Anda di halaman 1dari 14

PERAN HUKUM DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah


HUKUM DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI

Dosen Pengampu:
Prof.Dr.H. Gunarto,S.H.,S.E.,Akt.,M.Hum.

Oleh:
RONI AKROMA
NIM :

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AGUNG
SEMARANG 2022
A. Pendahuluan
Fungsi hukum adalah sebagai media pengatur interaksi sosial1. Dalam pengaturan
tersebut terdapat petunjuk mengenai apa yang harus dilakukan mana yang tidak boleh
dilakukan dengan harapan segalanya sesuatunya berjalan tertib dan teratur. Sekaligus
dalam posisi masyarakat yang teratur tersebut, hukum dijadikan sarana untuk
mewujudkan keadilan sosial, disini lah harapan terhadap hukum agar dapat memiliki
manfaat bagi kehidupan masyarakat. Di mana tercipta kehidupan yang masyarakatnya
terlindungi, aman dan nyaman. Hukum dapat berfungsi sebagai pengerak pembangunan
yaitu dapat membawa masyarakat ke arah yang lebih maju 2. Selain itu, fungsi hukum
yang lain adalah meningkatkan daya berfikir masyarakat menjadi semakin kritis, karena
masyarakat memiliki pengetahuan dan pemahaman dari hak dan kewajiban mereka
sebagai warga negara.
Menurut pendapat Lawrence M. Friedman 2009, bahwa hukum memberi pengaruh
signifikan terhadap kehidupan masyarakat, karena hukum dibentuk untuk mencapai
suatu tujuan. Realitas pernyataan tersebut dapat dilihat dalam perjalanan hukum
diberbagai belahan dunia, negara dengan hukum yang tegak telah menjadikan negaranya
makmur, misalnya beberapa negara di ASIA, Singapura dengan penegakan hukum telah
menciptakan kemakmuran bagi warganya, demikian dengan negara Jepang. Berbagai
studi tentang hubungan hukum dan ekonomi menunjukkan bahwa kemajuan ekonomi
tidak akan berhasil tanpa pembangunan hukum yang mendahuluinya, sehingga sangat
tepat jika dikatakan bahwa antara sistem hukum dan sistem ekonomi terdapat interaksi
dan hubungan saling pengaruhmempengaruhi.
Demikian dengan Indonesia yang memiliki cita-cita memakmurkan warga
negaranya, bagi bangsa Indonesia indikator kesejahteraan, secara konstitusional telah
termaktub dalam pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia pada
alenia keempat, yaitu:
1. Kehidupan berbangsa yang aman karena negara mampu menjaga rakyatnya
terhadap ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam;

1
Didiek R. Mawardi, Fungsi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat, Jurnal Masalah-masalah hukum,
Jilid 44, No. 3, Juli 2015, hlm, 275
2
Mochtar Kusumaadja, Fungsi dan Pekembangan Hukum Dalam Pembangunan Nasional. Bandung,
Penerbit Binacipta, 1986, hlm. 11
1
2. Kehidupan yang cerdas, karena kecerdasan sebagai aspek budaya manusia
merupakan prasyarat terbangunnya sistem sosial dan sistem politik yang
berbudaya, yang beradab dan berkemanusiaan;
3. Kehidupan yang sejahtera yang berkeadilan pada kehidupan berbangsa dan
bernegara yang berkeadilan sosial;
4. Dalam kehidupan masyarakat dunia, apa yang diusahakan oleh suatu bangsa tidak
akan berhasil, jika ketertiban dan keamanan masyarakat dunia tidak ada, oleh
karena itu bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia berkewajiban
pula untuk ikut ambil bagian dalam mewujudkan ketertiban dunia 3.
Dari pemaparan Undang-undang Dasar di atas, dapat diapahami bahwa tujuan
pendirian Negara Republik Indonesia pada dasarnya untuk mensejahterakan seluruh
rakyat tanpa kecuali. Dengan kata lain negara Indonesia bertujuan untuk membentuk
negara kesejahteraan. Tujuan pembangunan nasional adalah peningkatan kesejahteraan
sosial bukan hanya pertumbuhan ekonomi semata tetapi untuk memenuhi berbagai
kebutuhan dasar sosial dan ekonomi dari setiap warga negara agar mencapai suatu
standar hidup yang minimal4. Indonesia memiliki 14 pasal kesejahteraan dalam UUD
1945 namun tidak memiliki kekuatan untuk membentuk masyarakat yang sejahtera jika
dibandingkan dengan konstitusi negara lain yang bertujuan kesejahteraan seperti
Norwegia, Jepang, Amerika, dan Malaysia yang memiliki indeks pembangunan
manusianya relatif tinggi. Norwegia hanya mencantumkan 3 pasal dalam konstitusinya
Pasal 110, 110a dan Pasal 110b2 tapi mampu mencapai IPM yang hampir sempurna.
Begitu juga dengan Jepang yang hanya mencantumkan 1 pasal saja tentang
kesejahteraan dalam konstitusi negara Jepang5.
Landasan konstitusional tersebut memberikan pemahaman bahwa
penyelenggaraan Negara Indonesia adalah di dasarkan pada konsep hukum. Peran
hukum dalam era reformasi di segala bidang ilmu merupakan bukti nyata, secara hakiki
kehidupan masyarakat memerlukan seperangkat aturan hukum yang selalu dapat
menjaga ketertiban dan lebih jauh lagi memberikan kepastian hukum, kemanfaatan dan

3
Djoko Imbawani Atmadjaja, Membangun Hukum Untuk Kesejahteraan, Jurnal Konstitusi, Vol. IV,
No. 2 November 2011, 17
4
Elviandri, Khuzdaifah Dimyati dan Absori, Quo Vadis Negara Kesejahteraan: Meneguhkan Ideologi
Welfare State Negara Hukum Kesejahteraan Indonesia, MIMBAR HUKUM Volume 31, Nomor 2, Juni 2019,
Halaman 252-266
5
The Constitution Of Japan, http://japan.kantei.go.jp/constitution_and_government_of
_japan/constitution_e.html, diakses 30 Juni 2022.
2
keadilan6. Eksistensi hukum secara langsung dalam bidang ekonomi direfleksikan oleh
peran negara, secara faktual dapat dilihat pada peran Hukum administrasi Negara yang
sangat berpengaruh dalam kehidupan ekonomi karena hukum administrasi negara adalah
bagian dari peraturan perundang-undangan yang berlaku langsung menyentuh kegiatan
perekonomian disuatu negara.
Dari pemaparan di atas maka dalam makalah ini, penulis hendak mendeskripsikan
lebih dalam berkenaan dengan peranan hukum dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, yang penulis rumuskan dalam judul "Peran Hukum Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat".
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah:
1. Bagaimana pembangunan hukum di Indonesia?
2. Bagaimana peran hukum dalam meningkatkan kesejahteraan masyarkat di
Indonesia?
C. Pembahasan
a. Pembangunan Hukum di Indonesia.
Sistem hukum suatu negara mencakup konsep-konsep atau teori nasional
tentang hukum, sistem pendidikan hukum, sistem penerapan hukum (pelayanan dan
penegakan), dan aneka ragam sumber dan kaidah hukum. Berbagai komponen
tersebut tersusun dalam sebuah kesatuan sistematik yang dapat dikenali sebagai
sebuah sistem hukum suatu negara. Sistem hukum suatu negara akan mencerminkan
kedudukan hukum serta sistem pengelolaan hukum dari negara tersebut, yang dapat
berbeda antara negara yang satu dengan negara yang lain 7. Kebijakan dalam
pembangunan hukum dirumuskan dalam politik pembangunan hukum nasional.
Pijakan utama dalam politik pembangunan hukum nasional hingga tahun 2045 adalah
Pancasila, yang merupakan dasar negara dan sekaligus way of life Bangsa Indonesia
yang digali dari kearifan bangsa, serta yang terbukti mampu mengantar sekaligus
menjaga kelangsungan Bangsa Indonesia. Di samping dua sumber hukum utama,

6
Aminuddin Ilmar. 2009. Konstruksi Teori dan Metode Kajian Ilmu Hukum. Hasanuddin University
Press, Makassar: hlm: 3.
7
Bagir Manan, “Kembali Ke Politik Pembangunan Hukum Nasional” (makalah disampaikan di
Bandung, tahun 2011).
3
yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, sumber-sumber hukum lain, baik
pada tataran Undang-undang sampai dengan tataran di bawahnya terus dikembangkan
untuk mengakomodasikan kepentingan nasional, namun dengan tetap memperhatikan
kewajiban-kewajiban internasional Indonesia sebagai anggota masyarakat
internasional.
Sebagai sistem aturan yang spesifik, hukum membangun konsep-konsep hukum
tersendiri, meskipun sebagian diadopsi dari konsep yang ada pada institusi sosial
lainnya. Konsep hukum lazim dijumpai dalam konteks norma-norma hukum. Isu
utamanya tidak dapat dipisahkan dari penafsiran terhadap norma-norma tempat
konsep hukum itu muncul. Dalam konteks pembangunan hukum nasional, konsep
hukum di bidang ekonomi, politik, sosial, dan hukum, tidak sepenuhnya berasal dari
gagasangagasan masyarakat Indonesia. Sebagian besar konsep yang ada diciptakan
oleh hukum melalui berbagai mekanisme, diantaranya transplantasi hukum (legal
transplants) atau membawa dari hukum asing (borrowing from other system) atau
mobilitas hukum lintas batas (transfrontier mobility of law), baik karena globalisasi
atau menyesuaikan dengan kecenderungan internasional maupun akibat hubungan
internasional dan transnasional yang multilateral maupun bilateral.
Tatanan hukum dibedakan dengan tatanan sosial non hukum, baik yang bersifat
ideal maupun riil. Tatanan sosial yang bersifat ideal seperti hukum agama dan tatanan
etis, sedangkan tatanan riil seperti adat dan kebiasaan. Tatanan hukum dapat
bersumber dari kedua tatanan sosial lainnya tersebut. Peran hukum dalam
menciptakan dan melanggengkan tatanan sosial (social order) telah menjadi perhatian
para ahli hukum semenjak zaman Aristoteles. Hukum Nasional dibangun dengan
mengakomodasi tatanan-tatanan ideal dan riil itu, artinya sebagian berasal dari
tatanan agama dan sebagian dari tatanan adat. Lebih dari itu, secara substansial,
hukum nasional melakukan adaptasi terhadap ketentuan-ketentuan hukum
internasional dan transnasional, selebihnya hukum internasional diterima dan
diberlakukan berdiri sendiri8.

