Anda di halaman 1dari 3

KONDISI HUKUM EKONOMI DI INDONESIA

Di era globalisasi ini, banyak sekali hal yang memperlihatkan bahwa sering terjadinya
permasalahan yang mendesak di dunia karena masalah ekonomi. Begitu pula yang terjadi di
Indonesia.

Dampak masalah yang dirasakan Indonesia antara lain karena perekonomian dunia
melemah sehingga pasar ekspor bagi produk Indonesia menjadi sangat menurun, nilai tukar
rupiah terdepresiasi sehingga hutang luar negeri pemerintah maupun swasta menjadi beban yang
cukup berat. Sejarah Indonesia dalam kurun waktu yang panjang sebagai negara jajahan bangsa
asing karena alasan ekonomi bahwa Indonesia merupakan sumber hasil bumi yang sangat
penting bagi dunia juga mempelihatkan bahwa masalah ekonomi adalah masalah yang penting
bagi suatu negara.

Dari uraian di atas, kita dapat melihat bahwa persoalan-persoalan ekonomi selalu muncul
dari penggunaan sumberdaya yang langka untuk memuaskan keinginan manusia yang tak
terbatas dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya. Akibat kelangkaan, maka terjadi
perebutan untuk menguasai sumberdaya yang langka tersebut. Perebutan menjadi penguasa atas
sumber daya yang langka bisa menimbulkan persengketaan antar pelaku ekonomi bahkan bisa
memicu perang baik antar daerah maupun antar negara.

Permasalahan ekonomi ini perlu diatur agar pemanfaatan sumber daya yang terbatas dapat
berjalan dengan baik dengan prinsip – prinsip keadilan. Hukum ekonomi merupakan salah satu
alat untuk mengatasi berbagi persoalan tersebut.

Hukum ekonomi adalah suatu hubungan sebab akibat atau pertalian peristiwa ekonomi
yang saling berhubungan satu dengan yang lain dalam kehidupan ekonomi sehari-hari dalam
masyarakat.

Pemanfaatan sumber daya yang terbatas menyebabkan perlunya suatu perangkat hukum
yang dapat mengatur agar semua pihak yang berkepentingan mendapat perlakuan yang adil dan
agar tidak terjadi perselisihan diantara pelaku ekonomi. Fungsi hukum salah satunya adalah
mengatur kehidupan manusia bermasyarakat di dalam berbagai aspek.

Manusia melakukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia tidak


bisa memenuhi kebutuhannya sendiri, oleh karena itu manusia melakukan interaksi dengan
manusia lainnya. Interaksi ini sering kali tidak berjalan dengan baik karena adanya benturan
kepentingan diantara manusia yang berinteraksi. Agar tidak terjadi perselisihan maka harus ada
hukum atau kesepakatan bersama diantara mereka.
Hukum tertinggi yang mengatur mengenai perekonomian di Indonesia terdapat dalam pasal 33
UUD 1945, yang berbunyi :

1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan


2. Cabang–cabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh Negara.
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian,
serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.
Mernutut saya pribadi, saat ini kondisi hukum Indonesia secara umum masih kurang baik.
Selain itu, kondisi hukum ekonomi di Indonesia ternyata juga tidak dapat dikatakan baik.
Sebagai negara yang menerapkan sistem ekonomi pasar dalam memandu perekonomiannya,
Indonesia juga tidak terhindar dari berbagai permasalahan-permasalahan seperti yang dialami
oleh sebagian negara-negara berkembang lainnya dalam menjalankan dan memaksimalkan
sistem ekonomi pasarnya tersebut. Sistem ekonomi pasar yang diharapkan dapat menyehatkan
perekonomian Indonesia, yang terjadi justru sebaliknya sistem ekonomi pasar malahan
menyuburkan praktek monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat di dalam pasar, dan
menyebabkan pasar menjadi semakin tidak efesien. Tidak berfungsinya sistem ekonomi pasar
salah satunya disebabkan oleh ketiadaan kelembagaan hukum ekonomi yang kuat dan sehat.
Kelembagaan yang kuat dan sehat disini maksudnya ialah kelembagaan hukum ekonomi yang
lebih kurang mampu menciptakan stabilitas dan keadilan bagi kepentingan-kepntingan para
pelaku usaha negara.

Sedangkan kelembagaan hukum ekonomi yang ada di Indonesia dewasa ini telah tidak
sesuai lagi dengan perkembangan yang ada, sehingga perlu dilakukan penyesuaian kelembagaan
hukum ekonomi yang ada agar dapat mendukung berkerjanya ekonomi pasar di Indonesia.
Penyesuaian kelembagaan hukum ekonomi ini dilakukan dengan cara salah satunya melalui
proses transplantasi hukum seperti di Amerika Serikat dan Eropa. Tidak berbeda pada masalah
hukum secara umum, masalah lain yang terkait dengan hukum ekonomi juga melibatkan para
institusi-institusi penegak hukum, seperti kejaksaan, polisi dan pengadilan. Institusi penegakkan
hukum di Indonesia ternyata tidak bisa diharapkan terlalu banyak dapat menyelesaikan sengketa
bisnis yang terjadi diantara pelaku ekonomi di dalam pasar dengan baik. Sehingga tidak heran
kalangan pelaku ekonomi di Indonesia lebih memilih menyelesaikan sengketa bisnis mereka
dengan menggunakan lembaga lain dibandingkan mereka harus mempercayakan penyelesaian
sengketa bisnisnya pada pengadilan di Indonesia.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kemajuan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara
sangat bergantung oleh adanya dukungan dari kelembagaan hukum ekonomi yang kuat. Namun
yang terjadi kelembagaan hukum ekonomi di Indonesia tidak dapat mengikuti perkembangan
ekonomi yang ada. Padahal, ekonomi tidak bisa bekerja sendiri tanpa produk hukum dan juga
politik, tetapi sayangnya, perkembangan ekonomi selalu lebih cepat dibanding pembuatan
produk hukumnya. Inilah sebabnya, percepatan ekonomi di Indonesia tidak bisa berlangsung
dengan cepat. Salah satu contoh tentang lambatnya percepatan pembangunan ekonomi akibat
tidak adanya produk hukum yang mendukung bisa dilihat di Provinsi DIY, misalnya, Peraturan
Daerah tentang Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY yang masih menyatakan bahwa bank
tersebut berbentuk perusahaan daerah.

Anda mungkin juga menyukai