Anda di halaman 1dari 31

PERAN SATPOL PP DALAM PENGAWASAN TAHAPAN

PEMILU DAN PEMILIHAN TAHUN 2024

Oleh :
Drs. Asmin Safari Lubis, M.H., M.Ak
(Kepala Biro Fasilitasi Pengawasan Pemilu)
Jakarta, 12 Juli 2023
Daftar Isi
Poin-Poin Pembahasan

Bagian 1 Gambaran Umum Pemilu 2024

Bagian 2 Peran Satpol PP dalam Pengawasan Pemilu

Bagian 3 Indeks Kerawanan Pemilu

Bagian 4 Netralitas ASN

01
01 Gambaran Umum Pemilu
Serentak 2024
ELEMEN KESUKSESAN PEMILU

REGULASI
❑UU 7 / 2017;
❑PERATURAN
PELAKSANA

 PARPOL
 GABUNGAN PEMILIH
PARPOL
WNI YG BERUMUR 17 TH /
 PERSEORANGAN LEBIH , SUDAH KAWIN ATAU
PESERTA SUDAH PERNAH KAWIN
PEMILU

PENYELENGGARA
SINERGI PENDUKUNG KEBERHASILAN
Pemilu dan Pemilihan Serentak Tahun 2024

Bawaslu dalam tanggung


jawabnya sebagai pengawal Penyelenggara Aparat Keamanan
pemilu dan demokrasi (the KPU, Bawaslu, TNI/Polri, Satpol PP,
guardian of election DKPP Satlinmas

democracy) harus mampu


mengawal terciptanya proses Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah
transisi kekuasaan secara adil,
demokratis dan legitimate, serta Tomas, Toga, Termasuk di dalamnya
Todat, Toda kementerian dan Lembaga Terkait
mendorong kepercayaan rakyat
terhadap prosedur demokrasi
dalam menjembatani proses
Peserta Pemilu
transisi kekuasaan. Peran
Media/Pers Paslon dan Parpol
krusial Bawaslu inI dapat Pengusung/Pendukung
dijalankan dengan
dukungan seluruh elemen
kebangasan.
5

3
PENEGAKAN HUKUM PEMILU DAN
POTENSI TERGANGGUNYA KAMTIBMAS
Penyelesaian Sengketa Proses maupun Hasil
Pelanggaran Administrasi
Terdapat sanksi administrasi yang berkaitan 1. terdapat potensi tidak dapat diikut sertakanya calon
dengan status peserta pasangan calon dimana atau dapat didiskualifikasinya calon melalui proses
secara undang-undang proses dapat sengketa dalam pelaksanan pada tahapan
dimungkinkan sampai dengan Ketika Hasil pencalonan
Pemungutan dan Penghitungan Suara telah seslai 2. Potensi kerusuhan Ketika terdapat gugatan terhadap
Penegakan hasil pemilihan (ex. Yalimo)
Hukum

TSM Diskualifikasi
Calon
Proses Hasil

Penegakan Hukum
Pemilu terkadang
Penanganan Pelanggaran menimbulkan Pro dan
1. Terdapat sanksi pidana yang berkait dengan
Kontra di Masyarakat Pelaksanaan Tahapan
Pelaksanaan
pasangan calon sehingga berpotensi Tahapan yang saling beririsan dan mepet dangan
Penegakan hukum
penolakan oleh masa pendukung calon jumlah peserta dan jenis pemilihan yang banyak.
dapat bersumber dari
2. Terdapat potensi pendiskualifikasian pasangan memiliki potensi kamtibmas terutama pada irisan
proses penanangan
calon dalam proses penanganan pelanggaran tahapan yang melibatkan atau mengumpulkan
pelanggaran dan
terutama pada tahapan yang memiliki sanksi masyarakat (ex. Kampanye, Putung & Rekap)
penyelesaisan
diskualifikasi (ex. Pelaporan dana Kampanye)
sengketa 20
Catatan Evaluasi Pengawasan
Pemilu dan Pemilihan
Tahap Penyelenggaraan
Persoalan
1. Penyediaan Data Pemilih (DPT) belum maksimal,
2. Politik Uang,
3. Netralitas ASN/TNI/POLRI,
4. Netralitas Kepala Desa dan Perangkat Desa,
Penggunaan Hak Pilih Orang Lain,
5. Kampanye di Tempat Ibadah dan Tempat Pendidikan,
Hoax dan Politisasi SARA
6. Surat suara kurang,
7. Kampanye diluar jadwal,
8. APK yang difasilitasi KPU tidak tepat waktu,
9. Keamanan dan Ketertiban.
Tantangan Kondisi Alam

Distribusi Logistik Antisipasi Pemungutan Suara


distribusi &
penempatan TPS
Masalah Teknis dan SDM Ad Hoc

15% Masalah Teknis : Item 7


14.3%
Item 1
14.3% Masalah SDM Ad Hoc

Kesulitan akses jaringan teknologi


Kesulitan rekrutmen SDM ad hoc dan
informasi di berbagai daerah
kapasitas SDM ad hoc dalam
terutama wilayah Indonesia timurItem 6 Item 2
14.3% 14.3% melaksanakan persiapan dan
pelaksanaan pemungutan dan
perhitungan suara.

Kendala geografis di daerah yang


terisolir

Item 5 Item 3
14.3% 14.3%
Keterbatasan waktu rekapitulasi
penghituang suara dan pelaksanaan
pemungutan suara ulang (PSU) Item 4
14.3%
Gambaran Pemilu 2024
Gambaran dan Tantangan Pemilu dan Pilkada
2024
• Pemilu Nasional: Pemilu DPR, DPD, DPRD serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden;
• Pemilu Lokal: Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur di 34 Provinsi;

Serentak • Pemilihan Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Walikota di 514 Kabupaten/Kota

Tantangan Umum Pemilu-Pilkada Serentak 2024:


• Menggunakan dua rezim UU yang berbeda (UU Pemilu Tantangan Pemilu dan Pilkada 2024
dan UU Pilkada);
• Problem yuridis pengaturan sistem penegakan hukum
pemilu dan pilkada;
• Terdapat irisan tahapan (membutuhkan fokus yang tinggi Tantangan mewujudkan Pemilu-Pilkada berintegritas:
dari penyelenggara) ; • Politik Uang
• Beban kerja penyelenggara besar; • Netralitas ASN/TNI/POLRI
• Transformasi Digital yang cepat dan massif; • Politisasi Identitas dan SARA
• Pengamanan Penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada. • Ujaran Kebencian, Hoax
• Akurasi DPT
Arah Kebijakan Bawaslu Menuju Pemilu dan Pemilihan Serentak
Tahun 2024

Peningkatan kualitas
Peningkatan kapasitas
Peningkatan efektivitas pelayanan dalam
penyelenggara dan
sistem pengawasan menjalankan fungsi
sekretariat
pengawasan

Penguatan Fungsi
Pengawasan, Peningkatan kualitas Pembangunan jaringan
Penindakan, Peningkatan kualitas
regulasi pengawasan, infrastruktur
Penyelesaian seluruh regulasi yang
penindakan dan persidangan yang
Sengketa Proses terintegrasi
penyelesaian sengketa modern
Pemilu

Pembangunan pusat Peningkatan sistem Peningkatan kerjasama


penelitian dan informasi, kualitas data dan koordinasi antar
pendidikan Bawaslu Bawaslu lembaga.

21
TITIK RAWAN
PEMILU
TAHUN 2024 Penggunaan Fasilitas Negara

Kampanye di Luar Jadwal

Ujaran Kebencian dan


PENGUATAN PENCEGAHAN DAN PENGAWASAN PEMILU

Strategi Pencegahan Strategi Pengawasan Bawaslu


1. Surat imbauan, Surat Intruksi dan Surat 1. Penyusunan Alat kerja Pengawasan
Edaran
2. Memastikan Peraturan teknis Bawaslu yang
2. Pembentukan Posko pengaduan
masyarakat komprehensif
3. Menyusun Indek Kerawanan Pemilu 3. Melakukan Pengawasan Melekat secara langsung
4. Pemetaan kawasan dan wilyah terhadap
4. Melakukan penyandingan data
potensi pelanggaran setiap tahapan
5. Pendidikan Pengawasan Pemilu kepada 5. Analisis Data Pengawasan
masyarakat 6. Mencari sumber data alternative lain
6. Peningkatan Pengawasan Partisipatif 7. Pemeriksaan terhadap kelengkapan, kebenaran dan
7. Akreditasi Pemantau Pemilu
dokumen persayaratan Calon
8. Kaloborasi dan Kerjasama dengan
Stakeholder terkait 8. Pemeriksaan terhadap kepatuhan prosedur kepada
9. Apel siaga dan Patroli Pengawasan peserta dan penyelenggara atas Asas
10. Sosialisasi penyelenggaran dan Penyelenggaraan
11. Penggunaan system informasi jarimu
awasi sebagai 9. Melakukan penelusuran terhadap informasi awal
12. Pembentukan desa anti politik uang dugaan Pelanggaran
13. Berkoordinasi dengan TNI/POLRI dan 10. Menindaklanjuti laporan dari masyarakat
Satpol PP terkait dengan Keamanan dan
11. Penyampaian rekomendasi
Ketertiban
12. Penggunaan system informasi pengawasan
13. Monitoring dan Evaluasi
Peran Satpol PP dalam
02 Pengawasan Pemilu
PEMILU DAN KETERTIBAN UMUM

Pasal 22E ayat (1) UUD NKRI 1945


Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.

Pasal 28J ayat (2) UUD NKRI 1945


Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-
undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang
lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.

Konsekuensi dari ketertiban umum dalam suatu masyarakat yang


demokratis merupakan amanat konstitusi.
Untuk itu dalam Penyelenggaraan Pemilu Tahun 2024 diperlukan
sinergi serta kolaborasi Bawaslu dan Satpol PP sesuai dengan tugas
dan fungsinya dalam meghadirkan masyarakat yang demokratis.
RELASI BAWASLU DAN PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH
(vide UU 7/2017 tentang Pemilu dan UU 9/2015 tentang Pemerintahan Daerah)

Sebagaimana tugas Bawaslu dalam Pasal 93 huruf b terkait pencegahan dan penindakan dalam
pelanggaran dan sengketa proses pemilu, pada pasal 94 huruf c dijelaskan Bawaslu bertugas berkoordinasi
dengan instansi pemerintah terkait

Pasal 434 ayat (1) untuk kelancaran pelaksanaan tugas, wewenang, dan kewajiban Penyelenggara Pemilu,
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan bantuan dan fasilitas sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Pada ayat (2) dijelaskan bantuan dan fasilitas berupa, huruf (g) kegiatan
lain yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan Pemilu

Dalam UU 9/2015 Pasal 255 ayat (1) dijelaskan Satuan polisi pamong praja dibentuk untuk menegakkan
Perda dan Perkada, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman, serta menyelenggarakan
pelindungan masyarakat. Kemudian pada ayat (2) huruf b. menindak warga masyarakat, aparatur, atau
badan hukum yang mengganggu ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat.
PENGALAMAN PEMILU TAHUN 2019 DAN
PEMILIHAN TAHUN 2020
Pada Pemilu 2019, kampanye dengan cara pemasangan alat peraga kampanye (APK) menjadi
pilihan para calon dari partai politik, anggota DPD dan presiden dan Wakil Presiden. Alat
peraga kampanye yang dipasang oleh peserta Pemilu berupa baliho, billboard, spanduk
dan/atau umbul-umbul dan alat peraga lainnya dengan disain dan ukuran yang bervariasi.
Bawaslu melakukan pengawasan terhadap tiga hal.
1. APK yang melanggar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yaitu APK yang
diletakkan di lokasi yang dilarang yaitu di tempat ibadah termasuk halaman, rumah sakit
atau tempat pelayanan kesehatan, gedung milik pemerintah dan lembaga pendidikan.
2. APK yang mengandung materi kampanye yang dilarang yaitu mempersoalkan dasar dan
melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan NKRI, melakukan peghinaan
berdasarkan SARA dan melakukan hasutan serta mengadu domba perseorangan atau
kelompok.
3. APK yang dipasang di kendaraan umum.

Sebagian besar pelanggaran terhadap APK kampanye terdapat pada pemasangan APK di
tempat yang dilarang yaitu sebanyak 176.493 (92 persen), APK yang mengandung materi dan
informasi yang dilarang sebanyak 14.255 (7 persen) dan APK yang ditempel di kendaraan
angkutan umum sebanyak 1.381 (1 persen).

Jika berkaca pada tahapan kampanye Pilkada 2020, Bawaslu Kabupaten/Kota dan Bawaslu
Provinsi menertibkan setidaknya 164.536 unit alat peraga kampanye (APK) yang melanggar.
Penertiban APK tersebut dilakukan bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat di
151 kabupaten/kota.
RELASI DALAM PENEGAKAN HUKUM TAHAPAN KAMPANYE

Perda terkait
Pengawasan dengan tempat
kampanye dan
(Perbawaslu pemasangan alat
5/2022) peraga
kampanye

Penangganan
Pidana Pemilu Temuan dan
(Perbawaslu Laporan
31/2018) Penegakan (Perbawaslu
7/2022)
Penegakan
hukum Peraturan
Pemilu oleh Daerah oleh
Bawaslu Satpol PP
Perda terkait
Perda terkait
dengan
dengan
ketentraman
Ketertiban umum
masyarakat
Penyelesaian Pelanggaran
Sengketa Administratif
(Perbawaslu (Perbawaslu
9/2022) 8/2022)
PENGERTIAN DAN TUJUAN
PENGERTIAN KAMPANYE KAMPANYE
KEGIATAN PESERTA PEMILU ATAU
PIHAK LAIN YANG DITUNJUK OLEH
PESERTA PEMILU UNTUK
MEYAKINKAN PEMILIH DENGAN
MENAWARKAN VISI, MISI
PROGRAM DAN ATAU CITRA DIRI
PESERTA PEMILU.
TUJUAN KAMPANYE
(Pasal 1 angka 35 UU 7/2017)
• PENDIDIKAN POLITIK MASYARAKAT
Berdasarkan PKPU 3/2022, untuk masa
DAN DILAKUKAN SECARA
Kampanye Pemilu 2024 berlangsung
BERTANGGUNG JAWAB.
mulai tanggal 28 November 2023
• PENDIDIKAN POLITIK SEBAGAIMANA
sampai dengan tanggal 10 Februari
2024. Sehingga, total masa Kampanye DIMAKSUD UNTUK MENINGKATKAN
Pemilu 2024 dilaksanakan selama 75 PARTISIPASI PEMILIH DALAM
hari PEMILIHAN.
PRINSIP PENGAWASAN KAMPANYE
• Pasangan calon mempunyai hak,
kesempatan, dan perlakuan yang adil
dan setara dalam kampanye;
• Penegakkan keadilan pemilu
terhadap pelanggaran dalam
kampanye.
METODE
KAMPANYE
Pertemuan Terbatas Kampanye Media
Sosial
Pertemuan Tatap Muka
Debat Terbuka
Rapat Umum

Iklan Media
Penyebaran Bahan Kampanye

Pemasangan Alat Peraga Kegiatan Lainnya


LARANGAN KAMPANYE DI LUAR JADWAL

• UU 7 2017/Pasal 492 : Setiap orang yang


dengan sengaja melakukan Kampanye Pemilu SANKSI MELAKUKAN KAMPANYE YANG
diluar jadwal yang telah ditetapkan oleh KPU, DILARANG
KPU Prov dan KPU Kab/kota untuk setiap
Peserta Pemilu dipidana dengan pidana • UU 7 2017/Pasal 521: Setiap pelaksana,
kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda peserta, dan/atau tim Kampanye Pemilu yang
paling banyak Rp 12.000.000,- (dua belas juta dengan sengaja melanggar Larangan
rupiah). pelaksanaan kampanye Pemilu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 280 ayat (1) huruf a,
huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f,
huruf g, huruf h, huruf i, atau huruf j dipidana
dengan pidana penjara paling lama 2 (dua)
tahun dan denda paling banyak
Rp24.OOO.OOO,0O (dua puluh empat juta
rupiah).
Permasalahan APK dalam Kampanye
Fasilitasi APK Peserta Pemilu terlambat

Maraknya APK yang dibuat oleh Peserta Pemilu


sebelum masa kampanye dimulai

Ketentuan APK multi tafsir, banyaknya


perbedaan pendapat.

APK tidak sesuai dengan ukuran dan


penempatan lokasi

APK dalam bentuk (billboard atau videotron)


terbatas penempatannya.
Pengawasan APK

Pemasangan APK memperhatikan lokasi, estetika lingkungan, izin


pemasangan dan dilarang memuat materi yang dilarang dalam
peraturan perundang-undangan

APK yang di pasang di tempat yang dikenai retribusi/pajak sesuai


dengan jumlah yang di tetapkan oleh KPU

Pengawas Pemilu dapat memberikan rekomendasi penataan ulang


lokasi pemasangan APK bila dinilai tidak sesuai dengan ketentuan
Mengirimkan surat peringatan penertiban kepada
Peserta Pemilu maksimal 1x24 jam

Berkoordinasi dengan Satpol PP dalam melakukan


penertiban

Memberikan tanda dan/atau informasi sebagai bentuk


Pengawas peringatan
melakukan
penertiban APK Melakukan penertiban maksimal 3 hari kerja setelah
dengan cara: peringatan penertiban

Pengawas dapat menindak langsung penertiban dan


berusaha untuk tidak melakukan perusakan terhadap
AP dan APK yang melanggar

Terhadap AP dan APK yang ditertibkan oleh pengawas


pemilu dapat disimpan atau dikembalikan ke peserta
Pemilu jika diminta oleh peserta Pemilu.
PERAN SATPOL PP DALAM PENGAWASAN PEMILU
• SATPOL PP MEMPUNYAI PERANAN PENTING DALAM MENGAWAL DAN
MENJAGA NILAI-NILAI NORMA SOSIAL SERTA MENJADI GARDA DEPAN
DALAM MENEGAKKAN PERATURAN DAERAH, KETERTIBAN UMUM DAN
KETENTRAMAN MASYARAKAT
• PENYELENGGARAAN PEMILU MERUPAKAN HAJAT BERSAMA ANAK
BANGSA YANG PERLU DI JAGA KEAMANAN, KETENTRAMAN,
KETERTIBANDAN KETERATURAN SEHINGGA PENYELENGGARAAN RODA
PEMERINTAHAN DAERAH DAPAT BERJALAN DENGAN LANCAR DAN
MASYARAKAT DAPAT MELAKUKAN KEGIATAN DENGAN AMAN
• SINERGITAS SATPOL PP DENGAN PENYELENGGARA PEMILU TERUTAMA
PENGAWAS PEMILU PERLU DITINGKATKAN DALAM PENYELENGGARAAN
PEMILU DAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2024
Sinergitas Satpol PP dan Bawaslu

• Penyelenggaraan keamanan dan ketertiban umum pada tahapan pemilu terutama pada masa
kampanye.
• Penertiban alat peraga sosialisasi politik yang bertebaran seperti brosur, bendera, spanduk
disepanjang jalan dan fasilitas umum sebelum penetapan calon menjadi wewenang Satpol PP.
• Pembersihan alat peraga kampanye bersama-sama dengan Bawaslu yang dipasang tidak sesuai
dengan ketentuan yang berlaku seperti tempat ibadah, lembaga pendidikan, tempat pelayanan
kesehatan dll.
• Pemberishan alat peraga yang berisi hoax, menghina suku, ras, golongan, menghasut dan
mengadu domba perseorangan maupun masyarakat.
• Pembersihan alat peraga kampanye bersama dengan Bawaslu pada masa tenang.
• Mendorong partisipasi masyarakat dalam ikut mengawasi penyelenggaraan pemilu.
Rencana Tindak Lanjut

• Perlu adanya MoU bersama Bawaslu dengan


Kemendagri terkait Peran Satpol PP;
• Rapat Koordinasi Bawaslu dengan Satpol PP.
Terima Kasih
@Bawaslu_RI

BAWASLURI

Bawaslu RI

Anda mungkin juga menyukai