Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1

"Setiap perjuangan pasti ada hasilnya. Gagal memberi


pelajaran, sukses memberi kebahagiaan."

ILMU KOMUNIKASI

“Analisis dan Definisi”

NAMA: OPAN PAHMI SOPANDI


NIM: 042054243
NAMA MATKUL: LOGIKA
NAMA TUTOR: UCCA ARAWINDHA

FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL & ILMU POLITIK


(FHISIP)
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
TAHUN 2021

opanpahmisoepandi@gmail.co @soepandipahmi30 0896-2283-2076


TUGAS 1 LOGIKA 2
NAMA : OPAN PAHMI SOPANDI
NIM : 042054243

Kepada Yth Tutor Ibu Ucca Arawindha

KASUS ATAU SOAL :


Pada Tugas 1 ini buatlah tulisan tentang (1) Ide, Konsep dan Term; atau (2) Sesat Pikir,
pilih salah satu topik tersebut, nomor (1) atau (2).
Tulisan dibuat minimal 2 halaman HVS, 1,5 spasi, font Arial 11, cantumkan rujukannya, dan
diupload di tempat yang sudah disediakan paling lambat dua minggu setelah sesi 3 dimulai.
Selamat mengerjakan.

PEMBAHASAN :
1. Definisi Ide atau Konsep
Berbicara masalah term maka tidak bisa tidak kita harus membahas apa yang menjadi
penopang term itu sendiri, ada dua unsur penopang dalam yaitu ide dan konsep. Lalu
apa itu ide? Dalam buku logika scientifika karya DR.W.Poespoprodjo, S.H., S.S., B.Ph.,
L.Ph. ide adalah sebuah kata yang berasal dari kata Yunani eidos, eidos berarti ‘yang
orang lihat’, ‘penampakan’, ‘bentuk’, ‘gambar’, ‘rupa’ yang dilihat. Lalu yang disebut
konsep? Dalam buku yang sama konsep berasal dari kata Latin: concipere, yang artinya
mencakup, mengandung, mengambil, menyedot, menangkap. Dari kata concipere
muncul kata benda conceptus yang berarti tangkapan. Dalam keterangan yang lain
konsep adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa latin conceptus (kata benda
masculinum) yang dibentuk dari kata conceptum yang berasal dari kata kerja (konjugasi
III) concipio. Kata ini berarti ‘mengambil ke dalam dirinya’ atau ‘menangkap’.
Penangkapan ide atau konsep bisa terjadi dengan benar atau tidak benar, maka
aprehensi sederhana juga dapat diragukan atau ditolak. Apabila ide atau konsep kita
tangkap secara tidak sah atau secara tidak benar, maka hal tersebut akan berakibat
pada keputusan yang juga tidak sah dan tidak benar.

2. Definisi Term
Setelah kita mengetahui pengertian tentang ide dan konsep maka apa itu term?
Menurut DR.W.Poespoprodjo, S.H., S.S., B.Ph., L.Ph. term merupakan ide atau konsep
yang dinyatakan dalam sebuah kata atau lebih. Tidak semua kata atau kumpulan kata
adalah term, meskipun setiap term itu adalah kata atau kumpulan kata. Sebagai
catatan, suatu term, sebagai suatu kegiatan tahu, di dalam fenomologi modern selalu
menyandang ciri intensional. Suatu tangkapan selalu merupakan suatu kegiatan
menangkap ke arah sesuatu yang lain yakni sesuatu yang atas kesadaran spontan tidak
bergantung pada kegiatan menangkap tersebut. Karena tangkapan-tangkapan tersebut
TUGAS 1 LOGIKA 3
NAMA : OPAN PAHMI SOPANDI
NIM : 042054243

