Anda di halaman 1dari 2

Nama : Intan Hendrawati

NPM : 1706023580
Kelas : Filsafat Hukum A – Paralel

Theories of Justice

Keadilan merupakan sesuatu yang abstrak sehingga pengertian dan rasa keadilan
berbeda-beda bergantung pada perspektif manusia mana yang mengalaminya. Gagasan
mengenai keadilan pertama kali ditemukan oleh Aristotele. Aristotele membedakan antara
“keadilan korektif” dan “keadilan distributif”. Hukum mengenai perbuatan melawan hukum
seringkali dibenarkan dalam hal keadilan korektif. Hal ini dikarenakan bahwa dalam
perbuatan melawan hukum dapat dilihat dalam caranya untuk memberikan keadilan yang
objektif diantara para pihak tanpa mempertimbangkan distribusi yang lebih lebar dalam
masyarakat secara keseluruhan.
Rawls dengan teori keadilannya yang mengarah pada keadilan distributif atau yang
sekarang diformulasikan ke dalam politik liberal, berpendapat bahwa ada tiga hal yang
dituntut dalam keadilan:
1. Maksimalisasi kebebasan
2. Kesetaraan bagi semua orang, baik dalam kebebasan dasar dari kehidupan sosial
dan juga dalam distribusi kebutuhan-kebutuhan sosial, pengecualian ini hanya
berlaku pada ketidaksetaraan bagi orang-orang yang bekerja lebih dan
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk orang-orang yang kurang mampu
3. Kesempatan yang sama, dan eliminasi dari ketidaksetaraan kesempatan
berdasarkan kelahiran atau kekayaan
Teori Rawls ini berbeda dengan utilitarianisme. Utilitarians memperbolehkan adanya
ketidaksetaraan, dengan mengorbankan kepentingan orang lain asalkan manfaat yang
diterima lebih besar sehingga hasilnya adalah kesejahteraan dan kebahagiaan untuk
semuanya. Sedangkan teori keadilan Raws tidak menerima hal tersebut.
Nozick tidak sependapat dengan konsep keadilan distributif. Argumen utama Nozick
didasarkan pada kegagalan dari teori keadilan distributif dengan membandingkannya atas
cita-citanya tentang kebebasan individu.
Dalam gugatan perbuatan melawan hukum, kita dapat melihat keadilan korektif
dengan sangat jelas. Teori keadilan distributif tidak membahas tujuan gugatan perbuatan
melawan hukum secara memadai. Upaya untuk menjelaskan perbuatan melawan hukum
dalam hal keadilan korektif lebih menjanjikan. Hal yang mendasarinya adalah bahwa dalam
gugatan perbuatan melawan hukum harus terdapat keadilan diantara para pihak, yang
mengabaikan distribusi permasalahan masyarakat yang lebih luas. Keadilan korektif
membebankan kewajiban pada pelaku perbuatan melawan hukum untuk mengkompensasi
korbannya atas kerugian yang dilaukannya, dalam hal ini korban memiliki hak korelatif untuk
memulihkan kerugiannya.

Anda mungkin juga menyukai