Anda di halaman 1dari 11

“TUGAS PAPER MATA KULIAH HUKUM EKONOMI INTERNASIONAL’’

Diajukan Sebagai Tugas Pengganti Ujian Tengah Semester Kelas Hukum Ekonomi
Internasional 3.5 (Dr. Sukanda Husin, SH., LLM)

“PRAKTIK HUKUM EKONOMI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL”

Disusun Oleh :

ARJUNA NELTON
No. BP 1910113122

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lahirnya hukum ekonomi disebabkan oleh pesatnya pertumbuhan dan
perkembangan perekonomian. Di dunia, hukum yang mengatur dan membatasi kegiatan
ekonomi adalah dengan harapan pembangunan ekonomi tidak mengabaikan kepentingan
masyarakat, Istilah hukum ekonomi mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1972. Pada
tahun itu Universitas Padjadjaran menerbitkan lima jilid hukum ekonomi, yaitu: hukum
pertanian, hukum perpajakan, dan hukum ekonomi, hukum bisnis, hukum perburuhan dan
hukum sosial. dan hukum pertambangan. Namun, hingga akhir 1970-an, banyak ahli
hukum menentang keberadaan hukum ekonomi sebagai bidang yurisprudensi yang baru
dan independen.
Pada awal tahun 1980-an, terjadi perkembangan baru yang menggembirakan dalam
bidang studi hukum ekonomi di Indonesia. Banyak pihak, termasuk ilmuwan, praktisi,
pelaku bisnis dan pemerintah, mulai menaruh perhatian besar pada bidang hukum
ekonomi. Tumbuhnya perhatian terhadap hukum ekonomi tampaknya tidak terlepas dari
munculnya berbagai permasalahan ekonomi, baik dalam skala nasional maupun global.
telah menyebar ke dunia dan khususnya Indonesia. Isu-isu tersebut antara lain dumping,
kartel, monopoli dan persaingan tidak sehat. Hal ini telah menyebabkan para pengusaha
dan ilmuwan untuk mencari hukum untuk memecahkan dan mengatasi masalah ekonomi
makro dan mikro yang dihadapi negara kita. Sebetulnya, perhatian masyarakat terhadap
keberadaan dan perkembangan hukum ekonomi di Indonesia benar-benar sudah
ketinggalan zaman. Karena sesungguhnya sejak bangsa kita mulai menyusun dan
melaksanakan Pelita I sampai dengan Pelita VI banyak terjadi perubahan dan
perkembangan, tidak hanya dalam dunia ekonomi tetapi juga dalam bidang sosial dan
hukum perundang-undangan, walaupun perkembangan di bidang-bidang tersebut
seringkali tidak berjalan beriringan dan sinkron.
Perkembangan bidang ekonomi seringkali berlangsung secara independen dari
sistem hukum yang berlaku saat ini, sehingga menimbulkan banyak lembaga ekonomi
yang belum atau belum diatur oleh norma hukum baru, termasuk hukum dasar. Meskipun
lembaga ekonomi diatur, kebijakan dan peraturan ekonomi nasional seringkali hanya
didasarkan pada aturan hukum administrasi publik tanpa pengaturan atau peraturan
hukum yang substantif. Akibatnya hukum seolah-olah dianggap usang. Yang terjadi
adalah hukum ditinggalkan oleh sektor ekonomi. Selain itu, perkembangan ekonomi
dunia yang semakin terbuka dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat
akan mempengaruhi kehidupan hukum di Indonesia. Sedangkan aspek hukum ekonomi
seperti wasiat, hukum perburuhan dan kepailitan yang terangkum dalam hukum perdata
dan hukum dagang, masih mencerminkan hukum kolonial Belanda, yang tentunya sudah
ketinggalan zaman dan tidak berkaitan dengan perkembangan perusahaan modern. dunia.
Banyak peraturan perundang-undangan yang mengatur berbagai kegiatan di bidang
ekonomi sudah tidak berlaku lagi saat ini.
pembangunan nasional khususnya yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi
pada umumnya memiliki keterkaitan antara regulasi/regulasi sistem hukum dengan
kinerja kegiatan ekonomi dalam negeri. dengan Hukum Ekonomi Umum di Indonesia.
Selain isu-isu tersebut, sebenarnya peran kebijakan hukum dalam konteks hukum
ekonomi memainkan peran yang sangat strategis. Dengan pendekatan politik hukum,
maka terbentuk hukum ekonomi yang setidaknya harus memperhatikan kepentingan
nasional. Konsep kepentingan nasional tidak dimaksudkan untuk dipahami dalam arti
sempit, tetapi kepentingan nasional merupakan titik tolak upaya go global. Dengan
semangat nasionalisme ekonomi di era globalisasi, semakin jelas bahwa kebutuhan
mendesak adalah mewujudkan perekonomian nasional yang tangguh, tangguh, dan
mandiri. Demokrasi ekonomi didasarkan atas kerakyatan dan kekeluargaan, serta usaha-
usaha kooperatif, yang menggerakkan perilaku ekonomi individu dan masyarakat.
Keseimbangan yang serasi, efisien dan adil antara perencanaan nasional dan
desentralisasi ekonomi serta otonomi yang luas, bebas dan bertanggung jawab akan
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hukum Ekonomi ?
2. Bagaimana Praktik Hukum Ekonomi dalam Pembangunan Nasional ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian Hukum Ekonomi
2. Dapat mengetahui Praktik Hukum Ekonomi dalam Pembangunan Nasional

BAB II
PENJELASAN

1. Hukum Ekonomi
Hukum ekonomi didefinisikan sebagai seperangkat norma hukum yang mengatur
dan mempengaruhi segala sesuatu yang menyangkut perekonomian nasional dan
kehidupan negara, baik swasta maupun publik, tertulis dan nyata, tertulis, yang mengatur
kegiatan dan kehidupan ekonomi nasional. Lahirnya hukum ekonomi disebabkan oleh
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang pesat. Dalam hal ini, peran hukum adalah
membatasi dan mengatur kegiatan ekonomi, sehingga pembangunan ekonomi tidak
mengabaikan hak-hak masyarakat. Sebagai negara kesejahteraan, pemerintah wajib
melindungi hak dan kepentingan masyarakat dalam bentuk hukum adat. Hukum formal
ini akan memungkinkan tercapainya tujuan pembangunan ekonomi. Dengan demikian,
semua kegiatan ekonomi akan diatur dengan undang-undang resmi sebagai sarana
pelaksanaan kebijakan pembangunan ekonomi yang pada akhirnya akan meningkatkan
taraf hidup dan tingkat kecerdasan masyarakat Indonesia.
Indonesia memiliki dua jenis hukum ekonomi, yaitu hukum pembangunan ekonomi
dan hukum sosial ekonomi. Hukum Pembangunan Ekonomi berkaitan dengan peraturan
perundang-undangan, termasuk hukum dan gagasan hukum tentang bagaimana
meningkatkan dan mengembangkan kehidupan ekonomi di negara atau di seluruh
Indonesia, sedangkan Hukum Sosial Ekonomi mengatur tentang peraturan perundang-
undangan tentang bagaimana meningkatkan kehidupan ekonomi Indonesia.
Hasil pembangunan ekonomi nasional dapat dibagi rata menurut nilai
kemanusiaan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Hukum Ekonomi
Indonesia mencakup semua ketentuan dan keputusan hukum yang secara khusus
mengatur kegiatan dan kehidupan perekonomian Indonesia. Definisi ini cukup sederhana
dan mudah dipahami.Karena hukum ekonomi merupakan bagian dari sistem hukum
Indonesia dan memegang peranan yang sangat penting dalam mengatur kegiatan
perekonomian Indonesia, karena sifatnya yang sangat mendasar dapat dengan mudah
dijumpai dalam prakteknya berbagai peraturan perundang-undangan di Indonesia.
Temukan ketentuan dalam hukum ekonomi.

2. Hukum dan Ekonomi


Guru. Dr Abdul Manan mengatakan bahwa globalisasi ekonomi saat ini telah
melahirkan banyak hal baru dalam perkembangan ekonomi dunia, antara lain munculnya
era pasar bebas internasional, sektor ekonomi, ekonomi politik, budaya dan teknologi. .
Saling ketergantungan sistem dan pengenalan berbagai bentuk. Lembaga ekonomi
internasional, dll. Berkaitan dengan hal tersebut, harus ada asas hukum yang dapat
mengatur mekanisme hubungan agar tidak terjadi benturan kepentingan dalam
pembangunan ekonomi negara. Selain untuk menjaga ketertiban, hukum juga diperlukan
sebagai pedoman pembangunan ekonomi, agar pelaku ekonomi memiliki kepastian
hukum dan rasa keadilan.
Sampai saat ini, tidak ada definisi hukum yang seragam yang digunakan oleh
semua kelompok, karena setiap pengacara memberikan definisi hukum berdasarkan sudut
pandang mereka. Misalnya, hakim akan melihat keahliannya, ilmuwan juga akan melihat
hukum dari sudut pandang profesi keilmuannya. Hal ini sesuai dengan penegasan
Emmanuel Kant bahwa tidak ada ahli hukum yang dapat memberikan definisi hukum
yang tepat tentangnya. Seperti halnya ilmu hukum, ilmu ekonomi juga demikian, artinya
para ekonom tidak memiliki definisi yang sama untuk memberikan definisi yang pasti.
Menurut Manulang, ilmu ekonomi adalah ilmu yang menguji komitmen manusia
terhadap kebahagiaan. Kesejahteraan adalah kondisi manusia untuk memenuhi kebutuhan
akan barang dan jasa. Sedangkan hukum ekonomi yang disebutkan oleh Rachmad
Soemitro merupakan bagian dari standar global yang dikembangkan oleh pemerintah atau
penguasa, yang mengatur tentang perwujudan masyarakat dan mengatur kepentingan
ekonomi masyarakat yang saling berhadapan.
3. Hukum Ekonomi Internasional
Kita hidup di dunia global. Dengan kata lain, kehidupan yang kita jalani saat ini
terkait dan terkait secara ekonomi, politik, budaya oleh apa yang disebut kemajuan
teknologi. Oleh karena itu, seolah-olah kita hidup di "desa global". Fakta atau proses
yang terjadi itulah yang disebut dengan fenomena globalisasi. Tentu saja masih ada
hubungan antara satu negara dengan negara lain, dari satu daerah ke daerah lain, tetapi
dibandingkan beberapa dekade yang lalu, perkembangan kehidupan dunia kontemporer
yang pesat berarti bahwa hubungan yang ada lebih tegang, lebih umum dan saling
mempengaruhi.
Untuk hukum ekonomi internasional, situasi yang dijelaskan di atas berarti bahwa
beberapa konsep dasar menjadi lebih bermasalah dan perlu diubah. Frame dan model
lama menjadi kurang relevan. Hal ini tidak terlalu mengejutkan. Tentu saja, hukum
ekonomi internasional tidak dapat dikesampingkan dari perubahan ekonomi internasional
itu sendiri karena merupakan bagian dari ekonomi internasional. Pada dasarnya, hukum
ekonomi internasional ada karena negara perlu terlibat dalam perdagangan dan lembaga
sipil seperti bisnis untuk memperluas pangsa pasar mereka. Oleh karena itu, hukum
ekonomi internasional sangat sensitif terhadap perubahan ekonomi internasional dan
karena juga merupakan negara dan sekelompok negara yang membuat aturan
perdagangan internasional.
Salah satu cara untuk mendefinisikan hukum internasional adalah dengan
memahami negative contention, yaitu memahami apa yang bukan hukum internasional.
Oleh karena itu, hukum internasional bukanlah hukum nasional, lokal atau kotamadya
atau istilah lain yang digunakan untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan
yurisdiksi tertentu di mana hukum tersebut berlaku. penduduk suatu wilayah geografis
tertentu. Hukum nasional, lokal, atau kotamadya yang berlaku untuk individu,
perusahaan, atau masalah hukum lainnya di yurisdiksi tertentu. Misalnya hukum pidana
dan hukum yang berkaitan dengan perkawinan. Perlu dicatat bahwa ada beberapa
pengecualian untuk aturan ini, tetapi ini adalah kasus kecil yang tidak terlalu penting.
Cara lain untuk mendefinisikan hukum internasional adalah dengan menanyakan apa
batasan atau ukuran hukum internasional. Kata “internasional” sendiri merupakan bukti
tekstual yang menunjukkan bahwa hukum internasional adalah hukum yang melampaui
batas-batas negara dan lebih luas lagi merupakan yurisdiksi suatu negara. Namun bukan
berarti hukum internasional bersifat universal, walaupun dalam beberapa kasus hukum
internasional diklaim memiliki ciri-ciri tersebut, misalnya hukum humaniter
internasional, kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Penting juga untuk mempertimbangkan bahwa pemangku kepentingan adalah
negara dan bukan warga negara individu. Perbedaan utama antara kedua negara adalah
kesetaraan formal yang dimiliki negara dengan warga negara individu dalam suatu negara
yang memiliki hubungan hierarkis atau vertikal. pengertian hukum internasional adalah
memeriksa bagian-bagian dan hal-hal yang diatur oleh hukum. Perbedaan yang sering
dibuat dalam hal ini adalah penggunaan istilah hukum internasional publik dan hukum
internasional privat. Hukum internasional publik adalah hukum yang mengatur hubungan
antar negara, sedangkan hukum internasional privat mengacu pada hukum antara
individu, termasuk perusahaan, di mana ia bersifat internasional, membantu
mendefinisikan hak dan kewajiban pihak dalam kondisi tertentu. Singkatnya, undang-
undang mengatur berlakunya hak dan kewajiban antara para pihak dan pengumuman
aturan sebagai referensi jika terjadi perselisihan, di mana, ada atau tidak adanya faktor
internasional akan diperhatikan.

4. Praktek Hukum Ekonomi dalam Pembangunan


Peran hukum dalam pembangunan ekonomi suatu negara tidak dapat dipungkiri.
Oleh karena itu, sangat jelas bahwa jika kondisi hukum suatu negara berlaku,
pembangunan ekonomi akan mudah dicapai. Namun sebaliknya jika hukum tidak dapat
berperan secara efektif tentu akan berdampak negatif terhadap pembangunan ekonomi,
kondisi ini tentunya berlaku bagi Indonesia sebagai negara yang berperan aktif dalam
pembangunan ekonomi. Selain itu, ketika Indonesia menyatakan dalam konstitusinya
negara yang diatur oleh hukum (rechtstaat). Dari sini juga dapat dipahami bahwa
Indonesia menginginkan dua hal: pertama, hukum itu berlaku; Kedua, karena hukum itu
operasional, pembangunan ekonomi akan mudah dicapai. Dengan pemikiran tersebut,
jika dilihat dari perspektif politik hukum, pembentukan hukum khususnya hukum
ekonomi tidak selalu sesuai dengan harapan tersebut. Faktor penyebab kurangnya
sinkronisasi adalah banyak manfaat yang timbul dalam proses pembuatan undang-
undang. Kebijakan hukum telah berkembang untuk memasukkan perbedaan antara
kepentingan nasional dan asing. Akibatnya, hukum asal yang digunakan sebagai sarana
pembangunan ekonomi tampak sia-sia, karena yang dihadirkan adalah kepentingan asing
yang dominan.
Perkembangan globalisasi ekonomi dan kerjasama ekonomi internasional sedikit
banyak mengungkapkan adanya permasalahan di bidang hubungan ekonomi, termasuk
upaya pengaturan negara atau negara pelaku ekonomi di negara maju. Upaya pengaturan
tersebut dapat dilihat baik di tingkat global melalui World Trade Organization
(selanjutnya disingkat WTO), di tingkat regional melalui berbagai kerjasama dalam
kawasan yang sama, maupun secara bilateral melalui berbagai kerjasama bilateral, hal ini
sebenarnya tidak mengurangi terjadinya penyimpangan yang berbeda dari standar yang
disepakati. Selanjutnya, perkembangan globalisasi ekonomi berdampak pada globalisasi
hukum. Ketika Indonesia meratifikasi Agreement Establishing the World Trade
Organization (Perjanjian Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) dengan Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1994 (selanjutnya disingkat Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1994), Indonesia langsung melangkah ke dalam apa yang disebut “globalisasi”.
Globalisasi yang dimaksud adalah globalisasi yang merambah semua aspek kehidupan
manusia, baik itu ekonomi, politik atau bahkan budaya. Dari segi hukum, keikutsertaan
Indonesia dalam General Agreement on Tariffs and Trade/World Trade Organization
(selanjutnya disingkat GATT/WTO) pada akhirnya memunculkan istilah legalisasi
“global”. Dengan Indonesia meratifikasi Agreement Establishing the World Trade
Organization dan Annexes-nya, maka ada konsekuensi hukum bahwa Indonesia harus
dan harus berpartisipasi penuh dalam implementasi GATT. / WTO, dimana komitmen
Indonesia berupa harmonisasi hukum nasional. dengan hukum internasional dalam
kerangka GATT/WTO.
Pembangunan legislasi nasional memerlukan pemahaman bersama tentang tujuan
yang ingin dicapai, sehingga legislasi oleh berbagai pihak dapat bekerja secara sinergis
untuk mencapai tujuan yang telah disepakati di tingkat nasional. Selain itu, perumusan
peraturan perundang-undangan nasional ditujukan untuk mencapai tujuan pembentukan
dan penyelenggaraan sistem hukum nasional12, serta tujuan yang ditetapkan dalam
ketentuan hukum ekonomi, khususnya yang berkaitan dengan hukum ekonomi. kegiatan
di Indonesia. Untuk mewujudkan perekonomian Indonesia yang kokoh dan pembangunan
hukum ekonomi, perlu dilakukan penyesuaian terhadap berbagai kebijakan, peraturan
perundang-undangan di bidang ekonomi dan moneter yang telah disetujui oleh negara
Indonesia melalui. Kebijakan moneter, sebagai salah satu kebijakan penting dalam
kebijakan pembangunan ekonomi nasional, harus lebih difokuskan pada upaya
menciptakan dan menjaga stabilitas moneter. Selain itu, pembangunan ekonomi akan
sangat mempengaruhi perkembangan hukum dan pembangunan sektor ekonomi tidak
akan berlangsung dengan baik tanpa didukung oleh peraturan perundang-undangan yang
baik. Pembangunan hukum dikaitkan dengan pembangunan pada umumnya dan
pembangunan ekonomi pada khususnya.
Di Indonesia, konsep pembaruan hukum, khususnya hukum sebagai sarana
reformasi pembangunan masyarakat (Mochtar Kusumaatmadja, yang terinspirasi oleh
konsep "hukum sebagai alat rekayasa sosial") oleh Roscoe Pound) telah memberikan
peran penting dalam pembangunan, khususnya pembangunan ekonomi. Konsep hukum
sebagai sarana inovasi dan pengembangan masyarakat, hukum harus tampil terlebih
dahulu dan berorientasi pada inovasi dan pengembangan. Peraturan perundang-undangan
harus mampu mengantisipasi perkembangan masyarakat ke depan. Dengan demikian,
reformasi hukum dan pembentukan hukum harus melihat ke depan, pembentukan hukum
tidak hanya melayani kepentingan hari ini tetapi harus melihat kemungkinan-
kemungkinan di masa depan seiring dengan perkembangan hukum. . Dan teknologi.
Dalam perkembangannya, hukum ekonomi Indonesia telah menjadi bagian integral dari
hukum niaga internasional, suatu bidang hukum yang berkembang pesat yang
cakupannya cukup luas. Hubungan bisnis lintas batas dapat mencakup banyak jenis, dari
bentuk yang sederhana, yaitu barter, pembelian atau penjualan barang atau komoditas
(produk pertanian, perkebunan, dll), hingga hubungan bisnis atau transaksi yang
kompleks. Kompleksitas hubungan atau transaksi perdagangan internasional tersebut
setidaknya disebabkan oleh adanya layanan teknologi (khususnya TI) untuk transaksi
komersial yang cepat. Batas negara tidak lagi menjadi kendala dalam bertransaksi.
Bahkan dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, para pedagang saat ini tidak
perlu lagi mengetahui atau mengetahui siapa mitra bisnis mereka di belahan dunia lain.
Hal ini dapat dilihat dengan munculnya transaksi yang dikenal sebagai e-commerce.
Pembangunan ekonomi sangat mempengaruhi tingkat kemakmuran suatu negara.
Namun, pembangunan ekonomi yang murni didorong oleh pasar tidak akan otomatis
membawa kemakmuran bagi semua lapisan masyarakat. Pengalaman negara-negara maju
dan berkembang menunjukkan bahwa meskipun mekanisme pasar mampu menciptakan
kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang optimal, dalam proses
perkembangannya, negara-negara maju pada umumnya tidak menghasilkan pemerataan
pendapatan dan menyelesaikan masalah-masalah sosial. Inilah salah satu faktor di mana
negara-negara maju berusaha menutup kesenjangan dengan membentuk negara
kesejahteraan. Suatu sistem yang memberikan peran lebih besar kepada Negara
(pemerintah) dalam pembangunan perlindungan sosial yang terencana, terlembaga dan
berkelanjutan.
Pemerintah Indonesia harus berhati-hati dalam memilih dan menerapkan strategi
pembangunan ekonominya. Ada “teori” yang memperingatkan bahwa ekonomi
neoklasik Barat memang cocok untuk pembangunan ekonomi nasional, tetapi tidak cocok
atau cukup untuk mencapai pemerataan dan pemerataan masyarakat. Misi Pancasila
adalah mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang harus menjadi
pedoman dasar dari setiap kebijakan pembangunan ekonomi dan regulasi ekonomi. Nilai-
nilai Pancasila relevan dan disebutkan sebagai sila terakhir, keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Roda gigi kegiatan ekonomi bangsa didorong oleh rangsangan
ekonomi, sosial dan moral. Nasionalisme ekonomi di era globalisasi semakin
menunjukkan urgensi pencapaian perekonomian nasional yang tangguh, tangguh, dan
mandiri. Demokrasi ekonomi didasarkan atas kerakyatan dan kekeluargaan, serta usaha-
usaha kooperatif, yang menggerakkan perilaku ekonomi individu dan masyarakat.
Diperlukan keseimbangan yang serasi, efisien, dan adil antara perencanaan nasional dan
desentralisasi ekonomi serta otonomi luas, kebebasan, dan akuntabilitas untuk
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Seperti yang terjadi,
pemerintah Orde Baru yang kuat dan stabil memilih strategi pembangunan dengan model
“korporasi”, dengan mengutamakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan nyaris
mengabaikan pemerataan. Ini adalah strategi yang menyebabkan "krisis mata uang" yang
terjadi pada tahun 1997 ketika reformasi politik, ekonomi, sosial dan moral dimulai.
Dalam konteks yang dihadapi dunia saat ini, krisis keuangan global telah membuat
sistem hukum ekonomi banyak negara tidak dapat menjalankan fungsi dan perannya
secara efektif. Kondisi tersebut diduga akan berdampak negatif terhadap stabilitas sistem
keuangan dan mengancam keberlangsungan perekonomian nasional. Menurut ketentuan
di atas, reformasi hukum merupakan upaya reformasi yang menyeluruh dan luas dengan
rencana-rencana yang tertuang dalam proses pembangunan jangka panjang, sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP). ) 2005-2025 Sejalan dengan RPJP, menyusun peraturan
perundang-undangan yang bertujuan untuk membantu tercapainya pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan, mengatur masalah-masalah yang berkaitan dengan perekonomian,
khususnya dunia usaha dan industri, serta menciptakan keamanan investasi, khususnya
dalam penegakan dan perlindungan hukum. Peraturan perundang-undangan juga
dimaksudkan untuk mengeliminasi kemungkinan terjadinya tindak pidana korupsi serta
mampu mengatasi dan menangani secara tuntas permasalahan yang berkaitan dengan
kolusi, korupsi, dan otokrasi (KKN).
Strategi pembangunan untuk membangkitkan kekuatan ekonomi kerakyatan adalah
strategi untuk mewujudkan demokrasi ekonomi, yaitu produksi dilakukan oleh semua
orang untuk semua orang dan di bawah kepemimpinan dan pengawasan anggota
masyarakat. Kesejahteraan masyarakat lebih diutamakan daripada kesejahteraan individu,
sehingga kemiskinan tidak dapat ditolerir, sehingga semua kebijakan dan program
pembangunan harus menguntungkan yang paling miskin dan paling tidak sejahtera. Ini
adalah tentang pengembangan generasi mendatang serta jaminan sosial dari komunitas
termiskin dan paling tidak beruntung. khususnya dalam pelaksanaan pembentukan hukum
di bidang hukum ekonomi. Oleh karena itu, nilai-nilai ekonomi perlu ditemukan kembali,
seperti: ekonomi kerakyatan, ekonomi pertanian, ekonomi pancasila dan lain-lain,
dilindungi oleh sistem hukum yang efektif dan diatur oleh negara, kondisi dan dukungan
penuh.

BAB III
KESIMPULAN

1. Hukum ekonomi didefinisikan sebagai seperangkat norma hukum yang mengatur dan
mempengaruhi segala sesuatu yang menyangkut perekonomian nasional dan kehidupan
negara, baik swasta maupun publik, tertulis dan nyata, tertulis, yang mengatur kegiatan
dan kehidupan ekonomi nasional.
2. Hukum Pembangunan Ekonomi berkaitan dengan peraturan perundang-undangan,
termasuk hukum dan gagasan hukum tentang bagaimana meningkatkan dan
mengembangkan kehidupan ekonomi di negara atau di seluruh Indonesia, sedangkan
Hukum Sosial Ekonomi mengatur tentang peraturan perundang-undangan tentang
bagaimana meningkatkan kehidupan ekonomi Indonesia.
3. Hukum ekonomi internasional sangat sensitif terhadap perubahan ekonomi internasional
dan karena juga merupakan negara dan sekelompok negara yang membuat aturan
perdagangan internasional.
4. hukum internasional bukanlah hukum nasional, lokal atau kotamadya atau istilah lain
yang digunakan untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan yurisdiksi tertentu di
mana hukum tersebut berlaku. Kata “internasional” sendiri merupakan bukti tekstual
yang menunjukkan bahwa hukum internasional adalah hukum yang melampaui batas-
batas negara dan lebih luas lagi merupakan yurisdiksi suatu negara.
5. Hukum internasional publik adalah hukum yang mengatur hubungan antar negara,
sedangkan hukum internasional privat mengacu pada hukum antara individu, termasuk
perusahaan, di mana ia bersifat internasional, membantu mendefinisikan hak dan
kewajiban pihak dalam kondisi tertentu.
6. jika hukum tidak dapat berperan secara efektif tentu akan berdampak negatif terhadap
pembangunan ekonomi, kondisi ini tentunya berlaku bagi Indonesia sebagai negara
yang berperan aktif dalam pembangunan ekonomi.
7. Perkembangan globalisasi ekonomi dan kerjasama ekonomi internasional sedikit banyak
mengungkapkan adanya permasalahan di bidang hubungan ekonomi, termasuk upaya
pengaturan negara atau negara pelaku ekonomi di negara maju.
8. perumusan peraturan perundang-undangan nasional ditujukan untuk mencapai tujuan
pembentukan dan penyelenggaraan sistem hukum nasional12, serta tujuan yang
ditetapkan dalam ketentuan hukum ekonomi, khususnya yang berkaitan dengan hukum
ekonomi.
9. pembangunan ekonomi akan sangat mempengaruhi perkembangan hukum dan
pembangunan sektor ekonomi tidak akan berlangsung dengan baik tanpa didukung oleh
peraturan perundang-undangan yang baik.
10. Di Indonesia, konsep pembaruan hukum, khususnya hukum sebagai sarana reformasi
pembangunan masyarakat (Mochtar Kusumaatmadja, yang terinspirasi oleh konsep
"hukum sebagai alat rekayasa sosial") oleh Roscoe Pound) telah memberikan peran
penting dalam pembangunan, khususnya pembangunan ekonomi.
11. nilai-nilai ekonomi perlu ditemukan kembali, seperti: ekonomi kerakyatan, ekonomi
pertanian, ekonomi pancasila dan lain-lain, dilindungi oleh sistem hukum yang efektif
dan diatur oleh negara, kondisi dan dukungan penuh.
12. Bagi Indonesia, membangun persatuan, memajukan pembangunan, dan mencapai
kesejahteraan harus terjadi secara bersamaan. Kondisi tersebut memberikan peluang
untuk menciptakan keselarasan dalam mencapai tujuan pembangunan hukum, khususnya
hukum ekonomi . Dengan sistem hukum ekonomi selaras dengan nilai-nilai Negara
hukum yang terkandung dalam Pancasila dan UUD 1945, maka undang-undang dapat
membuat warga bekerja lebih keras dan kegiatan ekonomi dilindungi dan dijamin oleh
undang-undang, sehingga secara otomatis merupakan hasil Kerja. Dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Utama, Meria. 2012. Hukum Ekonomi Internasional. Penerbit PT Fikahati Aneska.

Zulfi, Diane Zafni. 2015. Kedudukan Hukum Ekonomi Indonesia Dalam Perspektif
Globalisasi Perdagangan. Buletin Hukum Kebanksentralan, 12(1), 1-14.

Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Hasil Amandemen


Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Ratifikasi GATT/WTO

Anda mungkin juga menyukai