Anda di halaman 1dari 5

RESUME BUKU TENTANG

TUJUAN HUKUM

Disusun untuk memenuhi memenuhi tugas

Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Hukum

Dosen pengampu : Dr. Rusmilawati Windari, S.H.,M.H

Disusun Oleh :

KELOMPOK GANJIL

- Heniatul Maghfiroh ( 210111100039 )


- Putri Sari Perdani ( 210111100047 )

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2021
RESOURCE I

 Pengarang : Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M.


Dr. B. Ariel Sidharta, S.H.
 Judul : Pengantar Ilmu Hukum Suatu Pengenalan Pertama Ruang Lingkup
Berlakunya Ilmu Hukum
 Hak penerbitan pada : P.T. Alumni
 Percetakan : P.T. Alumni
 Edisi Pertama :
Cetakan ke-1 : Tahun 1999
Cetakan ke-2 : Tahun 2009
 Hal : 152

TUJUAN HUKUM

Tujuan hukum adalah terpelihara dan terjaminnya keteraturan ( kepastian ) dan


ketertiban. Tanpa keteraturan dan ketertiban, kehidupan manusia yang wajar memang tidak
mungkin. Orang tidak dapat mengadakan usaha mengembangkan bakatnya tanpa adanya
kepastian dan keteraturan. Tujuan hukum tidak bisa dilepaskan dari tujuan akhir dari hidup
bermasyarakat yang tidak dilepaskan dari nilai-nilai dan falsafah hidup yang menjadi dasar
hidup mesyarakat itu, yang akhirnya bermuara pada keadilan.

Tujuan hukum dalam system positif Indoensia yang akan dibahas dalam suatu bab
tersendiri tidak bisa dilepaskan dari aspirasi dan tujuan perjuangan bangsa sebagaimana
tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan Sila Keadilan Sosial yang
merupakan bagian terpenting dari system nilai Indonesia. Dalam pada itu tidak dapat
disangkal pula bahwa proses modernisasi & globalisasi cenderung untuk mengurangi bobot
social dan budaya yang mewarnai tujuan hukum sebagai suatu masalah etika. Hukum makin
lama makin menjadi netral secara budaya dan kemasyarakatan (socially and culturally
neutral).
RESOURCE II

 Penulis : Prof. Dr. Peter Mahmud Marzuki, S.H., M.S., LL.M


 Judul : Pengantar Ilmu Hukum
 Penerbit : PRENADAMEDIA GROUP
 Edisi Revisi : Copyright 2008
 Cetakan : ke-11, Oktober 2018
 306 hlm

TUJUAN HUKUM
Menurut Aristoteles tujuan hukum adalah untuk mecapai kehidupan yang baik, untuk
memperoleh kehidupan yang baik diperlukan hukum. Akan tetapi, manakala hukum terlalu
kaku, dilakukan pelunakan yang disebut equity. Dalam hal tersebut Aristoteles melihat
realtita bahwa manusia secara alamiah memang makluk social, sehingga betapa pun kecilnya
suatu satuan kehidupan bermasyarakat, tetap saja manusia hidup secara berkelompok. Dalam
kehidupan tersebut bukan ketertiban yang mejadi permasalahan dalam hidup
bermasyarakat,melainkan adil tidaknya alokasi kepentingan dalam hidup bermasyarakat.
Masalah keadilan merupakan masalah yang bersifat filosofis yang merupakan pokok
perbincangan filsafat hukum.
Menurut Bentham, pembentuk undang-undang yang ingin menjamin kebahagiaan
masyarakat harus berjuang untuk mencapai empat tujuan, yaitu subsitensi, kelimpahan,
persamaan, dan keamanan bagi warga negara. Dari keempat tujuan tersebut, yang paling
utama adalah keamanan. Karena menurut Bentham, keamanan menuntut bahwa pribadi
seseorang, kehormatannya, hak miliknya, dan status nya harus dilindungi, dan harapan
seseorang tersebut sejauh diberikan oleh hukum harus dipertahankan. Hukum ditujukan untuk
meningkatkan kebahagiaan masyarakat secara keseluruhan dengan cara melarang perbuatan-
perbuatan yang mendatangkan sengsara. Suatu perbuatan yang patut pidana, menurut
Bentham adalah suatu perbuatan yang jelas-jelas merugikan kebahagiaan masyarakat.
Dalam hidup bermasyarakat manusia terdapat dua aspek, yaitu aspek fisik dan aspek
eksistensial. Oleh karena itu, hukum harus ditujukan untuk memenuhi baik kebutuhan aspek
fisik maupun aspek eksistensial manusia dalam hidup bermasyarakat. Hukum harus
menciptakan damai sejahtera. Damai sejahtera juga merupakan tujuan hukum,dalam situasi
damai sejahtera hukum melindungi kepentingan manusia baik secara materiel maupun
imateriel dari perbuatan-perbuatan yang merugikan. Dalam kepentingan masyarakat,
berdasarkan apa yang dikemukakan Roscoe Pound bahwa kepentingan harus dilindungi
hukum, pertimbangan subjektif memegang peranan penting dengan mengingat factor politik,
ekonomi, social, dan agama.

RESOURCE III

 Penulis : Dr. Fence M. Wantu, SH., MH.


 Judul : PENGANTAR ILMU HUKUM
 Penerbit : REVIVA CENDEKIA
 Cetakan 1 : Oktober 2015
 62 hal.; 14,8 x 21cm.

TUJUAN HUKUM

Untuk menjamin kelangsungan keseimbangan dalam perhubungan antara anggota


masyarakat, diperlukan aturan-aturan hukum yang diadakan atas kehendak dan keinsyafan
tiap-tiap anggota masyarakat itu. Peraturan-peraturan hukum yang bersifat mengatur dan
memaksa anggota masyarakat untuk patuh mentaatinya, menyebabkan terdapatnya
keseimbangan dalam tiap perhubungan dalam masyarakat. Setiap hubungan kemasyarakatan
tak boleh bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam perturan hukum yang ada dan
berlaku dalam masyarakat . Untuk menjaga agar peraturan-peraturan hukum itu dapat
berlangsung terus dan diterima oleh seluruh anggota masyarakat, maka peraturan-peraturan
hukum yang ada harus sesuai dan tidak boleh bertentangan dengan asas-asas keadilan dari
masyarakat tersebut.

Dengan demikian, hukum bertujuan menjamin adanya kepastian hukum dalam


masyarakat dan hukum itu harus pula bersendikan pada keadilan, yaitu asas-asas keadilan
dari masyarak itu. Berkenaan dengan tujuan hukum, kita mengenal beberapa pendapat sarjana
hukum yang di antaranya sebagai berikut: Mertokusumo, menyebutkan ada 3 (tiga) unsur cita
hukum yang harus ada secara proporsional, yaitu: kepastian hukum (Rechtssicherkeit),
keadilan (Gerechtigkeit) dan kemanfaatan (Zweckmasigkeit). Cita hukum tersebut
merupakan satu kesatuan, tidak bisa dipisahkan satu persatu, ketiganya harus diusahakan ada
dalam setiap aturan hukum. Dalam pelaksanaannya ketiga unsur cita hukum tersebut saling
membutuhkan. Keadilan tidak akan dapat tercapai jika masyarakatnya kacau atau tidak tertib,
ketertiban masyarakat memerlukan kepastian hukum. Sebaliknya kepastian hukum tidak ada
gunanya jika ternyata hukum itu tidak adil dan tidak bermanfaat bagi masyarakat. Menurut R
Soeroso mengemukakan bahwa tujuan hukum adalah mengadakan keselamatan, kebahagiaan
dan tata tertib dalam masyarakat. Sementara dalam beberapa literatur yang ada, tujuan hukum
menurut teori etis semata-mata adalah untuk keadilan. Menurut Mertokusumo menyatakan
tujuan hukum adalah semata-mata menghendaki keadilan. Sementara tujuan hukum menurut
teori utilitis yakni menjamin kebahagiaan manusia dalam jumlah yang sebesar-besarnya.
Tujuan hukum menurut teori ini yakni manfaat dalam menghasilkan kesenangan atau
kebahagiaan yang terbesar bagi jumlah orang yang terbanyak.

Anda mungkin juga menyukai