mempunyai fungsi menggerakkan individu untuk mewujudkan kehidupan yang damai dan tertib ditengah-tengah masyarakat, di pihak lain hukum mempunyai potensi mengarahkan gerak masyarakat untuk mencapai cita-cita bersama. Atas dasar pandangan tersebut di atas, maka hukum itu mempunyai fungsi sebagai berikut : Pipin Syarifin dan Zarkasyi Khumaidi, 1998, Pengantar Ilmu Hukum (Bandung : Pustaka Setia), hal. 51 Lanjutan ... Fungsi Hukum 1. Hukum berfungsi sebagai alat ketertiban dan keteraturan masyarakat; 2. Hukum berfungsi sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir dan batin; 3. Hukum berfungsi sebagai sarana penggerak pembangunan; 4. Hukum berfungsi untuk mengawasi pelaksanaan penegakan hukum oleh aparat penegak hukum, sehingga aparat penegak hukum tidak sewenang- wenang dalam menegakkan hukum kepada masyarakat. Lanjutan ... Tujuan Hukum Sejalan dengan fungsi hukum sebagaimana dijelaskan di atas, maka hukum itu pada umumnya bertujuan menciptakan perdamaian, keadilan kesejahteraan dan kebahagiaan. Meskipun demikian, pada hakekatnya yang mempunyai tujuan adalah manusia, dengan demikian hukum itu hanya sekedar alat manusia untuk mencapai tujuannya, maka dikatakanlah dengan tujuan hukum. M. Soebagio dan Slamet Supriatna, 1987, Dasar-dasar Ilmu Hukum, (Jakarta : Akademika Pressindo), Hal. 19. Lanjutan ... Berkenaan dengan tujuan hukum, terdapat beberapa teori tentang tujuan hukum yaitu : 1. Ethische Theory (Teori Etis) Teori ini mengajarkan bahwa hukum itu bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan, karena menurut teori ini, isi hukum itu semata-mata harus ditentukan oleh kesadaran etis, yang kita kenal apa yang di sebut adil atau tidak adil. Pelopor teori ini adalah Aris Toteles. 2. Utiliteit Theory (Teori Utilitas) Menurut teori ini hukum bertujuan semata-mata untuk mewujudkan kebahagiaan yang maksimal. Pelopor teori Utilitas ini Jeremy Bentham. Lanjutan ... 3. Gemengde Theory (Teori Campuran) Teori ini mengatakan bahwa hukum bertujuan mengabdi kepada tujuan negara yang dalam pokoknya ialah mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan pada rakyatnya. Hukum menurut teori ini melayani tujuan negara dengan menyelenggarakan keadilan dan ketertiban, syarat-syarat yang pokok untuk mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan. Ditegaskan selanjutnya, bahwa keadilan itu kiranya dapat digambarkan sebagai suatu keadaan keseimbangan yang membawa ketentraman di dalam hati orang, dan jika di usik atau dilanggar akan menimbulkan kegelisahan atau kegoncangan. Sebagai suatu kesimpulan dari teori ini, teori ini menggabungkan antara teori etis dan teori utilitas. Teori ini dipelopori oleh Prof. Soebekti.