Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

HUKUM KEGIATAN EKONOMI


Disusun Oleh:

Wigriatma Garcia Batara Rangan NIM: 150200325


Theofeni Yudea Bangun NIM: 150200037
Elysia Zaneta Sinaga NIM: 150200039
Putri Sitanggang NIM: 150200320
Misliyana Herawati Nasution NIM: 150200074
Daniel Nikolas NIM: 150200318
Indira Muliani NIM: 150200038
Akmal Fauzan NIM: 150200329
Octavia H. Pangaribuan NIM: 150200044
Abraham T. Sitompul NIM: 150200515
Syahid Ardi NIM: 150200327

Grup: B

Kelompok: 7

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akademik Hukum Kegiatan Ekonomi


Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Tahun Ajaran 2016

Universitas Sumatera Utara


Fakultas Hukum
Medan
2016

I.

Jelaskan hubungan Ilmu Ekonomi dan Ilmu Hukum sebagai


suatu sistem ilmu!

Sampai sekarang belum ada kesamaan para ahli hukum memberikan definisi tentang hukum.
Perbedaan itu disebabkan karena para ahli hukum memberikan definisi hukum dengan sudut
pandang yang berlainan dan titik beratnya yang berbeda. Persepsi orang tentang hukum itu
beraneka ragam, tergantung dari sudut mana mereka memandangnya. Hakim memandang
hukum sesuai dengan profesi yang diembannya, kalangan ilmuwan memandang hukum dari
sudut pandang profesi keilmuwannya, rakyat kecil memandang hukum dari sudut pandang
mereka sehari-hari yang berupa kebiasaan-kebiasaan. Bagi masyarakat yang religius, hukum
itu dianggap sebagai hukum Tuhan, ketika undang-undang diagungkan oleh masyarakat maka
hukum diindentikkan dengan undang-undang, dan lain sebagainya.
Dari sudut pandang yang berbeda ini, maka sangat mustahil untuk membuat satu definisi
hukum yang dapat diterima oleh semua pihak. Dalam kaitan ini Emmanual Kant sebagaimana
yang dikutip oleh Achmad Ali1 beberapa abad yang silam pernah mengatakan bahwa noch
suchen die juristen eine definition zu ihrem begriffe von rech (tidak ada seorang yurispun yang
mampu membuat satu definisi hukum yang tepat). Demikian Lioyd2 mengemukakan
bahwa although much juristie ink has been used in an attempt to provide a universally
acceptable definition of law ( meskipun telah banyak tinta para yuris yang habis
dipergunakan di dalam usaha untuk membuat suatu definisi hukum yang dapat diterima di
seluruh dunia, namun hingga kini, hanya jejak kecil dari niat itu dapat dicapai). Penyebab lain
sulitnya memberi defenisi hukum yang tepat adalah selain karena sifatnya yang abstrak, juga
karena yang diatur oleh hukum itu sangat luas, yakni hampir seluruh segi kehidupan manusia.
Definisi hukum dari Oxford English Dictionary3 adalah law is the body of role, whether formally
enacted or customary, which a state or community recognizes as binding on its members or
subjects (Hukum adalah kumpulan aturan, perundang-undangan atau hukum kebiasaan, di
mana suatu negara atau masyarakat mengakuinya sebagai suatu yang mempunyai kekuatan
1 Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum, Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis, Chandra
Pratama,Jakarta,1996,hal.22
2 Ibid
3 E Utrecht & Muh.Saleh Djindang, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, Ikhtiar, Jakarta,
1983,hal.42

mengikat terhadap warganya). Utrecht memandang hukum tidak sekedar sebagai kaedah,
melainkan juga sebagai gejala sosial dan sebagai segi kebudayaan. Dan jika hukum dilihat
sebagai kaedah ia memberikan definisi hukum sebagai berikut hukum adalah himpunan
petunjuk hidup, perintah-perintah dan larangan-larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu
masyarakat, dan seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena
pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan kerugian kepada masyarakat, maka
diperlukan tindakan oleh pemerintah atau penguasa untuk menegakkan hukum tersebut.
Walau diantara para ahli hukum belum mendapat suatu kesatuan mengenai pengertian hukum,
tetapi

dapat

ditarik

kesimpulan

bahwa

hukum

meliputi

beberapa

unsur

sebagai

berikut, pertama: hukum merupakan peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam
pergaulan masyarakat, kedua: peraturan itu bersifat mengikat dan memaksa, ketiga: peraturan
itu diadakan oleh badan-badan resmi dan keempat: pelanggaran terhadap peraturan tersebut
dikenakan sanksi yang tegas, kelima: hukum bisa juga berbentuk tidak tertulis berupa
kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat, keenam: tujuan hukum adalah untuk mengadakan
keselamatan, kebahagian dan ketertiban dalam kehidupan masyarakat.
Menurut M. Manulang sebagaimana yang dikutip oleh Elsi Kartika Sari dan Advendi
Simangunsong4 mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ilmu ekonomi adalah suatu ilmu
yang mempelajari masyarakat dalam usahanya untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran
adalah suatu keadaan di mana manusia dapat memenuhi kebutuhannya, baik barang-barang
maupun jasa. Sedangkan yang dimaksud dengan hukum ekonomi, menurut Rachmad
Soemitro5 adalah sebagian dari keseluruhan norma yang dibuat oleh pemerintah atau penguasa
sebagai satu personifikasi dari masyarakat yang mengatur kehidupan kepentingan ekonomi
masyarakat yang saling berhadapan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa hukum ekonomi
tidak dapat diaplikasikan sebagai satu bagian dari salah satu cabang ilmu hukum, melainkan
merupakan kajian secara interdipliner dan multidimensional.
Hukum ekonomi lahir disebabkan karena semakin pesatnya pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi nasional maupun internasional. Seluruh negara di dunia ini menjadikan hukum sebagai
alat untuk mengatur dan membatasi kegiatan-kegiatan ekonomi, dengan tujuan agar
4 Elsi Kartika Sari & Advendi Simangunsong, Hukum Dalam Ekonomi, PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia,Jakarta,2007,hal.4
5 Ibid,hal. 5

perkembangan perekonomian tersebut tidak merugikan hak-hak dan kepentingan masyarakat.


Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hukum itu tidak hanya berupa pengaturan terhadap
aktivitas ekonomi, tetapi juga bagaimana pengaruh ekonomi terhadap hukum.
Hubungan hukum dengan ekonomi bukan hubungan satu arah, tetapi hubungan timbal balik
dan saling mempengaruhi. Kegiatan ekonomi yang tidak didukung oleh hukum akan
mengakibatkan terjadi kekacauan, sebab apabila para pelaku ekonomi dalam mengejar
keuntungan tidak dilandasi dengan norma hukum maka akan menimbulkan kerugian salah satu
pihak dalam melakukan kegiatan ekonomi. Ada sementara ahli hukum mengatakan bahwa
hukum selalu berada dibelakang kegiatan ekonomi, setiap kegiatan ekonomi dilakukan oleh
seseorang pasti kegiatan itu diikuti oleh norma hukum yang menjadi rambu pelaksananya.
Hukum yang mengikuti kegiatan ekonomi ini merupakan seperangkat norma yang mengatur
hubungan kegiatan ekonomi dan ini selalu dipengaruhi oleh sistem ekonomi yang dianut oleh
suatu negara.6 Untuk Indonesia dasar kegiatan hukum ekonomi itu terletak pada pasal 33 UUD
1945 dan beberapa peraturan deviratif lainnya.
Hukum dan ekonomi ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan dan saling
melengkapi. Di negara-negara maju (seperti Singapore) sebelum produk-produk ekonomi
diterjunkan ke pasar bebas, terlebih dahulu dibuat aturan hukum untuk melindungi
penggunanan produk-produk ekonomi tersebut oleh masyarakat. Misalnya dalam bidang produk
Hand Phone, masyarakat dilarang keras mempergunakan Hand Phone di tempat-tempat umum
yang memerlukan ketenangan seperti di perpustakaan, di rumah sakit dan juga dilarang
mempergunakan Hand Phone dikala menyetir motir. Apabila hal tersebut dilakukan maka
dihukum dengan hukuman berat. Di Indonesia, hal ini belum dilakukan, banyak produk-produk
ekonomi telah diluncurkan, hukum belum dibuat menyertai produk ekonomi tersebut. Orangorang bebas mempergunakan Hand Phone semaunya, di sembarang tempat dan situasi.
Demikian juga dengan produk-produk ekonomi lain, seperti komputer dan penggunaan alat-alat
elektronik dalam bidang ekonomi, sebahagian besar produk-produk itu belum ada hukum yang
mengaturnya untuk menuju kepada ketertiban dan kedamaian.
Era globalisasi yang melanda dunia saat ini telah membuat pergaulan masyarakat dunia
semakin terbuka, batas-batas negara dalam pengertian ekonomi dan hukum semakin erat.
Kedua hal ini selalu berjalan secara bersamaan. Oleh karena itu, segala hal yang berhubungan
6 H. Abdul Manan, Peranan Hukum Dalam Pembangunan Ekonomi, Jurnal, Jakarta, 2012

dengan kegiatan ekonomi yang telah dibahas dalam GATT, WTO dan lembaga-lembaga
ekonomi Internasional lainnya harus menjadi pertimbangan serius dalam membangun hukum
ekonomi Indonesia. Hal ini penting karena prinsip management accros berbeda saat ini tidak
bisa dibendung lagi dan bergerak terus ke arah satu pemahaman bagaimana meratakan
ekonomi dunia. Negara-negara yang mengasingkan diri dari pergaulan ekonomi dunia, tidak
meratifikasi hukum ekonomi Internasional menjadi hukum ekonomi nasional, maka negara
tersebut akan ketinggalan zaman.7
Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan antara hukum dengan ekonomi yaitu ekonomi
merupakan tujuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan, sedangkan
hukum adalah aturan atau tata tertib sosial yang di dalamnya terdapat kegiatan
ekonomi, Seperti para pembisnis yang membutuhkan hukum dalam masalah ekonomi, apabila
hukum lemah maka mengakibatkan usaha bagi para pembisnis menjadi tidak sehat, Pengaruh
ini dalam bentuk pertimbangan-pertimbangan untung-rugi yang berpengaruh pada kerja hukum.
Karena tidak semua orang patuh terhadap hukum atas dasar hukum memang harus di taati.
Masyarakat pun bias mentaati hukum karena tujuan-tujuan lain untuk memperoleh keuntungan
ekonomis. Sebaliknya, jika tidak melihat keuntungan eknomis, maka akan rugi dan tidak
mentaati hukum yang ada. Dengan kata lain, seseorang yang mempelajari hukum seharusnya
mempelajari ekomoni juga. Telebih lagi, hukum sebagai pengontrol perkembangan ekonomi
dengan peraturannya, sedangkan ekonomi sebagai bekerjanya hukum itu sendiri. Terakhir,
peranan hukum dalam pembangunan ekonomi tergantung pada pola perkembangan ekonomi
yang di anut oleh Negara. Antara pembangunan berencana dimana hukum berfungsi sebagai
orientasi ekonomi, sedangkan pembangunan ekonomi pasar hukum sebagai lembaga
pendukung dan jaminan setiap aktivitas.
Adapula bukti jelas bahwa Ilmu Ekonomi dan Ilmu Hukum berhubungan erat adalah adanya
teori Ilmu Hukum Ekonomi. Menurut Erly Ernawati8 kaedah-kaedah hukum ekonomi secara
umum dapat dikelompokkan ke dalam dua katagori besar yaitu kaedah hukum yang bersifat
administratif dan kaedah hukum yang bersifat substantif atau materiel. Kaedah hukum ekonomi
yang bersifat administratif berupa ketentuan-ketentuan hukum administrasi negara mengenai
aspek-aspek prosedural dari aktivitas dan transaksi ekonomi. Kaedah hukum yang bersifat
7 Ibid.
8 Erly Ernawati, Sistem dan Luas Lingkup Hukum Ekonomi, Universitas Padjadjaran Bandung,
1995,194-197

administrasi ini dibuat oleh pihak eksekutif dan mempunyai kekuatan memaksa yang levelnya
berada di bawah undang-undang. Kaedah hukum ekonomi yang bersifat administratif dapat
ditemukan dalam beberapa peraturan pemerintah seperti PP No. 13 Tahun 1987 tentang izin
Usaha Industri. Sedangkan kaedah hukum ekonomi yang bersifat materiel adalah segala
ketentuan hukum yang dibuat oleh pihak legislatif, eksekutif dan legislatif, baik dibuat secara
bersama-sama atau sendiri-sendiri mengenai aspek materiel dari aktivitas dan transaksi
ekonomi. Kaedah hukum ekonomi yang bersifat materil ini ada yang bersifat memaksa dan
adapula yang bersifat mengatur. Contohnya: UUD, Ketetapan MPR, UU dan Putusan Hakim.
Mengingat luasnya cakupan yang menjadi kajian hukum ekonomi nasional Indonesia,
Rachmadi Usman9 menjelaskan bahwa secara garis besar perundang-undangan yang
berkaitan dengan kegiatan dan kehidupan perekonomian dapat dikelompokkan atas pertama:
perundang-undangan perekonomian yang menyangkut keuangan, perbankan dan moneter,
kedua: perundang-undangan perekonomian yang menyangkut produksi dan perindustrian,
ketiga: perundang-undangan yang menyangkut distribusi, konsumsi dan perdagangan. Ketiga
hal inilah yang membentuk sistem hukum ekonomi nasional Indonesia, yang didahului dengan
peletakan cita hukum dan asas hukum ekonomi nasional. Atas dasar cita hukum dan asas
hukum ekonomi nasional ini lahirlah perbagai aturan hukum ekonomi nasional yang termuat
dalam sejumlah kaedah-kaedah hukum ekonomi nasional.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dapat diketahui bahwa kajian hukum ekonomi
merupakan satu kajian yang cukup menarik karena selalu berkembang sesuai dengan
perkembangan kebutuhan manusia, baik tingkat regional maupun nasional dalam suatu negara.
Lajunya perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi telah mendorong lahirnya kaedahkaedah hukum untuk mengatur jalannya kegiatan ekonomi baik nasional maupun Internasional.
Kegiatan ekonomi yang berkembang begitu pesat memerlukan rambu-rambu hukum untuk
mengatur para pelaku ekonomi agar tidak saling merugikan dalam menjalankan bisnisnya,
persaingan yang harus dilakukan adalah persaingan yang sehat dengan aturan yang berlaku.10

9 Rachmadi Usman, Hukum Ekonomi Dalam Dinamika, Djambatan,Jakarta,2000,hal.17


10 H. Abdul Manan, Peranan Hukum Dalam Pembangunan Ekonomi, Jurnal, Jakarta, 2012

II.

Jelaskan mengapa Indonesia memerlukan modal asing dalam


pengembangan pertanian khususnya persawahan!

Penanaman modal adalah bagian dari penyelenggaraan perekonomian nasional dalam upaya untuk
meningkatkan akumulasi modal, menyediakan lapangan kerja, menciptakantransfer teknologi,
melahirkan tenaga-tenaga ahli baru, memperbaiki kualitas sumber daya manusia dan menambah
pengetahuan serta membuka akses kepada pasar global. 11
Menurut Erlangga Satriagung,12 komitmen pemerintah sangat diperlukan untuk meningkatkan
investasi asing di dalam negeri. Masalah keamanan, kemudahan perizinan merupakan hal-hal
yang fumdamental yang sangat diperhatikan oleh investor asing.Contoh: Perizinan untuk ekspor
komiditi anggrek yang saat ini bisa memakan waktu hingga dua bulan. Padahal dalam era pasar
bebas ini, kecepatan dan komitmen untuk menyerahkan barang tepat pada waktunya menjadi
sangat penting. Sementara sistem perizinan di Indonesia yang belum transparan menyebabkan
tidak adanya kejelasan mengenai ketepatan waktu tersebut. "Jadi harus komprehensif, disusun
format baru mengenai sistem perizinan, jangan hanya tambal sulam seperti sekarang. Adapun
langkah-langkah yang penting dapat dilakukan adalah menciptakan kondisi yang tertib dan
aman, menjamin kepastian hukum. Penyederhanaan birokrasi, prosedur, perijinan memberikan
insentif bagi industri yang mampu menyerap tenaga kerja, ramah lingkungan, yang mampu
liermitra dengan industri kecil.
Penanaman modal asing dapat memberikan keuntungan cukup besar terhadap perekonomian nasional,
misalnya menciptakan lowongan pekerjaan bagi penduduk tuan rumah sehinga dapat meningkatkan
penghasilan dan standar hidup, menciptakan kesempatan bekerjasama dengan perusahaan lokal
sehingga mereka dapat berbagi manfaat, meningkatkan ekspor sehingga meningkatkan cadangan devisa
negara dan menghasilkan alih teknologi.13
Penelitian mengenai penanaman modal asing di Indonesia berkaitan dengan insentif dan pembatasan,
ditinjau dari pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing
11 Ismail Suny dan Rochmat Rudiro, Tinjauan dan Pembahasan Undang-Undang Penanaman
Modal Asing dan Kredit Luar Negeri, (Jakarta: Pradjna Paramita, 1998)
12 Koran Jawa Pos, Selasa 15 Februari 2005.
13 Supra, note 11.

dan lahirnya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal menjadi penting, setidaktidaknya karena empat alasan, pertama: Legal Certainty (Kepastian Hukum), kedua: Sistem Hukum yang terdiri
dari substansi aparatur dan legal culture, ketiga: Keanggotaan Indonesia dalam WTO telah menyebabkan
terjadinya pembaruan UU Penanaman Modal Indonesia, keempat: UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal, substansi dan pelaksanaannya harus sebanding dengan UU Penanaman Modal di negara-negara
pesaing Indonesia dalam menarik modal asing.14
Dewasa ini hampir di semua negara, khususnya negara berkembang membutuhkan modal
asing. Modal asing itu merupakan suatu hal yang semakin penting bagi pembangunan suatu
negara. Sehingga kehadiran investor asing nampaknya tidak mungkin dihindari. Yang menjadi
permasalahan bahwa kehadiran investor asing ini sangat dipengaruhi oleh kondisi internal
suatu negara, seperti stabilitas ekonomi, politik negara, penegakan hukum.15
Penanaman modal memberikan keuntungan kepada semua pihak, tidak hanya bagi investor
saja, tetapi juga bagi perekonomian negara tempat modal itu ditanamkan serta bagi negara asal
para investor. Pemerintah menetapkan bidang-bidang usaha yang memerlukan penanaman
modal dengan berbagai peraturan. Selain itu, pemerintah juga menentukan besarnya modal
dan perbandingan antara modal nasional dan modal asing. Hal ini dilakukan agar penanaman
modal tersebut dapat diarahkan pada suatu tujuan yang hendak dicapai. Bukan hanya itu,
seringkali suatu negara tidak dapat menentukan politik ekonominya secara bebas, karena
adanya pengaruh serta campur tangan dari pemerintah asing.16
Berbagai strategi untuk mengundang investor asing telah dilakukan. Hal ini didukung oleh arah
kebijakan ekonomi dalam TAP MPR RI Nomor IV/MPR/1999 salah satu kebijakan ekonomi
tersebut adalah: mengoptimalkan peranan pemerintah dalam mengoreksi ketidaksempurnaan
pasar dengan menghilangkan seluruh hambatan yang mengganggu mekanisme pasar, melalui
regulasi, layanan publik, subsidi dan insentif yang dilakukan secara transparan dan diatur
dengan undang-undang.17

14 Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2004)
15 http://intl.feedfury.com/content/16916677-tujuan-penanaman-modal-asing.html
16 Ibid.
17 Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1999
/Tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999 2004, BABIV, Ekonomi, No. 3

Kebijakan mengundang modal asing adalah untuk meningkatkan potensi ekspor dan substitusi
impor, sehingga Indonesia dapat meningkatkan penghasilan devisa dan mampu menghemat
devisa, oleh karena itu usaha-usaha di bidang tersebut diberi prioritas dan fasilitas. Alasan
kebijakan yang lain yaitu agar terjadi alih teknologi yang dapat mempercepat laju pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan nasional Indonesia.
Upaya pemerintah untuk mencari modal asing agar mau kembali menanamkan modalnya di
Indoensia sampai saat ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Ditambah lagi sejak
krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1998, penanaman modal di Indonesia semakin
menurun. Jangan menarik investor, menjaga investor yang sudah ada saja belum maksimal,
misalnya dengan tutupnya perusahaan asing seperti PT. Sony Electornics Indonesia pada 27
Nopember 2002. Terlebih lagi pada tahun 2003 yang lalu, hal ini dikarenakan adanya invasi
Amerika ke Irak serta mewabahnya penyakit sindrom pernafasan akut. Hal ini menimbulkan
ketidak pastian perekonomian dunia dan berdampak buruk bagi perekonomian Indonesia
terutama terhadap penanam modal, padahal pemerintah telah mencanangkan tahun 2003 ini
sebagai tahun investasi.18
Untuk bisa memenuhi harapan tersebut, pemerintah, aparat hukum dan komponen masyarakat
dituntut untuk segara menciptakan iklim yang kondusif untuk investasi. Menyadari pentingnya
penanaman modal asing, pemerintah Indonesia menciptakan suatu iklim penanaman modal
yang dapat menarik modal asing masuk ke Indonesia. Usaha-usaha tersebut antara lain adalah
dengan

