Anda di halaman 1dari 49

PERANAN HUKUM DALAM PEMBANGUNAN

EKONOMI

Prof. Dr. Budiman Ginting,SH.,M.HUM


• ARTI & FUNGSI HUKUM
• HUKUM & BASIS SOSIALNYA
• STRUKTUR SOSIAL & HUKUMNYA
• KEPASTIAN HUKUM & KEADILAN
• PERUBAHAN MASYARAKAT & PERUBAHAN HUKUM

◼ HUBUNGAN ANTARA HUKUM DAN EKONOMI


◼ HUKUM DAN PEMBANGUNAN
◼ PENGARUH HUKUM PADA USAHA PERBANKAN
SESI : 3
• PERAN HUKUM DALAM MENGATUR INVESTASI
• PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP HUKUM
• PERANGKAT HUKUM INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA
GLOBAL

SESI : 4
• UJIAN
Hubungan antara Hukum dan Ekonomi

Ekonomi cepat dan fleksibel

Hukum lambat dan kaku

Sehingga timbul kesimpulan :


“Hukum dan Ekonomi tidak mungkin berjalan seiring dengan
hukum yang selalu tertinggal, atau ditinggalkan dibelakang”.
Benarkah pandangan yang demikian itu ?

Untuk itu kita harus memahami mengenai Arti,


Fungsi dan Tujuan Hukum maupun Ekonomi.
Antara Hukum dan Ekonomi berkaitan erat dimana
yang satu dengan lainnya saling mempengaruhi
sejarah pertumbuhan ekonomi dan perkembangan
hukum, diseluruh dunia menunjukkan hal itu.

Suatu perkembangan Ekonomi akan mempengaruhi


peta hukum sebaliknya perubahan hukum juga akan
memberikan dampak yang luas terhadap ekonomi.
Hukum dan Ekonomi merupakan dua subsistem dari suatu
sistem kemasyarakatan yang saling berinteraksi satu sama
lain.

Dalam pendekatan demikian hukum tidak hanya dipandang


sebagai perangkat norma-norma yang bersifat otonom, tetapi
juga sebagai institusi sosial yang secara nyata berkaitan erat
dengan berbagai segi sosial di masyarakat.
Tugas Hukum yang Utama, khususnya bidang Ekonomi
adalah :
Senantiasa menjaga dan mengadakan kaidah-kaidah
pengaman, agar pelaksanaan pembangunan
ekonomi tidak akan mengorbankan hak-hak dan
kepentingan-kepentingan pihak yang lemah.
Hanya dengan cara-cara seperti ini, Hukum tetap
mempunyai Peranan Dalam Pembangunan
Ekonomi.
Sejauh mana Pemerintah sebaiknya “masuk
mengatur” persoalan Ekonomi ?
menyerahkan seluruhnya pada mekanisme
pasar yang sesuai dengan hukum permintaan
dan penawaran ekonomi, ataukah justru
Pemerintah harus mengatur seluruhnya agar
dapat mengekang mekanisme pasar ?
TEORI TENTANG PERANAN NEGARA

Terdapat 3 aliran pokok tentang Peranan/Keterlibatan Negara


dalam Ekonomi yaitu :
1. Keterlibatan Minimalis
2. Keterlibatan Maksimalis yang umumnya diikuti oleh
Pemerintah diktator absolut dan berbagai negara
berkembang.
3. Keterlibatan Terukur.
Mengapa Negara perlu ikut campur dalam persoalan ekonomi ?
Karena negara mempunyai tugas tersendiri, yakni
berkewajiban untuk mensejahterakan rakyat.
Pasar Persaingan >< Keadilan Hukum
(pasar bebas)

Tidak Sehat

Saling jatuhkan
Untuk
membatasi
Dalam menciptakan dan mengatur Ekonomi Pasar yaitu
:
Negara harus ikut campur tangan, tetapi tidak boleh
terlalu jauh karena akan menimbulkan birokrasi yang
berlebihan sehingga dapat menimbulkan stagnasi
laju perekonomian.

Apabila terjadi Stagnasi dalam perekonomian maka


dilakukan Debirokratisasi dan Deregulasi.
Langkah-langkah hukum untuk mencapai efisiensi Ekonomi yaitu
:
1. Pengurangan /menghilangkan hambatan yuridis dalam
transaksi ekonomi.
2. Pengurangan biaya transaksi dengan aturan yang baku.
3. Penerapan sanksi secara tegas terhadap setiap pelanggaran
aturan di bidang ekonomi.
4. Peningkatan proses penyelesaian sengketa secara efektif dan
efisien secara non litigasi.
Campur tangan Negara di bidang Ekonomi di Indonesia dilakukan
melalui :

1. Larangan melalui Peraturan Per-UU-an.


2. Sistem Lisensi.
3. Politik Fiskal/Pajak.
4. Penyediaan Fasilitas/Kemudahan.
5. Politik Perusahan Negara.
6. Politik Moneter.
Fungsi Negara dalam bidang Ekonomi :
1. Negara sebagai Penyedia/pelayan (Provider)
2. Negara sebagai Pengatur (Regulator)
3. Negara sebagai Wirausaha (Enterpreneur)
4. Negara sebagai Wasit (Umpire).
HUKUM DAN PEMBANGUNAN

Pembangunan meliputi segala segi dari pada kehidupan


masyarakat , tidak hanya segi kehidupan ekonomi belaka.

Masyarakat yang sedang membangun dicirikan oleh adanya


PEROBAHAN.

Peranan Hukum dalam Pembangunan adalah untuk menjamin


bahwa perobahan itu terjadi dengan cara yang teratur.
Perobahan yang teratur dapat dibantu oleh
perundang-undangan atau keputusan badan-badan
peradilan.

Perobahan yang tidak teratur biasanya dengan


menggunakan kekerasan.

Dalam proses pembangunan hukum menjadi suatu alat


pembaharuan masyarakat (a tool of social
engineering)
Tiga sebab kesulitan yang dihadapi dalam
memperkembangkan hukum sebagai a tool of social
engineering :
1. Sukarnya menentukan tujuan dari pada
perkembangan hukum (pembaharuan);
2. Sedikitnya data empiris yang dapat digunakan untuk
mengadakan suatu analisa deskriptip dan prediktip;
3. Sukarnya mengadakan ukuran yang obyektip untuk
mengukur berhasil/tidaknya usaha pembaharuan
hukum.
FUNGSI HUKUM :
1. Sebagai kristalisasi dari tata nilai yang tumbuh dalam
dinamika masyarakat;
2. Sebagai rambu-rambu yang menentukan arah
perkembangan masyarakat yang ingin dicapai.
Pada fungsi pertama :
Hukum menangkap dan merumuskan aspirasi yang
berkembang sebelumnya di masyarakat.
Pada fungsi kedua :
Hukum yang menentukan kemana nilai-nilai masyarakat
akan diarahkan dalam arti kata dapat memberikan kepastian.
Hukum berfungsi sebagai “a tool of development
engineering”
disini hukum harus mampu mengharmoniskan pendekatan
kepentingan nasional dan pendekatan ekonomi agar keduanya
tidak saling bertentangan, melainkan dapat saling menunjang,
dengan kata lain hukum dituntut untuk melindungi
kepentingan bangsa pada satu sisi, tetapi bersamaan dengan
itu pada sisi lain hukumpun diharapkan dapat memberikan
tempat yang subur bagi pertumbuhan ekonomi.
PENGARUH HUKUM PADA USAHA PERBANKAN

Pentingnya Peranan Perbankan


• Perbankan mempunyai pengaruh yang amat menentukan
dalam kegiatan ekonomi modern dimanapun.
• Perbankan layaknya jantung dalam tubuh makhluk hidup yang
berfungsi untuk mengalirkan darah yang menjaga kehidupan
makhluk tersebut.
• Perbankan mengalirkan dana dalam suatu sistem pembayaran
yang kompleks sehingga berbagai transaksi dan kegiatan
produksi dapat berjalan lancar. Fungsinya yang khusus dalam
mengelola sistem pembayaran makin bersifat abstrak dalam
lalu lintas pembayaran modern.
• Bank mempunyai fungsi yang amat penting yakni :
intermediary atau fungsi perantara antara fihak yang
kelebihan dana dan fihak yang memerlukan dana sehingga
dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal.
• Fungsi sebagai perantara tidak boleh dicampur adukan
dengan fungsi perdagangan dan industri sektor riel sebab
bilamana terdapat pencampur adukan antara keduanya maka
hilanglah fungsi perantara ini, tanpa adanya fungsi perantara
yang efektif seperti bank ini maka perkembangan
perekonomian akan sangat terhambat.
• Untuk menjaga efektifitas fungsinya ini maka usaha
perbankan adalah usaha yang paling banyak diatur oleh
berbagai peraturan hukum, baik itu peraturan hukum yang
dikeluarkan oleh negara maupun peraturan hukum yang
tumbuh dan berkembang dalam praktek usaha perbankan.
• Masalahnya sekarang adalah perihal bagaimana sifat dan
mutu dari berbagai peraturan perundangan itu sendiri.
Apakah telah diberikan peraturan perundangan yang justru
dalam jangka panjang mengacaukan sistem perbankan itu
sendiri, ataukah telah diberikan peraturan perundangan yang
bersifat bias yang mencampuradukan fungsi memperlancar
sistem pembayaran dan fungsi perantara dengan fungsi sektor
riel.
• Mengingat kondisi perbankan Indonesia dewasa ini
yang demikian terpuruk dan tidak dapat
menjalankan fungsinya dalam sistem pembayaran
nasional dan tidak berfungsinya bank sebagai
lembaga perantara penyedia dana bahkan menjadi
beban anggaran belanja Pemerintah maka tentunya
kita akan segera bertanya “apakah ada yang salah
dalam peraturan perundangannya atau pelaksanaan
peraturan tersebut atau terdapat kesalahan dalam
perundangan sekaligus pelaksanaannya ?”
PERAN HUKUM DALAM MENGATUR INVESTASI

