Anda di halaman 1dari 3

NAMA : AMALIA SHOLEHAH PRODI : ILMU HUKUM

NIM : 042520416 UPBJJ : UT-BANDAR LAMPUNG

TUGAS 1
HUKUM PIDANA EKONOMI

Pertanyaan :

1. Menurut Studi yang dilakukan oleh Burg's mengenai hukum dan pembangunan,
terdapat 5 (lima) unsur yang harus dikembangkan agar hukum tidak menghambat
ekonomi, sebutkan dan jelaskan unsur tersebut.
2. Jelaskan secara singkat historis pembentukan UU No. 7 Darurat Tahun 1955 tentang
Pengusutan dan Penuntutan, dan Peradilan Tindak Pidana Ekonomi.
3. Berikan analisa hukum mengenai kendala-kendala dalam penerapan sanksi pidana
terhadap korporasi sebagai pelaku tindak pidana korupsi.

Tanggapan.
1. Studi yang dilakukan oleh Douglas Burg's mengenai hukum dan pembangunan
menyoroti 5 unsur yang harus dikembangkan agar hukum tidak menghambat
ekonomi. Berikut adalah unsur-unsur tersebut beserta penjelasannya:
1. Kejelasan Hukum (Legal Clarity)
Kejelasan hukum mengacu pada ketentuan hukum yang harus mudah
dipahami oleh semua pihak yang terlibat. Hukum harus ditulis dengan bahasa
yang jelas dan tidak ambigu, sehingga tidak menimbulkan konfusi atau tafsir
ganda. Dengan adanya kejelasan hukum, para pelaku ekonomi dapat
merencanakan aktivitas bisnis mereka dengan lebih baik.
2. Kepastian Hukum (Legal Certainty)
Kepastian hukum berarti bahwa hukum harus dapat diterapkan secara
konsisten dan adil. Hal ini menciptakan rasa kepercayaan bagi para pelaku
ekonomi bahwa hak-hak mereka akan dihormati dan perlindungan hukum
akan diberikan. Tanpa kepastian hukum, investor dan pengusaha mungkin
enggan untuk berinvestasi atau mengembangkan usaha mereka.
3. Efisiensi Hukum (Legal Efficiency)
Efisiensi hukum berkaitan dengan waktu dan biaya yang diperlukan
dalam penyelesaian sengketa hukum. Proses hukum yang lambat dan mahal
dapat menjadi hambatan besar bagi ekonomi. Oleh karena itu, sistem hukum
yang efisien sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
4. Perlindungan Hak Milik (Property Rights Protection)
Perlindungan hak milik adalah prinsip fundamental dalam hukum. Ini
berarti bahwa hak kepemilikan atas aset dan properti individu harus dihormati
dan dilindungi oleh hukum. Tanpa perlindungan hak milik yang kuat, orang
tidak akan merasa aman untuk memiliki aset dan berinvestasi.
5. Keadilan Hukum (Rule of Law)
Keadilan hukum mengacu pada prinsip bahwa hukum harus diterapkan
secara adil dan setiap individu setara di mata hukum. Tidak boleh ada
diskriminasi atau perlakuan yang tidak adil dalam sistem hukum. Keadilan
hukum menciptakan lingkungan yang mendukung investasi dan pertumbuhan
ekonomi.
Dengan mengembangkan kelima unsur ini, hukum dapat menjadi alat yang
mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan adil.

2. UU No. 7 Darurat Tahun 1955 tentang Pengusutan dan Penuntutan, dan Peradilan
Tindak Pidana Ekonomi adalah undang-undang yang dikeluarkan pada masa
pemerintahan Presiden Soekarno di Indonesia. Berikut adalah sejarah singkat
pembentukan UU tersebut: Pada tahun 1955, Indonesia sedang menghadapi situasi
yang menuntut langkah-langkah khusus dalam menangani tindak pidana ekonomi.
Dalam konteks politik dan ekonomi yang rumit, Presiden Soekarno melalui Keppres
No. 248/1955 mengeluarkan UU Darurat No. 7 Tahun 1955 tentang Pengusutan dan
Penuntutan, serta Peradilan Tindak Pidana Ekonomi. Tujuan utama UU ini adalah
mengatasi kejahatan ekonomi yang dianggap merugikan negara dan masyarakat.
UU No. 7 Darurat Tahun 1955 memberikan landasan hukum bagi pemerintah
untuk menyelidiki, menuntut, dan mengadili tindak pidana ekonomi. Hal ini termasuk
tindakan seperti penipuan, korupsi, dan kejahatan ekonomi lainnya. UU ini
memberikan wewenang kepada pemerintah untuk melakukan pengusutan secara
intensif terhadap kasus-kasus ekonomi yang merugikan negara.
Seiring berjalannya waktu, UU No. 7 Darurat Tahun 1955 telah mengalami
beberapa perubahan dan amendemen sesuai dengan perkembangan hukum dan
kebijakan di Indonesia. Undang-undang ini menjadi salah satu alat penting dalam
menegakkan hukum dalam kasus-kasus tindak pidana ekonomi.

3. Penerapan sanksi pidana terhadap korporasi sebagai pelaku tindak pidana korupsi
memiliki beberapa kendala hukum yang perlu dianalisis:
1. Kebijakan Hukum
Salah satu kendala utama adalah ketidaklengkapan ketentuan hukum yang
mengatur pertanggungjawaban pidana korporasi. UU Tipikor dan perundang-
undangan terkait belum secara rinci mengatur tindakan pidana korupsi yang
dapat dikenakan kepada korporasi, sehingga penerapan sanksi pidana terhadap
korporasi menjadi lebih rumit.
2. Bukti dan Bewezenverklaring
Menetapkan bukti dan bewezenverklaring (bukti tindak pidana) dalam
kasus korporasi bisa menjadi sulit. Dalam banyak kasus, korporasi melibatkan
banyak individu, dan perlu ada bukti yang kuat untuk menunjukkan
keterlibatan korporasi dalam tindak pidana tersebut. Ini bisa menjadi
tantangan, terutama dalam mengumpulkan bukti dan memastikan bahwa
korporasi bertanggung jawab.
3. Hukuman Pidana
Pengenaan hukuman pidana terhadap korporasi juga dapat sulit. Dalam
banyak negara, hukuman pidana untuk korporasi dapat melibatkan denda yang
signifikan. Namun, tantangan seringkali muncul dalam menentukan sejauh
mana hukuman pidana harus diterapkan sehingga tidak merugikan korporasi
secara berlebihan dan membahayakan kelangsungan usaha mereka.
4. Keadilan dan Kepentingan Publik
Penegakan hukum terhadap korporasi juga perlu mempertimbangkan
keadilan dan kepentingan publik. Dalam beberapa kasus, mengenakan sanksi
pidana terhadap korporasi bisa memiliki dampak sosial dan ekonomi yang
lebih luas, dan perlu diperhitungkan dengan cermat agar tidak merugikan
pihak ketiga yang tidak terlibat.
Pengatasiannya memerlukan penyempurnaan dalam regulasi hukum dan
langkah-langkah konkret dalam penyelidikan serta penegakan hukum terhadap
korporasi yang terlibat dalam tindak pidana korupsi. Hal ini penting untuk
memastikan bahwa sanksi pidana yang dijatuhkan adalah efektif, adil, dan
sesuai dengan prinsip-prinsip hukum.

Sumber :
- BMP Hukum Pidana Ekonomi modul 1-3
- (https://jurnal.dpr.go.id/index.php/hukum/article/view/941)
- (https://vs-dprexternal3.dpr.go.id/index.php/hukum/article/view/941)
- (https://jurnal.unissula.ac.id/index.php/RH/article/download/14205/5388)

Anda mungkin juga menyukai