Anda di halaman 1dari 13

PAPER MINGGUAN

AKUNTAN DAN KEPEMIMPINAN EKONOMI DIGITAL


Government, Regulation & Taxes; Friend or Foe?
Case 13: The Role of Government in the New Economy

Kelompok 4
Farah Fadhilah Soeryanto 1906358114
Farrel Izhary Aufar 1906358700
Muhamad Andhika Rheza 1906358770
Lulu Fauziatul Hasanah 1906388224
Mentari Indah Firda Putri 1906388312
Wiranti Angkola Harahap 1906388602
Pandu Pratama 1906388804
Revanza Auditya 1906389246

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2022
Statement of Authorship
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir
adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami
gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah pada
mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan
menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Mata kuliah : Akuntan dan Kepemimpinan Ekonomi Digital
Judul makalah/tugas : Paper Mingguan (Government, Regulation & Taxes; Friend or
Foe?)
Tanggal : 23 Mei 2022
Dosen : Edgar Ekaputra, S.E., M.M.
Tanda tangan :

(Farah Fadhilah Soeryanto) (Mentari Indah Firda Putri)

(Farrel Izhary Aufar) (Wiranti Angkola Harahap)

(Pandu Pratama)

(Muhamad Andhika Rheza)

(Lulu Fauziatul Hasanah)


(Revanza Auditya)
I. The Role of Government in the Economy
Dalam menjalankan sebuah roda perkenomian di suatu negara tentunya
peranan pemerintah tidak luput untuk membantu pasar agar tujuan
kesejahteraan dan keadilan masyarakat dapat tercapai. Peranan-peranan
tersebut dapat didefenisikan menjadi beberapa bagian, yaitu:

a. To Regulate industries by way of establishing the required institutions and


rules to adhere to
Dibuatnya suatu regulasi merupakan suatu kontrol pemerintah
terhadap individu atau perusahaan yang diharapkan dengan adanya
serangkaian peraturan ini dapat membantu pelaku industri untuk
menjalankan bisnisnya secara teratur dan dengan cara yang serempak.
Misalnya dalam PP Nomor 28 Tahun 2021 Perindustrian, pemerintah
menetapkan berbagai peraturan yang harus dipenuhi oleh tiap pelaku
industri. Peraturan tidak selalu berhubungan dengan suatu pembatasan
namun juga dapat berupa pemberian kemudahan dan kepastian usaha,
misalnya dukungan akselerasi pertumbuhan sektor industri di tanah air dan
peningkatan daya saing secara internasional.
b. Providing public services and issue required Licences
Untuk memberikan bantuan kepada setiap pelaku ekonomi,
pemerintah menyediakan jasa publik atau pelayanan (bersifat non rivalry
dan non excludability) dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
dan kemudahan akses urusan pelayanan umum. Selain itu pemerintah juga
menyediakan lisensi atau izin yang sekiranya dibutuhkan oleh individu atau
suatu organisasi untuk dapat menjalankan kegiatan ekonominya dengan
baik.
c. To impose and enforce Justice and fairness in economic transactions
dealings
Adanya hukum berfungsi untuk memastikan perlindungan
kepentingan tiap pelaku ekonomi berjalan seyogyanya. Hukum
menghendaki kehidupan yang adil dan damai, maka jika ada
ketidaktertiban yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianut maka hal
tersebut akan dikategorikan sebagai pelanggaran hukum dan harus
dikenakan tindakan hukum tertentu.
d. To make ease of economic Transactions
Dunia yang berubah dengan cepat menuntut setiap orang
menyesuaikan diri, begitupun apabila berbicara tentang sistem transaksi.
Disinilah peran pemerintah untuk membangun sistem pembayaran yang
andal dapat menjaga stabilitas dan keamanan di sektor keuangan.
Transaksi yang mudah dan dapat diandalkan tak hanya dibutuhkan dalam
lingkup perdagangan dalam negeri damun juga dapat membantu
perekonomian negara di lingkup internasional.
e. To be able to create an economic environment that will support growth and
also vast distribution to the public
Agar dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat atas dasar
kepentingan hajat hidup orang banyak, pemerintah mengandalkan pajak,
pengeluaran dan regulasi moneter. Kebijakan makroekonomi mencakup
kebijakan fiskal (perpajakan dan pengeluaran) serta kebijakan moneter
(mencakup lingkup suku bunga dan kondisi kredit) yang ditetapkan dengan
tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan.
f. To enforce Corporate Governance.
Pemerintah mengeluarkan berbagai regulasi seperti yang diatur oleh
Otoritas jasa Keuangan (OJK) agar tiap perusahaan dapat menerapkan
tata kelola yang baik, tata kelola ini berguna untuk menilai kinerja dan
mengurangi potensi risiko perusahaan.
g. To safeguard economic transactions that is in line with the well beingness
and safety of the general public
Segala transaksi ekonomi harus didasari pada keyakinan bahwa
kesejahteraan dan keamanan merupakan suatu hal yang paling penting.
Adanya kewenangan pihak otoritas dan penegak hukumlah yang menjaga
agar tiap transaksi ini sejalan dengan peraturan yang berlaku.
h. To provide Government Spending to support economic growth
Pemerintah dalam penyelenggaraan negara tidak hanya mengatur
dan mengelola anggaran pendapatan namun juga mengalokasikan
anggara belanja negara yang dialokasikan untuk kepentingan rakyat.
Pengeluaran pemerintah yang dimaksud disini merujuk pada belanja
barang dan jasa, misalnya pembelian barang untuk keperluan operasional
ataupun penyediaan fasilitas publik yang dapat mendukung peningkatan
perekonomian masyarakat yang berkelanjutan.

i. To implement a healthy tax regime


Pajak memiliki peran dalam membiayai anggaran belanja negara
yang digunakan kembali untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pajak sangat penting bagi pembangunan nasional seperti pembangunan
infrastruktur jalan raya, rumah sakit, sekolah, bantuan sosial dan lainnya,
maka dari itu pajak harus diatur dengan adil dan merata sehingga dapat
digunakan untuk kebermanfaatan yang seluas-luasnya dan tidak hanya
mementingkan beberapa pihak. Penggunaanya pun harus berdasarkan
prioritas, sehingga tidak ada sumber daya yang dikeluarkan tidak sesuai
dengan keperluan.

II. Common Problems with Government


Permasalahan umum yang terjadi pada pemerintah yang pertama adalah
proses birokratik yang terlalu kompleks, yaitu terlalu kaku, formal, dan banyak
melibatkan prosedur di dalamnya. Dalam proses tersebut banyak terjadi
redudansi dan kesewenang-wenangan dan tidak efisiensi. Kemudian sistem
birokrasi terbukti tidak efektif dan efisien karena walaupun banyak peraturan
yang mengatur, masih banyak pelanggaran yang dilakukan, contohnya korupsi
dan juga menghambat pelayanan kepada publik. Karena aturan dan
prosedurnya yang kaku, birokrasi seringkali lambat merespons situasi yang
tidak terduga atau beradaptasi dengan perubahan kondisi lingkungan
bisnis. Proses birokrasi yang rumit dan berbelit-belit mengakibatkan
pemerintah cenderung terlambat ketika melakukan sesuatu dibandingkan
yang lain atau seems to be behind the curve. Hal ini karena untuk
melakukan sesuatu seperti pembangunan, harus melalui proses birokrasi
yang rumit sehingga tidak optimal. Permasalahan umum yang kedua adalah
tidak seperti entrepreneurs yang yang selalu berorientasi ke depan. Hal ini
mengakibatkan proses inovasi tidak dapat berjalan lancar dan berkembang.
Kemudian kecenderungan pemerintah tidak bersedia untuk terbuka pada
suatu hal yang baru kecuali sudah terbukti. Dalam praktiknya, sektor
pemerintah sulit berkembang karena orang-orang yang bekerja di
pemerintahan terlalu takut untuk mengambil risiko. Berbeda dengan
pengusaha, they do not like to rock the status quo. Pada umumnya, budaya
kerja mereka yang monoton dan kurang melibatkan kreativitas
menghambat kesiapan mereka untuk berkembang. Dalam menyelesaikan
masalah pun pemerintah lebih bersifat reaktif dibandingkan pro-aktif, yaitu
tidak akan bertindak sebelum masalah yang serius benar-benar terjadi.
Padahal dengan kekuatan, anggaran, dan infrastruktur yang mereka miliki,
pemerintah seharusnya dapat melakukan perubahan yang besar untuk
negara kemudian lebih cepat dan memiliki inisiatif yang tinggi ketika
merespon kebutuhan rakyatnya. Kemudian dalam hal peraturan atau
regulasi, mereka enggan dan tidak nyaman untuk mengimplementasikan
peraturan yang baru atau tidak populer. Hal ini karena mereka beranggapan
bahwa rakyat akan lebih patuh terhadap peraturan-peraturan yang lazim
dan juga gejolak-gejolak yang akan timbul ketika mereka menetapkan
peraturan yang tidak umum.

III. Corporate Governance


Tata kelola perusahaan adalah sistem aturan, praktik, dan proses di
mana perusahaan diarahkan dan dikendalikan. Tata kelola perusahaan pada
dasarnya melibatkan keseimbangan kepentingan banyak pemangku
kepentingan perusahaan, seperti pemegang saham, eksekutif manajemen
senior, pelanggan, pemasok, pemodal, pemerintah, dan masyarakat.Karena
tata kelola perusahaan juga menyediakan kerangka kerja untuk mencapai
tujuan perusahaan, itu mencakup hampir setiap bidang manajemen, mulai dari
rencana tindakan dan pengendalian internal hingga pengukuran kinerja dan
pengungkapan perusahaan.
Tujuannya adalah untuk memfasilitasi manajemen yang efektif,
kewirausahaan dan kehati-hatian yang dapat memberikan keberhasilan jangka
panjang perusahaan. Tata kelola mengacu secara khusus pada seperangkat
aturan, kontrol, kebijakan, dan resolusi yang ditetapkan untuk mendikte
perilaku perusahaan. Penasihat dan pemegang saham proxy adalah
pemangku kepentingan penting yang secara tidak langsung mempengaruhi
tata kelola, tetapi ini bukan contoh tata kelola itu sendiri. Dewan direksi sangat
penting dalam tata kelola, dan dapat memiliki konsekuensi besar untuk
penilaian ekuitas. Tata kelola perusahaan suatu perusahaan penting bagi
investor karena menunjukkan arah dan integritas bisnis perusahaan.
Tata kelola perusahaan yang baik membantu perusahaan membangun
kepercayaan dengan investor dan masyarakat. Akibatnya, tata kelola
perusahaan membantu mempromosikan kelayakan finansial dengan
menciptakan peluang investasi jangka panjang bagi pelaku pasar.
Mengkomunikasikan tata kelola perusahaan perusahaan adalah komponen
kunci dari hubungan masyarakat dan investor. Di situs hubungan investor
Apple Inc., misalnya, perusahaan menguraikan kepemimpinan
perusahaannya—tim eksekutifnya, dewan direksinya—dan tata kelola
perusahaannya, termasuk piagam komite dan dokumen tata kelolanya, seperti
anggaran rumah tangga, pedoman kepemilikan saham, dan anggaran dasar.
Sebagian besar perusahaan berusaha untuk memiliki tata kelola
perusahaan yang tinggi. Bagi banyak pemegang saham, tidak cukup bagi
perusahaan hanya untuk mendapatkan keuntungan; itu juga perlu
menunjukkan kewarganegaraan perusahaan yang baik melalui kesadaran
lingkungan, perilaku etis, dan praktik tata kelola perusahaan yang baik. Tata
kelola perusahaan yang baik menciptakan seperangkat aturan dan kontrol
yang transparan di mana pemegang saham, direktur, dan pejabat telah
menyelaraskan insentif.
Dewan direksi adalah pemangku kepentingan langsung utama yang
mempengaruhi tata kelola perusahaan. Direksi dipilih oleh pemegang saham
atau ditunjuk oleh anggota dewan lainnya, dan mereka mewakili pemegang
saham perusahaan.Dewan bertugas membuat keputusan penting, seperti
penunjukan pejabat perusahaan, kompensasi eksekutif, dan kebijakan dividen.
Dalam beberapa kasus, kewajiban dewan melampaui optimalisasi keuangan,
seperti ketika resolusi pemegang saham meminta masalah sosial atau
lingkungan tertentu untuk diprioritaskan.Dewan sering terdiri dari anggota
dalam dan independen. Orang dalam adalah pemegang saham utama, pendiri,
dan eksekutif.
Direktur independen tidak berbagi ikatan dengan orang dalam, tetapi
mereka dipilih karena pengalaman mereka mengelola atau mengarahkan
perusahaan besar lainnya. Independen dianggap membantu pemerintahan
karena mereka melemahkan konsentrasi kekuasaan dan membantu
menyelaraskan kepentingan pemegang saham dengan kepentingan orang
dalam.Dewan direksi harus memastikan bahwa kebijakan tata kelola
perusahaan perusahaan memasukkan strategi perusahaan, manajemen risiko,
akuntabilitas, transparansi, dan praktik bisnis yang etis.
IV. Regulations
Pemerintah menetapkan peraturan tentang individu dan bisnis swasta untuk
mengatur dan mengubah perilaku mereka. Konflik dapat terjadi antara
kepentingan pihak yang menggunakan layanan publik dengan kepentingan
pihak yang tidak terlibat langsung dalam transaksi tersebut. Akibatnya,
sebagian besar negara memiliki kebijakan untuk mengatasi kemungkinan
perselisihan. Tujuan ideal regulasi ekonomi adalah untuk memastikan
penyediaan layanan yang aman dan teratur tanpa mengganggu kemampuan
perusahaan untuk beroperasi dan tumbuh. Apa yang kita lakukan mungkin
tidak berjalan sebagaimana mestinya jika tidak ada regulasi.

Dalam hal ekonomi, regulasi mengacu pada kebijakan pemerintah dalam


kebijakan atau keputusan ekonomi. Kebijakan ini juga dapat mencakup sistem
penetapan sistem perpajakan, tingkat suku bunga, dan anggaran pemerintah,
serta pasar tenaga kerja, kepemilikan nasional, dan otonomi daerah dari
campur tangan pemerintah.

Di Indonesia, pemerintah memainkan peran penting dalam menyelesaikan


masalah ekonomi. Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter secara umum
merupakan dua peraturan atau kebijakan pemerintah yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah ekonomi makro.

Upaya pemerintah untuk mengatur dan mempengaruhi kondisi perekonomian


ke arah yang lebih baik dengan mengatur dan mengendalikan penerimaan dan
pengeluaran pemerintah atau negara dikenal dengan kebijakan fiskal. Ada
enam fungsi umum kebijakan fiskal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
4 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara:
• Fungsi otoritas, yaitu menjadikan anggaran sebagai pedoman untuk
mencari pendapatan dan belanja untuk tahun yang bersangkutan.
• Fungsi perencanaan, yaitu anggaran negara menjadi dasar bagi
manajemen dalam merencanakan anggaran tahun yang bersangkutan.
• Fungsi pengawasan, yaitu ketika anggaran menjadi pedoman untuk menilai
apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan
ketentuan yang sudah ditetapkan.
• Fungsi alokasi, yaitu ketika anggaran negara dialokasikan untuk tujuan
mengurangi tingkat pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta
menambah efisiensi dan efektivitas perekonomian negara.
• Fungsi stabilisasi, yaitu ketika anggaran pemerintah menjadi alat untuk
memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian.
• Fungsi distribusi, yaitu ketika kebijakan negara membuat kebijakan
anggaran dengan adil dan rasa kepatutan.
Pajak dan pengeluaran pemerintah adalah dua instrumen dasar kebijakan fiskal.
Ketika pemerintah ingin mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah
menerapkan kebijakan fiskal yang ekspansif. Pemerintah dapat mengatasi
masalah ini dengan meningkatkan pengeluaran pemerintah dan menurunkan tarif
pajak. Sementara itu, kebijakan fiskal yang kontradiktif dilakukan ketika
pemerintah ingin menghambat pertumbuhan ekonomi. Pengurangan pengeluaran
pemerintah atau kenaikan tarif pajak adalah dua pilihan yang tersedia bagi
pemerintah.
Kebijakan moneter bank sentral didefinisikan sebagai pengaturan jumlah uang
yang beredar untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan pemerintah dengan
kebijakan moneter adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus
menjaga harga tetap stabil. Dalam kebijakan moneter, ada tiga alat:
• Kebijakan Operasi Pasar Terbuka, yaitu salah satu kebijakan bank sentral
untuk untuk mengurangi atau menambah jumlah uang beredar dengan
menjual Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau membeli surat berharga di
pasar modal.
• Kebijakan Diskonto, yaitu kebijakan pemerintah untuk mengurangi atau
menambah jumlah uang beredar dengan cara mengubah diskonto bank
umum.
• Kebijakan Cadangan Kas, yaitu bank sentral dapat membuat peraturan
untuk menentukan persentase tertentu dari uang yang disetorkan nasabah
untuk tidak boleh dipinjamkan.

V. Corporate Governance as the Key for Being Right - Characteristics


Untuk melihat fungsi pemerintahan seperti apa yang baik dalam ekonomi yang
baru kita dapat melihat kembali aturan tata kelola (corporate governance)
seperti apa yang baik yang dapat diterapkan. Prinsip-prinsip yang harus ada
dalam tata kelola perusahaan diantaranya (1) rule of law yang berarti bahwa
aturan harus ada dan ditegakkan tanpa pandang bulu, (2) transparant yang
berarti bahwa seluruh informasi harus dapat dengan mudah diakses oleh
mereka yang membutuhkan dan akan mempengaruhi pengambilan keputusan,
(3) independent yakni setiap keputusan sebaiknya tidak dipengaruhi oleh
kepentingan pribadi yang tidak berhubungan atau bahkan dapat merugikan
perusahaan, (4) responsibility dimana dalam perusahaan biasanya dewan
direksi lah yang akan bertanggung jawab atas pengaturan tata kelola
perusahaan, (5) accountability yang mencakup seluruh kegiatan perusahaan
dimana perusahaan memiliki tanggung jawab untuk bertindak secara
akuntabel karena terdapat pihak eksternal yang mengawasi, (6) fairness atau
keadilan terkait seluruh anggota perusahaan diperlakukan dan diberi hak yang
sama, (7) consensus oriented, yakni untuk mencapai consensus di masyarakat
dibutuhkan persppektif yang luas juga, (8) responsiveness yang berarti tata
kelola yang dibentuk perusahaan mampu melayani dengan responsive, (9)
participatory yang berkaitan dengan terlibatnya seluruh anggota organisasi
dalam pengambilan keputusan, (10) equitable and inclusive yang terkait
dengan dirangkulnya seluruh kelompok dan memastikan bahwa seluruh
anggota dipertahankan kesejahteraannya, dan (11) effective and efficient yang
berarti tata kelola yang baik adalah yang mempu bekerja secara efektif san
efisien.
VI. Taxes
Pajak ialah sebuah biaya keuangan yang wajib diberikan ataupun dikenakan
pada wajib pajak oleh organisasi pemerintah untuk mendanai pengeluaran
pemerintah serta berbagai pengeluaran publik. Jika kita tidak/gagal membayar
pajak ataupun melakukan, baik melakukan penolakan ataupun penghindaran
maka dapat dikenakan hukum yang berlaku di indonesia.
Pajak sendiri banyak bentuknya, seperti jika kita memiliki sebuah pekerjaan
maka kita diwajibkan untuk membayar pajak penghasilan, dan nominalnya pun
tergantung dengan besarnya penghasilan kita dan persentase pajak yang telah
kita tunaikan dari penghasilan kita nanti akan dikirim ke pemerintah. Kemudian
yang kedua ada pajak penjualan, apa itu pajak penjualan? Jadi pajak penjualan
merupakan sebuah persentase yang dikenakan kepada barang yang dijual dan
dibebankan oleh sebuah toko. Dan yang ketiga ada pajak properti, pajak
properti sendiri merupakan sebuah persentase atas properti yang kita punya
dan nominalnya pun tergantung dengan besaran properti tersebut.
Merupakan sebuah kewajiban kita sebagai warga negara indonesia untuk
membayar pajak. Pundi pundi yang kita setorkan untuk pajak tersebut itu
dialokasikan ke berbagai hal seperti pembayaran gaji pegawai pemerintah
ataupun untuk mendukung berbagai sumber daya dan infrastruktur umum.
Selain itu hasil dari uang yang telah kita setorkan untuk pajak tersebut juga
dapat digunakan untuk mendanai berbagai jenis program pemerintah salah
satunya sektor edukasi.
Konsultan pajak atau yang kita kerap kenal sebagai penasihat pajak adalah
pakar hukum, perencanaan, dan kepatuhan perpajakan. Konsultan perpajakan
membantu melayani bisnis dan individu dengan cara mengoptimalkan
pembayaran pajak jangka pendek dan panjang wajib pajak. Konsultan pajak
juga sering bekerja sama dengan klien sepanjang tahun untuk meminimalkan
kewajiban pajak klien. Konsultan pajak adalah komunikator lisan dan tertulis
yang kuat yang mampu menjelaskan undang-undang dan strategi perpajakan
dengan cara yang mudah diakses dan dipahami klien. Maka dari itu konsultan
pajak merupakan profesi yang dibutuhkan karena perhitungan pajak yang tidak
mudah.
VII. Government Bodies to Watch
• Ministry of Finance
Memiliki tugas untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
keuangan negara untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara.
● Bank Indonesia
Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara nilai rupiah.
Stabilitas tersebut adalah kestabilan harga barang dan jasa yang tercermin dari
perkembangan tingkat inflasi. Sedangkan aspek kedua terkait dengan
stabilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang lainnya. Indonesia menerapkan
sistem nilai tukar mengambang bebas. Namun demikian, stabilitas nilai tukar
sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Untuk
mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia mulai menerapkan kerangka
kebijakan moneter Inflation Target Framework (ITF) sejak 1 Juli 2005.
Pertimbangkan kerangka kebijakan dalam hal tugas dan sistem yang
ditetapkan oleh undang-undang. Dalam kerangka ini, inflasi adalah tujuan
utama. Bank Indonesia akan terus melakukan berbagai penyempurnaan
kerangka kebijakan moneter untuk meningkatkan efektivitasnya sesuai dengan
situasi dan tantangan perekonomian yang terus berubah.
● Financial Services Authority (OJK)
Fungsi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah melaksanakan sistem
pengawasan terpadu untuk seluruh kegiatan sektor jasa keuangan. Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) bertugas mengawasi kegiatan jasa keuangan
perbankan, pasar modal dan industri keuangan non bank.
● Ministry of Trade
Tugas Departemen Perdagangan adalah menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perdagangan untuk membantu Presiden dalam
mengatur pemerintahan negara.
● Ministry of Industry
Misi Kementerian Perindustrian adalah menyelenggarakan urusan di bidang
industri di lingkungan pemerintahan untuk membantu presiden dalam
penyelenggaraan pemerintahan negara bagian.
● Capital Markets
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang dapat diperdagangkan, antara lain surat utang
(obligasi), saham (saham), reksadana, derivatif, dan instrumen lainnya. Pasar
modal merupakan sarana penyediaan dana bagi perusahaan dan lembaga lain
(seperti pemerintah), serta sarana untuk melakukan kegiatan investasi. Oleh
karena itu, pasar modal mendorong berbagai sarana dan prasarana untuk
kegiatan perdagangan dan kegiatan terkait lainnya. Instrumen keuangan yang
diperdagangkan di pasar modal adalah instrumen jangka panjang (dengan
jangka waktu lebih dari satu tahun), seperti saham, obligasi, waran, rights,
reksa dana, dan berbagai derivatif seperti opsi, futures, dll.
VIII. Kesimpulan
Perpajakan menjadi sumber pendapatan utama negara. Jumlah yang
menyumbang sebagian besar anggaran APBN memiliki peran yang penting
bagi Indonesia. Namun, pemerintah Indonesia saat ini sedang menghadapi
permasalahan terkait perpajakan. Diantaranya yaitu terkait kepatuhan wajib
pajak dalam pembayaran pajak. Permasalahan tersebut selalu menjadi
concern yang signifikan bagi Direktorat Jenderal Pajak. Terdapat beberapa
faktor diantaranya Wajib Pajak yang enggan dan sengaja tidak membayar
pajak karena harapan akan adanya pengampunan pajak, kesadaran pajak
yang rendah, dan penghindaran pajak. Tentu hal diatas akan mengurangi
pendapatan pajak negara secara signifikan. Pemerintah telah berhasil
mengeluarkan peraturan mengenai pengenaan pajak terhadap perdagangan
yang dilakukan melalui sistem elektronik. Dengan dikeluarkannya peraturan
baru ini, tentu merupakan langkah baik yang dilakukan oleh pemerintah dalam
menghadapi era new economy ini.
Dalam menghadapi new economy dimana banyak bisnis yang berjalan dengan
mengikuti kemajuan teknologi, pemerintah Indonesia harus dapat
menyesuaikan atau beradaptasi dengan perubahan ini secara cepat.
Pemerintah Indonesia harus dapat melihat permasalahan yang terjadi di era ini
dan bertindak secara cepat dan tanggap agar berjalan seimbang dengan
perubahan yang ada. Permasalahan yang umum terjadi pada sektor
pemerintahan terletak pada proses birokratiknya yang tergolong rumit yang
mengakibatkan proses yang memakan cukup banyak waktu dan tidak efisien.
Dengan pemanfaatan dan pengadopsian teknologi yang tepat dan baik agar
proses birokratik yang rumit tersebut menjadi lebih mudah dipahami alurnya,
singkat waktunya, dan juga efisien.
Referensi

Anda mungkin juga menyukai