8
Dokumen Pembangunan Hukum Nasional Tahun 2020, Badan Pembinaan Hukum Nasional
Kementerian Hukum Dan HAM. Diakses melalui: https://bphn.go.id/data/documents/13._buku_dphn.pdf
4
Setidaknya terdapat tiga pilar dari pembangunan hukum nasional yang terus
menjadi pegangan baik di masa lalu, masa kini, maupun masa mendatang, yakni: 9
a. Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Tanpa Proklamasi, tidak ada
Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat, tidak ada Pancasila dan
Konstitusi. Proklamasi menjadi dasar bahwa pembangunan hukum nasional
harus selaras dengan semangat proklamasi yakni menjadi bangsa yang bebas,
merdeka, dan berdaulat.
b. Pancasila. Pembangunan hukum nasional disusun berdasarkan Pancasila. Ini
berarti tujuan, pilihan kebijakan, dan cara yang akan digunakan untuk
mencapainya harus selaras dengan nilai-nilai Pancasila yakni, keTuhanan,
kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial.
c. Undang-Undang Dasar NRI 1945. Pembangunan hukum nasional untuk
mencapai tujuan bernegara yang diungkapkan dalam Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945 dan tunduk terhadap batas-batas yang ditetapkan oleh konstitusi.
Adapun tahapan dan fokus pembangunan hukum Indonesia, disesuaikan dengan
Visi Misi Indonesia tahun 2045, pembangunan hukum di Indonesia telah dirumuskan
tahapan dan fokus pembangunan per lima tahun, yang penganggarannya disesuaikan
dengan dokumen rencana pembangunan nasional lima tahunan (RPJMN). Target
pembangunan hukum pada Visi Indonesia 2045 dibagi ke dalam tiga dekade, yaitu
target tahun 2025, tahun 2035 dan tahun 2045, yang digambarkan seperti bagan
berikut:10

9
Bagir Manan, “Strategi Pembangunan Budaya Hukum yang Mengarusutamakan Etika Hukum dalam
Membangun Masyarakat Indonesia yang Berbudaya Hukum,” (Makalah disampaikan pada Focus Group
Discussion Kelompok Kerja Penyusunan Dokumen Pembangunan Hukum Nasional Tahun 2020 di Jakarta,
27 Agustus 2020).
10
Disadur dari Shidarta, “Review Draf Dokumen Pembangunan Hukum Nasional 2020”, (Makalah
disampaikan pada Rapat Kelompok Kerja Dokumen Pembangunan Hukum Nasional Tahun 2020 di Jakarta,
30 November 2020)
5
Gambar 1. Target Pembangunan Hukum pada Visi Indonesia
2045

Dokumen Pembangunan Hukum Nasional Tahun 2020

Dari gambar 1 diatas, maka dapat dipahami bahwa pembangunan hukum


nasional memiliki tahapan dan fokus per lima tahun, sebagaimana uraian berikut 11:
a. Tahap I (2025-2029).
Berlandaskan pada aspek nilai (value) dan sikap (attitude) masyarakat
terhadap hukum yang ada pada masa pembangunan hukum sebelumnya, maka
target prioritas pembangunan hukum tahap I diprioritaskan pada pembangunan
budaya hukum aparatur pemerintahan (budaya hukum internal). Hal ini ditujukan
untuk membangun pondasi kesadaran hukum masyarakat Indonesia yang tinggi,
dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, serta bernegara. Budaya hukum
ini juga dalam rangka mengokohkan NKRI sebagai negara hukum yang mantap,
yang didukung oleh pemerintahan yang kuat, dan masyarakat yang berbudaya
hukum dan anti korupsi. Di samping target prioritas, pada tahap ini juga perlu
melanjutkan pembenahan kelembagaan di bidang hukum sehingga efektif dan

11
Dokumen Pembangunan Hukum Nasional Tahun 2020, Badan Pembinaan Hukum Nasional
Kementerian Hukum Dan HAM. Diakses melalui: https://bphn.go.id/data/documents/13._buku_dphn.pdf,
hlm. 156-157
6
efisien dalam penataan regulasi dan pembinaan hukum secara nasional,
sebagaimana dicanangkan dalam RPJMN tahap 2020-2024.
b. Tahap II (2030-2034).
Melanjutkan pembangunan budaya hukum secara berkelanjutan dari tahap I,
yaitu menanamkan pondasi budaya hukum. Pada tahap ini bukan lagi hanya
pembangunan budaya hukum internal aparatur pemerintahan, melainkan juga
budaya hukum eksternal seluruh masyarakat. Fokus pembangunan juga
ditambahkan untuk mencapai mewujudkan substansi hukum yang mengindahkan
nilai-nilai Pancasila serta responsif dan antisipatif terhadap berbagai kemajuan
teknologi beserta implementasinya dengan mendasarkan pada praktek regulasi
yang baik yang sesuai dengan standar internasional maupun kebutuhan dan
karakteristik Indonesia Pada tahap ini, juga sudah dimulai pembangunan dan
pembenahan sarana dan prasarana hukum yang efisien dan responsif dengan
perkembangan teknologi.
c. Tahap III (2035-2039).
Melanjutkan pembangunan budaya hukum secara berkelanjutan dari tahap I
dan II, di mana penanaman pondasi budaya hukum masyarakat dan aparatur
pemerintahan sudah pada tingkat lanjutan. Pada tahap ini pembangunan hukum
difokuskan untuk Terwujudnya struktur hukum yang mantap dan dapat
mendukung bekerjanya hukum secara efektif dan efisien. Pada tahap ini
pembangunan dan pembenahan sarana dan prasarana hukum yang efisien dan
responsif dengan perkembangan teknologi. Teknologi digunakan untuk
mendukung proses pembentukan hukum yang lebih memfasilitasi partisipasi
masyarakat secara lebih luas dengan kompleksitas pertimbangannya.
d. Tahap IV (2040-2045).
Melanjutkan pembangunan budaya hukum secara berkelanjutan dari tahap I,
II, dan III, dengan terus mengupayakan pelembagaan kesadaran hukum
masyarakat dan aparatur pemerintahan, dan diharapkan sudah terlihat hasilnya,
yaitu masyarakat yang berbudaya hukum dan anti korupsi. Pada tahap ini fokus
pembangunan hukum adalah memantapkan pembangunan hukum, baik substansi,
struktur maupun sarana dan prasarana yang saling mendukung satu sama lain.

7
Dapat dikatakan bahwa hukum adalah instrumen yang mengatur setiap kegiatan
atau aktivitas masyakat pada suatu negara tertntu. Hukum kemudian diterjemahkan
menjadi peraturan perundang-undangan yang dirumuskan dan dilaksanakan oleh
negara. Oleh karenanya hukum sangat dibutuhkan untuk mengatur kehidupan
bermasyarakat di dalam segala aspek, baik dalam kehidupan sosial, politik, budaya,
pendidikan dan yang tidak kalah pentingnya adalah fungsinya atau peranannya dalam
mengatur kegiatan ekonomi. Mengatur kegiatan ekonomi bermakna agar dalam
interaksi pelaku ekonomi tidak terjadi benturan suatu permasalahan, seperti sengketa
perdagangan, penipuan dan bentuk pelangaran dalam kegiatan ekonomi lainnya.
Tujuanya adalah bagaimana menciptakan pembangunan perekonomian nasional.
d. Peran Hukum dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarkat di Indonesia
Dalam konsep ekonomi makro, bahwa kesejahteraan erat kaitannya dengan
Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara, di mana semakin tinggi PDB semakin
tinggi pula kesejahteraan warga suatu negara. Sehingga setiap negara dalam
kebijakan ekonominya akan selalu berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, termasuk Indonesia sebagaimana Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024
menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia harus tinggi di periode 2020-2024
untuk menuju negara berpendapatan tinggi pada 2036. Sebagaimana gambar 2 berikut
ini;
Gambar 2 Skenario Pertumbuhan Ekonomi 2020-2024 Dalam RPJM 2020-
20224

Sumber: Bappenas, 2019


8
Maka dari itu, pemerintah menargetkan rata-rata pertumbuhan ekonomi selama
lima tahun sebesar 6% yang masuk dalam skenario tingkat tinggi. Secara berturut-
turut, skenario ini menargetkan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,5% pada 2020;
5,7% pada 2021; 5.9% pada 2022; 6,2% pada 2023; dan 6,5% pada 2024. Sementara
skenario kedua (tingkat sedang), pemerintah menargetkan rata-rata ekonomi
Indonesia tumbuh 5,7%. Adapun untuk skenario terendah, pemerintah hanya
menargetkan rata-rata ekonomi Indonesia tumbuh 5,4%. Harapannya adalah dengan
mingkatnya pertumbuhan ekonomi, pendapatan warga negara juga meningkat dan
pada akhirnya kesejahteraan masyarakat akan tercapai.
Untuk mencapai itu, diperlukan suatu perangkat hukum yang dapat
mengakomodir tujuan-tujuan ekonomi sebagaimana ditargetkan. Secara konseptual
dikatakan bahwa Law and Economic Development (Hukum dan Pembangunan
ekonomi) merupakan studi yang fokus pada pencarian relasi antara hukum terhadap
ukuran-ukuran ekonomi seperti tingkat pertumbuhan, hukum yang baik adalah yang
mendorong pembangunan perekonomian12. Oleh karena itu, keterlibatan pemerintah
harus terukur artinya pemerintah memperhitungkan sampai sejauh mana campur
tangan pemerintah dalam bidang ekonomi dengan tiga peranan yaitu : (1) sebagai
regulator; (2) sebagai Penyedia; dan (3) sebagai pengusaha. Sedangkan fungsi yang
paling penting dari hukum adalah memberikan kepastian tentang tindakan relasi
dalam melakukan hubungan ekonomi. Tugas utama dari pemerintah adalah
menjalankan hukum. dan fungsi utama dari hukum adalah social progress and better
standards of life13.
Bagaimanapun pembangunan ekonomi haruslah dilakukan melalui landasan
hukum yang kuat. Ismail Saleh mengatakan bahwa memang benar bahwa ekonomi
merupakan tulang punggung kesejahteraan rakyat, dan memang benar bahwa ilmu
pengetahuan adalah tiang-tiang penopang kemajuan bangsa, namun tidak dapat
disangkal bahwa hukum merupakan pranata yang pada akhirnya menentukan
bagaimana kesejahteraan rakyat tersebut dapat dinikmati secara merata, bagaimana
keadilan social dapat diwujudkan dalam kehidupan masyarakat, dan bagaimana

12
Gunarto, Hukum dan Ekonomi, Materi Kuliah: Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas
Islam Negeri Sultan Agung Semarang 2022
13
Sukardi, Peran Penegakan Hukum Dalam Pembangunan Ekonomi, Jurnal Hukum & Pembangunan
46 No. 4 (2016): 434-453, hlm. 443
9
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat membawa kemajuan bagi rakyat
banyak.
Tanpa memprioritaskan hukum sebagai salah satu pendukung utama untuk
mencapai kemakmuran bangsa, maka usaha-usaha yang ditempuh akan sia-sia.
Berbagai studi tentang hubungan hukum dan ekonomi menunjukkan bahwa kemajuan
ekonomi tidak akan berhasil tanpa pembangunan hukum yang mendahuluinya.
Demikian juga dalam tatanan sistemik, hukum sebagai sebuah sistem harus
dipandang mempunyai titik temu yang sinergis dengan ekonomi. Dengan pemahaman
ini, sinergi antara hukum dan ekonomi diharapkan akan memperkuat pembangunan
bangsa secara sistematik, sehingga pada gilirannya baik sistem ekonomi nasional
maupun sistem hukum nasional akan semakin mantap untuk mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan. Oleh karenanya sangat tepat jika dikatakan bahwa
antara sistem hukum dan sistem ekonomi senantiasa terdapat interaksi dan hubungan
saling pengaruh-mempengaruhi. Interaksi ini akan menjadi positif jika hukum
ditegakkan dengan sungguh-sungguh, tetapi juga dapat bersifat negatif, karena hukum
hanya sebagai alat pembangunan semata bahkan hukum diabaikan/tidak ditetapkan
sebagaimana mestinya. 14
Contoh lain betapa pentingnya peran hukum terhadap perekonomian adalah, di
mana perkembangan ekonomi syariah yang tidak bisa lepas dari hukum ekonomi
syariah. Semenjak dikeluarkannya UU Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah, maka perkembangan keuangan syariah berkembang cukup pesat, hal ini bisa
dilihat dari jumlah kantor dan aset BankUmum Syariah (BUS), demikian halnya
dengan pengembangan dana filantropi Islam, setelah disahkannya UU No. 23 tahun
2011 tentang Pengelolaan Zakat dan UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, telah
mampu mendorong perkembangan dana filantropi Islam, bahkan salah satu lembaga
survei nasional menyatakan tren penyaluran dana filantropi di Indonesia dalam tiga
tahun ke belakang menunjukan kenaikan. Kenaikan terbesar terjadi di awal pandemi
Covid-19 dengan total kenaikan penyaluran bantuan adalah sebesar 23,05%. Tercatat,
pertumbuhan penerima manfaat sebesar 42,15% dari 27,42 juta jiwa di tahun 2019
menjadi 38,71 juta jiwa di tahun 2020. Kegiatan filantropi di Indonesia telah

