Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI

TUGAS KELOMPOK
Mata Kuliah Aspek Hukum Dalam Ekonomi

Dosen Pengampu:
Zulfahmi S, S.E.,M.M.

Di Susun Oleh Kelompok 18:


1. AJENG RAHAYU (21010049)
2. INTAN AMALIA (21010015)

SEMESTER 6 REGULER
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUHAMMADIYAH
KALIANDA
2024
BAB I
ASPEK HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI (BISNIS) PADA UMUMNYA DAN DI
INDONESIA

A. KEGIATAN EKONOMI
Kegiatan ekonomi masyarakat pada hakikatnya dilaksanakan oleh pelaku ekonomi.
Pelaku ekonomi terdiri atas berbagai bentuk badan usaha dan perorangan sebagai usaha
pribadi dalam berbagai skala dan berbagai bentuk kegiatan. Kegiatan ekonomi yang dimaksud
bisa dalam bentuk produksi (barang dan atau jasa), perdagangan (barang/jasa), atau dalam
bentuk perantara baik lokal, nasional maupun internasional. Kegiatan ekonomi tersebut
mengacu pada dua orientasi hukum berdasarkan 2 (dua) pendekatan, yakni secara makro
maupun secara mikro. Oleh karena itu, kegiatan ekonomi selalu mengacu pada 2 (dua) konsep
hukum secara simultan yaitu pada hukum publik dan hukum privat (hukum perdata dan
hukum dagang). Dapat dikatakan bahwa kegiatan ekonomi masyarakat dalam pengertian luas
menjadi kajian hukum ekonomi.
Pertama : kajian yang berkonsep makro, yaitu kajian hukum terhadap setiap hal yang ada
kaitannya dengan kegiatan pelaku ekonomi secara makro. Dalam hal ini ada campur tangan
negara terhadap kegiatan tersebut sehingga tercipta suatu masyarakat ekonomi yang sehat dan
wajar.
Kedua : kajian yang mempunyai wawasan khusus terhadap hubungan – hubungan yang
tercipta karena adanya hukum para pihak yang sifatnya nasional, kondisional dan situasional.
Jadi hukum ekonomi sebagai suatu kajian hukum merupakan suatu kajian hukum merupakan
suatu kajian yang luas karena mencakup dua ruang lingkup hukum sekaligus, yaitu:
1. Ruang lingkup hukum publik dengan kajian makro dan
2. Ruang lingkup hukum perdata/privat/dagang sebagai kajian mikro Mengenai luasnya
bidang kajian hukum ekonomi dapat dikatakan bahwa hukum ekonomi mampu
mengakomodasikan dua aspek hukum sekaligus menjadi suatu kajian hukum yang
komprehensif.
Adapun aspek hukum tersebut meliputi aspek hukum publik dan aspek hukum privat.
Keduanya mengandung berbagai asas hukum yang bersumber dari dua aspek tersebut. Asas-
asas utama dari hukum ekonomi yang bersumber dari asas-asas hukum publik antara lain :
1. Asas keseimbangan kepentingan;
2. Asas pengawasan publik; dan
3. Asas campur tangan negara terhadap kegiatan ekonomi.
Asas-asas hukum yang bersumber dari hukum privat pada dasarnya hanya
mengandung satu segi saja, yaitu khusus mengenai hubungan hukum para pihak di dalam
suatu kegiatan atau perjanjian tertentu atau perbuatan hukum tertentu yang harus
menghormati hak dan kepentingan pihak lain. Dengan demikian, hukum ekonomi merupakan
hukum yang berkembang dan selalu mampu memberi solusi apabila terjadi berbagai
persoalan yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi pada umumnya. Pada dasarnya hukum
ekonomi dapat diartikan sebagai perangkat hukum yang mengatur berbagai kegiatan ekonomi
yang dilakukan oleh pelaku ekonomi, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh pelaku
ekonomi baik nasional maupun internasional. Pelaku ekonomi adalah setiap badan usaha dan
perorangan yang menjalankan perusahaan.

B. Perspektif Hukum Ekonomi Pada Era Teknologi


Kegiatan ekonomi sangat dipengaruhi oleh kemajuan ilmu dan teknologi. Kemajuan IPTEK
berarti produk baru, produk baru berarti metode pemasaran baru, sedangkan dalam
pemasaran dan distribusi baru maka ragam hubungan hukum-pun baru. Dengan demikian,
hubungan hukum baru berarti fungsi hukum semakin beragam dan berkembang. Artinya ada
kajian baru, sehingga dunia pendidikan harus berpartisipasi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menghasilkan berbagai
pembaharuan di semua bidang. Setiap pembaharuan yang terjadi dapat diambil dan
dimanfaatkan oleh bidang ekonomi dengan sangat cepat. Jadi teknologi baru juga merupakan
suatu komoditi baru. Komoditi baru adalah suatu objek baru yang dapat di transaksikan. Jadi
setiap temuan baru, metode baru dan setiap pendayagunaan baru akan dimanfaatkan dengan
cepat oleh dunia bisnis secara maksimal.
Dunia bisnis adalah dunia yang penuh dengan kreativitas dan inovasi yang sangat
efektif karena tujuannya yang mapan dan jelas yaitu keuntungan ekonomi. Kreativitas dan
inovasi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi merupakan komoditi yang dicari dan dapat
menimbulkan ketidakseimbangan dalam berbagai hal. Sehingga sangat dibutuhkan suatu
perangkat hukum yang mampu mengatur dan menjaga keseimbangan yang seharusnya ada.
Hukum sebagai nilai yang menggambarkan abstraksi dari nilai nurani dan
kemanusiaan mengenai adil dan tidak adil, benar atau tidak benar, sah dan tidak sah, patut dan
tidak patut, pada hakikatnya mampu menjawab semua permasalahn khususnya yang berkaitan
dengan kemajuan IPTEK. Secara rinci hukum akan menampakkan diri sebagai seperangkat
aturan yang mengandung nilai-nilai mengenai :
 pemanfaatan IPTEK secara maksimal yang tidak membahayakan manusia dan
kehidupan;
 tidak melanggar kepentingan dan hak-hak pribadi maupun hak-hak publik atau
masyarakat;
 pengakuan dan prosedur pengakuan hak oleh negara di bidang HAKI;
 pengaturan tentang keseimbangan kepentingan publik terhadap kepentingan individu
kelompok publik dan sebagainya, sebagai kepentingan semua para pihak.
Melihat tebal-tipisnya batas antara nilai kemanfaatan dengan dampak yang timbul dari
teknologi, maka sangat dibutuhkan berbagai aspek hukum untuk mengatur penggunaan
teknologi pada umumnya yaitu meliputi aspek hukum pubik (hukum pidana dan administrasi)
dan aspek hukum perdata atau privat. Dengan demikian hukum juga mampu memberikan
solusi atas kemungkinan penggunaan dan pemanfaatan IPTEK untuk sebesar-besarnya
kemanfaatan dan kelangsungan kehidupan kemanusiaan. Solusi tersebut adalah :
 memberikan rambu-rambu untuk mengatur keseimbangan kepentingan berbagai pihak
terhadap pemanfaatan komoditi baru, antara lain dalam peraturan tentang HAKI
 memberikan pengakuan terhadap penemu, pencipta sebagai pemilik yang berhak antara
lain dalam UndangUndang hak paten & Undang-Undang tentang hak cipta;
 memberikan perlindungan terhadap kemungkinan pelanggaran hak dan sebagainya
terhadap semua pihak yang beriktikad buruk, antara lain dapat diakomodasi oleh
Undang-Undang Perlindungan Konsumen, Undang-Undang praktik monopoli dan
persaingan usaha tidak sehat dan Undang-Undang Usaha Kecil.
partisipasi hukum terhadap penemuan dan perkembangan teknologi antara lain mengatur
hal-hal berikut :
 pengakuan dan pemberiaan hak terhadap penemuan, pemakaian peredaran teknologi baru
 melindungi terhadap yang berhak mengadakan, mengedarakan, dan memakai yang sah
 mengatur tentang transaksi teknologi baru yang bersangkutan dengan tujuan menjaga
keseimbangan kepentingan yang mungkin berbenturan sehingga menimbulkan
pertentangan.
Jadi pada dasarnya hukum sebagai satu kesatuan nilai yang abstrak mencoba melindungi
semua pihak dalam masyarakat, termasuk karya masyarakat sendiri dan semua
kepentingan dalam masyarakat untuk kepentingan kemanusiaan. Hukum harus mampu
memberikan nuansa aman dalam tata pergaulan kehidupan dan tata kehidupan ekonomi
dalam masyarakat.

C. Komponen Hukum Ekonomi


Komponen dari hukum ekonomi terdiri dari dua yaitu :
1. Pelaku ekonomi
Pelaku ekonomi adalah setiap subjek yang melakukan kegiatan ekonomi. Subjek
tersebut dapat orang pribadi, badan usaha, badan hukum, atau badan usaha bukan
badan hukum. Pelaku – pelaku ekonomi tersebut dapat diposisikan dalam beberapa
strata sesuai kemampuannya dalam berbagai hal, antara lain:
• Kemampuan permodalannya
• Jumlah tenaga kerjanya
• Berbagai ukuran dari institusi yang berwenang.
Kegiatan pelaku ekonomi sebagai subyek hukum, selalu menunjukkan
kecenderungan semakin mapan dengan frekuensi yang makin cepat dan jenis hubungan
hukum yang makin beragam. Oleh karena itu, hukum bisnis pada dasarnya selalu
berkembang sejalan dengan :
1. adanya peluang bisnis atau usaha baru;
2. adanya komoditi baru yang ditawarkan oleh IPTEK;
3. adanya kebutuhan-kebutuhan baru di dalam pasar;
4. adanya perubahan politik ekonomi;
5. adanya berbagai faktor pendorong lain, misal: perkembangan politik dan pangsa pasar.

2. Kegiatan ekonomi oleh pelaku ekonomi


Secara umum dan mendasar, kegiatan ekonomi terdiri atas dua kegiatan besar, yaitu
a. Kegiatan melakukan produksi barang dan atau jasa,
b. Kegiatan melakukan distribusi barang atau jasa.
Ke-2 kegiatan tersebut merupakan suatu kegiatan yang melibatkan banyak orang,
yaitu para pelaku ekonomi. Jadi, kegiatan ekonomi merupakan rangkaian perjanjian dari
banyak pihak, yaitu para subjek hukum dagang berbagai variasi. Kegiatan subjek hukum
sebagai pelaku ekonomi (pelaku 63 usaha) tersebut meliputi beberapa hal sebagai berikut:
1. Hampir semua kegiatan yang saling membutuhkan dalam interaksi dan transaksi yang
beragam.
2. Kegiatan yang membutuhkan kerjasama dan hubungan kerja formal dan non formal.
3. Kegiatan yang membutuhkan berbagai keahlian dan berbagai ketrampilan yang andal.
4. Kegiatan yang membutuhkan bahan baku dan bahan pembantu tertentu dan dalam
komposisi tertentu.
5. Kegiatan yang membutuhkan koordinasi yang baik antara produsen, distributor, dan
konsumen perantara maupun konsumen akhir.
6. Kegiatan yang didukung kebutuhan pasar yang terus tumbuh dan berkembang.
7. Didukung kebijakan ekonomi yang sehat dan berpihak pada kepentingan konsumen.
Stratifikasi pelaku ek di Indonesia dpt digambarkn sbb: Pelaku ekonomi pengusaha
besar Pelaku ekonomi keluarga menengah Pelaku ekonomi pengusaha kecil Pelaku
ekonomi pengusaha makro Kegiatan ekonomi yang sangat kompleks tersebut masih
harus didukung oleh berbagai satuan perangkat peraturan yang mengatur beberapa hal
berikut;

1.Sistem produksi yang sehat dan aman bagi lingkungan dan masyarakat umum serta
konsumen langsung,
2.Sistem distribusi yang konsisten dan mampu sampai pada tingkat konsumen,
3.Sistem perlindungan mengenai standar mutu barang agar tidak merugikan konsumen.
4.Sistem produksi dan distribusi dalam kegiatan ekonomi yang tidak membahayakan
lingkungan dan masa depan manusia dan kemanusiaan.

Anda mungkin juga menyukai