Anda di halaman 1dari 16

HUKUM DAN ETIKA

Oleh:
Prof. Herawan Sauni
KONSEP HUKUM
2

 Kalau kita ingin melihat hukum dalam gambar yang


penuh (The full truth of law) maka kita harus
melihatnya sebagai “a great anthrophological
document, not just legal document” (abstrak).
 Hukum tidak bisa hanya dilihat dalam tataran
rangkaian peraturan semata-mata tapi harus dilihat
sebagai suatu dokument yang utuh, yang terdiri dari
anatomi hukum.

Hukum ekonomi/MM/Herawan/2008
KONSEP HUKUM (2)
3

 Begitu luas konsep hukum tersebut menyebabkan


sampai saat ini, belum terdapat kesepakatan
mengenai defenisi hukum. Mungkin sama
abstraknya ketika kita membicarakan persoalan
ekonomi.
 Ada pendapat yang menyatakan hukum itu adalah
serangkaian norma atau kaidah, bangunan ide,
kultur, simbul, atau personal, manajemen, cita-cita,
dll.

Hukum ekonomi/MM/Herawan/2008
KONSEP HUKUM (3)
4

 Hukum adalah keseluruhan tatanan yang timbul


dan atau sengaja diadakan untuk mengatur
pergaulan hidup manusia dalam masyarakat.
(H.M.Hidjazie Kartawidjaja., SH).
 Defenisi ini sekedar untuk memberi pemahaman
singkat bagi kita tentang hukum

Hukum ekonomi/MM/Herawan/2008
TUJUAN HUKUM (1)
5

 Ketertiban (order). Ketertiban adalah tujuan pokok


dan pertama dari segala hukum. Kebutuhan
terhadap ketertiban ini syarat pokok (fundamental)
bagi adanya suatu masyarakat yang teratur.
 Keadilan. Tujuan lain dari hukum adalah
tercapainya keadilan yang berbeda-beda isi dan
ukurannya.

Hukum ekonomi/MM/Herawan/2008
TUJUAN HUKUM (2)
6

 Kepastian. Untuk mencapai ketertiban dalam


masyarakat, diperlukan adanya kepastian dalam
pergaulan antar manusia dalam masyarakat. Bukan
saja bagi suatu kehidupan masyakat teratur tetapi
merupa-kan syarat mulak bagi suatu organisasi
hidup yang melampaui batas-batas saat sekarang.

Hukum ekonomi/MM/Herawan/2008
FUNGSI HUKUM
7

 Hukum sebagai pemelihara ketertiban dan


keamanan (law as a tool of social control).
 Hukum sebagai sarana pembangunan (law as a tool
of social engineering).
 Hukum sebagai penegak keadilan

Hukum ekonomi/MM/Herawan/2008
FUNGSI HUKUM SEBAGAI KONTROL SOSIAL
8

 Fase pertama hukum diperlukan untuk menunjang


industrialisasi.
 Fase kedua kaidah hukum diperlukan untuk
memperbaiki dan mencegah kepincangan-
kepincangan dalam masyarakat yang terjadi.

Hukum ekonomi/MM/Herawan/2008
FUNGSI HUKUM SEBAGAI REKAYASA
MASYARAKAT
9

 Hukum dapat berfungsi sebagai rekayasa social,


namun harus tetap diwaspadai dan selalu
diupayakan agar rekayasa dimaksud tetap dalam
kerangka pemahaman Pound.
 Sebab dewasa ini kata rekayasa mempunyai makna
“kepentingan”, terutama kepentingan penguasa.
 Tidak jarang, hukum dipakai sebagai instrumen
kekuasaan, padahal hukum secara histories
bernuansa membela yang lemah dan terpinggirkan.

Hukum ekonomi/MM/Herawan/2008
ETIK
 Pada hakikatnya etik merupakan pandangan hidup dan
pedoman tentang bagaimana orang seyogyanya
berperilaku.
 Etik yang berasal dari kesadaran manusia merupakan
petunjuk terntang perbuatan mana yang baik dan mana
yang buruk;
 Etik juga merupakan penilaian ataupun kwalifikasi
terhadap perbuatan seseorang.
 Etik adalah usaha manusia untuk mencari norma
(ukuran) baik buruk.
HUBUNGAN HUKUM DAN ETIKA

 Hubungan hukum dan etik merupakan dua sisi dari satu mata
uang;
 Kaidah hukum itu melindungi kepentingan manusia, maka harus
ditaati, harus dilaksanakan, dipertahankan, dan bukan dilanggar.
 Tolok ukurnya adalah melanggar kaidah hukum atau tidak;
 Kesalahan orang diukur dengan kenyataan apakah ia melanggar
kaidah hukum atau tidak.
 Pada hakikatnya yang tidak melanggar hukum itu adalah baik,
dan yang melanggar kaidah itu tidak baik.
 Karena itu sering disebut bahwa kaidah hukum itu juga kaidah
etis.
 Hukum ditujukan kepada manusia sebagai makhluk
sosial;
 Hukum ditujukan kepada manusia yang hidup
dalam ikatan dengan masyarakat yang terpengaruh
oleh ikatan-ikatan sosial.
 Etik sebaliknya ditujukan kepada manusia sebagai
individu, yang berarti tentunya hati nuraninyalah
yang diketuk.
SASARAN ETIK
 Sasaran etik semata-mata adalah perbuatan manusia
yang dilakukan dengan sengaja;
 Baik tidaknya, atau tercela tidaknya suatu perbuatan itu
dihubungkan dengan ada tidaknya kesengajaan;
 Manakala suatu perbuatan terdapat unsur kesengajaan
dalam pelanggaran maka tercela;
 Orang harus bertanggung jawab atas perbuatan
disengaja.
 Perbuatan yang disengaja harus sesuai dengan kesadaran
etisnya.
UKURAN BAIK DAN BURUK
 Apa yang menurut masyarakat demi ketertiban atau
kesempurnaan masyarakat baik, itulah yang baik.
 Hukum adanya hanya dalam masyarakat manusia.
Sementara masyarakat manusia itu beraneka
ragam;
 Maka dapatlah dikatakan ukuran baik buruk dalam
hal ini tidak mungkin bersifat universal karena
hukum itu terikat pada daerah atau wilayah
tertentu.
KESADARAN ETIS
 Kesadaran etis bukan hanya berarti sadar akan adanya
baik dan buruk tetapi juga sadar pula bahwa orang
harus berbuat baik.;
 Pelanggaran etika bukanlah merupakan pelanggaran
kaidah hukum melainkan dirasakan sebagai
bertentangan dengan hati nurani.
 Agar etika dijunjung tinggi, harus ditetapkan hukum
yang didasarkan pada prinsip keadilan, baik pada
tataran legislasi, implementasi, maupun law
enforcemen.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai