Anda di halaman 1dari 19

TUJUAN PEMBENTUKAN

HUKUM DALAM
PERKEMBANGAN
MASYARAKAT
KELOMPOK 3

ALVIAN NUR TAUFIQ YULIANTO


19.0201.0062
AULIA SEKAR TIANI 19.0201.0075
PRASTYO SAMUDRA 19.0201.0101
BENI ROFIK 19.0201.0109
Apa Tujuan Pembentukan Hukum Dalam
Perkembangan Masyarakat?

Untuk menciptakan tatanan masyarakat yang tertib,


damai, adil yang ditunjang dengan kepastian hukum
sehingga kepentingan individu dan masyarakat dapat
terlindungi.
Sebagai alat pengatur tata tertib hubungan
 masyarakat, sebagai norma atau petunjuk untuk
kehidupan manusia dalam masyarakat. Hukum
menunjukan mana yang baik mana yang tidak
baik, hukum memberi petunjuk, sehingga segala
sesuatunya berjalan tertib dan teratur. Hukum
dapat memaksa agar hukum itu ditaati anggota
mayarakat.
01 02
TEORI ETIS TEORI UTILITAS

03 04
TEORI NORMATIF TEORI CAMPURAN
DOGMATIK
01. TEORI ETIS
Pertama kali dikemukakan oleh filsuf
Yunani yaitu Aristoteles, dalam
karyanya ethica dan Rhetorika, yang
menyatakan bahwa hukum memiliki
tujuan suci memberikan kepada setiap
orang apa yang menjadi haknya.
Menurut teori ini hukum semata-mata
bertujuan demi keadilan.
Menurut Aristoteles, isi keadilan dibedakan menjadi dua
macam keadilan; justitia distributive (keadilan distributif)
dan justitia commulative (keadilan kumulatif). Keadilan
distributif adalah suatu keadilan yang memberikan kepada
setiap orang berdasarkan jasa atau haknya masing-masing.
Keadilan kumulatif adalah keadilan yang diberikan kepada
setiap orang berdasarkan kesamaan. Keadilan terwujud
ketika setiap orang diperlakukan sama. 
Contoh

