Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1 HKUM4311

NAMA : Andre A.D.P Prasethio


NIM : 041928688

TUGAS 1
HUKUM PIDANA EKONOMI

1. Menurut Studi yang dilakukan oleh Burg’s mengenai hukum dan Pembangunan, terdapat 5 (lima)
unsur yang harus dikembangkan agar hukum tidak menghambat, sebutkan dan jelaskan unsur tersebut,

2. Jelaskan secara singkat historis pembentukan UU No. 7 Darurat Tahun 1955 tentang Pengusutan dan
Penuntutan, dan Peradilan Tindak Pidana Ekonomi.

3. Berikan Analisa hukum mengenai kendala-kendala dalam penerapan sanksi pidana terhadap korporasi
sebagai pelaku tindak pidana korupsi.

JAWABAN

1. Terdapat 5 (lima) unsur yang harus dikembangkan supaya hukum tidak menghambat ekonomi, yaitu
Stabilitas (stability), Prediksi (predictability), Keadilan (fairness), Pendidikan (education) dan
Pengembangan Khusus Dari Sarjana Hukum (the special development abilities of the lawyer)

- Stabilitas (stability) adalah tidak adanya flukutasi berlebihan dalam ekonomo makro.
Perekonomian dengan pertumbuhan output yang cukup konstan dan inflasi yang rendah dan
stabil akan dianggap stabil secara ekonomi.
- Prediksi (predictability) adalah potensi hukum menyeimbangkan dan mengakomodasi
kepentingan- kepentingan yang saling bersaing. Kebutuhan fungsi hukum untuk dapat
meramalkan akibat dari suatu langkah-langkah yang diambil khususnya penting bagi negeri
yang sebagian besar rakyatnya untuk pertama kali memasuki hubungan-hubungan ekonomi
melampaui lingkungan sosial yang tradisional.
- Keadilan (fairness) seperti perlakuan yang sama dan standar pola tingkah laku pemerintah
adalah perlu untuk menjaga mekanisme pasar dan mencegah birokrasi yang berlebihan.
- Pendidikan (education) yaitu Pendidikan sangat memberikan kontribusi secara signifikan
terhadap pembangunan ekonomi, hal ini telah menjadi sebuah justifikasi yang bersifat absolut
dan aksiomatis. Berbagai kajian akademis dan empiris telah membuktikan keabsahan tesis
tersebut.
- Pengembangan Khusus Dari Sarjana Hukum (the special development abilities of the lawyer)
hukum harus mempunyai kemampuan untuk memberikan gambaran pasti di masa depan
mengenai keadaan atau hubungan-hbungan yang dilakukan dimasa sekarang, kedua
kemampuan prosedural.

BMP HUKUM PIDANA EKONOMI (HKUM 4311) MODUL. 1

2. Di Indonesia, pengundangan tindak pidana ekonomi relative baru karena baru mulai dikernal
sejak diundangkan UU Darurat No. 7 Tahun 1995 tentang Tindak Pidana Ekonomi. Dalam
perkembanganya, pidana perbankan juga menjadi bagian dari tindak pidana ekonomi (TPE)
selain tidnak pidana dibidang bea cukai (smuggling) kecurangan dibidang kebeacukaian
(costum fraud).
TPE itu sendiri adalah hukum pidana khusus yang berkembang di luar kodifikasi (KUHP). TPE
sebagai sistem hukum pidana khusus sudah dikenal sejak UU Darurat No. 7 Tahun 1995 dan
agaknya akan terus berkembang seiring dengan perkembangan ekonomi utamanya international
business dan international bangking. Secara internasional untuk merujuk pada TPE
kecendrungan dengan atau pada kejehatan perabankan sehingga dikenal istilah financiel crimes
atau bussines crime. Pada saat yang sama, cara-cara penyelesaian TPE juga berkembang seiring
dengan pergeseran pandangan Masyarakat terhadap pidana dan perkembangan perekonomian.

BMP HUKUM PIDANA EKONOMI (HKUM 4311) MODUL. 2

3. Upaya melakukan pemberantasan korupsi bukanlah hal yang mudah. Meskipun sudah
dilakukan berbagai upaya untuk memberantas korupsi, tetapi masih terdapat beberapa hambatan
dalam pemberantasan korupsi, Hambatan dalam pemberantasan korupsi dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
• Hambatan Struktural, yaitu hambatan yang bersumber dari praktik-praktik
penyelenggaraan negara dan pemerintahan yang membuat penanganan tindak pidana
korupsi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Yang termasuk dalam kelompok ini di
antaranya: egoisme sektoral dan institusional yang menjurus pada pengajuan dana
sebanyak-banyaknya untuk sektor dan instansinya tanpa memperhatikan kebutuhan
nasional secara keseluruhan serta berupaya menutup-nutupi penyimpangan-
penyimpangan yang terdapat di sektor dan instansi yang bersangkutan;
• Hambatan Kultural, yaitu hambatan yang bersumber dari kebiasaan negatif yang
berkembang di masyarakat. Yang termasuk dalam kelompok ini di antaranya: masih
adanya ”sikap sungkan” dan toleran di antara aparatur pemerintah yang dapat
menghambat penanganan tindak pidana korupsi; kurang terbukanya pimpinan instansi
sehingga sering terkesan toleran dan melindungi pelaku korupsi, campur tangan
eksekutif, legislatif dan yudikatif dalam penanganan tindak pidana korupsi, rendahnya
komitmen untuk menangani korupsi secara tegas dan tuntas, serta sikap permisif (masa
bodoh) sebagian besar masyarakat terhadap upaya pemberantasan korupsi.
• Hambatan Instrumental, yaitu hambatan yang bersumber dari kurangnya instrumen
pendukung dalam bentuk peraturan perundangundangan yang membuat penanganan
tindak pidana korupsi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Yang termasuk dalam
kelompok ini di antaranya: masih terdapat peraturan perundang-undangan yang tumpang
tindih21 sehingga menimbulkan tindakan koruptif berupa penggelembungan dana di
lingkungan instansi pemerintah;
• Hambatan Manajemen, yaitu hambatan yang bersumber dari diabaikannya atau tidak
diterapkannya prinsip-prinsip manajemen yang baik (komitmen yang tinggi
dilaksanakan secara adil, transparan dan akuntabel) yang membuat penanganan tindak
pidana korupsi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Yang termasuk dalam kelompok
ini di antaranya: kurang komitmennya manajemen (Pemerintah) dalam menindaklanjuti
hasil pengawasan; lemahnya koordinasi baik di antara aparat pengawasan maupun antara
aparat pengawasan dan aparat penegak hukum; kurangnya dukungan teknologi informasi
dalam penyelenggaraan pemerintahan.

- BMP HUKUM PIDANA EKONOMI (HKUM 4311) MODUL. 2


- https://ejurnal.peraturan.go.id

Anda mungkin juga menyukai