Anda di halaman 1dari 3

Tujuan Hukum - Dalam literatur hukum, dikenal ada

dua teori tentang tujuan hukum, yaitu teori etis dan utilities.
Teori etis mendasarkan pada etika. isi hukum itentukan oleh
keyakinan kita yang etis tentang yang adil dan tidak. Menurut
teori ini, hukum bertujuan untuk semata-mata mencapai
keadilan dan memberikannya kepada setiap orang yang
menjadi haknya.

Tujuan hukum mempunyai sifat universal seperti ketertiban,


ketenteraman, kedamaian, kesejahteraan dan kebahagiaan
dalam tata kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya hukum
maka tiap perkara dapat di selesaikan melaui proses
pengadilan dengan prantara hakim berdasarkan ketentuan
hukum yang berlaku, selain itu Hukum bertujuan untuk
menjaga dan mencegah agar setiap orang tidak dapat menjadi
hakim atas dirinya sendiri.

Sedangkan teori utilities, hukum bertujuan untuk memberikan


faedah bagi sebanyak-banyaknya orang dalam masyarakt.
Pada hikikatnya, tujuan hukum adalah manfaat dalam
memberikan kebahagiaan atau kenikmatan besar bagi jumlah
yang terbesar.
Tujuan Hukum menurut Surojo Wignjodipuro, Tujuan Hukum
adalah untuk menjamin kepastian dalam perhubungan
masyarakat. Hukum diperlukan untuk penghidupan di dalam
masyarakat demi kebaikan dan ketentraman bersama.
 
Tujuan Hukum menurut Soerjono Soekanto yaitu untuk
kedamaian hidup antarpribadi yang meliputi ketertiban ekstern
antarpribadi dan ketenangan intern pribadi. Konsepsi
perdamaian berarti tidak ada gangguan ketertiban dan juga
tidak ada kekangan terhadap kebasan (maksudnya, ada
ketentraman atau ketenangan pribadi).
 
Menurut Soedjono Dirjosisworo, Tujuan Hukum ialah
menghendaki kerukunan dan perdamaian dalam pergaulan
hidup bersama. Hukum tersebut mengisi kehidupan yang
damai dan jujur terhadap seluruh lapisan masyarakat.

Menurut M. Friedman, Fungsi hukum yaitu sebagai berikut :


1. Pengawasan atau pengendalian sosial (Social Control).
2. Penyelesaian sengketa (dispute settlement).
3. Rekayasa sosial (Social Engineering).
 
Menurut Theo Huijbers, Fungsi Hukum yaitu untuk
memelihara kepentingan umum di dalam masyarakat, menjaga
hak hak manusia, mewujudkan keadilan dalam hidup bersama
dan sarana rekayasa soaial (social engineering).
 
Menurut Sajipto Raharja, hukum tidak hanya digunakan untuk
mengukuhkan pola-pola kebisaan dan tingkah laku yang
terdapat di dalam masyarakat, tetapi juga untuk mengarahkan
pada tujuan yang dikehendaki, mengahapuskan kebiasaan
yang dipandang tidak sesuai lagi menciptakan pola-pola
kelakuan baru. Dengan demikian hukum dijadikan sebagai
sumber
 
Tujuan Hukum dalam UUD 1945 yaitu melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
 
Dalam literatur terdapat tiga teori tujuan hukum, yaitu :
1. Teori Etis (ethische theori)
Teori tujuan hukum yang pertama adalah teori etis. Teori etis
memandang bahwa hukum ditempatkan pada perwujudan
keadilan yang semaksimal mungkin dalam tata tertib
masyarakat. Dalam arti kata, tujuan hukum semata-mata untuk
keadilan. Menurut Hans Kelsen, suatu peraturan umum
dikatakan adil jika benar-benar diterapkan kepada semua
kasus, yang menurut isinya peraturan ini harus diterapkan.
Suatu peraturan umum dikatakan tidak adil jika diterapkan
kepada suatu kasus dan tidak diterapkan kepada kasus lain
yang sama.
2. Teori Utilitis (utiliteis theori)
Teori tujuan hukum yang kedua ialah teori utilitis. Teori utilitis
dari Jeremy Bentham berpendapat bahwa tujuan hukum
adalah untuk memberikan kepada manusia kebahagiaan yang
sebesar-besarnya. Pandangan teori tujuan hukum ini bercorak
sepihak karena hukum barulah sesuai dengan daya guna atau
bermanfaat dalam menghasilkan kebahagiaan dan tidak
memperhatikan keadilan. Padahal kebahagiaan itu tidak
mungkin tercapai tanpa keadilan.
3. Teori Gabungan atau Campuran
Teori tujuan hukum yang ketiga merupakan teori yang
menggabungkan teori ethis dan teori utilitis.
 

Anda mungkin juga menyukai