Anda di halaman 1dari 16

UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH

HUKUM EKONOMI
(E – LEARNING)

DISUSUN OLEH :
NIZAR MUHAMMAD

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PRIMAGRAHA 2021
NAMA : NIZAR MUHAMMAD
KELAS : POLRESTA BANDUNG
MATKUL : HUKUM EKONOMI
DOSEN :
TANGGAL : SABTU, 08 MEI 2021

Pengertian Hukum
Menurut Utrecht
Himpunan peraturan –peraturan (perintah dan larangan) yang mengurus tata tertib suatu
masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu.
Hukum :
1.Semua peraturan atau ketentuan

2.tertulis maupun tidak tertulis

3.mengatur kehidupan masyarakat


4.menyediakan sanksi terhadap pelanggarnya

Batasan Hukum
menurut Prof Sri Redjeki
1. Hukum hrs mampu menjaga dan mengatur harkat & martabat manusia;
2. Mengatur kehidupan manusia dengan mengatur keseimbangan kepentingan semua pihak
demi kesejahteraan nilai-nilai kemanusiaan.
Unsur –unsur Hukum :
1.Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat
2.Diadakan oleh badan –badan resmi yang berwajib
3. Peraturan bersifat memaksa
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut tegas.
Ciri –ciri Hukum :
1. Adanya perintah dan atau larangan;
2. Perintah dan atau larangan tersebu harus patut ditaati.

Tujuan Hukum
1.Mencapai
keadilan
2.Kepastian hukum
3.Kedamaian
4.Ketertiban
5.Kesejahteraan
6.Kemakmuran.
Tujuan hukum yakni menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat dan hukum
itu harus pula bersendikan pada keadilan, yaitu asas –asas keadilan dari masy tersebut.
Menurut Prof. Subekti SH Hukum ini mengabdi pada tujuan negara yang dalam
pokoknya ialah mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan pada rakyatnya.

Sumber hukum
ialah segala apa saja yang menimbulkan aturan –aturan yg mempunyai kekuatan yg
bersifat memaksa yaitu aturan –aturan yg kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yg tegas
dan nyata.

EKONOMI DAN HUKUM


EKONOMI

Definisi Ekonomi
Suatu ilmu yang mempelajari masyarakat dalam usahanya untuk mencapai kemakmuran.
Apa yang dimaksud dengan kemakmuran? Kemakmuran adalah suatu keadaan di mana
manusia dapat memenuhi kebutuhannya,baik barang –barang maupun jasa (M.
Manulang, 1981)
Definisi Hukum Ekonomi
Rochmat Soemitro Hukum ekonomi sebagian dari keseluruhan norma yg dibuat oleh
pemerintah atau penguasa sbg satu personifikasi dr masy yg mengatur kehidupan kepentingan
ekonomi masy yg saling berhadapan. Keseluruhan kaidah –kaidah dan putusan –putusan hukum
yang secara khusus mengatur kegiatan dan kegiatan ekonomi di Indonesia.

Hukum ekonomi Indonesia dibedakan menjadi :


Hukum Ekonomi Pembangunan.
Meliputi pengaturan dan pemikiran hukum mengenai cara –cara peningkatan
dan pengembangan kehidupan ekonoi secara nasional.
Hukum Ekonomi Sosial.
Menyangkut pemikiran hukum mengenai cara –cara pembagian hasil pembangunan
ekonomi nasional secara adil dan merata dalam martabat kemanusiaan (HAM) manusia
Indonesia. Hukum Ekonomi merupakan penjabaran hukum ekonomi pembangunan dan
hukum ekonomi sosial yang memiliki dua aspekyaitu:
1) aspek pengaturan usaha-usaha pembangunan ekonomi, dalam arti peningkatan
kehidupan kehidupan ekonomi secara keseluruhan dan;
2) aspek pengaturan usaha-usaha pembagian hasil pembangunan ekonomi secara merata
di antara seluruh lapisan masyarakat, sehinga setiap warga negara Indonesia dapat
menikmati hasil pembangunan ekonomi sesuai dengansumbangannya kepada usaha
pembangunan ekonomi tersebut.
Pendekatan Hukum
Ekonomi MAKRO :
memanfaatkan ilmu-ilmu lain sbg pisau analisis terhadap berbagai masalah.
Dimanfaatkan untukkajian perlindungan publikdankonsumen
MIKRO :
dimanfaatkan uuntuk mengkaji hubungan hukum para pihak sesuai target.

HUKUM BADAN USAHA


Usaha
Adalah setiap tindakan, perbuatan, atau kegiatan apa pun dalam bidang perekonomian yang dilakukan
oleh setiap pengusaha untuk tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba.Pengusahaadalah setiap orang
atau persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu jenis perusahaan.

Perusahaan
adalahPerusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap
dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah negara Republik
Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan atau laba

BENTUK-BENTUK PERUSAHAAN
Bentuk perusahaan yang paling banyak dijumpai dalam praktik diIndonesia antara lain:
Perusahaan perorangan atau Persekutuan Dagang·
Persekutuan perdata·
Persekutuan firma·
Persekutuan
komanditer· Yayasan·
Perseroan terbatas·
Koperasi·
Perusahaan
negara· Perusahaan
daerah

HUKUM
EKONOMI

Perkembangan hukum ekonomi karena didorong oleh pertumbuhan dan perkembangan


pesat kegiatan ekonomi hampir di seluruh wilayah dunia. Keberadaan hukum economi
terutama untuk mengatur dan membatasi segala kegiatan ekonomi, agar
penyelenggaraan kegiatan ekonomi dan pembangunan ekonomi selalu selaras, dan hak-
hak masyarakat luas tidak diabaikan.

Pengertian Hukum Ekonomi


Pengertian hukum economi adalah keseluruhan peraturan hukum, yang mengatur dan
mempengaruhi segala sesuatu yang berkaitan dengan perekonomian nasional dan
kehidupan negara, baik itu privat maupun publik, tertulis dan tidak tertulis mengatur
kegiatan dan kehidupan perekonomian nasional.
Klasifikasi Hukum Ekonomi
Indonesia memiliki dua kategori hukum economi, yaitu hukum pembangunan ekonomi
dan hukum sosial ekonomi. Undang-Undang Ekonomi Pembangunan mengacu pada
peraturan perundang-undangan, termasuk undang-undang dan gagasan hukum tentang
bagaimana meningkatkan dan mengembangkan kehidupan ekonomi di negara atau
seluruh Indonesia, sedangkan hukum sosial ekonomi mengacu pada peraturan
perundang-undangan tentangbagaimana meningkatkan kehidupan ekonomi Indonesia.

Tujuan dan Sumber Hukum Ekonomi


Sumber hukum material
Sumber hukum material dapat ditinjau dari berbagai sudut, seperti ekonomi,
sosiologi, sejarah, dan filsafat, contoh:
1. Seorang ekonom mengatakan bahwa kebutuhan ekonomi masyarakat adalah penyebab
hukum.
2. Seorang ahli sosial (sosiolog) akan mengatakan bahwa sumber hukum adalah
peristiwa yang terjadi di masyarakat.
Sumber Hukum Formil
1. Hukum (Regulasi). Ini adalah hukum nasional dengan kekuatan hukum mengikat yang
dipegang dan dipertahankan oleh penguasa negara.
2. Kebiasaan (Universe). Ini adalah perilaku manusia, yang masih diulang dengan cara
yang sama. Jika kebiasaan tersebut diterima oleh masyarakat, dan kebiasaan tersebut
selalu diulangi dengan berbagai cara, sehingga perilaku yang bertentangan dengan
kebiasaan tersebut dianggap sebagai pelanggaran rule of law, maka akan muncul suatu
kebiasaan hukum dan masyarakat akan menganggapnya sebagai hukum.
3. Putusan hakim (legal trial). Jelas dari ketentuan Pasal 22 A dan B, hakim berhak
merumuskan aturannya sendiri untuk menyelesaikan perkara.
4. Perjanjian.
5. Pendapat lulusan hukum (teori).
6. Kodifikasi Hukum. Ini adalah pembukuan yang sistematis dan lengkap dari jenis
hukum tertentu dalam peraturan.

Prinsip Hukum Ekonomi


Sebagai bagian dari sistem hukum Indonesia, hukum economi harus mengikuti
prinsip- prinsip berikut:
1. Prinsip Demokrasi Pancasila.
2. Manfaat.
3. Kemandirian.
4. Keadilan.
5. Hukum.
6. Prinsip Keuangan.
7. Prinsip Ilmiah.
8. Asas kemerdekaan berwawasan kebangsaan.
9. Iman dan prinsip pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa.
10. Asas persatuan, kekeluargaan, keseimbangan dan keberlanjutan dalam kemakmuran
rakyat.
11. Prinsip keseimbangan dan harmoni dan harmoni dalam hidup.
12. Prinsip-prinsip pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

BADAN
HUKUM

Definisi Badan Hukum


Badan atau organisasi yang oleh hukum diperlakukan sebagai orang, yaitu memegang
hak dan menanggung kewajiban (legal entity).
Pengertian Badan Hukum Menurut Para
Ahli Molengraaff (dalam Jimly A, 2006)
Badan hukum pada hakikatnya adalah hak dan kewajiban dari para anggotanya secara
bersama-sama, dan di dalamnya terdapat harta kekayaan bersama yang tidak dapat
dibagi- bagi. Setiap anggota adalah pemilik harta kekayaan yang terorganisasikan dalam
badan hukum.

