Anda di halaman 1dari 3

Nama : Duwi Mulyosari ( achenar )

NIM : 1901110575

UTS BAK

SOAL UTS PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

1. Jelaskan faktor-faktor penyebab korupsi!


2. Jelaskan dasar hukum tindak pidana korupsi!
3. Sebutkan 4 pilar reformasi birokrasi!
4. Undang-undang no. Berapa yang menyangkut tetang otonomi daerah?
5. Terangkan kebijakan pemerintah pada masa orde baru tentang pemberantasan korupsi!
6. Dampak apa yang bisa ditimbulkan oleh adanya korupsi?
7. Apakah betul pilkada merupakan sumber korupsi? Jelaskan pendapat anda!
8. Jelaska pilkada langsung dan tidak langsung!
9. Apa arti dari KPK dan termuat di dalam undang-undang nomor berapa?
10. Bagaimana pendapat anda dengan adanya tingkah laku/perilaku korupsi di dalam
lingkungan kampus anda sebagai mahasiswa?

Jawaban

1. 1. Faktor internal merupakan faktor penyebab korupsi yang datang dari diri


pribadi. Faktor ini terdiri dua aspek perilaku, yaitu individu dan sosial. Aspek perilaku
individu meliputi sifat tamak atau rakus manusia, moral yang kurang kuat, san gaya
hidup konsumtif
2.Faktor eksternal yang menyebabkan korupsi yaitu :

 Faktor ekonomi. Kurangnya gaji bagi pegawai.

 Faktor politik. Instabilitas politik.

 Faktor organisasi. Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan kepada bawahan.


 Faktor hukum.

2. Dasar Hukum :Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981


tentang Hukum Acara Pidana; Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme; Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
3. 3 pilar
 Pilar Organisasi, antara lain melalui penajaman tugas dan fungsi, pengelompokan
tugas-tugas yang koheren, eliminasi tugas yang tumpang tindih, dan modernisasi
kantor baik di bidang perpajakan, kepabeanan dan cukai, perbendaharaan,
kekayaan negara, dan fungsi-fungsi keuangan negara lainnya.
 Pilar Proses bisnis, antara lain melalui penetapan dan penyempurnaan Standar
Operasi Prosedur yang memberikan kejelasan dan memuat janji layanan,
dilakukannya analisa dan evaluasi jabatan, penerapan sistem peringkat jabatan,
dan pengelolaan kinerja berbasis balance scorecard serta pembangunan berbagai
sistem aplikasi e-goverment;
 Pilar SDM, antara lain melalui peningkatan disiplin, pembangunan assessment
center, Diklat berbasis Kompetensi, pelaksanaan merit system, penataan sumber
daya manusia, pembangunan SIMPEG, dan penerapan reward and
punishment secara konsisten.
4. Undang undang otonomi daerah:
undang-undang nomor 32 tahun 2004 dan Undang-undang republik Indonesia nomor 23
tahun 2014.
5. Pemberantasan korupsi orde baru yaitu
pengesahan UU No. 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi patut
dicatat sebagai salah satu keberhasilan era Orde Baru. Berisi 37 pasal, Undang-Undang
ini disahkan dan diundangkan pada 29 Maret 1971. Undang-Undang baru ini juga
mencabut UU No. 24 Prp Tahun 1960. Jika sebelumnya korupsi lebih dikaitkan dengan
pelanggaran lain, dalam UU No. 3 Tahun 1971 korupsi tegas dikualifikasi sebagai
kejahatan. Penjelasan Pasal 1 menyebutkan tindak pidana korupsi pada umumnya
memuat aktivitas manifestasi dari perbuatan korupsi. Dalam arti luas, aktivitas itu
mempergunakan kekuasaan atau pengaruh yang melekat pada seorang pagawai negeri
atau kedudukan istimewa seseorang dalam jabatan umum yang tidak patut atau
menguntungkan diri atau orang yang menyuap.
6. Korupsi mengakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi suatu negara, menurunnya
investasi, meningkatnya kemiskinan, serta meningkatnya ketimpangan pendapatan.
Bahkan korupsi juga dapat menurunkan tingkat kebahagiaan masyarakat di suatu negara.
7. Iya. karena Beberapa faktor penyebab kepala daerah melakukan korupsi lainnya antara
lain karena biaya pemilukada langsung yang mahal, kurangnya kompetensi dalam
pengelolaan keuangan daerah, kurang pahamnya peraturan, dan pemahaman terhadap
konsep budaya yang salah.
8. Kedua sistem pemilihan kepala daerah (langsung dan tak langsung), masing masing
memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Pada sistem pemilihan kepala daerah
secara langsung, partisipasi masyarakat sangat dimungkinkan. Sehingga kepala daerah
yang terpilih lebih legitimate. Sementara pada pemilihan kepala daerah tidak langsung
(DPRD yang memilih) tidak membutuhkan cost penyelenggaraan pemilihan yang besar.
Juga lebih cepat dan efisien
9. Dalam aritmetika dan teori bilangan, kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua
bilangan adalah bilangan bulat positif terkecil yang dapat dibagi habis oleh kedua
bilangan itu.
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 
10. Sebagai mahasiswa jika ada seseorang korupsi di kampus maka harus di hokum dengaan
setimpal terhadap apa yang telalh ia lakukan, karena tindakan tersebut sangat merugikan
mahasiswa dan dosen pengajar.

Anda mungkin juga menyukai