Anda di halaman 1dari 4

PERAN PEMERINTAH DALAM EKONOMI PASAR

Nana Permana (042328807), Tugas 2 Tuton IPEM4428.03, November 2022

PENDAHULUAN

Pemerintah dibentuk dalam rangka meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan


masyarakatnya. Fungsi dan peranannya itu meliputi segala bidang, seperti bidang ekonomi, sosial,
politik, hukum, budaya, lingkungan hidup. Dalam rangka menjalankan fungsi dan peranannya itu,
pemerintah harus berpegang kepada norma-norma demokrasi yang diterapkan di segala bidang
tersebut, khususnya bidang ekonomi karena bidang ini merupakan modal dasar untuk
pengembangan bidang-bidang lainnya.

RUMUSAN MASALAH

Seiring berkembangnya masyarakat menuju masyarakat yang demokratis, sistem


perekonomian juga mengikuti perkembangan tersebut, yakni mengarah pada sistem ekonomi
pasar. Perubahan ini tentunya harus mendapat perhatian dari pemerintah karena pemerintahlah
yang menjadi aktor utama dalam pengendalian kehidupan masyarakat. Begitupun dengan
pemerintah Indonesia, harus berperan aktif dalam mengelola perubahan tersebut. Pertanyaannya,
bagaimanakah peran pemerintah dalam ekonomi pasar yang tengah terjadi di Indonesia?
Pertanyaan inilah yang akan dicoba dijawab dalam tulisan ini.

PEMBAHASAN

Sistem ekonomi pasar tidak bisa dilepaskan dengan liberalisme. Menurut Riaty Raffiudin
(2011), liberalisme adalah ideologi kelas menengah yang menggantikan ideologi kelas aristokrasi
atau tuan tanah. Oleh karena itu, semangatnya adalah membebaskan individu agar dapat
beraktivitas dalam sistem ekonomi. Untuk merealisasikannya, perekonomian harus direorganisasi
dalam sistem pasar. Ekonomi pasar sendiri menurutnya adalah tempat pertemuan supply dan
demand dari barang-barang ekonomi dan hasil dari pertemuan tersebut menghasilkan harga.
Dengan demikian, dalam sistem ekonomi pasar ini terdapat mekanisme pasar, yakni bahwa setiap
kebutuhan pada hakikatnya selalu dapat terpenuhi oleh hubungan natural antara penjual dan
pembeli (supply and demand). Dengan kata lain, kebutuhan-kebutuhan masyarakat sebagai
pembeli akan senantiasa bisa dipenuhi oleh penjual (swasta).

Namun demikian, teori ekonomi klasik mengenai ekonomi pasar tersebut tidak selalu
relevan dengan setiap keadaan. Menurut Musgrave dan Musgrave (dalam Budi Setiyono, 2007),
walaupun pada dasarnya setiap kebutuhan hidup manusia dapat dipenuhi melalui mekanisme
pasar, akan tetapi pasar tidak bisa sendirian untuk melakukan peran atau fungsi tersebut. Pasar
(swasta) membutuhkan institusi formal yang dapat menjamin berfungsinya mekanisme ekonomi
yang fair dan legitimate. Oleh karena itu, institusi pemerintah dibutuhkan dalam ekonomi pasar
tersebut. Menurutnya, alasan dibutuhkannya peran institusi pemerintah dalam
ekonomi/mekanisme pasar adalah sebagai berikut.

1. Pasar dapat berfungsi optimal apabila tidak ada halangan bagi produsen dan konsumen untuk
melakukan transaksi secara wajar. Oleh karenanya, intervensi pemerintah berupa peraturan dan
penegakan hukumnya diperlukan untuk menciptakan kondisi tersebut.
2. Pemerintah juga dibutuhkan untuk mengatur pasar apabila terjadi kompetisi yang tidak efisien
akibat menurunnya harga dan apabila permainan yang tidak fair dilakukan oleh pihak-pihak
dalam arena pasar.
3. Pemerintah dibutuhkan untuk melakukan proteksi dan mengesahkan kontrak dan transaksi
yang dibuat oleh produsen dan konsumen dalam pasar.
4. Pasar selalu berpihak kepada mereka yang mempunyai uang yang dapat memunculkan
disparitas sosial karena mereka yang miskin tidak bisa mendapatkan akses barang dan jasa
yang dibutuhkan. Oleh karena itu, pemerintah diperlukan untuk melakukan distribusi
pendapatan, pemerataan pembangunan, dan memberikan pertolongan pada mereka yang
kurang beruntung.
5. Sistem pasar tidak selalu dapat menyediakan lapangan kerja, stabilitas harga, dan pertumbuhan
ekonomi yang diinginkan. Kebijakan dan strategi pemerintah diperlukan untuk mengatasi hal-
hal yang tidak bisa dipenuhi oleh pasar ini.
6. Pasar tidak selalu secara otomatis dapat memenuhi kebutuhan setiap orang (kegagalan
pasar/market failure). Oleh karena itu, peran pemerintah diperlukan untuk mengatasi
kegagalan pasar ini.