berciri abstrak, maka ia mengungkapkan benda-benda secara tidak penuh, tetapi di lain
pihak mengungkapkan suatu isi tertentu yang tidak jelas.
Jenis-Jeni Term :
a. Term konkret, yaitu term yang mengarah kepada suatu benda konkret, dalam logika
tradisional termasuk pula nama diri (proper name). misalnya: kursi, meja, kuda, dsb.
b. Term abstrak, yaitu term yang mengacu pada kualitas, sifat, dan hubungan dari
sesuatu. Misalnya: kebajikan, kemanusiaan, keindahan, bulatan, hitam, peramah,
dsb.
c. Term tunggal, term yang mengacu kepada satu benda atau perorangan, atau
kepada suatu himpunan yang terdiri atas sebuah pengertian yang menunjuk kepada
suatu diri. Misalnya: kepala SMP Negeri 30 Jakarta yang kedua, direktur utama
Garuda Indonesia yang ketujuh, dsb.
d. Term kolektif, yaitu term yang mengacu kepada suatu himpunan atau kelompok dari
hal-hal atau benda yang dilihat selaku satu kesatuan. Misalnya: UIN, PERSIS, dsb.
e. Term umum, yaitu term yang mengacu kepada suatu himpunan tanpa pembatasan
kuantitas ataupun kualitas (berlaku umum) contoh: manusia, hewan, dsb

3. Term Sinkategorimatis dan Term Kategorimatis


Seperti yang telah diungkapkan pada yang telah lalu, bahwa apa disebut term adalah
setiap kata atau kumpulan kata yang mempunyai arti, keterkaitan antara kata yang
mempunyai arti dengan konsep atau ide karena kata merupakan suatu
pengejawantahan dari ide atau konsep itu sendiri. Dengan kata lain term merupakan
pernyataan lahiriah dari konsep atau ide. Jika sebuah kata-kata tidak memiliki
pengertian tertentu sehingga tidak dapat digunakan sebagai term tanpa bantuan kata-
kata yang lain, maka ia tidak disebut dengan term atau juga disebut dengan Term
Sinkategorimatis. Contoh: kepada, dari, dsb. Sebaliknya jika sebuah kata telah memiliki
pengertian tertentu tanpa bantuan dengan kata yang lain biasa disebut dengan Term
Kategorimatis. Contoh: hewan, manusia, dsb.
Term Kategorimatis dapat dibedakan menjadi tiga jenis:
a. Term Kategorimatis Univokal, yaitu term yang dikenakan kepada beberapa hal atau
benda dalam arti yang sama, seperti contoh kalimat-kalimat berikut: “Adam adalah
manusia”, “Tuti adalah manusia”, “jhon adalah manusia”. Term “manusia dalam
contoh ini digunakan dalam arti yang sama.
b. Term Kategorimatis Equivokal, yaitu term yang dikenakan kepada beberapa hal
atau benda dalam arti yang berbeda-beda, contoh kalimat-kalimat berikut: “kambing
itu adalah kambing hitam”, “Hidayat adalah orang yang sering dijadikan kambing
hitam”. Kambing hitam yang pertama merupakan kambing yang memang berwarna
TUGAS 1 LOGIKA 4
NAMA : OPAN PAHMI SOPANDI
NIM : 042054243

hitam, sedangkan yang kedua adalah dimaksudkan orang yang sering


dipersalahakan.
c. Term Kategorimatis Analogis, yaitu term yang digunakan kepada beberapa hal atau
benda dalam arti yang berlainan namun dari segi tertentu memiliki kesamaan,
seperti contoh term sakit untuk “orang sakit” dan “rumah sakit”

4. Definsi Sesat Pikir


Sumaryono (1999:9) memberikan pengertian sesat pikir adalah proses penalaran atau
argumentasi yang sebenarnya tidak logis, salah arah, dan menyesatkan, suatu gejala
berpikir yang salah yang disebabkan oleh pemaksaan prinsip-prinsip logika tanpa
memperhatikan relevansinya. Surajiyo (2009:105) mengatakan kesesatan penalaran
dapat terjadi pada siapa saja, bukan karena kesesatan dalam fakta-fakta, tetapi dari
bentuk penarikan kesimpulan yang sesat karena tidak dari premis-premis yang menjadi
acuannya. Sesat pikir dapat terjadi ketika menyimpulkan sesuatu lebih luas dari
dasarnya. Contoh: Kucing berkumis. Ali berkumis. Jadi, Ali Kucing. Silogisme di atas,
merupakan sesat pikir dalam menyimpulkan, karena Ali dkatakan kucing. Konklusi ini
menyesatkan dan bisa marah yang bersangkutan kepada yang mengatakannya. Ali
yang bersangkutan dikatakan kucing yang bukan kucing melainkan orang atau manusia
yang memiliki martabat, bisa emosi dan memukul kepada yang menyampaikannya
karena merasa diturunkan martabatnya. Bentuk sesat pikir berdasar pembagian, yaitu:
musim menurut kegiatannya dapat dibagi menjadi: musim tanam, musim kemarau,
musim menyiangi, musim hujan, dan musim panen. Dalam pembagian ini ada yang
sesat pikir, yaitu musim kemarau dan musim hujan karena kedua musim itu bukan
kegiatan. Sesat pikir dalam bentuk lain, misalnya Natsir mengatakan Bambang sangat
mencintai istrinya, lalu disambung oleh Dahri dengan kata “dan saya juga”. Ucapan
Dahri mengatakan “dan saya juga” merupakan sesat pikir, yaitu dapat diartikan bahwa
Dahri juga mencintai istrinya Said. Pada hal yang ia maksudkan adalah Dahri juga
mencintai istrinya sendiri. Dari pengertian dengan tiga contoh sesat pikir yang
dikemukakan di atas, dapat disimpulkan sesat pikir sebagai proses penalaran atau
argumentasi yang tidak ketemu, atau salah arah pada sasaran yang dimaksudkan.
Walaupun proses berpikir semacam ini menyesatkan, tetap juga hal ini sering dilakukan.
Atas dasar inilah maka dipandang perlu untuk mengetahui lebih lanjut, sumber, jenis-
jenis dan latar belakang terjadinya proses sesat pikir tersebut.
Penomena Sesat Pikir :
Sumaryono (1999:9) term “kepalsuan” dapat dipergunakan dalam berbagai
kemungkinan. Yang paling lazim, term tersebut dipergunakan untuk menggambarkan
gagasan yang keliru atau keyakinan yang salah. Dalam logika, term tersebut
TUGAS 1 LOGIKA 5
NAMA : OPAN PAHMI SOPANDI
NIM : 042054243

dipergunakan dalam arti yang lebih sempit, yaitu palsu berarti keliru dalam menalar atau
dalam berargumen. Motivasi pokok seseorang menyusun sebuah argumen adalah
untuk membuktikan bahwa kesimpulan yang ia peroleh dalam menalar adalah benar.
Sebuah argumen ada kemungkinan gagal dalam memanuhi tujuan tersebut. Ada dua
kemungkinan kegagalan argumen.
a. Kegagalan dapat terjaddi karena suatu argumen memuat premis yang terbentuk dari
proposisi yang keliru. Jika sebuah argumen memuat satu premis yang keliru, maka
argumen tersebut akan gagal dalam menempatkan kebenaran konklusinya Contoh:
Premis 1 : ABRI harus menjalankan dwifungsi sipil-militer
Premis 2 : Tentara bayaran tidak memperhatikan fungsi sipil
Konklusi : Jadi, ABRI tanpa dwifungsi akan sama dengan tentara bayaran
b. Kegagalan dapat terjadi karfena suatu argumen ternyata memuat premis-premis
yang tidak berhubungan deengan konklusi yang akan dicari. Di sini logika
berperanan penting. Sebuah argumentasi yang premispremisnya tidak berhubungan
dengan kesimpulannya merupakan argumen yang “sesat” sekalipun semua
premisnya itu mungkin benar. Di dalam jenis kegagalan yang kedua inilah terdapat
apa yang disebut sesat pikir. Contoh:
Premis 1 : Sifat Tuhan adalah kekal abadi
Premis 2 : Pancasila memuat nilai-nilai yang kekal abadi
Konklusi : Tuhan dan Pancasila adalah identik
Selanjutnya dalam sumber yang sama, Sumaryono mengemukakan ada banyak jenis
kekeliruan yang dilakukan orang dalam melaksanakan penalaran atau dalam
berargumen. Setiap kekeliruan dalam menalar itu merupakan argumen yang salah.

Sumber-Sumber Kesesatan :
Surajiyo (2009:107) mengemukakan sumber kesesatan dapat terjadi di dalam logika
deduktif, dan logika induktif. Di dalam logika deduktif, kita dengan mudah memperoleh
kesesatan karena adanya kata-kata yang disebut homonim, yaitu kata yang memiliki
banyak arti yang didalam logika disebut kesalahan semantik atau bahasa. Kesalahan
semantik itu dapat pula disebut ambiguitas. Adapun untuk menghindari ambiguitas
dapat dengan berbagai cara, misalnya menunjukkan langsung adanya kesesatan
semantik dengan mengemukakan konotasi sejati. Memilih kata-kata yang hanya arti
tunggal, menggunakan wilayah pengertian yang tepat, apakah konotasi subjektif yang
berlaku khusus atau objektif yang bersifat universal atau partikular. Dapat juga dengan
konotasi subjektif yang berlaku khusus atau objektif yang bersifat komprehensif.
Kesesatan di dalam logikan induktif dapat dikemukakan seperti prasangka pribadi,
pengamatan yang tidak lengkapatau kurang teliti, kesalahan klasifikasi atau
TUGAS 1 LOGIKA 6
NAMA : OPAN PAHMI SOPANDI
NIM : 042054243

penggolongan karena penggolongannya tidak lengkap atau tumpang tindih maupun


masih campur aduk. Kesesatan juga bisa terjadi pada hipotesis karena suatu hipotesis
bersifat meragukan dan bertentangan dengan fakta. Kemudian yang berkaitan dengan
sebab adalah post hoc propler hoc, anteseden yang tidak cukup, dan analisis yang
perbedaannya tidak cukup meyakinkan. Tidak cukupnya perbedaan itu menjadikan-nya
suatu kecenderungan homogen, masihj pula terdapat kebersamaan yang sifatnya
kebetulan. Kesesatan juga terjadi karena generalisasi yang tergesa-gesa, atau analogi
yang keliru.
Strategi menhindari kesesatan :
Istilah strategi adalah suatu akal pikiran untuk mencapai sesuatu yang dimaksud.
Strategi di sini, diartikan sebagai suatu akal pikiran untuk menghindari penalaran yang
tidak logis atau salah arah, menjadi penalaran untuk mencapai sesuatu yang dimaksud.
Salah satu strategi menghindari sesat pikir, yaitu dengan menghindari sumber
penyebabnya. Sumaryono (1999:21) dan Surajiyo (2009:115) mendeskripsikan sesat
pikir pada hakikatnya merupakan jebakan bagi proses penalaran kita. Seperti halnya
rambu-rambu lalu lintas dipasang sebagai peringatan bagi para pemakai jalan di
bagian-bagian yang rawan kecelakaan, maka rambu-rambu sesat pikir ditawarkan
kepada kita agar kita jeli dan cermat terhadap kesalahan-kesalahan dalam menalar,
juga agar kita mampu mengidentifikasi dan menganalisis kesalahan-kesalahan tersebut
sehingga mungkin kita akan selamat dari penalaran palsu Oleh Karena itu, untuk
menghindari kesesatan penalaran dengan berhati-hati terhadap sumbersumber sesat
pikir misalnya dengan menghindari kesalahan semantik atau bahasa, senantiasa
melakukan penyimpulan sesuai ketentuan silogisme yang benar, dan bersikap kritis
terhadap setiap argumen. Dalam hal ini, peneliti terhadap peranan bahasa dan
penggunaannya merupakan hal yang sangat menolong dan penting. Realisasi
keluwesan dan keanekaragaman penggunaan bahasa dapat dimanfaatkan untuk
memperoleh konklusi yang benar dari sebuah argumen. Sesat pikir karena ambiguitas
kata atau kalimat terjadi secara sangat “halus”. Banyak kata yang menyebabkan kita
mudah tergelincir karena banyak kata yang memiliki rasa dan makna yang
berbedabeda. Untuk menghindari terjadinya sesat pikir tersebut, kita harus
mengupayakan agar setiap kata atau kalimat memiliki makna yang tegas dan jelas.
Untuk itu kita harus dapat mendefinisikan setiap kata atau term yang dipergunakan.

SUMBER REFERENSI :
BMP ISIP4211
Ruangguru.com

Anda mungkin juga menyukai