14
Ermiyati Arifah, Hubungan Timbal Balik Antara Ekonomi dan Hukum dalam Penegakan Hukum
dilihat Dari Perspektif Sosiologi Hukum, Diakses dari http//www. Lbh-makassar.org, dipostkan pada tanggal
26 Juli 2011.
10
menjangkau 91,6 juta jiwa dari tahun 2018-2020 yang merupakan pencapaian yang
patut diapresiasi15.
Pemaparan terkait dengan hukum, ekonomi dan kesejahteran di atas
menunjukkan bahwa penegakan hukum bukanlah penghambat pembangunan
ekonomi, tetapi justru menjadi motor penggerak yang akan mengarahkan proses
pembangunan ekonomi yang adil dan beradab yang pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penegakan hukum, akan memastikan
terwujudnya keadilan ekonomi, persaingan sehat, dan pemerataan pembangunan di
segala bidang. Terkait dengan korupsi dalam BUMN/BUMD, maka sangat
diperlukan campur tangan hukum untuk memastikan pengelolaan keuangan negara
yang dipisahkan tesebut, dikelola secara profesional, serta dapat memberikan
keuntungan bagi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.
D. Penutup
Dari naratif deskriptif di atas, maka dapat ada dua kesimpulan yang dapat diambil,
Pertama, Kebijakan dalam pembangunan hukum dirumuskan dalam politik pembangunan
hukum nasional, dengan pijakan utama dalam politik pembangunan hukum nasional hingga
tahun 2045 adalah Pancasila, yang merupakan dasar negara dan sekaligus way of life
Bangsa Indonesia yang digali dari kearifan bangsa, serta yang terbukti mampu mengantar
sekaligus menjaga kelangsungan Bangsa Indonesia. Adapun tahapan dan fokus
pembangunan hukum Indonesia, disesuaikan dengan Visi Misi Indonesia tahun 2045, yang
dirumuskan pada tahapan dan fokus pembangunan per lima tahun, yang penganggarannya
disesuaikan dengan dokumen rencana pembangunan nasional lima tahunan (RPJMN).
Target pembangunan hukum pada Visi Indonesia 2045 dibagi ke dalam tiga dekade, yaitu
target tahun 2025, tahun 2035 dan tahun 2045.
Kedua, antara hukum dan ekonomi terdapat hubungan yang saling terkait,
pembangunan ekonomi haruslah dilakukan melalui landasan hukum yang kuat, ekonomi
merupakan tulang punggung kesejahteraan masyarakat, dengan memprioritaskan hukum
sebagai salah satu pendukung utama untuk mencapai kemakmuran bangsa, maka usaha-
usaha yang ditempuh akan mencapai hasil sesuai dengan target, sebagaimana berbagai studi

15
Indah Handayani , Penyaluran Dana Filantropi Meningkat 23,05% di Awal Pandemi, Minggu, 29
Mei 2022 , diakses melalui: https://investor.id/national/295099/penyaluran-dana-filantropi-meningkat-2305-
di-awal-pandemi
11
tentang hubungan hukum dan ekonomi menunjukkan bahwa kemajuan ekonomi tidak akan
berhasil tanpa pembangunan hukum yang mendahuluinya.

DAFTAR PUSTAKA
Arifah, Ermiyati. Hubungan Timbal Balik Antara Ekonomi dan Hukum dalam Penegakan
Hukum dilihat Dari Perspektif Sosiologi Hukum, Diakses dari http//www. Lbh-
makassar.org, dipostkan pada tanggal 26 Juli 2011.

Dokumen Pembangunan Hukum Nasional Tahun 2020. Badan Pembinaan Hukum Nasional
Kementerian Hukum Dan HAM. Diakses melalui:
https://bphn.go.id/data/documents/13._buku_dphn.pdf, hlm. 156-157

Elviandri, Khuzdaifah Dimyati dan Absori. Quo Vadis Negara Kesejahteraan:


Meneguhkan Ideologi Welfare State Negara Hukum Kesejahteraan Indonesia,
MIMBAR HUKUM Volume 31, Nomor 2, Juni 2019, Halaman 252-266.

Gunarto. Hukum dan Ekonomi, Materi Kuliah: Program Studi Magister Ilmu Hukum
Universitas Islam Negeri Sultan Agung Semarang 2022

Handayani, Indah. Penyaluran Dana Filantropi Meningkat 23,05% di Awal Pandemi,


Minggu, 29 Mei 2022 , diakses melalui:
https://investor.id/national/295099/penyaluran-dana-filantropi-meningkat-2305-di-
awal-pandemi

Hans Kelsen, 1998, General Theory of Law and State, London University, USA.
Husaini, Adian. 2005. Islam Liberal, Pluralisme Agama & Diabolis me Intelektual.
Surabaya: Risalah Gusti
Ilmar. Aminuddin. Konstruksi Teori dan Metode Kajian Ilmu Hukum. Hasanuddin
University Press, Makassar: 2009.

Imbawani Atmadjaja, Djoko. Membangun Hukum Untuk Kesejahteraan, Jurnal Konstitusi,


Vol. IV, No. 2 November 2011Manan, Bagir. “Strategi Pembangunan Budaya
Hukum yang Mengarusutamakan Etika Hukum dalam Membangun Masyarakat
Indonesia yang Berbudaya Hukum”. (Makalah disampaikan pada Focus Group
Discussion Kelompok Kerja Penyusunan Dokumen Pembangunan Hukum Nasional
Tahun 2020 di Jakarta, 27 Agustus 2020).

Kusumaadja, Mochtar. Fungsi dan Pekembangan Hukum Dalam Pembangunan Nasional.


Bandung, Penerbit Binacipta, 1986.

Manan, Bagir. “Kembali Ke Politik Pembangunan Hukum Nasional” (makalah


disampaikan di Bandung, tahun 2011).

Mahfud MD, Moh. 2010. Politik Hukum di Indonesia, cet ke-3. Jakarta: Rajawali Press

12
Mawardie, Didiek R. Fungsi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat, Jurnal Masalah-
masalah hukum, Jilid 44, No. 3, Juli 2015.

Shidarta. “Review Draf Dokumen Pembangunan Hukum Nasional 2020”. (Makalah


disampaikan pada Rapat Kelompok Kerja Dokumen Pembangunan Hukum Nasional
Tahun 2020 di Jakarta, 30 November 2020).

Sukardi. Peran Penegakan Hukum Dalam Pembangunan Ekonomi. Jurnal Hukum &
Pembangunan 46 No. 4 (2016): 434-453, hlm. 443
The Constitution Of Japan, http://japan.kantei.go.jp/constitution_and_government_of
_japan/constitution_e.html, diakses 30 Juni 2022.

13

Anda mungkin juga menyukai