Diajukan Sebagai Tugas Pengganti Ujian Tengah Semester Kelas Hukum Ekonomi
Internasional 3.5 (Dr. Sukanda Husin, SH., LLM)
Disusun Oleh :
ARJUNA NELTON
No. BP 1910113122
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lahirnya hukum ekonomi disebabkan oleh pesatnya pertumbuhan dan
perkembangan perekonomian. Di dunia, hukum yang mengatur dan membatasi kegiatan
ekonomi adalah dengan harapan pembangunan ekonomi tidak mengabaikan kepentingan
masyarakat, Istilah hukum ekonomi mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1972. Pada
tahun itu Universitas Padjadjaran menerbitkan lima jilid hukum ekonomi, yaitu: hukum
pertanian, hukum perpajakan, dan hukum ekonomi, hukum bisnis, hukum perburuhan dan
hukum sosial. dan hukum pertambangan. Namun, hingga akhir 1970-an, banyak ahli
hukum menentang keberadaan hukum ekonomi sebagai bidang yurisprudensi yang baru
dan independen.
Pada awal tahun 1980-an, terjadi perkembangan baru yang menggembirakan dalam
bidang studi hukum ekonomi di Indonesia. Banyak pihak, termasuk ilmuwan, praktisi,
pelaku bisnis dan pemerintah, mulai menaruh perhatian besar pada bidang hukum
ekonomi. Tumbuhnya perhatian terhadap hukum ekonomi tampaknya tidak terlepas dari
munculnya berbagai permasalahan ekonomi, baik dalam skala nasional maupun global.
telah menyebar ke dunia dan khususnya Indonesia. Isu-isu tersebut antara lain dumping,
kartel, monopoli dan persaingan tidak sehat. Hal ini telah menyebabkan para pengusaha
dan ilmuwan untuk mencari hukum untuk memecahkan dan mengatasi masalah ekonomi
makro dan mikro yang dihadapi negara kita. Sebetulnya, perhatian masyarakat terhadap
keberadaan dan perkembangan hukum ekonomi di Indonesia benar-benar sudah
ketinggalan zaman. Karena sesungguhnya sejak bangsa kita mulai menyusun dan
melaksanakan Pelita I sampai dengan Pelita VI banyak terjadi perubahan dan
perkembangan, tidak hanya dalam dunia ekonomi tetapi juga dalam bidang sosial dan
hukum perundang-undangan, walaupun perkembangan di bidang-bidang tersebut
seringkali tidak berjalan beriringan dan sinkron.
Perkembangan bidang ekonomi seringkali berlangsung secara independen dari
sistem hukum yang berlaku saat ini, sehingga menimbulkan banyak lembaga ekonomi
yang belum atau belum diatur oleh norma hukum baru, termasuk hukum dasar. Meskipun
lembaga ekonomi diatur, kebijakan dan peraturan ekonomi nasional seringkali hanya
didasarkan pada aturan hukum administrasi publik tanpa pengaturan atau peraturan
hukum yang substantif. Akibatnya hukum seolah-olah dianggap usang. Yang terjadi
adalah hukum ditinggalkan oleh sektor ekonomi. Selain itu, perkembangan ekonomi
dunia yang semakin terbuka dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat
akan mempengaruhi kehidupan hukum di Indonesia. Sedangkan aspek hukum ekonomi
seperti wasiat, hukum perburuhan dan kepailitan yang terangkum dalam hukum perdata
dan hukum dagang, masih mencerminkan hukum kolonial Belanda, yang tentunya sudah
ketinggalan zaman dan tidak berkaitan dengan perkembangan perusahaan modern. dunia.
Banyak peraturan perundang-undangan yang mengatur berbagai kegiatan di bidang
ekonomi sudah tidak berlaku lagi saat ini.
pembangunan nasional khususnya yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi
pada umumnya memiliki keterkaitan antara regulasi/regulasi sistem hukum dengan
kinerja kegiatan ekonomi dalam negeri. dengan Hukum Ekonomi Umum di Indonesia.
Selain isu-isu tersebut, sebenarnya peran kebijakan hukum dalam konteks hukum
ekonomi memainkan peran yang sangat strategis. Dengan pendekatan politik hukum,
maka terbentuk hukum ekonomi yang setidaknya harus memperhatikan kepentingan
nasional. Konsep kepentingan nasional tidak dimaksudkan untuk dipahami dalam arti
sempit, tetapi kepentingan nasional merupakan titik tolak upaya go global. Dengan
semangat nasionalisme ekonomi di era globalisasi, semakin jelas bahwa kebutuhan
mendesak adalah mewujudkan perekonomian nasional yang tangguh, tangguh, dan
mandiri. Demokrasi ekonomi didasarkan atas kerakyatan dan kekeluargaan, serta usaha-
usaha kooperatif, yang menggerakkan perilaku ekonomi individu dan masyarakat.
Keseimbangan yang serasi, efisien dan adil antara perencanaan nasional dan
desentralisasi ekonomi serta otonomi yang luas, bebas dan bertanggung jawab akan
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hukum Ekonomi ?
2. Bagaimana Praktik Hukum Ekonomi dalam Pembangunan Nasional ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian Hukum Ekonomi
2. Dapat mengetahui Praktik Hukum Ekonomi dalam Pembangunan Nasional
BAB II
PENJELASAN
1. Hukum Ekonomi
Hukum ekonomi didefinisikan sebagai seperangkat norma hukum yang mengatur
dan mempengaruhi segala sesuatu yang menyangkut perekonomian nasional dan
kehidupan negara, baik swasta maupun publik, tertulis dan nyata, tertulis, yang mengatur
kegiatan dan kehidupan ekonomi nasional. Lahirnya hukum ekonomi disebabkan oleh
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang pesat. Dalam hal ini, peran hukum adalah
membatasi dan mengatur kegiatan ekonomi, sehingga pembangunan ekonomi tidak
mengabaikan hak-hak masyarakat. Sebagai negara kesejahteraan, pemerintah wajib
melindungi hak dan kepentingan masyarakat dalam bentuk hukum adat. Hukum formal
ini akan memungkinkan tercapainya tujuan pembangunan ekonomi. Dengan demikian,
semua kegiatan ekonomi akan diatur dengan undang-undang resmi sebagai sarana
pelaksanaan kebijakan pembangunan ekonomi yang pada akhirnya akan meningkatkan
taraf hidup dan tingkat kecerdasan masyarakat Indonesia.
Indonesia memiliki dua jenis hukum ekonomi, yaitu hukum pembangunan ekonomi
dan hukum sosial ekonomi. Hukum Pembangunan Ekonomi berkaitan dengan peraturan
perundang-undangan, termasuk hukum dan gagasan hukum tentang bagaimana
meningkatkan dan mengembangkan kehidupan ekonomi di negara atau di seluruh
Indonesia, sedangkan Hukum Sosial Ekonomi mengatur tentang peraturan perundang-
undangan tentang bagaimana meningkatkan kehidupan ekonomi Indonesia.
Hasil pembangunan ekonomi nasional dapat dibagi rata menurut nilai
kemanusiaan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Hukum Ekonomi
Indonesia mencakup semua ketentuan dan keputusan hukum yang secara khusus
mengatur kegiatan dan kehidupan perekonomian Indonesia. Definisi ini cukup sederhana
dan mudah dipahami.Karena hukum ekonomi merupakan bagian dari sistem hukum
Indonesia dan memegang peranan yang sangat penting dalam mengatur kegiatan
perekonomian Indonesia, karena sifatnya yang sangat mendasar dapat dengan mudah
dijumpai dalam prakteknya berbagai peraturan perundang-undangan di Indonesia.
Temukan ketentuan dalam hukum ekonomi.
BAB III
KESIMPULAN
1. Hukum ekonomi didefinisikan sebagai seperangkat norma hukum yang mengatur dan
mempengaruhi segala sesuatu yang menyangkut perekonomian nasional dan kehidupan
negara, baik swasta maupun publik, tertulis dan nyata, tertulis, yang mengatur kegiatan
dan kehidupan ekonomi nasional.
2. Hukum Pembangunan Ekonomi berkaitan dengan peraturan perundang-undangan,
termasuk hukum dan gagasan hukum tentang bagaimana meningkatkan dan
mengembangkan kehidupan ekonomi di negara atau di seluruh Indonesia, sedangkan
Hukum Sosial Ekonomi mengatur tentang peraturan perundang-undangan tentang
bagaimana meningkatkan kehidupan ekonomi Indonesia.
3. Hukum ekonomi internasional sangat sensitif terhadap perubahan ekonomi internasional
dan karena juga merupakan negara dan sekelompok negara yang membuat aturan
perdagangan internasional.
4. hukum internasional bukanlah hukum nasional, lokal atau kotamadya atau istilah lain
yang digunakan untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan yurisdiksi tertentu di
mana hukum tersebut berlaku. Kata “internasional” sendiri merupakan bukti tekstual
yang menunjukkan bahwa hukum internasional adalah hukum yang melampaui batas-
batas negara dan lebih luas lagi merupakan yurisdiksi suatu negara.
5. Hukum internasional publik adalah hukum yang mengatur hubungan antar negara,
sedangkan hukum internasional privat mengacu pada hukum antara individu, termasuk
perusahaan, di mana ia bersifat internasional, membantu mendefinisikan hak dan
kewajiban pihak dalam kondisi tertentu.
6. jika hukum tidak dapat berperan secara efektif tentu akan berdampak negatif terhadap
pembangunan ekonomi, kondisi ini tentunya berlaku bagi Indonesia sebagai negara
yang berperan aktif dalam pembangunan ekonomi.
7. Perkembangan globalisasi ekonomi dan kerjasama ekonomi internasional sedikit banyak
mengungkapkan adanya permasalahan di bidang hubungan ekonomi, termasuk upaya
pengaturan negara atau negara pelaku ekonomi di negara maju.
8. perumusan peraturan perundang-undangan nasional ditujukan untuk mencapai tujuan
pembentukan dan penyelenggaraan sistem hukum nasional12, serta tujuan yang
ditetapkan dalam ketentuan hukum ekonomi, khususnya yang berkaitan dengan hukum
ekonomi.
9. pembangunan ekonomi akan sangat mempengaruhi perkembangan hukum dan
pembangunan sektor ekonomi tidak akan berlangsung dengan baik tanpa didukung oleh
peraturan perundang-undangan yang baik.
10. Di Indonesia, konsep pembaruan hukum, khususnya hukum sebagai sarana reformasi
pembangunan masyarakat (Mochtar Kusumaatmadja, yang terinspirasi oleh konsep
"hukum sebagai alat rekayasa sosial") oleh Roscoe Pound) telah memberikan peran
penting dalam pembangunan, khususnya pembangunan ekonomi.
11. nilai-nilai ekonomi perlu ditemukan kembali, seperti: ekonomi kerakyatan, ekonomi
pertanian, ekonomi pancasila dan lain-lain, dilindungi oleh sistem hukum yang efektif
dan diatur oleh negara, kondisi dan dukungan penuh.
12. Bagi Indonesia, membangun persatuan, memajukan pembangunan, dan mencapai
kesejahteraan harus terjadi secara bersamaan. Kondisi tersebut memberikan peluang
untuk menciptakan keselarasan dalam mencapai tujuan pembangunan hukum, khususnya
hukum ekonomi . Dengan sistem hukum ekonomi selaras dengan nilai-nilai Negara
hukum yang terkandung dalam Pancasila dan UUD 1945, maka undang-undang dapat
membuat warga bekerja lebih keras dan kegiatan ekonomi dilindungi dan dijamin oleh
undang-undang, sehingga secara otomatis merupakan hasil Kerja. Dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Zulfi, Diane Zafni. 2015. Kedudukan Hukum Ekonomi Indonesia Dalam Perspektif
Globalisasi Perdagangan. Buletin Hukum Kebanksentralan, 12(1), 1-14.