2. Jelaskan dasar hukum tindak pidana korupsi! 3. Sebutkan 4 pilar reformasi birokrasi! 4. Undang-undang no. Berapa yang menyangkut tetang otonomi daerah? 5. Terangkan kebijakan pemerintah pada masa orde baru tentang pemberantasan korupsi! 6. Dampak apa yang bisa ditimbulkan oleh adanya korupsi? 7. Apakah betul pilkada merupakan sumber korupsi? Jelaskan pendapat anda! 8. Jelaska pilkada langsung dan tidak langsung! 9. Apa arti dari KPK dan termuat di dalam undang-undang nomor berapa? 10. Bagaimana pendapat anda dengan adanya tingkah laku/perilaku korupsi di dalam lingkungan kampus anda sebagai mahasiswa?
Jawaban
1. 1. Faktor internal merupakan faktor penyebab korupsi yang datang dari diri
pribadi. Faktor ini terdiri dua aspek perilaku, yaitu individu dan sosial. Aspek perilaku individu meliputi sifat tamak atau rakus manusia, moral yang kurang kuat, san gaya hidup konsumtif 2.Faktor eksternal yang menyebabkan korupsi yaitu :
Faktor ekonomi. Kurangnya gaji bagi pegawai.
Faktor politik. Instabilitas politik.
Faktor organisasi. Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan kepada bawahan.
Faktor hukum.
2. Dasar Hukum :Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana; Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme; Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 3. 3 pilar Pilar Organisasi, antara lain melalui penajaman tugas dan fungsi, pengelompokan tugas-tugas yang koheren, eliminasi tugas yang tumpang tindih, dan modernisasi kantor baik di bidang perpajakan, kepabeanan dan cukai, perbendaharaan, kekayaan negara, dan fungsi-fungsi keuangan negara lainnya. Pilar Proses bisnis, antara lain melalui penetapan dan penyempurnaan Standar Operasi Prosedur yang memberikan kejelasan dan memuat janji layanan, dilakukannya analisa dan evaluasi jabatan, penerapan sistem peringkat jabatan, dan pengelolaan kinerja berbasis balance scorecard serta pembangunan berbagai sistem aplikasi e-goverment; Pilar SDM, antara lain melalui peningkatan disiplin, pembangunan assessment center, Diklat berbasis Kompetensi, pelaksanaan merit system, penataan sumber daya manusia, pembangunan SIMPEG, dan penerapan reward and punishment secara konsisten. 4. Undang undang otonomi daerah: undang-undang nomor 32 tahun 2004 dan Undang-undang republik Indonesia nomor 23 tahun 2014. 5. Pemberantasan korupsi orde baru yaitu pengesahan UU No. 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi patut dicatat sebagai salah satu keberhasilan era Orde Baru. Berisi 37 pasal, Undang-Undang ini disahkan dan diundangkan pada 29 Maret 1971. Undang-Undang baru ini juga mencabut UU No. 24 Prp Tahun 1960. Jika sebelumnya korupsi lebih dikaitkan dengan pelanggaran lain, dalam UU No. 3 Tahun 1971 korupsi tegas dikualifikasi sebagai kejahatan. Penjelasan Pasal 1 menyebutkan tindak pidana korupsi pada umumnya memuat aktivitas manifestasi dari perbuatan korupsi. Dalam arti luas, aktivitas itu mempergunakan kekuasaan atau pengaruh yang melekat pada seorang pagawai negeri atau kedudukan istimewa seseorang dalam jabatan umum yang tidak patut atau menguntungkan diri atau orang yang menyuap. 6. Korupsi mengakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi suatu negara, menurunnya investasi, meningkatnya kemiskinan, serta meningkatnya ketimpangan pendapatan. Bahkan korupsi juga dapat menurunkan tingkat kebahagiaan masyarakat di suatu negara. 7. Iya. karena Beberapa faktor penyebab kepala daerah melakukan korupsi lainnya antara lain karena biaya pemilukada langsung yang mahal, kurangnya kompetensi dalam pengelolaan keuangan daerah, kurang pahamnya peraturan, dan pemahaman terhadap konsep budaya yang salah. 8. Kedua sistem pemilihan kepala daerah (langsung dan tak langsung), masing masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Pada sistem pemilihan kepala daerah secara langsung, partisipasi masyarakat sangat dimungkinkan. Sehingga kepala daerah yang terpilih lebih legitimate. Sementara pada pemilihan kepala daerah tidak langsung (DPRD yang memilih) tidak membutuhkan cost penyelenggaraan pemilihan yang besar. Juga lebih cepat dan efisien 9. Dalam aritmetika dan teori bilangan, kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan adalah bilangan bulat positif terkecil yang dapat dibagi habis oleh kedua bilangan itu. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 10. Sebagai mahasiswa jika ada seseorang korupsi di kampus maka harus di hokum dengaan setimpal terhadap apa yang telalh ia lakukan, karena tindakan tersebut sangat merugikan mahasiswa dan dosen pengajar.