Anda di halaman 1dari 94

1.

(ajaran tt) baik buruk yg diterima


umum mengenai perbuatan, sikap,
kewajiban, dsb; akhlak; budi
pekerti; susila:Moral
-- mereka sudah
bejat, mereka hanya minum-minum
dan mabuk-mabuk, bermain judi,
dan bermain perempuan;
Lanjutan moral
;
2. kondisi mental yg membuat orang tetap berani,
bersemangat, bergairah, berdisiplin, dsb; isi hati
atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dl
perbuatan: tentara kita memiliki -- dan daya tempur
yg tinggi;
3. .ajaran kesusilaan yg dapat ditarik dari suatu
cerita; ber·mo·ral v 1 mempunyai pertimbangan
baik buruk; berakhlak baik: mana ada penjahat yg -
; 2 sesuai dng moral (adat sopan santun dsb): ia
melakukan perbuatan yg tidak -
HUKUM PENGANGKUTAN

TIM PENGAJAR:
Suyadi,SH,M.Hum.
Hj.Krisnhoe Kartika W.SH,M.Hum.
I Ketut Karmi Nurjaya,SH.M.Hum.
Tiga moda pengangkutan
1. Pengangkutan Pada Umumnya :
2. Pengangkutan Darat;
3. Pengangkutan Perairan;
4. Pengangkutan Udara.
HUKUM PENGANGKUTAN

• Hukum ?
• Hukum : → Simorangkir dan Wirjono
Sastropranoto
• Peraturan peraturan yang bersifat
memaksa,yang menentukan tingkah laku
manusia dalam masyarakat yang dibuat
oleh badan badan resmi yang berwajib,
pelanggaran mana terhadap peraturan tadi
berakibat diambilnya tindakan yaitu dengan
hukum tertentu.
Pengangkutan ?
• Masing masing sarjana mempunyai pendapat yang berbeda
namun intinya sama. Abdul Kadir Muhamad berpendapat
sebagai berikut:
Menurut arti katanya pengangkutan berasal dari kata dasar
“angkut” yang berarti angkat dan bawa, muat dan bawa
atau kirimkan. Mengangkut artinya mengangkat dan
membawa. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengangkutan :
proses kegiatan memuat barang atau penumpang ke dalam
pengangkutan, membawa barang atau penumpang dari
tempat pemuatan ke tempat tujuan, dan menurunkan
barang atau penumpang dari alat pengangkutan ke tempat
yang ditentukan.
• Pengangkutan di Darat ?
• Hukum Pengangkutan di Darat?
Pengangkutan Darat
• Pengangkutan Melalui Jalan raya termasuk
perairan darat;
• Pengangkutan dengan Kereta Api.
kum Pengangkutan Darat/ Jalan raya, Perairan Darat

an :
data;

Th. 1992 ttg. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diubah dg UU No.
09
4 Th. 2014 ttg. Angkutan Jalan
0 Th. 2012 ttg. Tt cara Pemrksn Kend Bermtr d jl n Penidkn
LLAJ.
9 Th 2013 ttg Jaringn LLAJ.
5 Th.2012 ttg. Kendaraan.
3 Th. 1964 ttg. Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan
ng dan PP No. 17 Th. 1965
4 Th. 1964 ttg. Dana kecelakaan Lalu Lintas Jalan dan PP No. 18

8 Tahun 2004 ttg Jalan.


Pengangkutan darat dan Perairan
Darat /KUHD
Pengangkutan Barang Ps 90 – 98 KUHD
• Pengertian Pengangkut.
• Surat Muatan Ps 90 KUHD.
• Kewajiban Pengangkut.
• Hak Pengangkut.
• Tanggung Jawab Pengangkut.(Ps. 91,92KUHD)
• Penerimaan Barang ( Ps 93 s/d Ps 98)
Pengangkutan Orang
1. Dalam KUHD maupun KUHPerdt tidak diatur
tentang pengangkutan orang di darat dan
perairan darat.
2. ketentuan ttg perjanjian pengangkutan
orang di darat berdasar pd ketentuan umum
perjanjian pd umumnya yi Ps 1338 & 1339
KUH Perdt.
PMH
Putusan HR 31 Januari 1919
• Perbuatan tersebut dengan kewajiban hokum si
pelaku, atau;
• Perbuatan tsb melanggar hak subyektif orang lain;
• Perbuatan tersebut melanggar kaidah tata susila ;
• Perbuatan tsb bertentangan asas
kepatutan,ketelitian, kehati hatian yang seharusnya
dimiliki seseorang Dalam pergaulan dengan sesame
warga masyarakat atau terhadap harta benda orang
lain.
Pengangkutan Melalui Jalan
Umum`
Pengaturan :
1. UU No.14 Th. 1992 ttg. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diubah dg
UU No. 22 Th. 2009
2. PP No. 74 Th. 2014 ttg. Angkutan Jalan
3. PP No. 80 Th. 2012 ttg. Tt cara Pemrksn Kend Bermtr d jl n Penidkn
Pelnggrn LLAJ.
4. PP No. 79 Th 2013 ttg Jaringn LLAJ.
5. PP No. 55 Th.2012 ttg. Kendaraan.
6. UU No. 33 Th. 1964 ttg. Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan
Penumpang dan PP No. 17 Th. 1965
7. UU No. 34 Th. 1964 ttg. Dana kecelakaan Lalu Lintas Jalan dan PP No.
18 Th 1965.
8. UU No. 38 Tahun 2004 ttg Jalan.
Parasana pengangkutan

1. Jalan
2. Terminal/ simpul
Jalan menurut Ps 1 dan Ps 4 UU
No. 38 Tahun 2004
Melipiti :
Jalan umum;
Jalan tol;
Jalan khusus.
Pengelompokan Jalan
• Berdasarkan Ps 6 sesuai peruntukkannya :
Jalan umum;
Jalan khusus.
Jalan umum menurut fungsinya /
Ps. 8 UU No.38 Th 2004
• Dikelompokkan menjadi :
1. Jalan arteri;
2. Jalan kolektor;
3. Jalan local;
4. Jalan lingkungan.
Jalan umum menurut status
Ps 9 UU No.38 Th. 2004
• Dikelompokkan menjadi :
1. Jalan nasional;
2. Jalan propinsi;
3. Jalan kabupaten;
4. Jalan kota;
5. Jalan desa.
sarana Pengangkutan / UU No. 22-
2009
• >Kndraan Brmtor: setiap kndraan yg digrakkn
o/h perlatn mknik brupa mesin selain
kndraan yg berjln diatas rel.
• >Kndraan Tdk Brmtor: setiap kndraan yg
digrakkn o/h tenga mans / hewan.
• >Kndraan Brmtor umum : setiap kndraan yg
digunkan u/k angktan barng/ orng dgn
dipngut bayaran.
• Perusahaan angkutan umum adalah badan
hukum yang menyediakan jasa angkutan
orang dan/ atau barang dengan kendaraan
bermotor umum
Jenis kendaraan :
• 1. Kendaraan Bermotor, terdiri dari :
• a. Sepeda Motor.
• b. Mobil Penumpang.
• c. Mobil Bus.
• d. Mobil Barang.
• e. Kendaraan Khusus ( Kendraan TNI,
Kepolisian, Buldozer, Crene, Untk Cacad).
• 2. Kendaraan Tdk Bermotor.
Asas lalu lintas angkutan jalan
• a. Asas transparan;
• b. Asas akuntabel;
• c. Asas berkelanjutan;
• d. Asas partisipatif;
• e. Asas bermanfaat;
• f. Asas efisien dan efektif;
• g. Asas seimbang;
• h. Asas terpadu; dan i. Asas mandiri.
Tujuan lalu lintas dan angkutan
jalan
a. terwjudnya pelynan LLAJ yg aman, selmat,
tertib, lancr dan terpdu dg moda angktn lain u/k
mendrong pereknmian nasnl, memjukn kesjhtrn
umum, memperkkuh prstuan n kestuan bngsa,
srta mmpu menjjung tinggi martbat bngsa.
b. terwjdnya etika ber LL n budaya bngsa;
c.tewjdnya penegakn hk n kepstian hk bg masy.
ANGKUTAN (UU NO. 22 TAHUN
2009)
Angkutan Orang dan barang : (Ps 137 )
Menggunakan kendaraan bermotor atau tidak
bermotor. (1)
Angkutan orang : kendaraan bermotor berupa
sepeda motor mobil penumpang atau bus;(2)
Angkutan barang : kendaraan bermotor wajib
menggunakan mobil barang.(3)
Mobil barang dilarang digunakan untuk
angkutan orang kecuali Dalam keadaan
tertentu. (4)
Kewajiban Menyediakan Angkutan
umum ( Ps 138 )
• Pemerintah bertangngung jawab
menyelenggarakanAngkutan umum
diselenggarakan dalam upaya memenuhi
angkutan yang selamat,aman , nyaman dan
terjangkau.
• Angkutan 0rang dan atau barang hanya
dilakukan dengan kendaraan bermotor umum.
Penyelenggaraan Angkutan orang
dengan kendaraan umum
1. Dalam trayek;
a. memiliki rute tetap dan teratur ;
b. Terjadwal,berawal,berakhir, dan menaikkan
atau menurunkan penumpang, untuk
angkutan antar propinsi atau antar Negara;
c. Menaikkan dan menurunkan penumpang
pada tempat yang ditentukan untuk
angkutan perkotaan dan pedesaan.
Angkutan orang dengan kendaraan umum tidak
dalam trayek :
1. angkutan orang dengan menggunakan taksi;
2. angkutan orang dengan tujuan tertentu;
3. angkutan orang untuk tjuan pariwisata;
4. angkutan orang dikawasan tertentu.
Angkutan Barang dengan kendaraan Bermotor
Umum (Ps: 160 )

• Terdiri atas :
• angkutan barang umum;
• angkutan barang khusus.
Pengusahaan Angkutan
Ps: 173
• Perusahaan angkutan umum yang
menyelenggarakan angkutan orang dan atau
barang wajib memiliki :
Ijin sesuai sesuai ndengan jenis angkutan yang
diusahakannya .
Pengangkut

• Bisa disimpulkan dari Ps 186


Perusahaan Angkutan Umum wajib mengangkut
orang dan/atau barang setelah disepakatinya
perjanjian angkutan dan/atau dilakukannya
pembayaran biaya angkutan oleh penuimpang
dan/atau pengirim barang .
Kewajiban Pengangkut

• Wajib mengangkut orng dan atau barang ….


perjanjian setelah atau sebelum dilakukannya
pembayaran;Ps: 186
• Wajib mengembalikan biaya angkutan yang
sdh dibayarkan apabila …Ps:187
• Wajib mengganti kerugian yang diderita …..(Ps
188)
• Wajib mengasuransikan t. jawabnya….(Ps 188)
• Wajib mengikuti program asuransi
kecelakaan…….(Ps: 237)
Tanggung jawab Pengangkut
Ps : 192
• Perusahaan Angkutan Umum bertanggung
jawab atas kerugian yang diderita oleh
penumpang yg meninggal dunia atau luka
akibat pnyelenggaraan angkutan kecuali akibat
overmacht
• Pengangkut tidak bertanggung jawab atas
barang bawaan penumpang ……
• Tanggung jawab pengangkut dimulai sejak
penumpang diangkut dan berakhir di tempat
tjuan yang disepakati !
Tanggung Jawab Dalam
Pengangkutan barang (Ps: 193 )_
• Perusahaan angkutan umum bertanggung
jawab atas kerugian……… kecuali…..
• Tanggung jawab dimulai sejak barang diangkut
sampai barang diserahkan ditempat tujuan
yang disepakati.
Hak Pengangkut
Ps: 195

• Hak untuk menahan barang;


• Hak untuk memungut biaya tambahan atas
barang yang disimpan;
• Hak untuk menjual jika pengirim atau
penerima tidak memenuhi kewajibannya;
• Hak untuk memusnahkan barang yang
sifatnya berbahaya atau mengganggu Dalam
penyimpanannya…..(Ps: 196)
Angkutan Multimoda.
Angkutan yg menggunakan paling sedikit 2 (dua)
moda angkutan yg berbeda atas dasar
perjanjian angkutan multimoda dg
menggunakan satu dokumen.
Diatur dalam PP No 8 Tahun 2011 tentang
Angkutan Multimoda.
Pengangkutan dengan Kereta Api

Pengaturan :
1. UU No 13 Tahun 1992 Ttg Perkeretaapian dan
diganti dg UU No 23 Tahun 2007 Ttg
Perkeretaapian.
2. PP No 56 Th 2009 Ttg Penyelenggaraan
Perkeretaapian.
3. PP No 72 Th 2009 Ttg Lalu Lintas Dan
Angkutan Kereta Api.
Asas Pengangkutan dengan Kereta
Api
• 1. Azas Manfaat.
• 2. Azas Keadilan.
• 3. Azas Keseimbangan.
• 4. Azas Kepentingan Umum.
• 5. Azas Keterpaduan.
• 6. Azas Kemandirian.
• 7. Azas Trasparansi.
• 8. Azas Akuntabilitas n Berkelanjutan.
Pengertian
Perkeretaapian: satu kesatuan sistem yg terdiri
atas prasarana, sarana, dan sumberdaya
manusia, serta norma, kriteria, persyaratan,
dan prosedur untuk penyelenggaraan
transportasi KA.
KA : sarana perkeretaapian dg tenaga gerak,
baik berjln sendiri maupun dirangkaikan dg
sarana perkeretaapian lainnya, yg akan
ataupun sedang bergerak di jln rel yg terkait
dg perjlnan KA.
Pengangkutan Orang
(PS: 130 )
• Pengangkutn org dg KA di lakukn dg
menggunakan Kereta.
• Penyelenggara wajib mengangkut org yg telah
memeliki Karcis – sesuai dg tingkat pelayanan
yg dipilih. Karcis sbg Tanda Bukti terjadinya
perjanjian pengngkutn org.( Ps.132)
Kewajiban Penyelenggara:

• a.mengtmakan keslmatn n keamanan org;


• b.mengtmakan pelaynan kepentngan umum;
• c.menjga kelangsngan pelayanan pd lints yg
ditetapkan;
• d.mengmumkn jadwl perjlnan KA dan tarif
angkutan kpd masy; dan
• Mematuhi jadwl keberngktn KA.
Wewenang Penyelenggara:

• Memeriksa karcis;
• Menindak pengguna jasa yg tdk mempunyai
karcis;
• Menertibkan pengguna jasa KA atau masy yg
mengganggu perjlnan KA;
• Melaksakan pengawsan n pembinaan
terhadap masy yg berpotensi menimbulkan
gangguan terhdp perjln KA.
Pengangkutan Barang :
Pasal 139
• 1. Alat Angkut yg digunakan berupa Gerbong.
• Angkutan barang terdiri dr :
• a.barang umum
• b.barang khusus
• c.bahan berbhaya n beracun
• d.limbah bahan berbahaya n beracun.
2. Penyelenggara wajib mengangkut barang
setelah biaya pengangkutan dibayar – Surat
Angkutan Barang (SAB)– sbg tanda bukti
terjadinya perjanjian pengangkutan barang.
3. Wewenang Penyelenggara :
a.memeriksa kesesuian barang dg SAB;
b.menolak brg yg tdk sesuai dg SAB;
c.melapor kpd yg berwajib – brg trlarang.
Jenis Pengangkutan dengan KA
1. Kereta Api Umum.
Perkeretaapian yg digunakan untk melayani
angkutan org dan/atau barang dg dipungut
biaya.
2. Kereta Api Khusus.
Perkeretaapian yg hanya digunakan untuk
menunjang kegiatan pokok badan usaha
tertentu dan tdk digunakan untk melayani
masy umum.
Tanggung Jawab Penyelenggara

Pengangkutan Org. Ps 157-160.


Penyelenggara bertanggung jawab terhadap
pengguna jasa apabila :
-mengalami luka-luka
-mengalami cacat;
-meninggal dunia.
Tanggung jawab dimulai dr stasiun awal sd
stasiun tujuan.
Pengangkutan Barang.( Ps.158 )
Penyelenggara bertnggung jawab terhadap
pengiriman barang karena :
1. -barang hilang;
2. -barang rusak;
3. -barang musnah.
4. Tanggung jawab dimulai sejak barang
diterima sd barang diserahkan pd penerima.
• Pasal 166-171.
Penyelenggara wajib mengasuransikan tanggung
jawabnya kepada pengguna jasa, awak sarana
perkeretaapian dan org yg dipekerjakan oleh
pihak penyelenggara serta kerugian yg diderita
oleh pihak ketiga.
PENGANGKUTAN POS
• Pengaturan :
• > UU No 6 Tahun 1984 Ttg Pos diganti dg UU
No 38 Tahun 2009 Ttg Pos.
• > PP No 15 Tahun 2013 Ttg Pelaksanaan UU
No 38 Tahun 2009 Ttg Pos.
BADAN HUKUM
• > Th 1945 : Jawatan PTT.
• > PP No 240 Th 1961 Jawatan PTT berubah
menjadi PN Pos & Telekomunikasi (PN Postel).
• > PP No 29 Th 1965 & PP No 30 Th 1965 PN
Postel pecah menjadi 2 yaitu :
• - PN Pos dan Giro;
• - PN Telekomunikasi.
• > PP No 9 Th 1978 PN Pos dan Giro berubah
menjadi Perum Pos dan Giro.
• > PP No 5 Th 1995 Perum Pos dan Giro
berubah menjadi PT Pos Indonesia (Persero).
PENGERTIAN
• > Pos adalah layanan komunikasi tertulis
dan/atau surat elektronik, layanan paket,
layanan logistik, layanan transaksi keuangan,
dan layanan keagenan pos untuk kepentingan
umum.
• - Penyelenggara Pos dilakukn oleh Bdn Usaha
yg berbdan Hk Ind.
• -Bdn Usha tsb (Bdn Usha Neg, Bdn Usha
Daerah, Bdn Usha Swasta, Koperasi)
TANGGUNG JAWAB PT POS
• > Pasal 26 sd 28 UU Pos.
• > Setiap org berhak mendpt layanan Pos.
• > Hak milik atas kiriman tetap merupakan hak
milik pengguna layanan pos selama blm
diserahkan kpd penerima.
• > Pengguna layanan pos berhak atas jaminan
kerahasiaan, keamanan & keselamatan
kiriman.

• Pengguna layanan pos berhak mendapatkan
ganti rugi apabila terjadi :
• - kehilangan kiriman;
• - kerusakan isi paket;
• - keterlambatan kiriman;
• - ketidaksesuaian antara barang yg dikirim dan
yg diterima.
Pengangkutan Udara
Dipandang dari dari sudut geografis, luas
wilayah dan penyebaran penduduknya
peranan dan fungsi pengangkutan udara di
Indonesia sangat penting dan strategis baik
dilihat dari segi kesatuan dan persatuan
nasional, kehidupan sosial,
budaya,ekonomi,roda administrasi
pemerintahan maupun petahanan dan
keamanan.
ASAS ASAS
• Kemanfaatan; - Keadilan;
• - Kepastian Hk; - Persatuan;
• - Kebangsaan; - Kesejahteraan;
• - Keamanan dan Keselamatan;
• - Kerahasiaan;
• - Perlindungan;
• - Kemandirian;
• - Kemitraan,
Sejarah Penerbangan
• Sejak keberhasilan pertama kali oleh manusia
dalam menerbangkan pesawat yang
digerakkan oleh mesin pada tahun 1903,
sampai dengan akhir perang dunia I (1914 –
1918) pesawat hanyalah untuk kepentingan
olah raga atau sebagai alat perang. Setelah
perang dunia I usai, mulailah pengembangan
penerbangan untuk tujuan angkutan udara
komersiil.
Gambar pesawat dan penemunya
• Wright bersaudara (Wright brothers), Orville
(19 Agustus 1871 - 30 January 1948) dan
Wilbur (16 April 1867 - 30 May 1912) adalah
dua orang Amerika yang dicatat sebagai
penemu pesawat terbang karena mereka
berhasil membangun pesawat terbang yang
pertama kali berhasil diterbangkan dan
dikendalikan oleh manusia pada tanggal 17
Desember 1903
• Mulai tahun 1919 hingga tahun tahun dekade
1920 an adalah awal didirikannya sejumlah
perusahaan penerbangan di berbagai negara
di Eropa dan Amerika Serikat.
Angkutan Udara di Indonesia
sebelum kemerdekaan
Angkutan udara di indonesia sebelum
kemerdekaan di Indonesia dilakukan oleh
pemerintah Belanda.
Pada saat itu ada dua perusahaan penerbangan
yang melakukan kegiatan penerbangan
:Koninklijke Luchtvaart Maatschappij Voor
Nederland kolonien (KLM)- 7-10-1919 dan
Koninklijke Nederlandsche Indische Luchtvaart
Maatschappij( KNILM) – 15 -2 - 1928
Dasar Hukum pengangkutan Udara
• Pengaturan pengangkutan udara terdapat
dalam Undang-undang No.1 tahun 2009
Tentang Penerbangan.
OrdonansiPengangkutan Udara (OPU) S.100
tahun 1939 yang sebagian besar aturan-
aturan tersebut mengacu pada Konvensi
Warsawa tahun 1929.
• Peraturan yang bersifat Internasional yang
bertitik pangkal pada Konvensi Warsawa 1929
Peraturan yang bersifat
Internasional
Bertitik pangkal pada Konvensi warsawa 1929;
namun kemudian konvensi ini mengalami
beberapa kali perubahan al :
Protokol The Hage 1955 : tujuan utama dari prot
ini adalah untuk menaikkan limit tanggung
jawab pengangkut dari $8300 menjadi $16600
kemudian karena karena kenaikan harga emas
dinaikkan lagi menjadi $ 20000 [per
penumpang.
Konvensi Guadalayara 1961
Konvensi ini mengatur angkutan udara
internasional yang dilakukan oleh pengangkut
lain yang bukan menjadi pihak dalam
perjanjian pengangkutan, sebagai tambahan
terhadap Konvensi Warsawa, atau Konvensi
Warsawa -The Hage karena hal ini belum
diatur. Melalui Konvensi ini ditetapkan bahwa
ada pengangkut yang membuat perjanjian
pengangkutan ( Actual carrier) ada
pengangkutan yang melaksanakan perjanjian
• Konvensi ini juga memperluas yurisdiksi untuk
mengajukan tuntutan sebagai mana diatur
dalam Ps 28 konvensi Warsawa yaitu
kemungkinan untuk mengajukan gugatan di
tempat actual carrier berkedudukan atau di
tempat yang menjadi pusat kegiatannya.
Montreal Agreement
• Amerika menganggap limit yang telah
dinaikkan dalam protocol the Hage masih
terlalu rendah shg As tidak meratifikasinya.
Dengan bantuan IATA maka diadakan
perjanjian sementara diantara perusahaan
perusahaan penerbangan yang terbang ke dan
singgah di AS dengan US Civil Aeronautics
Board.
Montreal Agreement dibuat atas
prinsip prinsip sbb :
• Limit tanggung jawab pengangkut untuk
penumpang yang mengalami penderitaan
pribadi dinaikkan menjadi $ 75000 termasuk
biaya perkaram atau $ 58000 tidak termasuk
ongkos perkara.
• Tanggung jawab pengangkut mutlak.
• Para penumpang dapat mengadakan
perjanjan asuransi tambahan
• Peserta perjanjian dapat menyatakan diri
keluar dari perjanjian setelah
• Bagi perusahaan perusahaan penerbangan
Internasional yang diperbolehkan dan ingin
terbang di atas wilayah Amerika serikat
diwajibkan menandatangani montreal
agreement.
• Bagi para penumpang atau ahli warisnya yan
terbukti mengadakantindakan sabotase tidak
berhak memperoleh santunan.
Protocol Guatemala City 1971
• Protocol ini menaikkan tangung jawab
pengangkut menjadi 1.5000.000 gold francs
dan secara otomatis naik sebesar 187000
pada tahun kelima dan tahunn ke sepuluh.
• Prinsip tanggung jawab adalah mutlak.
London Agreement 1974
• Sehubungan dengan penerimaan terhadap
Protocol guatemala kurang terlihat maka
sejumlah negara Erpa barat mengadakan
perjanjian sementara untuk menaikkan limit
santunan per penumpang yang ditetapkan
dalam Protocol The Hage dari $20.000
menjadi $ 58.000 tidak termasuk ongkos
perkara.
Persetujuan Lisabon 1980
• Pertemuan informal di lisabon diadakan oleh
para ahli hukum pemerintah negara negara
Barat yang merekomendasikan kepada
pemerintah pemerintah mereka untuk
menaikkan limit tanggung jawab menjadi
$100.000.
Perjanjian Pengangkutan Udara

• Dalam Ordonansi Pengangkutan Udara juga


dalam Undang-undang No. 1 tahun 2009 tidak
ada ketentuan yang mengatur tentang
perjanjian baik mengenai pengertiannya
ataupun mengenai cara-cara mengadakan
serta sahnya perjanjian pengangkutan udara.
Perjanjian pengangkutan merujuk pada syarat-
syarat sahnya perjanjian pada umumnya
Dokumen Pengangkutan

• Dokumen pengangkutan dalam pengangkutan


udara terdiri dari : (Pasal 150 UU No. 1/09)
a. tiket penumpang pesawat udara;
b. pas masuk pesawat udara (boarding pass);
c. tanda pengenal bagasi (baggage
identification/claim tag); dan
d. surat muatan udara (airway bill).
• Mengingat perjanjian bersifat knsensuil, maka
pencatatan dokumen pengangkutan sama
sekali tidak ada hubungannya dengan lahirnya
pengangkutan. Namun dokumen
pengangkutan ini berfungsi sebagai alat bukti
yang mempunyai kekuatan hukum serta
penjelasan atas hak dan kewajiban pihak.
Pasal 151 UU No.1 Tahun 2009
(1) Pengangkut wajib menyerahkan tiket pada
penumpang perseorangan atau penumpang
kolektif .
(2) Tiket penumpang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) paling sedikit memuat :
a. nomor,tempat dan tanggal penerbitan;
b. nama penumpang dan nama pengangkut;
c. tempat, tanggal,waktu pemberangkatan, dan tujuan
pendaratan;
d. nomor penerbangan;
e. tempat pendaratan yang direncanakan antara tempat
pemberangkatan dan tempat tujuan, apabila ada, dan
f. pernyataan bahwa pengangkut tunduk pada ketentuan
dalam undang undang ini.
3) Yang berhak menggunakan tiket penumpang
adalah orang yang namanya tercantum dalam tiket
yang dibuktikan dengan dokumen identitas diri
yang sah;
(4) Dalam hal tiket tidak diisi keterangan keterangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) atau tidak
diberikan oleh pengangkut, pengangkut tidak
berhak menggunakan ketentuan dalam undang ini
untuk membatasi tanggung jawab
Pengangkut
• Menurut Konvensi Guadalayara 1961
Pengangkut pihak yang membuat
perjanjian pengangkutan ( Contracting carrier)
dan pihak yang menjalankan perjanjian
pengangkutan( Actual carrier).
Pengangkut menurut Ps.140 UU
No.1 / 2009
(1) Badan usaha angkutan udara niaga wajib
mengangkut orang dan atau kargo, dan pos
setelah disepakatinya perjanjian
pengangkutan.
• Dapat disimpulkan Pangangkut adalah . . . . .
(3) Perjanjian pengangkutan sebagaimana
dimaksud ayat (1) dibuktikan dengan tiket
penumpang dan dokumen muatan
• Ps. 181 (1) UU No 1/2009 pengangkutan yg
dilakukan berturut turut oleh beberapa
pengangkut dianggap dianggap sbagai satu
pengangkutan,dalam hal diperjanjikan sebagai
satu perjanjian angkutan oleh pihak pihak ybs
dengan tanggung jawab sendiri sendiri atau
bersama sama. Dalam hal tidak ada perjanjian
dari para pengangkut kerugian
penumpang,pengiri atau penerima kargo
merupakan tanggung jawab pengangkut yang
Kewajiban Pengangkut
• (1) Badan usaha angkutan udara niaga wajib
mengangkut orang dan atau kargo, dan pos
setelah disepakatinya perjanjian
pengangkutan.
• (2) ……….wajib memberi pelayanan yang layak
sesuai dengan ……..
. (3) Perjanjian pengangkutan sebagaimana
dimaksud ayat (1) dibuktikan dengan tiket
penumpang dan dokumen muatan
Tanggung jawab Pengangkut
Prinsip tanggung jawab :
1. Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur
kesalahan / Fault liability/liability base on
fault
2. Prinsip praduga untuk selalu bertanggung
jawab/presumtion of liability principle .
3. Prinsip tanggung jawab mutlak/strict liability:
4. Prinsip tanggung jawab absolut/ absolute
liability.
Tanggung jawab pengangkut

Ps. 141 UU No.1/2009 :Pengangkut bertanggung


jawab atas kerugian penumpang yang
meninggal dunia, cacat tetap atau luka luka
yang diakibatkan kejadian angkutan udara di
dalam pesawat dan/atau naik turun pesawat
udara.
Ps.24 OPU : Pengangkut bertanggung jawab
untuk kerugian sebagai akibat dari luka atau
jejas jejas lain pada tubuh, yang diderita oleh
seorang penumpang,bila kecelakaan yang
menimbulkan kerugian itu ada hubungannya
dengan pengangkutan udara dan terjadi di
atas pesawat terbang atau selama melakukan
suau tindakan dalam hubungan dengan naik
ke atau turun dari pesawat terbang.
Tanggung Jawab Pengangkut
Ps: 17 Konvensi
• Kerugian harus disebabkan oleh kecelakaan/
accident;
• Kecelakaan itu harus terjadi dalam pesawat
udara;
• Kecelakaan itu harus terjadi pada saat
embarkasi dan disembarkasi
Syarat agar pengangkut dapat
dibebani tanggung jawab :
Ps.141 : Kerugian diakibatkan oleh :
1. kejadian angkutan udara;
2. di dalam pesawat udara;
3. naik – turun pesawat udara/embarkasi -
disembarkasi
Ps. 24 OPU : kerugian yang terjadi disebabkan
oleh :
1. Kecelakan;
2. ada hubungannya dengan pengangkutan
udara;
3. terjadi di atas pesawat terbang;
4. selama melakukan tindakan dalam
hubungannya dengan naik ke atau turunnya
dari pesawat terbang.
Bagasi kabin dan bagasi tercatat
• Ps. 143 : Pengangkut tidak bertanggung jawab
untuk kerugian karena rusak atau hilangnya
bagasi kabin/tangan kecuali apabila
penumpang dapat membuktikan bahwa
kerugian tersebut diakibatkan oleh tindakan
pengangkut atau orang yang dipekerjakannya
Ps.144 : Pengangkut bertanggung jawab karena
bagasi tercatat hilang,musnah atau rusak
yang diakibatkan oleh kegiatan angkutan
udara selama bagasi tercatat berada dalam
pengawasan pengangkut.
Tanggung jawab pengangkut dalam
pengangkutan kargo
Ps.145 Pengangkut bertanggung jawab atas
kerugian yang diderita oleh pengirim kargo
karena kargo yang dikirim hilang, musnah,atau
rusak yang diakibatkan oleh kegiatan angkutan
udara selama kargo berada dalam
pengawasan pengangkut.
Tanggung jawab atas
keterlambatan
Ps. 28 OPU : Jika tidak ada persetujuan lain maka
pengangkut bertanggung jawab untuk kerugian yang
timbul karena keterlambatan dalam pengangkutan
penumpang bagasi dan barang.
Ps. 146 : Peng. bertanggung jawab atas kerugian yang
diderita karena keterlambatan pada angkutan
penumpang, bagasi atau kargo kecuali apabila
pengangkut dapat membuktikan bahwa
keteralambatan tsb disebabkan oleh cuaca dan teknis
operasional
Penumpang tidak terangkut sesuai
jadwal yang ditentukan
Berdasarkan Ps. 147 ayat (1) dan (2) tidak
terangkutnya penumpang karena kapasitas
pesawat udara pengangkut harus bertanggung
jawab memberikan kompensasi kepada
penumpang berupa:
a. mengalihkan ke penerbangan lain tanpa
membayar biaya tambahan dan /atau
b. memberikan konsumsi, akomodasi dan biaya
trasnportasi apabila tidak ada penerbangan
lain ke tempat tujuan.
Soal
1).Pasal 341 (5) yang diartikan penumpang
menurut KUHD ini adalah semua orang yang
ada di kapal selain nachoda.
Pertanyaan:
Apa sebenanya maksud dari ketentuan pasal
ini, jelaskan !
2).Fungsi nahkoda juga bisa sebagai wakil dari
Pemerintah, jelaskan apa maksudnya !
(3) Pasal 346 KUHD: Nachoda diwajibkan
memelihara barang barang yang ada di kapal
dari penumpang yang meninggal selama
perjalanan dan dimuka dua orang dari
penumpang penumpang membuat atau
menyuruh membuat pertelaan yang pantas
yang ditandatangani olehnya dan penumpang
penumpang ini.
Pertanyaannya : Mewakili siapa sebenarnya
nachoda terkait dengan pasal ini,jelaskan !
4).-Perjanjian kerja laut kalau kita nyatakan
sebagai perjanjian perburuhan yang bersifat
khusus, coba saudara tunjukkan dimana letak
kekhususannya !
-Sebutkan dan jelaskan jenis jenis perjanjian
kerja laut !
5). Perjanjian angkutan udara sebagaimana
perjanjian pengangkutan dalam moda
pengangkutan yang lainnya bersifat
konsensuil.
Pertanyaan :
Apa maksud dari pernyataan diatas, dan
bagaimana dengan dokumen pengangkutan
udara apakah dibutuhkan,jelaskan.

Anda mungkin juga menyukai