Kelas : Achenar
Prodi : S1 Keperaeatan
NIM : 1901110568
Matakuliah : Keperawatan Komunitas I
DEFINISI EPIDEMIOLOGI
1. Wade Hampton Frost 1972, adalah guru besar epidemiologi: school of hygiene,
mengatakan bahwa epidemiologi adalah pengetahuan tentang fenomena massal
penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah penyakit menular.
2. Greenwood 1934, mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian
yang mengenai kelompok penduduk.
3. Definisi lama, Ilmu yang mempelajari penyebaran atau perluasan suatu
penularan
penyakit di dalam suatu kelompok penduduk.
JENIS-JENIS EPIDEMIOLOGI
1. Epidemiologi deskriptif, mempelajari frekuensi serta distribusi penyakit atau
masalah kesehatan dalam masyarakat. Epidemiologi deskriptif diharapkan mampu
menjawab pertanyaan mengenai faktor : who, where dan when.
2. Epidemiologi analitik, berkaitan dengan upaya epidemiologi untuk
menganalisa faktor-faktor masalah kesehatan. Diharapkan mampu menjawab
pertanyaan Why? Dan atau apa penyebab terjadinya masalah.
3. Epidemiologi eksperimental, yang perlu dilakukan sebagai pembuktian bahwa
suatu faktor sebagai penyebab terjadinya faktor luaran(penyakit), maka perlu di
uji faktor kebenarannya dengan percobaan atau ekperimental.
SEJARAH EPIDEMIOLOGI
• Faktor yang melatarbelakangi adalah:
1. Tantangan zaman dimana terjadi perubahan masalah dan perubahan pola
penyakit. Dimasa itu (zaman Jhon Snow) epidemiologi mengarahkan penyakit
menular dan wabah. Dewasa ini terjadi perubahan pola penyakit ke arah penyakit
tidak menular, dan epidemiologi tidak hanya dihadapkan masalah penyakit saja,
tetapi juga hal lain yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan penyakit
serta masalah kesehatan secara umum.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan lainnya. Terjadilah perubahan dan
perkembangan daya fikir oara ahli kesehatan di masa ke masa sesuai dengan
kondisi zaman.Beberapa Pandangan terhadap terjadinya penyakit:
Contagion Theory, untuk terjadinya penyakit diperlukan adanya kontak
antara satu person dengan person lainnya. Teori ini dikembangkan
berdasarkan situasi penyakit pada masa itu dimana penyakit melanda
kebanyakan adalah penyakit yang menular terjadi karena kontak langsung.
Hippocratic Theory
• Mengarahkan pada suatu faktor tertentu. Hippocrates mengatakan bahwa
kausa penyakit berasal dari alam, yaitu cuaca dan lingkungan. Perubahan
lingkungan dan cuaca ditunjuk sebagai biang keladi dan terjadinya penyakit.
Teori ini mampu menjawab masalah penyakit yang ada pada waktu itu hingga
tahun 1800 an. Selanjutnya teori ini tidak mampu menjawab tantangan
berbagai penyakit infeksi lainnya yang mempunyai rantai penularan yang
lebih berbelit
belit.
MISTIC THEORY
• Mengatakan bahwa penyakit diakibatkan oleh gas-gas busuk dari perut
bumi yang menjadi kausa. Teori ini mempunyai arah cukup spesifik, namun
kurang mampu menjawab pertanyaan tentang berbagai penyakit.
EPIDEMIC THEORY
• Teori ini mencoba menghubungkan terjadinya penyakit dengan cuaca dan
faktor geografis. Suatu zat orhganic dari lingkungan dianggap sebagai
pembawa penyakit. Misalnya air tercemar menyebabkan gastroenteritis. Teori
ini diterapkan oleh Jhon Snow dalam menganalisis terjadinya diare di London
GERM THEORY
• Suatu kuman (mikroorganisme) ditunjuk sebagai kausa penyakit. Teori ini
sejalan dengan kemajuan di bidang teknologi kedokteran, diteukannya
mikroorganisme. Kuman dianggap sebagai penyebab tunggal penyakit.
Namun selanjutnya ternyata teori mendapat tantangan dari berbagai penyakit
kronis, misalnya: penyakit jantung, ca yang penyebabnya bukan kuman.
THEORY MULTIKAUSA
• Teori ini menekankan bahwa suatu penyakit terjadi sebagai hasil dari
interaksi berbagai faktor. Misalnya: interaksi antara lingkungan yang berupa
faktor biologis, kimiawi, dan sosial memegang peranan dalam terjadinya
penyakit.
• contoh:infeksi TB paru yang disebabkan oleh invasi mycobakterium
tuberculosis pada jaringan paru, tidak dianggap sebagai penyebab tunggal
terjadinya TBC. Karena TBC tidak hanya terjadi akibat keterpaparan dengan
kuman TBC semata tetapi secara multifaktorial berkaitan dengan faktor
genetik, malnutrisi, kepadatan penduduk, derajat kemiskinan.