Anda di halaman 1dari 2

1.

Teori Perlindungan Hukum


Awal mula dari munculnya teori perlindungan hukum ini bersumber dari teori
hukum alam atau aliran hukum alam. Aliran ini dipelopori oleh Plato, Aristoteles, dan
Zeno. Menurut aliran hukum alam menyebutkan bahwa hukum itu bersumber dari
Tuhan yang bersifat universal dan abadi, serta antara hukum dan moral tidak boleh
dipisahkan. Fitzgerald menjelaskan teori perlindungan hukum Salmond bahwa hukum
bertujuan untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan berbagai kepentingan
dalam masyarakat karena dalam suatu lalu lintas kepentingan perlindungan
terhadap kepentingan tertentu hanya dapat dilakukan dengan cara membatasi berbagai

kepentingan di lain pihak.5 Kepentingan hukum adalah mengurusi hak dan kepentingan
manusia, sehingga hukum memiliki otoritas tertingggi untuk menentukan kepentingan
manusia yang perlu diatur dan dilindungi. Subjek hukum selalu pemikul hak-hak dan
kewajiban-kewajiban, baik itu manusia, badan hukum, maupun jabatan, dapat
melakukan tindakan-tindakan hukum berdasarkan kemampuan atau kewenangan yang
dimilikinya.
Ada dua macam perlindungan hukum bagi rakyat, yaitu perlindungan hukum
preventif dan represif. Pada perlindungan hukum preventif, kepada rakyat diberikan
kesempatan untuk mengajukan keberatan atau pendapatnya sebelum suatu keputusan
pemerintah mendapat bentuk yang definitif. Artinya perlindungan hukum yang preventif
bertujuan untuk mencegah terjadinya sengketa, sedangkan sebaliknya perlindungan
hukum yang represif bertujuan untuk menyelesaikan sengketa. Perlindungan hukum
yang preventif sangat besar artinya bagi tindak pemerintahan yang didasarkan kepada
kebebasan bertindak karena dengan adanya perlindungan hukum yang preventif
pemerintah terdorong untuk bersikap hati-hati dalam mengambil keputusan yang

didasarkan kepada diskresi.6

2. Teori Penegakan Hukum


Kepastian merupakan ciri yang tidak dapat dipisahkan dari hukum, terutama untuk norma
hukum tertulis. Hukum tanpa nilai kepastian akan kehilangan makna karena tidak dapat lagi
digunakan sebagai pedoman perilaku bagi setiap orang. Kepastian sendiri disebut sebagai
salah satu tujuan dari hukum. Keteraturan masyarakat berkaitan erat dengan kepastian
dalam hukum, karena keteraturan merupakan inti dari kepastian itu sendiri. Keteraturan
menyebabkan orang dapat hidup secara berkepastian, sehingga dapat melakukan kegiatan-
kegiatan yang diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut Sudikno Mertokusumo,
kepastian hukum adalah jaminan bahwa hukum dijalankan, bahwa yang berhak menurut
hukum dapat memperoleh haknya dan bahwa putusan dapat dilaksanakan.7 Kepastian
hukum erat kaitannya dengan keadilan, namun hukum tidak identik dengan keadilan.
Hukum bersifat umum, mengikat setiap orang, bersifat menyamaratakan. Keadilan bersifat
subyektif, individualistis, dan tidak menyamaratakan. Kepastian hukum merupakan
pelaksanaan hukum sesuai dengan bunyinya, sehingga masyarakat dapat memastikan
bahwa hukum dilaksanakan. Penciptaan kepastian hukum dalam peraturan perundang-
undangan, memerlukan persyaratan yang berkenaan dengan struktur internal dari norma

hukum itu sendiri.8

Anda mungkin juga menyukai