E. Utrecht (dalam Neni S, 2009)


Adalah badan yang menurut hukum berkuasa (berwenang) menjadi pendukung hak
yang tidak berjiwa atau bukan manusia.
Ciri-ciri Badan Hukum
Karakteristik badan usaha yang bisa menjadi subyek badan hukum adalah sebagai
berikut:
1. Mempunyai kekayaan yang menjalankan aktivitas dalam badan hukum
2. Mempunyai hak dan kewajiban yang terpisah dari orang yang melakukan badan
hukum
3. Terdaftar sebagai badan hukum
4. Cakap dalam melakukan perbuatan hukum
5. Mempunyai akte notaris pada pendiriannya.

Bentuk-bentuk Badan Hukum


Bentuk badan usaha menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Perhimpunan (Vereniging)
Suatu perkumpulan yang terbentuk dari sukarela dan sengaja dari beberapa orang yang
mempunyai tujuan untuk menguatkan kedudukan atau kemampuan ekonomis mereka,
mengurus persoalan sosial dan memelihara kebudayaan. Seperti Perusahaan Negara,
Perseroan Terbatas (PT) dan Joint Venture.
2. Persekutuan Orang (Gemmenschap van Mensen)
Bentuk badan hukum yang terbentuk dari faktor kemasyarakatan dan politik dalam
sejarah. Seperti desa, kabupaten, provinsi dan negara.
3. Organisasi
Dibuat menurut undang-undang tetapi selain dua jenis badan hukum diatas.

Jenis-jenis Badan Hukum


Badan hukum terdiri beberapa jenis kategori berdasarkan statusnya yaitu;
 Badan Hukum Publik
Badan hukum publik (publiekrecht) merupakan badan hukum yang dibuat menurut
hukum publik atau badan hukum yang mengatur keterkaitan antara negara dan atau
aparatnya dengan
warga negara yang berkaitan kepentingan umum atau publik
 Badan Hukum Privat
Badan hukum privat (privaatrecht) merupakan badan hukum yang dibuat menurut dasar hukum perdata
atau hukum sipil atau sekumpulan orang yang membuat kerja sama atau membentuk badan usaha dan
adalah satu kesatuan yang memenuhi syarat yang ditentukan hukum.

Unsur-Unsur Badan Hukum


Unsur-unsur badan hukum sebagai subtek hukum adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai perkumpulan
2. Mempunyai pengurus
3. Mempunyai tujuan tertentu
4. Mempunyai harta kekayaan
5. Mempunyai hak dan kewajiban
6. Mempunyai hak untuk menggugat dan digugat

Syarat Badan Hukum


1. Harta kekayaan terpisah dari kekayaan subyek hukum yang lain
2. Mempunyai unsur tujuan ideal tertentu yang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan
3. Memiliki kepentingan sendiri dalam lalu lintas hukum
4. Memiliki organisasi kepenguruasan yang bersifat teratur menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan peraturan internalnya sendiri
5. Terdaftar sebagai badan hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
Dasar Hukum Badan Hukum

Pengaturan dasar dari badan hukum terdapat dalam Pasal 1654 KUH Perdata yang menyatakan
Semua perkumpulan yang sah adalah seperti halnya dengan orang-orang preman, berkuasa
melakukan tindakan-tindakan perdata, dengan tidak mengurangi peraturan-peraturan umum,
dalam mana kekuasaan itu telah diubah, dibatasi atau ditundukkan pada acara-acara tertentu

HUKUM BENDA

Hukum Benda adalah Peraturan –peraturan hukum yang mengatur tentang benda atau
barang- barang (zaken) dan Hak Kebendaan (zakelijk recht). Pengertian benda dapat
dibedakan menjadi pengertian dalam arti sempit dan dalam arti luas. Pengertian ialah
benda dalam arti sempit ialah setiap barang yang dapat diihat saja (berwujud).
Sedangkan pengertian benda dalam arti luas disebut dalam Pasal 509 KUHPerdata
yaitu benda ialah tiap barang-barang dan hak-hak yamg dapat dikuasai dengan hak
milik atau denga kata lain benda dalam konteks hukum perdata adalah segala sesuatu
yang dapat diberikan / diletakkan suatu Hak diatasnya, utamanya yang berupa hak
milik. Dengan demikian, yang dapat memiliki sesuatu hak tersebut adalah Subyek
Hukum, sedangkan sesuatu yang dibebani hak itu adalah Obyek Hukum.

Dasar Hukum Benda

Benda yang dalam hukum perdata diatur dalam Buku II BW, pengaturan tentang hukum
benda dalam Buku II BWI ini mempergunakan system tertutup, artinya orang tidak
diperbolehkan mengadakan hak hak kebendaan selain dari yang telah diatur dalam undang
undang ini. Selain itu, hukum benda bersifat memaksa (dwingend recht), artinya harus
dipatuhi,tidak boleh disimpangi, termasuk membuat peraturan baru yang menyimpang
dari yang telah ditetapkan.
Macam-macam Benda
Doktrin membedakan berbagai macam benda menjadi :
1. Benda berwujud dan benda tidak berwujud.
Arti penting pembedaan ini adalah pada saat pemindah tanganan benda dimaksud, yaitu
:
 Jika benda berwujud itu benda bergerak, pemindah tanganannya harus secara nyata
dari tangan ke tangan.
 Jika benda berwujud itu benda tidak bergerak, pemindah tanganannya harus dilakukan
dengan balik nama.
Penyerahan benda tidak berwujud dalam bentuk berbagai piutang dilakukan dengan :
 Piutang atas nama (op naam) dengan cara Cessie
 Piutang atas tunjuk (an toonder) dengan cara penyerahan surat dokumen yang
bersangkutan dari tangan ke tangan
 Piutang atas pengganti (aan order) dengan cara endosemen serta penyerahan dokumen
yang bersangkutan dari tangan ke tangan
2. Benda Bergerak dan Benda Tidak Bergerak
Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya dapat dipindahkan. Benda bergerak karena
ketentuan undang undang adalah hak hak yang melekat pada benda bergerak misalnya hak
memungut hasil atas benda bergerak, hak memakai atas benda bergerak, saham saham
perusahaan.

Sifat dan Karakter Hak Kebendaan

1. Hak kebendaan bersifat mutlak (absolut)


2. Hak kebendaan berlangsung lama
3. Hak kebendaan terbatas pada apa yang telah ditetapkan dalam peraturan perundangan
yang berlaku

Penggolongan Hak Kebendaan


Hak atas Kebendaan dibagi dalam 2 (dua) macam, yaitu :
1. Hak Kebendaaan yang memberi kenikmatan .
Selain yang mengenai tanah, karena sudah diatur dalam UUPA, maka hak kebendaan
yang termasuk dalam kategori ini adalah ;Bezit ; Hak Milik (eigendom) ; Hak
Memungut Hasil ; Hak Pakai ; Hak Mendiami.
Hak atas tanah yang dengan berlakunya UUPA dinyatakan tidak berlaku lagi: Hak
bezit atas tanah ; Hak eigendom atas tanah, Hak servitut ; Hak opstal ; Hak erfpacht ;
Hak bunga atas tanah, Hak pakai atas tanah
Dengan berlakunya UUPA, pengganti dari hak atas tanah yang dihapus adalah :
 Hak Milik ; Hak Guna Usaha ; Hak Guna Bangunan ; Hak Pakai
 Hak Sewa untuk bangunan ; Hak membuka tanah dan memungut hasil hutan
 Hak guna air, pemeliharaan dan penangkapan ikan
 Hak guna ruang angkasa
 Hak hak tanah untuk kepentingan keagamaan dan social
2. Hak Kebendaan Yang bersifat Memberi Jaminan
 Hak Gadai (pandrechts)
 Hipotik
 Credietverband
 Privilege (piutang yang di istimewakan).
 Fiducia

Perolehan Hak Kebendaan


Ada beberapa cara untuk memperoleh hak kebendaan, seperti :
1. Melalui Pengakuan
2. Melalui Penemuan
3. Melalui Penyerahan
4. Dengan Daluwarsa
6. Dengan Penciptaan
7. Dengan cara ikutan / turunan

Hapusnya Hak Kebendaan


Hak kebendaan dapat hapus / lenyap karena hal hal :
1. Bendanya Lenyap / musnah
Karena musnahnya sesuatu benda, maka hak atas benda tersebut ikut lenyap,
2. Karena dipindah-tangankan
Hak milik, hak memungut hasil atau hak pakai menjadi hapus bila benda yang
bersangkutan dipindah tangankan kepada orang lain.

HUKUM PERIKATAN

A. Istilah & Pengertian Hukum Perikatan


1. Menurut Hofmann, Perikatan adalah suatu hubungan hukum antara sejumlah subjek-subjek
hukum sehubungan dengan itu seorang atau beberpaa orang daripadanya mengikatkan dirinya
untuk bersikap menurut cara-cara tertentu terhadap pihak lain yang berhak atas sikap yang
demikian;
2. Menurut Pitlo, Perikatan adalah suatu hubungan hukum yang bersifat harta kekayaanantara
dua orang atau lebih atas dasar mana pihak yang satu berhak (kreditur) dan pihak yang lain
berkewajiban (debitur) atas sesuatu prestasi;
3. Menurut Vollmar, Ditinjau dari isinya, ternyata bahwa perikatan itu ada selama seseorang
itu (debitur) harus melakukan suatu prestasi yang mungkin dapat dipaksakan terhadap
(kreditur), kalau perlu dengan bantuan hakim;
4. Menurut Prof. Subekti, Perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau
dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut suatu hal dari pihak yang lain,
dan pihak yang lain berkewajiban memenuhi tuntutan itu;
5. Menurut Abdulkadir Muhammad, Perikatan adalah hubungan hukum yang terjadi antara
debitur dan kreditur, yang terletak dalam bidang harta kekayaan;
Dengan demikian, unsur-unsur dari perikatan adalah:
1. Adanya suatu hubungan hukum;
2. Diantara dua pihak, yaitu pihak yang memiliki kewajiban (Debitur), dan pihak yang
memperoleh hak (Kreditur);
3. Berada dibidang Hukum Harta Kekayaan.

B. Subjek Perikatan
Subjek perikatan adalah mereka yang memperoleh hak (schuldeiser=kreditur) dan
mereka yang dibebani kewajiban (schuldenaar=debitur) atas suatu prestasi. Pada
prinsipnya, semua orang, baik natuurlijke person maupun rechts person (badan
hukum), dapat menjadi subjek perikatan.
C. Objek Perikatan
Objek perikatan (voorwerp der verbintenissen) adalah hak pada kreditur dan kewajiban
pada debitur yang dinamakan prestasi. Prestasi tersebut berupa :
1. Tindakan memberikan sesuatu (misalnya penyerahan hak milik dalam jual beli, sewa
menyewa, dll);
2. Melakukan suatu perbuatan (misalnya melaksanakan pekerjaan tertentu,dll);
3. Tidak berbuat sesuatu (misalnya tidak akan membangun suatu bangunan pada suatu bidang tanah

D. Sumber Hukum Perikatan


Sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 1233 KUHPerdata, bahwa “Tiap-tiap perikatan
dilahirkan baik karena persetujuan, maupun karena undang-undang”. maka dapat disimpulkan
bahwa Sumber hukum perikatan berdasarkan KUHPerdata ada 2 (dua) yaitu:
1. Perikatan yang timbul dari persetujuan (perjanjian);
2. Perikatan yang timbul karena perintah Undang-undang;

E. Asas-asas Hukum Perikatan


1. Asas Kebebasan Berkontrak.
Asas kebebasan berkontrak terlihat di dalam Pasal 1338 KUHP Perdata yang
menyebutkan bahwa segala sesuatu perjanjian yang dibuat adalah sah bagi para pihak
yang membuatnya dan berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.
Cara ini dikatakan ‘sistem terbuka’, artinya bahwa dalam membuat perjanjian ini para
pihak diperkenankan untuk menentukan isi dari perjanjiannya dan sebagai Undang-
undang bagi mereka sendiri, dengan pembatasan perjanjian yang dibuat tidak boleh
bertentangan dengan ketentuan undang-undang, ketertiban umum, dan norma kesusilaan.
Dengan adanya asas kebebasan berkontrak ini, maka kepada para pihak diberikan
kebebasan untuk:
a. Membuat atau tidak membuat perjanjian;
b. Memilih akan mengadakan / membuat perjanjian dengan pihak yang diinginkan;
c. Menentukan isi, pelaksanaan, dan persyaratan perjanjian;

1Asas Konsensualisme.
Asas konsensualisme, artinya bahwa perjanjian itu lahir pada saat tercapainya kata sepakat antara
para pihak yang terlibat mengenai hal-hal yang pokok dan tidak memerlukan sesuatu formalitas.

2Asas Pacta Sunt Servanda.


Asas pacta sunt servanda merupakan asas yang menunjukkan kepastian hukum. Dengan adanya
asas ini maka kesekapakatan yang terjadi di antara para pihak, mengikat selayaknya undang-
undang bagi para pihak yang membuatnya.

Anda mungkin juga menyukai