Anda di halaman 1dari 3

FIRDA ALIF AULIA

1901110579

Cara Pemberian Obat

A.    Pemberian Obat Melalui Oral

Pemberian obat per oral merupakan cara yang paling banyak dipakai karena ini
merupakan cara yang paling mudah, murah, aman, dan nyaman bagi pasien. Berbagai
bentuk obat dapat di berikan secara oral baik dalam bentuk tablet, sirup, kapsul atau puyer.
Untuk membantu absorbsi , maka pemberian obat per oral dapat di sertai dengan pemberian
setengah gelas air atau cairan yang lain.

Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan iritasi lambung dan menyebabkan muntah
(mislanya garam besi dan Salisilat). Untuk mencegah hal ini, obat di persiapkan dalam
bentuk kapsul yang diharapkan tetap utuh dalam suasana asam di lambung, tetapi menjadi
hancur pada suasana netral atau basa di usus. Dalam memberikan obat jenis ini, bungkus
kapsul gtidak boleh di buka, obat tidak boleh dikunyah dan pasien di beritahu untuk tidak
minum antasaid atau susu sekurang-kurangnya satu jam setelah minum obat.

Adapun prinsip-prinsip pemberian obat yang benar meluputi 6 hal, yaitu : benar
pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu, benar rute dan benar dokumentasi. Benar
pasien dapat dipastikan dengan memeriksa identitas pasien dan harus dilakukan setiap akan
memberikan obat. Benar obat memastikan pasien setuju dengan obat yang telah diresepkan
berdasarkan kategori perintah pemberian obat, yaitu :perintah tetap (standing order),
perintah satu kali (single order), perintah PRN (jika perlu), perintah stat (segera). Benar
dosis adalah dosis yang diresepkan pada pasien tertentu. Benar waktu adalah saat dimana
obat yang diresepkan harus diberikan. Benar rute disesuaikan dengan tingkat penyerapan
tubuh pada obat yang telah diresepkan. Benar dokumentasi meliputi nama, tanggal, waktu,
rute, dosis dan tanda tangan atau insial petugas. 
 Jenis – Jenis Obat Per Oral

1.      PIL

Yaitu satu atau lebih dari satu obat yang di campur dengan bahan kohesif dalam
bentuk lonjong, bulat atau lempengan. Pil hendaknya di telan secara utuh karena dapat
mengandung obat - obatan yang rasanya sangat tidak enak atau zat besi yang bisa
membuat gigi penderita berwarna hitam.

2.      Tablet

Yaitu obat bubuk yang dipadatkan dalam bentuk lonjong atau lempengan. Tablet
dapat di patahkan untuk mempermudah dalam menelan

3.      Bubuk

Yaitu obat yang di tumbuk halus. Bubuk ini tidak dapat larut dalam air dan dapat
di berikan kepada penderita dengan cara berikut :

 Dari kertas pembungkusnya di jatuhkan keatas lidah penderita


 Kita campur dalam air atau susu (campuran tersebut harus terus kita aduk karena
bubuk itu tidak larut dalam cairan tersebut)
 Di persiapkan dalam pembungkus obat bubuk

4.      Drase

Yaitu obat - obatan yang di bungkus oleh selaput tipis gula. Harus di telan secara
utuh karena dapat mengandung obat - obatan yang mempunyai kemampuan untuk
mengiritasi selaput lendir lambung pasien. 

5.      Kapsul
Yaitu obat dalam bentuk cair, bubuk atau minyak dengan di bungkus gelatin yang
juga harus di telan secara utuh karena dapat menyebabkan muntah akibat iritasi selaput
lendir lambung pasien. Suatu obat di persiapkan dalam bentuk kapsul dengan harapan
agar tetap utuh dalam suasana asam lambung tetapi menjadi hancur pada suasana netral
atau basa di usus. Dalam pemberian obat jenis kapsul, bungkus kapsul tidak boleh di
buka, obat tidak boleh dikunyah dan pasien diberitahu untuk tidak minum susu atau
antacid sekurang kurangnya satu jam setelah minum obat.

6.      Sirup

Disini kita memakai sendok pengukur, gelas pengukur (yang kecil), atau botol
tetesan. Kadang -kadang sirup sebelum diminum harus dikocok terlebih dahulu.
Pemberiannya harus dilakukan dengan cara yang paling nyaman khususnya untuk obat
yang pahit atau rasanya tidak enak. Pasien dapat diberiminum dingin (es) sebelum minum
sirup tersebut. Sesudah minum sirup, pasien dapat diberi minum, pencuci mulut atau
kembang gula.

Anda mungkin juga menyukai