Anda di halaman 1dari 19

BAB 3 ASAS DEMOKRASI EKONOMI

DALAM SISTEM EKONOMI INDONESIA

ABI SURYONO, SE., Ak., M.Ak., AWP., CA.


A. Asas Demokrasi Ekonomi sebagai
landasan sistem ekonomi Indonesia
 Kata demokrasi ekonomi itu sendiri tidak banyak ditemukan karena
demokrasi ekonomi pasar bebas dimana setiap individu tidak bebas
dan harus mengikuti mekanisme pasar yang merupakan perwujudan
dari tangan yang tidak Nampak (invisible hand).
 Sejalan dengan pengertian demokrasi dibidang politik, bahwa
kedaulatan berada di tangan rakyat, maka demokrasi ekonomi dapat
berarti kedaulatan rakyat dibidang kehidupan ekonomi.
 Dengan perkataan lain, demokrasi ekonomi adalah kegiatan ekonomi
yang dilaksanakan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Demokrasi ekonomi mengutamakan kemakmuran masyarakat, bukan
kemakmuran masing-masing individu.
 Unsur penting yang terdapat dalam perekonomian yang berdasarkan
demokrasi bagi bangsa adalah asas kekeluargaan tetapi bukan paham
individualism dan juga bukan kolektivisme seperti yang diajarkan oleh
marxisme.
A. Asas Demokrasi Ekonomi sebagai
landasan sistem ekonomi Indonesia
 Perwujudan demokrasi ekonomi memerlukan institusi, yait pranata
dan pengorganisasian formal, yang benar-benar cocok dan dapat
berkembang secara alamiah dalam masyarakat Indonesia.
 Untuk mewujudkan ketiga pelaku ekonomi nasional. Yaitu koperasi,
BUMN/BUMD serta swasta menjadi pelaku ekonomi yang tangguh
maka prinsip-prinsip demokrasi ekonomi pancasila harus tetap
menjadi landasan.
 Demokrasi ekonomi sebagai dasar ekonomi sebagai dasar dari
perekonomian nasional juga dengan sangat terperinci dijelaskan
mengandung prinsip-prinsip pokok.
 Prinsip-prinsip pokok tersebut adalah kebersamaan, efisiensi keadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, dan
berkeseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
A. Asas Demokrasi Ekonomi sebagai
landasan sistem ekonomi Indonesia
 Demokrasi ekonomi sebagaimana gambaran ideal perekonomian
nasional dengan demikian tidak akan lepas dari pengaturan
pemerintahan demokratis yang menjadi pengatur dan pengarah
berjalannya ekonomi nasional.
B. Sistem Ekonomi Pancasila yang berkeadilan
dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
 Menurut mubyarto karena ideology bangsa Indonesia adalah
Pancasila, dank arena pembangunan ekonomi kita anggap paling
utama dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, maka
sudah semestinya kita menggunakan Pancasila sebagai landasan
filosofis penyusunan ekonomi nasional yang tangguh.
 Pancasila secara keseluruhan harus terus menerus menjadi pedoman
arah perilaku bangsa, dan menjiwai setiap kebijaksanaan ekonomi
yang diambil oleh pemerintah, dengan ciri-ciri yang diturunkan dari
sila-sila pancasila sebagai berikut:
1. Roda kegiatan ekonomi masyarakat digerakkan oleh rangsangan-
rangsangan ekonomi social dan moral.
2. Ada tekad kuat dari seluruh warga bangsa untuk mewujudkan
pemerataan sosial.
3. Nasionalisme ekonomi
B. Sistem Ekonomi Pancasila yang berkeadilan
dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
4. Koperasi merupakan soko guru ekonomi nasional
5. Ada keseimbangan yang selaras, serasi dan seimbang dari
perencanaan ekonomi nasional dengan pelaksanaannya di
daerah-daerah. 
B. Sistem Ekonomi Pancasila yang berkeadilan
dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
Sistem Ekonomi Pancasila adalah sistem ekonomi nasional Indonesia
yang sedikit demi sedikit mampu menemukan kembali ciri kepribadian
ekonomi yang pernah ada, bahkan sebelum sistem-sistem dari Barat (dan
Timur) mulai merasuk kedalam perekonomian Indonesia, baik melalui
praktik penjajahan, maupun melalui pengaruh- pengaruh intelektual para
pemikir dan pemimpin bangsa.
Keadilan sosial merupakan masalah yang sudah lama menjadi perhatian
para pemikir, khususnya filosof.
Bangsa Indonesia mencantumkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
sebagai tujuan akhir yang digambarkan sebagai masyarakat yang adil dan
makmur.
Masyarakat adil dan makmur yang dituju adalah masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila, yaitu masyarakat idamana yang secara
lengkap dan utuh didasarkan pada sila-sila dalam Pancasila.
BAB IV HUKUM DAN EKONOMI (LAWS
AND ECONOMIC
Abi Suryono, SE., Ak., M.Ak.
A. Hukum dan Ekonomi (Law and
Economics)
 Law and Economics awalnya merupakan gagasan dari ekonom (non
hukum) yang melihat adanya potensi memanfaatkan instrument
hukum demi tercapainya hasil optimal dalam menerapkan kebijakan
public khususnya dalam bidang ekonomi.
 Study Economic Analysis of Law atau Law and Economics maupun
Economics of Law adalah sebuah bidang studi yang mempelajari
penerapan metode-metode ilmu ekonomi untuk mengatasi
problematika hukum yang muncul dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari.
 Contoh yang dapat diberikan misalnya bilamana masyarakat
menghendaki untuk meminimalisasi jumlah kecelakaan lalu lintas,
maka aturan hukum yang terbaik adalah memberikan hukuman atau
sanksi bagi penyebab-penyebab kecelakaan.
B. Pengaruh Law and Economics Terhadap Pembentukan
Aturan Hukum Menurut David D. Friedman
 Menurut David D. Friedman, aturan hukum mempunyai dua
konsekuensi. Yang paling mendesak adalah untuk menentukan siapa
yang harus membayar, apa hukumannya dan kepada siapa
membayarnya, jika aturan tersebut dilanggar.
 Analisis ekonomi dari deals law dengan aturan hukum, baik yang
dilakukan oleh badan legislative atau oleh pengadilan, bukan sebagai
cara untuk membagi-bagikan penghargaan dan hukuman kepada
mereka yang layak mendapatkannya, tetapi sebuah sistem insentif,
yang dimaksud untuk mempengaruhi perilaku.
 Lebih dari selama dua puluh tahun, argument ekonomi telah
digunakan untuk menganalisisi konsekuensi dari berbagai aturan
hukum, termasuk standar pembuktian, aturan kelalaian, aturan
kerugian atas pelanggaran kontrak, untuk Torts, dan banyak lainnya.
B. Pengaruh Law and Economics Terhadap Pembentukan
Aturan Hukum Menurut David D. Friedman
 Dari tulisan David D. Friedman, maka dapat dijelaskan bahwa Law and
Economics mempunyai pengaruh dalam pembentukan sebuah aturan
hukum.
 Dengan analisis Law and Economics, maka dapat digunakan untuk
memprediksi bagaimana individu yang rasional akan menanggapi
aturan tersebut dan menyadari apa konsekuensi dari pelanggaran
tersebut.
C. Pengaruh Law and Economics Terhadap Pembentukan
Hukum Benda (Hukum Kepemilikan/ Property Law).
 Suatu sistem hukum harus memberikan batasan/definisi yang jelas
tentang hak milik. Artinya, untuk asset apa pun, adalah penting bahwa
para pihak dapat menentukan secara pasti siapa yang memiliki asset
dan apa pola/bentuk dari hak (set of rights).
 Dari tulisan Paul H. Rubin, maka dapat dijelaskan bahwa Law and
Economics berpengaruh dalam pembentukan aturan mengenai hukum
benda (hukum kepemilikan/property law), bahwa hukum harus
memberikan batasan yang jelas mengenai hak milik, baik mengenai
siapa yang paling berhak atas hak kepemilikan tersebut, apa bentuk
hak kepemilikannya dan bagaimana aturannya agar orang lain
menghargai hak kepemilikan tersebut.
D. Pengaruh Law and Economics Terhadap
Pembentukan Hukum Kontrak (Contract Law)
 Hukum yang mengatur tentang pertukaran sangat penting untuk
ekonomi pasar. Sebagian besar doktrin hukum kontrak tampaknya
konsisten dengan efisiensi ekonomi.
 Dari pendapat Paul H. Rubin terlihat bahwa Law and Economics
berpengaruh dalam pembentukan hukum kontrak (contract law).
 Menurut Paul H. Rubin lebih efisien apabila para pihak diberi
kebebasan untuk membuat kontrak (perjanjian sendiri) sesuai dengan
kesepakatan para pihak.
 Asas kebebasan berkontrak didapati dan berlaku dalam hukum
perjanjian Inggris yang justru merupakan awal dari sejarah timbulnya
Asas Kebebasan Berkontrak.
 Sekalipun Asas Kebebasan berkontrak diakui oleh KUH Perdata, pada
hakikatnya banyak dibatasi oleh KUH Perdata itu sendiri, tetapi daya
kerjanya masih sangat longgar.
E. Pengaruh Law and Economics Terhadap Pembentukan
Perbuatan Melanggar Hukum (Tort Law)
 Tort atau perbuatan melanggar hukum merupakan bagian dari sistem
melanggar hukum perdata dan ditegakkan melalui tindakan pribadi.
 Analisis ekonomi terhadap Tort Law telah menekan isu-isu seperti
perbedaan antara kelalaian (pihak harus membayar kerugian hanya
ketika pihak yang gagal untuk mengambil tindakan yang memadai
atau efisien).
 Pada Intinya Law and Economics mempunyai pengaruh terhadap
pembentukan Tort Law (Hukum perbuatan melanggar hukum), agar
ada kejelasan mengenai penyelesaian terhadap perbuatan melanggar
hukum, yaitu harus jelas apa bentuk perbuatannya, dang anti rugi yang
layak.
F. Pengaruh Law and Economics
Terhadap Pembentukan Hukum Pidana
 Hukum Pidana ditegakkan oleh Negara, bukan oleh korban. Hal ini
karena dibutuhkan efisiensi penegakkan.
 Analisis Law and Economics akan berpengaruh terhadap kebijakan
pemerintah dibidang hukum pidana, sebagai contoh kecil adalah
hukum penjara sama dengan suatu komoditas, lamanya hukum
penjara sama dengan harga suatu komoditas.
 Di sisi lain, Analisis Law and Economics kadangkala tidak dapat
diterapkan dalam pembentukan hukum.
 Misalnya dalam kasus-kasus penyalahgunaan Narkotika dan obat-obat
terlarang (narkoba)
G. Teori Efisiensi Pareto (Pareto Efficiency)
Dalam Proses Penyusunan Peraturan
Hukum
 Pareto Efficiency atau Optimalitas Pareto adalah sebuah konsep
dibidang ekonomi dengan aplikasi rekayasa.
 Teori ini diprakarsai oleh Vilfredo Federico Damaso Pareto (1848-1923),
seorang ekonom Italia yang dalam studinya menggunakan konsep
efisiensi ekonomi dan distribusi pendapatan.
 Menurut Pareto Efficiency, jika seandainya sumber daya yang
dialokasikan membuat paling tidak satu pihak merasa diuntungkan
dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan maka kondisi ini disebut
“Pareto Efficiency” atau Efisiensi Pareto.
H. Teori Efisiensi Dari Kaldor Dan Hicks (Kaldor-Hicks
Efficiency) Dalam Proses Penyusunan Peraturan Hukum.
 Kaldor-Hicks Efficiency diprakarsai oleh Nicholas Kaldor dan Hicks
John. Nicholas Kaldor dan John Hicks memberikan tanggapan atas
Efisiensi Pareto (Pareto Eficciency).
 Menurut Nicholas Kaldor dan Hicks John dalam teorinya “Kaldor-
Hicks Efficiency” menyatakan bahwa apakah dengan perubahan
tersebut maka mereka yang merasa diuntungkan dapat menyediakan
kompensasi yang seimbang kepada mereka yang merasa dirugikan
akibat kebijakan atau perubahan hukum tersebut.
I. Teori Efisiensi Dari Coase (Teorema Coase)
Dalam Proses Penyusunan Peraturan
Hukum
 Dalam Law and Economics, Teorema Coase dikaitkan dengan
pemenang hadiah Nobel di bidang Ekonomi pada tahun 1991 yaitu
Ronald Coase.
 Teorema Coase menggambarkan efisiensi ekonomi dan suatu alokasi
ekonomi atau hasil dengan adanya eksternalitas.
 Pengaruh dari Teorema Coase terhadap Penyusunan peraturan
hukumadalah bahwa jika biaya transaksi adalah nol maka alokasi yang
efisien akan terjadi tanpa perduli aturan hukum.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai