A. Asas Demokrasi Ekonomi sebagai landasan sistem ekonomi Indonesia Kata demokrasi ekonomi itu sendiri tidak banyak ditemukan karena demokrasi ekonomi pasar bebas dimana setiap individu tidak bebas dan harus mengikuti mekanisme pasar yang merupakan perwujudan dari tangan yang tidak Nampak (invisible hand). Sejalan dengan pengertian demokrasi dibidang politik, bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat, maka demokrasi ekonomi dapat berarti kedaulatan rakyat dibidang kehidupan ekonomi. Dengan perkataan lain, demokrasi ekonomi adalah kegiatan ekonomi yang dilaksanakan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Demokrasi ekonomi mengutamakan kemakmuran masyarakat, bukan kemakmuran masing-masing individu. Unsur penting yang terdapat dalam perekonomian yang berdasarkan demokrasi bagi bangsa adalah asas kekeluargaan tetapi bukan paham individualism dan juga bukan kolektivisme seperti yang diajarkan oleh marxisme. A. Asas Demokrasi Ekonomi sebagai landasan sistem ekonomi Indonesia Perwujudan demokrasi ekonomi memerlukan institusi, yait pranata dan pengorganisasian formal, yang benar-benar cocok dan dapat berkembang secara alamiah dalam masyarakat Indonesia. Untuk mewujudkan ketiga pelaku ekonomi nasional. Yaitu koperasi, BUMN/BUMD serta swasta menjadi pelaku ekonomi yang tangguh maka prinsip-prinsip demokrasi ekonomi pancasila harus tetap menjadi landasan. Demokrasi ekonomi sebagai dasar ekonomi sebagai dasar dari perekonomian nasional juga dengan sangat terperinci dijelaskan mengandung prinsip-prinsip pokok. Prinsip-prinsip pokok tersebut adalah kebersamaan, efisiensi keadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, dan berkeseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. A. Asas Demokrasi Ekonomi sebagai landasan sistem ekonomi Indonesia Demokrasi ekonomi sebagaimana gambaran ideal perekonomian nasional dengan demikian tidak akan lepas dari pengaturan pemerintahan demokratis yang menjadi pengatur dan pengarah berjalannya ekonomi nasional. B. Sistem Ekonomi Pancasila yang berkeadilan dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. Menurut mubyarto karena ideology bangsa Indonesia adalah Pancasila, dank arena pembangunan ekonomi kita anggap paling utama dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, maka sudah semestinya kita menggunakan Pancasila sebagai landasan filosofis penyusunan ekonomi nasional yang tangguh. Pancasila secara keseluruhan harus terus menerus menjadi pedoman arah perilaku bangsa, dan menjiwai setiap kebijaksanaan ekonomi yang diambil oleh pemerintah, dengan ciri-ciri yang diturunkan dari sila-sila pancasila sebagai berikut: 1. Roda kegiatan ekonomi masyarakat digerakkan oleh rangsangan- rangsangan ekonomi social dan moral. 2. Ada tekad kuat dari seluruh warga bangsa untuk mewujudkan pemerataan sosial. 3. Nasionalisme ekonomi B. Sistem Ekonomi Pancasila yang berkeadilan dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. 4. Koperasi merupakan soko guru ekonomi nasional 5. Ada keseimbangan yang selaras, serasi dan seimbang dari perencanaan ekonomi nasional dengan pelaksanaannya di daerah-daerah. B. Sistem Ekonomi Pancasila yang berkeadilan dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. Sistem Ekonomi Pancasila adalah sistem ekonomi nasional Indonesia yang sedikit demi sedikit mampu menemukan kembali ciri kepribadian ekonomi yang pernah ada, bahkan sebelum sistem-sistem dari Barat (dan Timur) mulai merasuk kedalam perekonomian Indonesia, baik melalui praktik penjajahan, maupun melalui pengaruh- pengaruh intelektual para pemikir dan pemimpin bangsa. Keadilan sosial merupakan masalah yang sudah lama menjadi perhatian para pemikir, khususnya filosof. Bangsa Indonesia mencantumkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat sebagai tujuan akhir yang digambarkan sebagai masyarakat yang adil dan makmur. Masyarakat adil dan makmur yang dituju adalah masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, yaitu masyarakat idamana yang secara lengkap dan utuh didasarkan pada sila-sila dalam Pancasila. BAB IV HUKUM DAN EKONOMI (LAWS AND ECONOMIC Abi Suryono, SE., Ak., M.Ak. A. Hukum dan Ekonomi (Law and Economics) Law and Economics awalnya merupakan gagasan dari ekonom (non hukum) yang melihat adanya potensi memanfaatkan instrument hukum demi tercapainya hasil optimal dalam menerapkan kebijakan public khususnya dalam bidang ekonomi. Study Economic Analysis of Law atau Law and Economics maupun Economics of Law adalah sebuah bidang studi yang mempelajari penerapan metode-metode ilmu ekonomi untuk mengatasi problematika hukum yang muncul dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Contoh yang dapat diberikan misalnya bilamana masyarakat menghendaki untuk meminimalisasi jumlah kecelakaan lalu lintas, maka aturan hukum yang terbaik adalah memberikan hukuman atau sanksi bagi penyebab-penyebab kecelakaan. B. Pengaruh Law and Economics Terhadap Pembentukan Aturan Hukum Menurut David D. Friedman Menurut David D. Friedman, aturan hukum mempunyai dua konsekuensi. Yang paling mendesak adalah untuk menentukan siapa yang harus membayar, apa hukumannya dan kepada siapa membayarnya, jika aturan tersebut dilanggar. Analisis ekonomi dari deals law dengan aturan hukum, baik yang dilakukan oleh badan legislative atau oleh pengadilan, bukan sebagai cara untuk membagi-bagikan penghargaan dan hukuman kepada mereka yang layak mendapatkannya, tetapi sebuah sistem insentif, yang dimaksud untuk mempengaruhi perilaku. Lebih dari selama dua puluh tahun, argument ekonomi telah digunakan untuk menganalisisi konsekuensi dari berbagai aturan hukum, termasuk standar pembuktian, aturan kelalaian, aturan kerugian atas pelanggaran kontrak, untuk Torts, dan banyak lainnya. B. Pengaruh Law and Economics Terhadap Pembentukan Aturan Hukum Menurut David D. Friedman Dari tulisan David D. Friedman, maka dapat dijelaskan bahwa Law and Economics mempunyai pengaruh dalam pembentukan sebuah aturan hukum. Dengan analisis Law and Economics, maka dapat digunakan untuk memprediksi bagaimana individu yang rasional akan menanggapi aturan tersebut dan menyadari apa konsekuensi dari pelanggaran tersebut. C. Pengaruh Law and Economics Terhadap Pembentukan Hukum Benda (Hukum Kepemilikan/ Property Law). Suatu sistem hukum harus memberikan batasan/definisi yang jelas tentang hak milik. Artinya, untuk asset apa pun, adalah penting bahwa para pihak dapat menentukan secara pasti siapa yang memiliki asset dan apa pola/bentuk dari hak (set of rights). Dari tulisan Paul H. Rubin, maka dapat dijelaskan bahwa Law and Economics berpengaruh dalam pembentukan aturan mengenai hukum benda (hukum kepemilikan/property law), bahwa hukum harus memberikan batasan yang jelas mengenai hak milik, baik mengenai siapa yang paling berhak atas hak kepemilikan tersebut, apa bentuk hak kepemilikannya dan bagaimana aturannya agar orang lain menghargai hak kepemilikan tersebut. D. Pengaruh Law and Economics Terhadap Pembentukan Hukum Kontrak (Contract Law) Hukum yang mengatur tentang pertukaran sangat penting untuk ekonomi pasar. Sebagian besar doktrin hukum kontrak tampaknya konsisten dengan efisiensi ekonomi. Dari pendapat Paul H. Rubin terlihat bahwa Law and Economics berpengaruh dalam pembentukan hukum kontrak (contract law). Menurut Paul H. Rubin lebih efisien apabila para pihak diberi kebebasan untuk membuat kontrak (perjanjian sendiri) sesuai dengan kesepakatan para pihak. Asas kebebasan berkontrak didapati dan berlaku dalam hukum perjanjian Inggris yang justru merupakan awal dari sejarah timbulnya Asas Kebebasan Berkontrak. Sekalipun Asas Kebebasan berkontrak diakui oleh KUH Perdata, pada hakikatnya banyak dibatasi oleh KUH Perdata itu sendiri, tetapi daya kerjanya masih sangat longgar. E. Pengaruh Law and Economics Terhadap Pembentukan Perbuatan Melanggar Hukum (Tort Law) Tort atau perbuatan melanggar hukum merupakan bagian dari sistem melanggar hukum perdata dan ditegakkan melalui tindakan pribadi. Analisis ekonomi terhadap Tort Law telah menekan isu-isu seperti perbedaan antara kelalaian (pihak harus membayar kerugian hanya ketika pihak yang gagal untuk mengambil tindakan yang memadai atau efisien). Pada Intinya Law and Economics mempunyai pengaruh terhadap pembentukan Tort Law (Hukum perbuatan melanggar hukum), agar ada kejelasan mengenai penyelesaian terhadap perbuatan melanggar hukum, yaitu harus jelas apa bentuk perbuatannya, dang anti rugi yang layak. F. Pengaruh Law and Economics Terhadap Pembentukan Hukum Pidana Hukum Pidana ditegakkan oleh Negara, bukan oleh korban. Hal ini karena dibutuhkan efisiensi penegakkan. Analisis Law and Economics akan berpengaruh terhadap kebijakan pemerintah dibidang hukum pidana, sebagai contoh kecil adalah hukum penjara sama dengan suatu komoditas, lamanya hukum penjara sama dengan harga suatu komoditas. Di sisi lain, Analisis Law and Economics kadangkala tidak dapat diterapkan dalam pembentukan hukum. Misalnya dalam kasus-kasus penyalahgunaan Narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba) G. Teori Efisiensi Pareto (Pareto Efficiency) Dalam Proses Penyusunan Peraturan Hukum Pareto Efficiency atau Optimalitas Pareto adalah sebuah konsep dibidang ekonomi dengan aplikasi rekayasa. Teori ini diprakarsai oleh Vilfredo Federico Damaso Pareto (1848-1923), seorang ekonom Italia yang dalam studinya menggunakan konsep efisiensi ekonomi dan distribusi pendapatan. Menurut Pareto Efficiency, jika seandainya sumber daya yang dialokasikan membuat paling tidak satu pihak merasa diuntungkan dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan maka kondisi ini disebut “Pareto Efficiency” atau Efisiensi Pareto. H. Teori Efisiensi Dari Kaldor Dan Hicks (Kaldor-Hicks Efficiency) Dalam Proses Penyusunan Peraturan Hukum. Kaldor-Hicks Efficiency diprakarsai oleh Nicholas Kaldor dan Hicks John. Nicholas Kaldor dan John Hicks memberikan tanggapan atas Efisiensi Pareto (Pareto Eficciency). Menurut Nicholas Kaldor dan Hicks John dalam teorinya “Kaldor- Hicks Efficiency” menyatakan bahwa apakah dengan perubahan tersebut maka mereka yang merasa diuntungkan dapat menyediakan kompensasi yang seimbang kepada mereka yang merasa dirugikan akibat kebijakan atau perubahan hukum tersebut. I. Teori Efisiensi Dari Coase (Teorema Coase) Dalam Proses Penyusunan Peraturan Hukum Dalam Law and Economics, Teorema Coase dikaitkan dengan pemenang hadiah Nobel di bidang Ekonomi pada tahun 1991 yaitu Ronald Coase. Teorema Coase menggambarkan efisiensi ekonomi dan suatu alokasi ekonomi atau hasil dengan adanya eksternalitas. Pengaruh dari Teorema Coase terhadap Penyusunan peraturan hukumadalah bahwa jika biaya transaksi adalah nol maka alokasi yang efisien akan terjadi tanpa perduli aturan hukum. SEKIAN