Dengan adanya berbagai alasan tersebut maka pemerintah diharapkan dapat berperan aktif
dalam ekonomi pasar. Berkaitan dengan itu, Hughes (dalam Budi Setiyono, 2007) mengungkapkan
bahwa intervensi dan peranan pemerintah terhadap kehidupan rakyat pada umumnya dilakukan
melalui 4 (empat) instrumen, yakni (1) provision, peranan di mana pemerintah menyediakan
barang atau jasa (good services) melalui anggaran (APBN/APBD); (2) subsidy, pemerintah
membantu seseorang atau kelompok di sektor privat untuk memproduksi atau menyediakan barang
atau jasa yang dikehendaki pemerintah; (3) production, pemerintah membuat atau memproduksi
barang dan jasa untuk dijual di pasar bebas; dan (4) regulation, pemerintah menggunakan kekuatan
memaksa untuk mengizinkan atau melarang aktivitas tertentu.

Berkaitan dengan instrumen (peran) tersebut, pemerintah Indonesia juga telah


melakukan/menerapkannya untuk menghadapi ekonomi pasar. Misalnya, peran provision dapat
dilihat dari program-program pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Anggaran disiapkan
untuk melaksanakan program-program tersebut seperti anggaran pendidikan dan kesehatan.
Instrumen subsidy dapat dilihat dari adanya BBM maupun gas bersubsidi. Peran production
(produksi) dapat dilihat dari adanya BUMN-BUMN yang menghasilkan barang/jasa yang ‘dijual’
kepada konsumen. Begitupun dengan peran regulation dapat dilihat dari adanya peraturan-
peraturan yang memuat perizinan atau pelarangan produksi, distribusi, dan konsumsi.

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa peran pemerintah dalam ekonomi pasar
terdiri dari 4 (empat) peran, yakni sebagai berikut.

1. Provision, peranan melalui mana pemerintah menyediakan barang atau jasa (good services)
melalui anggaran. Ada tiga perangkat kebijakan di dalamnya, yakni alokasi, distribusi, dan
stabilisasi.
2. Subsidy, peranan di mana pemerintah membantu seseorang atau kelompok di sektor privat
untuk memproduksi atau menyediakan barang atau jasa yang dikehendaki pemerintah. Mereka
yang diberi subsidi pada intinya diharapkan untuk menyediakan barang atau jasa tertentu untuk
publik, tetapi dengan dukungan pemerintah. Subsidi diberikan karena keterbatasan pemerintah
dalam menyediakan sendiri suatu barang atau jasa yang dibutuhkan masyarakat.
3. Production, peran di mana pemerintah memproduksi barang dan jasa untuk dijual di pasar
bebas.
4. Regulation, peran di mana pemerintah menggunakan kekuatan memaksa untuk mengizinkan
atau melarang aktivitas tertentu. Peran ini dilakukan dengan tujuan untuk mendorong aktivitas
bisnin atau melindungi rakyat atau konsumen.

Pemerintah dalam menjalankan peran tersebut tidak semulus yang diharapkan. Banyak
masalah-masalah yang timbul seperti korupsi, mark up harga atau rent seeking, atau pemberian
subsidi yang tidak tepat sasaran. Oleh karena itu, pemerintah dalam menjalankan peranannya
tersebut harus diikuti oleh beberapa hal, seperti hukum dan penegakan hukumnnya yang konsisten
dan memberikan efek jera serta pelibatan setiap stakeholder (swasta dan masyarakat) dalam
perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi peranan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Harsasto, Priyatni., dkk. (2022). Ekonomi Pemerintahan – Edisi Kedua. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.

Raffiudin, Riaty., dkk. (2011). Teori Politik – Edisi Kedua. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai