PERTEMUAN 13
TUJUAN HUKUM, FUNGSI HUKUM, SUMBER-SUMBER HUKUM
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
B. URAIAN MATERI
1. Tujuan Hukum
Tujuan Hukum menurut Prof. Mr Dr. LJ. Apeldoorn adalah mengatur segala
pergaulan hidup manusia dengan damai. Hukum menghendaki adanya perdamaian.
Perdamaian diantara manusia itu dipertahankan dalam hukum dengan melakukan
perlindungan terhadap kepentingan-kepentingan mengenai hukum manusia tertentu,
kemerdekaan, keselamatan, harta benda, jiwa terhadap pihak yang ingin
merugikannya.
2. Fungsi Hukum
Hukum berfungsi sebagai alat ketertiban dan keteraturan masyarakat. Hukum
sbg petunjuk bertingkah laku untuk itu masyarakat harus menyadari adanya perintah
dan larangan dalam hukum sehingga fungsi hukum sebagai alat ketertiban
masyarakat dapat direalisir.
Hukum sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir batin. Hukum
yg bersifat mengikat, memaksa dan dipaksakan oleh alat negara yang berwenang
membuat orang takut untuk melakukan pelanggaran karena ada ancaman hukumanya
(penjara, dll) dan dapat diterapkan kepada siapa saja. Dengan demikian keadilan akan
tercapai.
Hukum berfungsi sebagai alat kritik. Fungsi ini berarti bahwa hukum tidak
hanya mengawasi masyarakat semata-mata tetapi berperan juga untuk mengawasi
pejabat pemerintah, para penegak hukum, maupun aparatur pengawasan sendiri.
Dengan demikian semuanya harus bertingkah laku menurut ketentuan yg berlaku dan
masyarakt pun akan merasakan keadilan.
3. Sumber-sumber hukum :
Sumber hukum adalah segala apa saja (sesuatu) yang menimbulkan aturan-
aturan yg mempunyai kekuatan mengikat dan bersifat memaksa, yakni aturan-aturan
yang kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata bagi pelanggarnya.
Yang dimaksud dengan segala apa saja (sesuatu) yakni faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap timbulnya hukum, faktor-faktor yang merupakan sumber
kekuatan berlakunya hukum secara formal, darimana hukum itu dapat ditemukan.
dsb.
Sumber dalam arti kata ini dinamakan sumber hukum dalam arti formal”.
Secara sederhana, sumbe rhukum adalah segala ssuatu yangd apat menimbulkan
aturan hukum serta tempat ditemukakannya aturan-aturan hukum.
Sebagaimana diuraikan diatas ada 2 sumber hukum yatu sumber hukum dalam
arti materil dan formil.
Sumber hukum materiil adalah faktor yg turut serta menentukan isi hukum.
Dapat ditinjau dari berbagai sudut misalnya sudut ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat,
agama, dll. Dalam kata lain sumber hukum materil adalah faktor-faktor masyarakat
yang mempengaruhi pembentukan hukum (pengaruh terhadap pembuat UU,
pengaruh terhadap keputusan hakim, dsb). Atau faktor yang ikut mempengaruhi
materi (isi) dari aturan-aturan hukum, atau tempat darimana materi hukum tiu
diambil. Sumber hukum materil ini merupakan faktor yang membantu pembentukan
hukum. Faktor tersebut adalah faktor idiil dan faktor kemasyarakatan. Faktor idiil
adalah patokan-patokan yang tetap mengenai keadilan yang harus ditaati oleh para
pembentuk UU ataupun para pembentuk hukum yang lain dalam melaksanakan
tugasnya. Faktor kemasyarakatan adalah hal-hal yang benar-benar hidup dalam
masyarakat dan tunduk pada aturan-aturan yang berlaku sebagai petunjuk hidup
masyarakat yang bersangkutan. Contohnya struktur ekonomi, kebiasaan, adat istiadat,
dll. Dalam berbagai kepustakan hukum ditemukan bahwa sumber hukum materil itu
terdiri dari tiga jenis yaitu (van Apeldoorn) :
Sumber hukum formal adalah sumber hukum dengan bentuk tertentu yang
merupakan dasar berlakunya hukum secara formal. Jadi sumber hukum formal
merupakan dasar kekuatan mengikatnya peraturan-peraturan agar ditaati oleh
masyarakat maupun oleh penegak hukum.
hukum.
Untuk timbulnya hukum kebiasaan diperlukan beberapa syarat :
a. Adanya perbuatan tertentu yg dilakukan berulang di dalam
masyarakat tertentu (syarat materiil) .
b. Adanya keyakinan hukum dari masyarakat yang bersangkutan (opinio
necessitatis = bahwa perbuatan tsb merupakan kewajiban hukum atau
demikianlah seharusnya) = syarat intelektual
c. Adanya akibat hukum apabila kebiasaan itu dilanggar.
Selanjutnya kebiasaan akan menjadi hukum kebiasaan karena
kebiasaan tersebut dirumuskan hakim dalam putusannya. Selanjutnya
berarti kebiasaan adalah sumber hukum.
Kebiasaan adalah bukan hukum apabila UU tidak menunjuknya (pasal 15
AB = (Algemene Bepalingen van Wetgeving voor Indonesia = ketentuan2
umum tentang peraturan per UU an untuk Indonesia. Disamping kebiasaan
ada juga peraturan yang mengatur tata pergaulan masyarakat yaitu adat
istiadat. Adat istiadat adalah himpunan kaidah sosial yang sudah sejak
lama ada dan merupakan tradisi serta lebih banyak berbau sakral,
mengatur tata kehidupan masyarakat tertentu. Adat istiadat hidup dan
berkembang di masyarakat tertentu dan dapat menjadi hukum adat jika
mendapat dukungan sanksi hukum. Contoh Perjanjian bagi hasil antara
pemilik sawah dengan penggarapnya. Kebiasaan untuk hal itu ditempat
atau wilayah hukum adat tertentu tidak sama dengan yang berlaku di
masyarakat hukum adat yang lain. Kebiasaan dan adat istiadat itu
kekuatan berlakunya terbatas pada masyarakat tertentu
3. Jurisprudensi (keputusan2 hakim)
Adalah keputusan hakim yang terdahulu yag dijadikan dasar pada
keputusan hakim lain sehingga kemudian keputusan ini menjelma menjadi
keputusan hakim yang tetap terhadap persoalan/peristiwa hukum
tertentu. Seorang hakim mengkuti keputusan hakim yang terdahulu itu
karena ia sependapat dgn isi keputusan tersebut dan lagi pula hanya
dipakai sebagai pedoman dalam mengambil sesuatu keputusan mengenai
suatu perkara yang sama. Ada 2 jenis yurisprudensi : (1) Yurisprudensi
tetap keputusan hakim yg terjadi karena rangkaian keputusan yang serupa
dan dijadikan dasar atau patokanuntuk memutuskan suatu perkara
(standart arresten); (2) Yurisprudensi tidak tetap, ialah keputusan hakim
terdahulu yang bukan standart arresten.
4. Traktat (treaty)
Traktat adalah perjanjian yang diadakan oleh 2 negara atau lebih yang
mengikat tidak saja kepada masing-masing negara itu melainkan mengikat
pula warga negara-negara dari negara-negara yang berkepentingan.
Macam-macam Traktat:
a. Traktat bilateral, yaitu traktat yang diadakan hanya oleh 2 negara,
misalnya perjanjian internasional yang diadakan diadakan antara
pemerintah RI dengan pemerintah RRC tentang
“Dwikewarganegaraan”.
b. Traktat multilateral, yaitu perjanjian internaisonal yang diikuti oleh
beberapa negara, misalnya perjanjian tentang pertahanan negara
bersama negara-negara Eropa (NATO) yang diikuti oleh beberapa
negara Eropa.
c. Perjanjian (overeenkomst) adalah suatu peristiwa dimana dua orang
atau lebih saling berjanji untuk melakukan atau tidak melakukan
perbuatan tertentu. Para pihak yang telah saling sepakat mengenai
hal-hal yang diperjanjikan, berkewajiban untuk mentaati dan
melaksanakannya (asas (pact sunt servanda).
5. Pendapat sarjana hukum (doktrin)
Pendapat sarjanan hukum (doktrin) adalah pendapat seseorang atau
beberapa orang sarjana hukum yang terkenal dalam ilmu pengetahuan
C. LATIHAN SOAL/TUGAS
D. DAFTAR PUSTAKA
C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan tata Hukum Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka,
2002
E.Utrecht/Moh.Saleh Djindang, Pengantar Ilmu Hukum,Jakarta: Sinar harapan,1989
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti Bandung, 2000
R.Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, Bandung: RajaGrafindo Persada, 2003
Hans Kelsen, Pengantar Teori Hukum,Bandung: Nusamedia, 2010