mengeluarkan

peraturan-peraturan

tentang

penanaman

modal

asing

dan

kebijaksanaan pemerintah yang pada dasarnya tidak akan merugikan kepentingan nasional dan
kepentingan investor.19
Usaha pemerintah untuk selalu memperbaiki ketentuan yang berkaitan dengan penanaman
modal asing antara lain dilakukan dengan memperbaiki peraturan dan pemberian paket yang
menarik bagi investor asing. Pada akhirnya harus tetap diingat bahwa maksud diadakannya
penanaman modal asing hanyalah sebagai pelengkap atau penunjang pembangunan ekonomi
Indonesia. Pada hakekatnya pembangunan tersebut harus dilaksanakan dengan ketentuan
swadaya masyarakat, oleh karena itu pemerintah harus bijaksana dan hati-hati dalam
memberikan persetujuan dalam penanaman modal asing agar tidak menibulkan ketergantungan
pada pihak asing yang akan menimbulkan dampak buruk bagi negara ini dikemudian hari.
18 https://www.academia.edu/4870433/Penanaman_Modal_Asing_di_Indonesia
19 Ibid.

Dalam penanaman modal asing dalam pertanian khususnya sector persawahan setidaknya
ada enam alasan mengapa sektor pertanian menjadi strategis. 20 Pertama, pertanian merupakan
sektor yang menyediakan hajat hidup manusia secara universal. Kedua, merupakan penyedia
bahan baku bagi sektor industri (agroindustri). Ketiga, memberikan kontribusi bagi devisa
negara melalui komoditas ekspor. Keempat, menyediakan kesempatan kerja bagi tenaga kerja
pedesaan. Kelima, untuk mempertahankan keseimbangan ekosistem dan memperbarui
lingkungan. Dan keenam, dengan berbagai nilai strategisnya itu, menjadikan pertanian dapat
menjadi alat politik yang efektif dalam tata dunia.
Adapun ekstensifikasi pertanian dapat dicapai dengan:21 pertama, mendorong pembukaan
lahan-lahan baru serta menghidupkan tanah mati. Lahan baru dapat berasal dari lahan hutan,
lahan lebak, lahan pasang-surut, dan sebagainya sesuai dengan pengaturan negara. Ajaran ini
sangat relevan diterapkan di Indonesia. Bayangkan, konon saat ini ada sekitar 300.000 hektar
lahan kering terbengkelai di Pulau Jawa. Di Indonesia jumlah lahan kering adalah sebesar 11
juta hektar, yang sebagian besarnya berupa lahan tidur. Jenis lahan lain yang masih potensial
adalah lahan lebak dan pasang-surut, termasuk di kawasan pasang surut. Luas lahan pasangsurut dan lebak di Indonesia diperkirakan mencapai 20.19 juta hektar dan sekitar 9.5 juta hektar
berpotensi untuk pertanian.
Dapat dicontohkan di Kalimantan Timur perkembangan luas panen, produksi padi serta hasil
per hektar di Kalimantan Timur pada tahun 2012 mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya. Secara riil luas panen padi naik dari 140.215 ha pada tahun 2011 menjadi 142.573
ha pada tahun 2012. Kemudian untuk hasil per hektarnya meningkat menjadi 39,42 kuintal per
hektar. Daerah kabupaten/kota yang memiliki luas panen dan produksi padi (sawah + ladang)
terbesar adalah Kabupaten Kutai Kartanegara. Luas panen padi di kabupaten ini mencapai
41.247 ha dengan produktivitas 49,06 kw/ha sehingga produksi padi yang dicapai sebesar
202.338 ton pada tahun 2012. Ini berarti 36,01 persen produksi padi di Kalimantan Timur
dihasilkan oleh Kabupaten Kutai Kartanegara. Bahkan untuk jenis padi sawah produksi dari
Kutai Kartanegara mencapai 45,35 persen dari total padi sawah Kalimantan Timur. Tanaman
palawija di Kalimantan Timur antara lain jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan
20 http://www.daqu-semarang.blogspot.co.id/2014/06/di-cari-investor-sedekahsawah.html#more
21 Ibid.

kacang hijau. Tahun 2012 hampir semua komoditi palawija tersebut mengalami peningkatan
luas

panen,

kecuali

tanaman

ubi

Jalar. Pada

jenis

tanaman

sayur-sayuran

yang

perkembangannya sangat berfluktuasi, sebagian besar mengalami penurunan, baik produksi


total maupun produksi per hektarnya. Jenis tanaman sayuran yang terbanyak dihasilkan di
provinsi ini adalah ketimun dan Kangkung yang produksinya masing-masing mencapai 15.324
ton dan 13.068 ton pada tahun 2012.22
Dari data tersebut dapat dibuktikan bahwa potensi sumber daya persawahan di Kalimantan
Timur sangatlah besar, kendalanya di Indonesia sekarang, sebagian investor lokal enggan
menyuntikkan dana ke dalam proyek tersebut dikarenakan keterbatasannya modal dan juga
investor lokal kerap melihat sebuah investasi hanya dalam jangka pendek dan membuang
kesempatan yang sangat besar dalam jangka panjangnya. "Seharusnya seluruh stakeholder
berpikir bagaimana meningkatkan investasi yang lebih besar di sektor pertanian," ujar
Sekertaris Ditjen Pengembangan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Kementerian
Pertanian, Yazid Taufik.23 Juga pada kenyataannya, sampai saat ini sektor pertanian masih
menghadapi banyak permasalahan. Kebijakan pemerintah daerah yang kurang berpihak pada
sektor pertanian menjadi kendala dalam perkembangan sektor pertanian. Pemerintah daerah
lebih memperhatikan sektor industri karena sektor industri selama ini diklaim memberikan
pendapatan yang tinggi kepada daerah. Investor juga lebih tertarik menanamkan modalnya
pada sektor industri dibanding sektor pertanian. Ini semakin menambah deretan permasalahan
pembangunan

sektor

pertanian.24

Maka

dari

itu

demi

kalangsungan

pembangunan

perekonomian di Indonesia mau tidak mau pemerintah diharuskan untuk meminta dana asing
demi pengembangan persawahan di Indonesia
Jadi, dapat disimpulkan bahwa alasan mengapa Indonesia masih sangat membutuhkan
investor

asing khususnya

di

bidanng

persawahan

dikarenakan untuk memperbesar

pertumbuhan ekonomi dan untuk membangunkan lahan tertidur di negara berkembang seperti
Indonesia ini.
22 Kalimantan Timur dalam Angka, 2013.
23 http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/13/08/01/mqucma-sektor-pertaniankurang-diminati-investor-lokal
24 https://ehajulaeha027.wordpress.com/2014/10/06/peranan-sektor-pertanian-di-bidangekonomi-pembangunan-nasional/

DAFTAR PUSTAKA
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum, Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis, Chandra
Pratama,Jakarta,1996.
E Utrecht & Muh.Saleh Djindang, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, Ikhtiar, Jakarta, 1983.
Elsi Kartika Sari & Advendi Simangunsong, Hukum Dalam Ekonomi, PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia,Jakarta,2007.
H. Abdul Manan, Peranan Hukum Dalam Pembangunan Ekonomi, Jurnal, Jakarta, 2012
Erly Ernawati, Sistem dan Luas Lingkup Hukum Ekonomi, Universitas Padjadjaran Bandung,
1995.
Rachmadi Usman, Hukum Ekonomi Dalam Dinamika, Djambatan,Jakarta,2000.
H. Abdul Manan, Peranan Hukum Dalam Pembangunan Ekonomi, Jurnal, Jakarta, 2012
Ismail Suny dan Rochmat Rudiro, Tinjauan dan Pembahasan Undang-Undang Penanaman
Modal Asing dan Kredit Luar Negeri, (Jakarta: Pradjna Paramita, 1998)
Koran Jawa Pos, Selasa 15 Februari 2005.
Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2004)
http://intl.feedfury.com/content/16916677-tujuan-penanaman-modal-asing.html
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1999 /Tentang
Garis-Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999 2004, BABIV, Ekonomi, No. 3
https://www.academia.edu/4870433/Penanaman_Modal_Asing_di_Indonesia
http://www.daqu-semarang.blogspot.co.id/2014/06/di-cari-investor-sedekah-sawah.html#more
Kalimantan Timur dalam Angka, 2013.

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/13/08/01/mqucma-sektor-pertanian-kurangdiminati-investor-lokal

https://ehajulaeha027.wordpress.com/2014/10/06/peranan-sektor-pertanian-di-bidang-ekonomipembangunan-nasional/

Anda mungkin juga menyukai