• Investasi merupakan salah satu cara bagi negara untuk


membiayai pembangunan, disamping dari APBN dan Utang LN.

• Hukum ikut mengatur persoalan investasi di suatu negara


melalui UU dengan maksud untuk menggairahkan iklim
investasi, baik berupa kemudahan fasilitas, penyediaan sarana,
pemberian kepastian hukum dan kepastian hak serta
kewajiban para investor.
JENIS INVESTASI :
a. Public Invesment
Investasi yang dilakukan oleh negara dengan membangun
sarana dan infrasruktur dari dana yang diperoleh dari
pendapatan pajak , namun persoalannya dana untuk public
invesment ini kecil karena pajak yang diperoleh sangat kecil.

b. Privat Invesment
Investasi yang dilakukan oleh investor swasta dengan
menanamkan modal secara langsung dalam bentuk proyek
pembangunan.
c. Human Invesment
Investasi yang dilakukan tidak dalam bentuk modal
atau dana, tetapi berupa pembangunan dan
peningkatan SDM yang dijadikan penunjang bagi
pembangunan.

d. Capital Invesment
Investasi yang dilakukan berupa penanaman modal
dalam bentuk dana segar bagi kegiatan
pembangunan.
e. Direct Invesment
Investasi yang bersifat jangka panjang, ada
keterlibatan investor dalam kegiatan pengelolaan
modal. Misal, mendirikan perusahaan atau
kerjasama dengan investor lokal.

f. Indirect Invesment
Investasi jangka pendek yang dilakukan dalam
waktu singkat bergantung pada fluktuasi nilai
saham.
FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM
INVESTASI
1. Risiko (Country Risk)
2. Birokrasi
3. Transparansi & Kepastian Hukum
4. Alih Teknologi
5. Jaminan dalam investasi
6. Ketenagakerjaan
7. Tersedianya Infrastruktur
8. Tersedianya SDA
9. Akses Pasar
10. Insentif Pajak
11. Mekanisme Penyelesaian Sengketa.
PENGARUH GLOBALISASI TERHADADP HUKUM
Globalisasi
adalah karakteristik hubungan antara penduduk bumi yang
melampaui batas-batas konvensional, seperti bangsa dan
negara.
Globalisasi menimbulkan dampak di segala bidang, sehingga ada
kecenderungan munculnya negara tanpa batas (the ends of
nation states). Kondisi ini tidak dapat dibiarkan berjalan tanpa
norma dan rule of law.
Globalisasi menuntut perubahan legal system, karena
melibatkan segala aspek kehidupan masyarakat (seperti
ekonomi, politik, sosial budaya, termasuk di dalamnya aspek
kejahatan). Salah satu dampak dari globalisasi adalah
terjadinya liberalisme perdagangan dan investasi dari negara
maju ke negara berkembang.
Akibat dari globalisasi menjadikan lahan beroperasinya
pekerjaan hukum menjadi semakin mendunia. Praktek hukum
tidak lagi membatasi diri sebagai murni pekerjaan hukum,
melainkan semakin didesak untuk membuka pintu masuknya
pelayanan terhadap ekonomi kapitalis. Batas-batas negara
tidak lagi menjadi penghalang para lawyering untuk
melakukan pekerjaannya.

Fenomena mega lawyering yang dimulai dari Amerika Serikat


sekarang sudah mendunia, sehingga dapat dikatakan telah
terjadi global lawyering. Hukum dan bisnis sudah menjadi
satu model lawyering yang baru.
Kapitalisme sebagai dampak globalisasi menuntut modernisasi
hukum di suatu negara. Kapitalisme menuntut adanya tatanan
normatif dengan tingkat yang dapat diperhitungkan
(calculability). Hukum modern yang rasional atau mengandung
rasionalitas formal yang bersifat logis mampu memberikan
tingkat perhitungan yang dibutuhkan.
Globalisasi adalah proses membentuk kapitalisme sehingga
menjadi semakin kuat. Globalisasi dan liberalisasi muncul
bersamaan dengan perkembangan ilmu dan tehnologi secara
luas dan canggih. Dinamika dan perubahan yang disebabkan
oleh penggunaan tehnologi itu telah mengubah kehidupan
dunia secara akseleratif yang belum pernah dialami oleh umat
manusia. Kondisi seperti itu mengubah tatanan kehidupan
manusia sehingga semakin bersatu (berdekatan), tidak lagi
dipisahkan oleh jarak.
Dengan kemajuan teknologi telekomunikasi maka jarak
yang semula harus ditempuh secara fisik menjadi semakin
dekat, karena manusia tidak lagi harus hadir secara fisik jika
ingin menemui sesamanya yang berada dibelahan bumi yang
sangat jauh.
Kemajuan teknologi komputer dan internet, ditambah
lagi dengan teknologi cyberspace-nya menjadikan dunia
semakin sempit. Hasil teknologi komunikasi yang amat maju
tersebut tidak hanya dimanfaatkan untuk memudahkan
hubungan antar sesama manusia, tetapi lebih dari itu,
manusia juga dapat melakukan transaksi perdagangan
dengan menggunakan kecanggihan teknologi telekomunikasi.
Kemajuan Iptek tidak luput pula dari dampak negatif,
oleh karena itu para ahli senantiasa mengingatkan agar kita
waspada terhadap dampak yang ditimbulkan oleh kemajuan
Iptek. Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh
penetrasi Iptek yang tidak bertanggung jawab adalah
runtuhnya nilai-nilai budaya dan terjadinya krisis identitas.
Bertitik tolak dari kenyataan di atas, maka perkembangan
Iptek memerlukan peran hukum untuk mengaturnya. Hukum
dapat memberikan perlindungan kepada pihak-pihak yang
terkait dalam proses teknologi agar berjalan lancar dan
memuaskan semua pihak, sekaligus mencerminkan
harmonisasi antara hukum dan teknologi sebagai bagian
dari modernisasi hukum.
Dalam modernisasi tersebut harus dapat ditunjukkan
bahwa unsur-unsur yang mendorong sistem hukum untuk
berkembang terdapat di dalam dirinya sendiri, tidak berasal
dari luar.

Dengan ikut campurnya hukum dalam mengatur proses


alih teknologi pembuatan transaksi bisnis internasional
memungkinkan penerima teknologi memiliki kesempatan
mengadopsi manfaat dan keuntungan dari kecanggihan
teknologi bersangkutan. Juga diharapkan tidak terjadi
eksploitasi dan pemerasan oleh pemilik teknologi yang
dengan sengaja atau tidak, bermaksud meraih keuntungan
sebesar-besarnya.
PERANGKAT HUKUM INDONESIA DALAM MENGHADAPI
ERA GLOBAL

Bangsa Indonesia, suka atau tidak suka, siap atau tidak


siap, mau atau tidak mau, pasti terseret ke dalam era
globalisasi. Karena itulah bangsa Indonesia harus mampu
memanfaatkan dampak positif dari globalisasi.

Globalisasi ditandai dengan munculnya berbagai


karakteristik kehidupan masyarakat dunia, seperti :
• peningkatan peran perusahaan swasta dalam perdagangan
internasional,
• Melemahnya ikatan nasional,
• Meningkatnya peranan informasi,
• Pendayagunaan modal asing,
• Regionalisme yang menonjol.
2. Pemberian lisensi kepada non subsidiary atau independentia
local firm, yang ketentuannya terdapat dalam licensing
agreement yang dibuat oleh perusahaan transnasional dengan
local firm.

Sebagai konsekuensi perkembangan teknologi komunikasi dan


informasi berkaitan dengan kondisi global, maka transaksi
bisnis internasional belakangan ini dilakukan secara non fisik.

Electronic commerce transaction (E-Commerce) merupakan


salah satu bentuk bisnis modern yang bersifat non face (tidak
menghadirkan pelaku bisnis secara fisik) dan non sign (tidak
memakai tanda tangan asli)
Globalisasi dan liberalisasi juga membawa konsekuensi
derasnya arus barang, jasa dan investasi asing ke Indonesia.
Fenomena tersebut akan diikuti oleh maraknya transaksi bisnis
antara investor lokal dengan pihak asing ke Indonesia.

Proses alih teknologi dan hukum dapat terjadi melalui :


1. Investasi langsung yang dilakukan melalui :
- cabang perusahaan transnasional (wholly owned
subsidiary) yang diatur dalam perjanjian penanaman
modal asing.
- joint venture, yang diatur dalam joint venture
agreement atau licensing agreement.
E-Commerce adalah setiap perdagangan yang dilakukan
dengan cara pertukaran informasi yang diberikan, diterima
atau disimpan melalui jasa elektronik, optic atau alat lainnya,
termasuk e-mail, telegram, teleks atau telekopi. Dengan kata
lain E-Commerce dapat dimaknai sebagai suatu bentuk bisnis
modern melalui sarana internet, atau perdagangan melalui
internet.

Kemungkinan timbulnya konflik dalam E-Commerce


sangat besar, karena dalam bisnis melalui internet ini para
pihak, baik produsen maupun konsumen, penjual dan
pembeli, pada saat fase penawaran (offer) maupun
penerimaan (acceptance) sama sekali tidak pernah bertemu
secara fisik, tetapi hanya berhubungan melalui e-mail di
internet.
Perangkat hukum di Indonesia yang mengatur transaksi bisnis
hingga saat ini masih diatur dalam produk hukum kolonial yang out of
date, sehingga diragukan kemampuannya dalam mengantisipasi
kemajuan transaksi bisnis, termasuk E-Commerce.

Beberapa persoalan dalam E-Commerce yang perlu mendapat


perhatian adalah hukum mana yang digunakan manakala terjadi sengketa
jika transaksi dilakukan secara lintas negara. Apakah E-Commerce dapat
dipandng sebagai perjanjian tertulis menurut KUH Perdata ? Apakah
tiadanya tanda tangan dalam dokumen E-Commerce (paperless
transaction) telah memenuhi syarat sahnya perjanjian menurut Pasal
1320 KUH Perdata ? Dan apakah transmisi elektronik atau print out via
internet, cyberspace, e-mail dan semacamnya dapat digunakan sebagai
alat bukti menurut hukum acara perdata Indonesia ? Serta bagaimana
kekuatan pembuktian dokumen tsb. Jika diajukan ke depan persidangan ?
Yang terpenting dalam menghadapi globalisasi dan
liberalisasi adalah produk barang dan jasa nasional harus
dilindungi dari merangseknya barang dangan jasa asing.
Investor lokal mendapat perlindungan dari serbuan investasi
asing. Demikian pula konsumen kita, perlu mendapat
perlindungan hukum dari produk barang dan jasa asing yang
merugikan, serta perlindungan dari kenakalan produsen luar
negeri.
Tetapi perlindungan terhadap kepentingan nasional tsb.
Tidak boleh mengarah pada proteksi dan restriksi. Kebijakan
demikian akan menjerumuskan negara ke dalam isolasi
internasional, terutama dari negara-negara maju yang
umumnya sebagai penandatangan GATT. Juga dapat
mengendurkan minat investor asing untuk datang ke
Indonesia, sehingga mereka mengalihkan investasi ke negara
yang lebih kondusif dalam memberikan perlindungan hukum.
Perjanjian dagang dan investasi internasional akan
mengadopsir nilai-nilai hukum asing yang dibawa para investor
dan produsen luar negeri. Sementara hukum kita hingga saat
ini dinilai masih jauh ketinggalan dengan perkembangan
ekonomi internasional.

Karenanya menghadapi era globalisasi dan liberalisasi


nanti, kita sudah harus mempunyai suatu sistem hukum
nasional sendiri, minimal di bidang hukum ekonomi. Indonesia
memang sudah mempunyai hukum positif yang diharapkan
dapat mengantisipasi globalisasi dan liberalisasi, tetapi itupun
belum optimal dan masih bersifat parsial.

Anda mungkin juga menyukai