyukai