Anda di halaman 1dari 13

Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

PERTEMUAN 13
TUJUAN HUKUM, FUNGSI HUKUM, SUMBER-SUMBER HUKUM

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelesaikan Pertemuan ke 13 Mahasiswa diharapkan mampu


menjelaskan tentang Tujuan Hukum, Fungsi Hukum, Sumber-Sumber Hukum.

B. URAIAN MATERI

1. Tujuan Hukum
Tujuan Hukum menurut Prof. Mr Dr. LJ. Apeldoorn adalah mengatur segala
pergaulan hidup manusia dengan damai. Hukum menghendaki adanya perdamaian.
Perdamaian diantara manusia itu dipertahankan dalam hukum dengan melakukan
perlindungan terhadap kepentingan-kepentingan mengenai hukum manusia tertentu,
kemerdekaan, keselamatan, harta benda, jiwa terhadap pihak yang ingin
merugikannya.

Kepentingan perseorangan akan selalu bertentangan dengan kepentingan


setiap golongan manusia. Segala pertentangan kepentingan ini bisa menjadi bahan
pertikaian bahkan bisa menjelma menjadi sebuah peperangan seandainya hukum tak
bertindak menjadi suatu perantara untuk mempertahankan sebuah perdamaian.

Adapun hukum dalam mempertahankan kedamaian dengan menimbang segala


kepentingan yang bertentangan tersebut dengan teliti dan menciptakan
keseimbangan diantaranya, karena hukum hanya bisa mencapai tujuan, jika dia
menuju pada peraturan yang adil; berarti peraturan pada keseimbangan antara segala
kepentingan yang ingin dilindungi, pada setiap orang yang mendapatkan sebanyak
mungkin yang telah menjadi bagiannya. Keadilan itu tidak dipandang sama artinya
dengan kesamarataan. Keadilan bukan berarti bahwa pada setiap orang akan
mendapatkan bagian yang sama.

Tujuan hukum menurut teori

Pengantar Ilmu Hukum


1
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

1. Teori etis (etische theorie)


Teori ini mengajarkan bahwa hukum bertujuan semata-mata untuk
mencapai keadilan. Menurut teori ini, isi hukum semata-mata harus
ditentukan oleh kesadaran etis kita mengenai apa yang adil dan apa yang
tidak adil. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles filsuf
Yunani dalam bukunya Ethica Nicomachea dan Rhetorica yang menyatakan
”hukum mempunyai tugas yang suci yaitu memberi kepada setiap orang
yang berhak menerimanya”. Selanjutnya Aristoteles membagi keadilan
dalam 2 jenis, yaitu :
a. Keadilan distributif, yaitu keadilan yang memberikan kepada setiap
orang jatah menurut jasanya. Artinya, keadilan ini tidak menuntut
supaya setiap orang mendapat bagian yang sama banyaknya atau
bukan persamaannya, melainkan kesebandingan berdasarkan prestasi
dan jasa seseorang.
b. Keadilan komutatif, yaitu keadilan yang memberikan kepada setiap
orang jatah yang sama banyaknya tanpa mengingat jasa masing-
masing. Artinya hukum menuntut adanya suatu persamaan dalam
memperoleh prestasi atau sesuatu hal tanpa memperhitungkan jasa
masing-masing.
c. Keadilan menurut Aristoteles bukan berarti penyamarataan atau tiap-
tiap orang memperoleh bagian yg sama.
2. Teori utilitas (utiliteis theorie)
Menurut teori ini, tujuan hukum ialah menjamin adanya kemamfaatan atau
kebahagiaan sebanyak-banyaknya pada orang sebanyak-banyaknya.
Pencetus teori ini adalah Jeremy Bentham. Dalam bukunya yang berjudul
“introduction to the morals and legislation” berpendapat bahwa hukum
bertujuan untuk mewujudkan semata-mata apa yang berfaedah/mamfaat
bagi orang.

Pengantar Ilmu Hukum


2
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

Apa yang dirumuskan oleh Bentham tersebut diatas hanyalah


memperhatikan hal-hal yang berfaedah dan tidak mempertimbangkan
tentang hal-hal yang konkrit. Sulit bagi kita untuk menerima anggapan
Betham ini sebagaimana yang telah dikemukakan diatas, bahwa apa yang
berfaedah itu belum tentu memenuhi nilai keadilan atau dengan kata lain
apabila yang berfaedah lebih ditonjolkan maka dia akan menggeser nilai
keadilan kesamping, dan jika kepastian oleh karena hukum merupakan
tujuan utama dari hukum itu, hal ini akan menggeser nilai kegunaan atau
faedah dan nilai keadilan.
3. Teori campuran
Teori ini dikemukakan oleh Mochtar Kusmaatmadja bahwa tujuan pokok
dan pertama dari hukum adalah ketertiban. Di samping itu tujuan lain dari
hukum adalah tercapainya keadilan yang berbeda-beda isi dan ukurannya
menurut masyarakat dan zamannya.
4. Teori normatif-dogmatif,
Tujuan hukum adalah semata-mata untuk menciptakan kepastian hukum
(John Austin dan van Kan). Arti kepastian hukum disini adalah adanya
melegalkan kepastian hak dan kewajiban. Van Kan berpendapat tujuan
hukum adalah menjaga setiap kepentingan manusia agar tidak diganggu
dan terjaminnya kepastiannya.
5. Teori Peace (damai sejahtera)
Menurut teori ini dalam keadaan damai sejahtera (peace) terdapat
kelimpahan, yang kuat tidak menindas yang lemah, yang berhak benar-
benar mendapatkan haknya dan adanya perlindungan bagi rakyat. Hukum
harus dapat menciptakan damai dan sejahtera bukan sekedar ketertiban.

Tujuan hukum menurut pendapat ahli :

1. Purnadi dan Soejono Soekanto, tujuan hukum adalah kedamaian hidup


antar pribadi yang meliputi ketertiban ekstern antar pribadi dan
ketenangan intern pribadi

Pengantar Ilmu Hukum


3
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

2. Van Apeldoorn, tujuan hukum adalah mengatur pergaulan hidup manusia


secara damai. Hukum menghendaki perdamaian. Perdamain diantara
manusia dipertahankan oleh hukum dengan melindungi kepentingan-
kepentingan hukum manusia tertentu, kehormatan, kemerdekaan, jiwa,
harta benda terhadap pihak yg merugikan.
3. R. Soebekti, tujuan hukum adalah bahwa hukum itu mengabdi kepada
tujuan negara yaitu mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan para
rakyatnya. Hukum melayani tujuan negara tersebut dengan
menyelenggarakan “keadilan” dan “ketertiban”
4. Aristoteles, hukum mempunyai tugas yang suci yaitu memberi kepada
setiap orang yang ia berhak menerimanya. Anggapan ini berdasarkan etika
dan berpendapat bahwa hukum bertugas hanya membuat adanya keadilan
saja.
5. SM. Amin, SH tujuan hukum adalah mengadakan ketertiban dalam
pergaulan manusia, sehingga keamanan dan ketertiban terpelihara.
6. Soejono Dirdjosisworo, tujuan hukum adalah melindungi individu dalam
hubngannya dengan masyarakat, sehingga dengan demikian dapat
diiharapkan terwujudnya keadaan aman, tertib dan adil
7. Roscoe Pound, hukum bertujuan untuk merekayasa masyarakat artinya
hukum sebagai alat perubahan sosial (as a tool of social engeneering),
Intinya adalah hukum disini sebagai sarana atau alat untuk mengubah
masyarakat ke arah yang lebih baik, baik secara pribadi maupun dalam
hidup masyarakat.
8. Bellefroid, tujuan hukum adalah menambah kesejahteraan umum atau
kepentingan umum yaitu kesejahteraan atau kepentingan semua anggota2
suatu masyarakat.
9. Van Kant, hukum bertujuan menjaga kepentingan tiap2 manusia supaya
kepentingan itu tidak dapat diganggu.

Pengantar Ilmu Hukum


4
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

10. Suharjo (mantan menteri kehakiman), tujuan hukum adalah untuk


mengayomi manusia baik secara aktif maupun secara pasif. Secara aktif
dimaksudkan sebagai upaya untuk menciptakan suatu kondisi
kemasyarakatan yang manusia dalam proses yang berlangsung secara
wajar. Sedangkan yang dimaksud secara pasif adalah mengupayakan
pencegahan atas upaya yang sewenang-wenang dan penyalahgunaan hak
secara tidak adil.
a. Usaha mewujudkan pengayoman ini termasuk di dalamnya
diantaranya :
mewujudkan ketertiban dan keteraturan
b. mewujudkan kedamaian sejati
c. mewujudkan keadilan bagi seluruh masyarakat
d. mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat

Kesimpulan Tujuan Hukum itu sebenarnya menghendaki adanya


keseimbangan kepentingan, ketertiban, keadilan, ketentraman, kebahagiaan,damani
sejahtera setiap manusia. Dengan demikian jelas bahwa yang dikehendaki oleh
hukum adalah agar kepentingan setiap orang baik secara individual maupun
kelompok tidak diganggu oleh orang atau kelompok lain yang selalu menonjolkan
kepentingan pribadinya atau kepentingan kelompoknya. Inti tujuan hukum adalah
agar tercipta kebenaran dan keadilan

2. Fungsi Hukum
Hukum berfungsi sebagai alat ketertiban dan keteraturan masyarakat. Hukum
sbg petunjuk bertingkah laku untuk itu masyarakat harus menyadari adanya perintah
dan larangan dalam hukum sehingga fungsi hukum sebagai alat ketertiban
masyarakat dapat direalisir.

Hukum sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir batin. Hukum
yg bersifat mengikat, memaksa dan dipaksakan oleh alat negara yang berwenang
membuat orang takut untuk melakukan pelanggaran karena ada ancaman hukumanya

Pengantar Ilmu Hukum


5
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

(penjara, dll) dan dapat diterapkan kepada siapa saja. Dengan demikian keadilan akan
tercapai.

Hukum berfungsi sebagai alat penggerak pembangunan karena ia mempunyai


daya mengikat dan memaksa dapat dimamfaatkan sebagai alat otoritas untuk
mengarahkan masyarakat ke arah yg maju.

Hukum berfungsi sebagai alat kritik. Fungsi ini berarti bahwa hukum tidak
hanya mengawasi masyarakat semata-mata tetapi berperan juga untuk mengawasi
pejabat pemerintah, para penegak hukum, maupun aparatur pengawasan sendiri.
Dengan demikian semuanya harus bertingkah laku menurut ketentuan yg berlaku dan
masyarakt pun akan merasakan keadilan.

Hukum berfungsi sebagai sarana untuk menyelesaikan pertingkaian. Contoh


kasus tanah.

3. Sumber-sumber hukum :
Sumber hukum adalah segala apa saja (sesuatu) yang menimbulkan aturan-
aturan yg mempunyai kekuatan mengikat dan bersifat memaksa, yakni aturan-aturan
yang kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata bagi pelanggarnya.
Yang dimaksud dengan segala apa saja (sesuatu) yakni faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap timbulnya hukum, faktor-faktor yang merupakan sumber
kekuatan berlakunya hukum secara formal, darimana hukum itu dapat ditemukan.
dsb.

Meskipun pengertian sumber hukum dipahami secara beragam, sejalan dengan


pendekatan yang digunakan dan sesuai dengan latar belakang dan pendidikannya,
secara umum dapat disebutkan bahwa sumber hukum dipakai orang dalam dua arti.
Arti yang pertama untuk menjawab pertanyaan “mengapa hukum itu mengikat ?”
Pertanyaan ini bisa juga dirumuskan “apa sumber (kekuatan) hukum hingga mengikat
atau dipatuhi manusia”. Pengertian sumber dalam arti ini dinamakan sumber hukum
dalam arti materiil. Kata sumber juga dipakai dalam arti lain, yaitu menjawab

Pengantar Ilmu Hukum


6
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

pertanyaan “dimanakah kita dapatkan atau temukakan aturan-aturan hukum yanmg


mengatur kehidupan kita itu ?”

Sumber dalam arti kata ini dinamakan sumber hukum dalam arti formal”.
Secara sederhana, sumbe rhukum adalah segala ssuatu yangd apat menimbulkan
aturan hukum serta tempat ditemukakannya aturan-aturan hukum.

Sebagaimana diuraikan diatas ada 2 sumber hukum yatu sumber hukum dalam
arti materil dan formil.

Sumber hukum materiil adalah faktor yg turut serta menentukan isi hukum.
Dapat ditinjau dari berbagai sudut misalnya sudut ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat,
agama, dll. Dalam kata lain sumber hukum materil adalah faktor-faktor masyarakat
yang mempengaruhi pembentukan hukum (pengaruh terhadap pembuat UU,
pengaruh terhadap keputusan hakim, dsb). Atau faktor yang ikut mempengaruhi
materi (isi) dari aturan-aturan hukum, atau tempat darimana materi hukum tiu
diambil. Sumber hukum materil ini merupakan faktor yang membantu pembentukan
hukum. Faktor tersebut adalah faktor idiil dan faktor kemasyarakatan. Faktor idiil
adalah patokan-patokan yang tetap mengenai keadilan yang harus ditaati oleh para
pembentuk UU ataupun para pembentuk hukum yang lain dalam melaksanakan
tugasnya. Faktor kemasyarakatan adalah hal-hal yang benar-benar hidup dalam
masyarakat dan tunduk pada aturan-aturan yang berlaku sebagai petunjuk hidup
masyarakat yang bersangkutan. Contohnya struktur ekonomi, kebiasaan, adat istiadat,
dll. Dalam berbagai kepustakan hukum ditemukan bahwa sumber hukum materil itu
terdiri dari tiga jenis yaitu (van Apeldoorn) :

Sumber hukum historis (rechtsbron in historischezin) yaitu tempat kita


dapat menemukan hukumnya dalam sejarah atau dari segi historis. Sumber hukum ini
dibagi menjadi :a) Sumber hukum secara historis : dokumen-dokumen kuno, lontar,
dll. b) Sumber ber hukum yg merupakan tempat dapat ditemukan atau dikenal hukum
yg merupakan tempat pembentuk UU mengambil hukumnya.

Pengantar Ilmu Hukum


7
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

Sumber hukum sosiologis (rechtsbron in sociologischezin) yaitu Sumber


hukum dalam arti sosiologis yaitu merupakan faktor-faktor yang menentukan isi
hukum positif, seperti misalnya keadaan agama, pandangan agama, kebudayaan dsb.

sumber hukum filosofis (rechtsbron in filosofischezin) sumber hukum ini


dibagi lebih lanjut menjadi dua :

Sumber isi hukum; disini dinyatakan isi hukum asalnya darimana.

Ada tiga pandangan yang mencoba menjawab pertanyaan ini yaitu :

1. pandangan theocratis, menurut pandangan ini hukum berasal dari Tuhan


2. pandangan hukum kodrat; menurut pandangan ini isi hukum berasal dari
akal manusia
3. pandangan mazhab historis; menurut pandangan isi hukum berasal dari
kesadaran hukum.
4. Sumber kekuatan mengikat dari hukum yaitu mengapa hukum mempuyai
kekuatan mengikat, mengapa kita tunduk pada hokum

Sumber hukum formal adalah sumber hukum dengan bentuk tertentu yang
merupakan dasar berlakunya hukum secara formal. Jadi sumber hukum formal
merupakan dasar kekuatan mengikatnya peraturan-peraturan agar ditaati oleh
masyarakat maupun oleh penegak hukum.

Macam-macam sumber hukum formal :

1. Undang-undang, yaitu suatu peraturan negara yang mempunyai kekuatan


hukum yang mengikat diadakan dan dipelihara oleh penguasa negara
Menurut Buys, Undang-Undang itu mempunyai 2 arti :
a. Dalam arti formil, yaitu setiap keputusan pemerintah yang merupakan
UU karena cara pembuatannya (misalnya, dibuat oleh pemerintah
bersama-sama dengan parlemen)
b. Dalam arti material, yaitu setiap keputusan pemerintah yang menurut
isinya mengikat setiap penduduk.

Pengantar Ilmu Hukum


8
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

Menurut UU No. 10 tahun 2004 yang dimaksud dengan UU adalah


peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPR dengan
persetujuan bersama Presiden (pasal 1 angka 3)
Syarat berlakunya ialah diundangkannya dalam lembaran negara (LN =
staatsblad) dulu oleh Menteri/Sekretaris negara. Sekarang oleh
Menkuhham (UU No. 10 tahun 2004).
Tujuannya agar setiap orang dapat mengetahui UU tersebut (fictie=setiap
orang dianggap tahu akan UU = iedereen wordt geacht de wet te kennen,
nemo ius ignorare consetur= in dubio proreo, latin).
Konsekuensinya adalah ketika seseorang melanggar ketentuan hukum
tidak boleh beralasan bahwa ketentuan hukum itu tidak diketahuinya.
Artinya apabila suatu ketentuan perundang-undangan itu sudah
diberlakukan (diundangkan) maka dianggap (difiksikan) bahwa semua
orang telah mengetahuinya dan untuk itu harus ditaati.
Berakhirnya/tidak berlaku lagi jika :
a. Jangka waktu berlakunya telah ditentukan UU itu sudah lampau
b. Keadaan atau hal untuk mana UU itu diadakan sudah tidak ada lagi.
c. UU itu dengan tegas dicabut oleh instansi yang membuat atau instansi
yang lebih tinggi.
d. Telah ada UU yang baru yang isinya bertentangan atau berlainan dgn
UU yg dulu berlaku
Lembaran negara (LN) dan berita negara :
LN adalah suatu lembaran (kertas) tempat mengundangkan
(mengumumkan) semua peraturan negara dan pemerintah agar sah
berlaku. Penjelasan daripada suatu UU dimuat dlm tambahan LN, yg
mempunyai nomor urut. LN diterbitkan oleh Menteri sekretaris negara, yg
disebut dgn tahun penerbitannya dan nomor berurut, misalnya L.N tahun
1962 No. 1 (L.N.1962/1)

Pengantar Ilmu Hukum


9
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

Berita negara adalah suatu penerbitan resmi sekretariat negara yg memuat


hal-hal yang berhubungan dengan peraturan-peraturan negara dan
pemerintah dan memuat surat-surat yang dianggap perlu seperti : Akta
pendirian PT, nama orang-orang yang dinaturalisasi menjadi WNI, dll,
Catatan : Jika berkaitan dengan peraturan daerah diatur dalam lembaran
daerah
Kekuatan berlakunya undang-undang :
a. UU mengikat sejak diundangkan berarti sejak saat itu orang wajib
mengakui eksistensinya UU.
b. Sedangkan kekuatan berlakunya UU berarti sudah menyangkut
berlakunya UU secara operasional.
Agar UU mempunyai kekuatan berlaku harus memenuhi persyaratan yaitu
Kekuatan berlaku yuridis,
a. Kekuatan berlaku sosiologis dan,
b. kekuatan berlaku fiolosofis.
Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut
(Pasal 7 UU No. 10/2004) :
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
c. Peraturan Pemerintah;
d. Peraturan Presiden;
e. Peraturan Daerah (propinsi, kabupaten, desa)
2. Kebiasaan (custom)
Kebiasaan adalah perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang
dalam hal yang sama. Apabila suatu kebiasaan tertentu diterima oleh
masyarakat dan kebiasaan itu selalu berulang-ulang dilakukan sedemikan
rupa, sehingga tindakan yang berlawanan dengan kebiasaan itu dirasakan
sebagai pelanggaran perasaan hukum, maka dengan demikian timbullah
suatu kebiasaan hukum, yang oleh pergaulan hidup dipandang sebagai

Pengantar Ilmu Hukum


10
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

hukum.
Untuk timbulnya hukum kebiasaan diperlukan beberapa syarat :
a. Adanya perbuatan tertentu yg dilakukan berulang di dalam
masyarakat tertentu (syarat materiil) .
b. Adanya keyakinan hukum dari masyarakat yang bersangkutan (opinio
necessitatis = bahwa perbuatan tsb merupakan kewajiban hukum atau
demikianlah seharusnya) = syarat intelektual
c. Adanya akibat hukum apabila kebiasaan itu dilanggar.
Selanjutnya kebiasaan akan menjadi hukum kebiasaan karena
kebiasaan tersebut dirumuskan hakim dalam putusannya. Selanjutnya
berarti kebiasaan adalah sumber hukum.
Kebiasaan adalah bukan hukum apabila UU tidak menunjuknya (pasal 15
AB = (Algemene Bepalingen van Wetgeving voor Indonesia = ketentuan2
umum tentang peraturan per UU an untuk Indonesia. Disamping kebiasaan
ada juga peraturan yang mengatur tata pergaulan masyarakat yaitu adat
istiadat. Adat istiadat adalah himpunan kaidah sosial yang sudah sejak
lama ada dan merupakan tradisi serta lebih banyak berbau sakral,
mengatur tata kehidupan masyarakat tertentu. Adat istiadat hidup dan
berkembang di masyarakat tertentu dan dapat menjadi hukum adat jika
mendapat dukungan sanksi hukum. Contoh Perjanjian bagi hasil antara
pemilik sawah dengan penggarapnya. Kebiasaan untuk hal itu ditempat
atau wilayah hukum adat tertentu tidak sama dengan yang berlaku di
masyarakat hukum adat yang lain. Kebiasaan dan adat istiadat itu
kekuatan berlakunya terbatas pada masyarakat tertentu
3. Jurisprudensi (keputusan2 hakim)
Adalah keputusan hakim yang terdahulu yag dijadikan dasar pada
keputusan hakim lain sehingga kemudian keputusan ini menjelma menjadi
keputusan hakim yang tetap terhadap persoalan/peristiwa hukum
tertentu. Seorang hakim mengkuti keputusan hakim yang terdahulu itu

Pengantar Ilmu Hukum


11
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

karena ia sependapat dgn isi keputusan tersebut dan lagi pula hanya
dipakai sebagai pedoman dalam mengambil sesuatu keputusan mengenai
suatu perkara yang sama. Ada 2 jenis yurisprudensi : (1) Yurisprudensi
tetap keputusan hakim yg terjadi karena rangkaian keputusan yang serupa
dan dijadikan dasar atau patokanuntuk memutuskan suatu perkara
(standart arresten); (2) Yurisprudensi tidak tetap, ialah keputusan hakim
terdahulu yang bukan standart arresten.
4. Traktat (treaty)
Traktat adalah perjanjian yang diadakan oleh 2 negara atau lebih yang
mengikat tidak saja kepada masing-masing negara itu melainkan mengikat
pula warga negara-negara dari negara-negara yang berkepentingan.
Macam-macam Traktat:
a. Traktat bilateral, yaitu traktat yang diadakan hanya oleh 2 negara,
misalnya perjanjian internasional yang diadakan diadakan antara
pemerintah RI dengan pemerintah RRC tentang
“Dwikewarganegaraan”.
b. Traktat multilateral, yaitu perjanjian internaisonal yang diikuti oleh
beberapa negara, misalnya perjanjian tentang pertahanan negara
bersama negara-negara Eropa (NATO) yang diikuti oleh beberapa
negara Eropa.
c. Perjanjian (overeenkomst) adalah suatu peristiwa dimana dua orang
atau lebih saling berjanji untuk melakukan atau tidak melakukan
perbuatan tertentu. Para pihak yang telah saling sepakat mengenai
hal-hal yang diperjanjikan, berkewajiban untuk mentaati dan
melaksanakannya (asas (pact sunt servanda).
5. Pendapat sarjana hukum (doktrin)
Pendapat sarjanan hukum (doktrin) adalah pendapat seseorang atau
beberapa orang sarjana hukum yang terkenal dalam ilmu pengetahuan

Pengantar Ilmu Hukum


12
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

hukum. Doktrin ini dapat menjadi dasar pertimbangan hakim dalam


menjatuhkan putusannya.

C. LATIHAN SOAL/TUGAS

1. Apa saja tujuan hukum menurut Teori Utilitas?


2. Apa yang dimaksud tujuan Hukum menurut para ahli!
3. Apa saja Fungsi Hukum dan Sumber-sumber Hukum !

D. DAFTAR PUSTAKA

C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan tata Hukum Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka,
2002
E.Utrecht/Moh.Saleh Djindang, Pengantar Ilmu Hukum,Jakarta: Sinar harapan,1989
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti Bandung, 2000
R.Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, Bandung: RajaGrafindo Persada, 2003
Hans Kelsen, Pengantar Teori Hukum,Bandung: Nusamedia, 2010

Pengantar Ilmu Hukum


13

Anda mungkin juga menyukai