Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 3 TAP

Tugas.3
Dibuka: Senin, 22 Mei 2023, 00:00
Jatuh tempo: Senin, 5 Juni 2023, 15:00
Lakukan: Buat pengajuan

Saudara mahasiswa,

Simak soal peristiwa untuk Tugas-3 ini, dan kerjakan perintahnya sesuai ketentuan.

SENGKETA KEPEGAWAIAN

Contoh kasus:

Tidak sedikit persoalan kepegawaian negeri dalam keorganisasian pemerintahan


yang berujung pada sengketa di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Tidak
jarang pula dalam sengketa kepegawaian sipil negeri itu hasilnya oleh PTUN
memenangkan pihak pegawai. Dari persoalan hubungan kerja antara atasan dengan
bawahan, ketidak jelasan kebijakan kepegawaian dalam sistem dan mekanisme
rotasi, mutasi, demosi, penilaian kinerja, kedisiplinan hingga terminasi atau
pemberhentian pegawai. Persoalan pemberian sanksi kedisiplinan Masalah
kedisiplinan dan pemberian sanksi pelanggaran ringan, sedang hingga berat berupa
pemecatan (pemberhentian dengan tidak hormat) merupakan pemicu terjadinya
sengketa kepegawaian dalam lingkup intansi pemerintahan antara PNS dengan
pihak yang mengeluarkan keputusan hukuman disiplin tersebut di PTUN (Pasal 48
UU 5/1986 tentang PTUN jo. Pasal 1 angka 10 UU 51/2009 tentang Perubahan
Kedua PTUN). Satu kasus yang telah terjadi adalah penyelesaian sengketa antara
calon pegawai negeri sipil dengan Wali Kota Yogyakarta di Pengadilan Tata Usaha
Negara Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2011.

Perihal sengketa antara Calon Pegawai Negeri Sipil dengan Wali Kota Yogyakarta
(Kasus Putusan No.01/G/2011/PTUN.YK) di Pengadilan Tata Usaha Negara Daerah
Istimewa Yogyakarta dan atas penerbitkan Surat Keputusan Walikota Yogyakarta
Nomor: 93/Pem.D/BP/D.2. Perihal pemberhentian dengan hormat sebagai seorang
calon pegawai negeri sipil. Calon PNS ini diberhentikan oleh Walikota-nya dipicu
oleh hasil penilian kinerja dari CPNS yang bersangkutan karena melanggar
ketentuan kedisiplinan pegawai. Namun Penggugat (CPNS) menganggap tergugat
telah melanggar undang-undang dan asas-asas pemerintahan yang baik,
berdasarkan Pasal 53 ayat (2) UU 5/1986 tentan PTUN jo. UU 30/2014 tentang
Admisitrasi Pemerintahan.

Sumber:
Doni Lingga C., Ari Retno P., Studi Kasus Penyelesaian Sengketa Antara Calon
Pegawai Negeri Sipil Dengan Wali Kota Yogyakarta di Pengadilan Tata Usaha
Negara Daerah Istimewa Yogyakarta (Kasus Putusan No.01/G/2011/PTUN.YK)

Monday/14/09/2020/06.13.

Catatan/Disclaimer: Text di atas merupakan ekstraksi/saduran/kutipan/pemuatan-


ulang berita, dan hanya dipergunakan untuk keperluan Tugas Mata Kuliah (TMK)
mahasiswa Ilmu Hukum Universitas Terbuka.

Pertanyaan:

Menyimak kasus peristiwa hukum sebagaimana yang terjadi dideskripsikan di atas,

1). Jelaskan apakah kasus sengketa antara CPNS dengan Walikota Yogyakarta
tersebut di atas apakah telah memenuhi unsur-unsur sengketa hukum dalam lingkup
PTUN?;

2). Upaya hukum apa yang dapat dilakukan kedua belah pihak, manakala salah satu
pihak mengetahui hasil putusan PTUN dianggap tidak memuaskan?

3). Adakah peluang dimungkinkannya penyelesaian sengketa tersebut diselesaikan


melalui ADR (Alternatif Dispute Resolution), jelaskan?

Jawaban anda dibatasi tidak lebih dari 1000 kata.

Selamat belajar.

Tutor
Jawaban :

1. Peran atau fungsi dari PTUN yaitu sebagai berikut :

 Untuk menyelesaikan, memutus, memeriksa yang termasuk dalam ranah sengketa


Tata Usaha Negara
 Pengadilan Tingkat Pertama

Jenis-Jenis Perkara yang menjadi kewenangan pengadilan tata usaha negara Yogyakarta
yaitu ada beberapa gugatan :
- Tender/Pengadaan Barang Jasa
- Kepegawaian
- Pertanahan
- Lingkungan Hidup
- Perizinan dll.
Jadi dapat disimpulak bahwa kasus sengketa antara CPNS dengan Walikota Yogyakarta
tersebut di atas telah memenuhi unsur-unsur sengketa hukum dalam lingkup PTUN.

2. Upaya hukum dapat dilakukan kedua belah pihak, manakala salah satu pihak
mengetahui hasil putusan PTUN dianggap tidak memuaskan yaitu :

 Kasasi
 Banding : pengajuan perkara ke pengadilan yang lebih tinggi untuk dimintakan
pemeriksaan ulangan.
 Verzet/Perlawanan : upaya hukum terhadap putusan pengadilan yang dijatuhkan tanpa
hadirnya tergugat/verstek.

3. Konsep penyelesaian sengketa atau konflik di luar pengadilan secara bekerja sama
yang diarahkan pada suatu solusi atau kesepakatan terhadap suatu sengketa atau
konflik yang bersifat win-win merupakan Alternative Dispute Resolution (ADR), dan
hal ini mungkin dilakukan dalam penyelesaian sengketa tersebut.

Sumber :

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara

Anda mungkin juga menyukai