Hakim pengadilan yang memutus perkara


berdasarkan UU, sehingga dapat tercapai keadilan
Tujuan hukum dalam memberikan kemanfaatan/faedah
kepada orang terbanyak dalam masyarakat. Tokoh
02. TEORI dalam teori utilitas adalah Jeremy Bentham, dalam teori
ini mengungkapkan “the greatest happiness of the
UTILITAS greatest number” yang artinya kebahagiaan yang
sebesar-besarnya dari sebanyak-banyaknya orang.
Bentham juga sebagai pendiri utilitas di Inggris
Dalam pandangannya, Bentham mengatakan bahwa hukuman dapat
dibenarkan jika pelaksanaannya mengkristalkan dua efek utama
yakni: pertama, konsekuensi hukuman itu ialah mencegah agar di
masa depan kejahatan terhukum tidak akan terulang lagi. Kedua,
hukuman itu memberikan rasa puas bagi si korban maupun orang
lain.
Untuk mewujudkan kebahagiaan individu dan masyarakat maka
perundang-undangan harus mencapai empat tujuan yaitu untuk
memberi nafkah hidup,  untuk memberikan nafkah makanan
berlimpah,  untuk memberikan perlindungan,  untuk mencapai
persamaan.
Contoh Teori
Utilitas
Dimana teori tersebut menekankan pada tujuan hukum yang memberikan
kemanfaatan pada jumlah orang terbanyak. Jadi Berbagai konflik sosial yang
terjadi di Indonesia membuktikan bahwa kemanfaatan orang terbanyak tidak bisa
serta merta memberikan keadilan sosial bagi seluruh warga negara. Konflik kaum
minoritas selalu terjadi diberbagai daerah utamanya ketika menyangkut
permasalahan ekonomi seperti pemanfaatan tanah rakyat dan sebagainya.
03. TEORI NORMATIF DOGMATIK
Tujuan hukum adalah semata-mata
untuk menciptakan kepastian hukum Teori ini bersumber dari
(John Austin dan van Kan). Arti pemikiran positivistis di dunia
kepastian hukum disini adalah adanya hukum, yang cenderung melihat
melegalkan kepastian hak dan hukum sebagai sesuatu yang
kewajiban. Van Kan berpendapat tujuan otonom, yang mandiri, karena
hukum adalah menjaga setiap bagi penganut aliran ini, hukum
kepentingan manusia agar tidak tak lain hanya kumpulan aturan.
diganggu dan terjaminnya
kepastiannya. 
Menurut teori ini, meskipun aturan hukum atau penerapan hukum terasa tidak adil
dan tidak memberikan manfaat yang besar bagi mayoritas masyarakat, hal itu tidak
menjadi soal asalkan kepastian hukum dapat terwujud. Hukum identik dengan
kepastian. Kelemahan teori normatif-dogmatis ini adalah melupakan bahwa
sebenarnya “kepastian hukum” itu bukan satu-satunya yang “harus”, tetapi hanya
sesuatu yang “seharusnya”. Hal ini dapat dimaklumi bahwa apa yang seharusnya
(das sollen) belum tentu terwujud dalam kenyataannya (das sein).
CONTOH
“Barang siapa yang mengambil barang
milik orang lain, dengan cara melawan
hak, dapat dihukum menurut Pasal 362
KUHP. Perkataan “barang siapa” pada
pasal ini menunjukan pengaturannya
yang umum. Dan sifat umum dari aturan-
aturan hukum membuktikan bahwa
hukum tidak bertujuan untuk
mewujudkan keadilan atau kemanfaatan,
melainkan semata-mata untuk kepastian.
04. TEORI CAMPURAN
Menurut Apeldoorn tujuan hukum adalah mengatur tata tertib dalam
masyarakat secara damai dan adil. Mochtar Kusumaatmadja
menjelaskan bahwa kebutuhan akan ketertiban ini adalah syarat
pokok (fundamental) bagi adanya masyarakat yang teratur dan
damai.
Untuk mewujudkan kedamaian Bahwa hukum selayaknya memberikan
masyarakat maka harus keadilan bagi warga negara, dimana
diciptakan kondisi masyarakat keadilan tersebut diwujudkan dengan
yang adil dengan mengadakan memberikan kemanfaatan dalam sebuah
perimbangan antara situasi yang tertib dan aman dan
sebaliknya. Indonesia yang memiliki
kepentingan satu dengan yang
ragam etnik, ragam budaya, dan tentu
lain, dan setiap orang
saja ragam keinginan harus dapat
(sedapat mungkin) harus meminimalisir sekat perbedaan diantara
memperoleh apa yang menjadi ragam keinginan individu tersebut.
haknya.
CONTOH
Kondisi ini sesungguhnya selaras dengan tujuan negara Indonesia sebagaimana
diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945. Unsur melindungi semua warga
negara dan tumpah darah Indonesia, unsur menjaga ketertiban umum, serta
mewujudkan keadilan sosial merupakan kumpulan unsur yang tidak bisa
dipisahkan antara satu dengan yang lain. Artinya, dalam bingkai negara
kesatuan, hukum di Indonesia hendaknya mencantumkan unsur tersebut,
kesejahteraan, ketertiban, dan keadilan sosial. Karena itu para founding fathers
kita membuat sebuah dasar negara yakni Pancasila sebagai grundnorm bagi
pembentukan hukum di Indonesia. Karena Pancasila mengandung kesemua
unsur kehidupan yang dapat diterima disemua kalangan masyarakat Indonesia
yang majemuk ini.
RESOURCES
● Kansil, C. S. T. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka : Jakarta

● Prof. Dr. Drs. Abintoro, S.H., M.S. Pengantar Ilmu Hukum (PIH) : Laksbang Pressindo

● https://business-law.binus.ac.id/2016/06/30/utilitarianisme-dan-tujuan-perkembangan-hukum-multimedia-di-indone
sia/

● https://www.e-jurnal.com/2013/11/teori-tujuan-hukum.html?m=1

● http://id.shvoong.com/law-and-politics/law/2093162-teori-normatif-dogmatis-normatief-
dogmatische/#ixzz3CE3yOWLt
THANK YOU
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai