control.(Wignjosoebroto,2007:1)[1]
Sejak manusia dilahirkan ke dunia ini sesungguhnya ia adalah bagian yang tidak bisa di
lepas pisahkan dari manusia yang lain paling tidak terhadap ibu, ayah, saudara-saudaranya
dan atau lingkungan tetangga, serta kalangan lebih luas lagi masyarakat secara
keseluruhan. Sadar atau tidak disadari, pada hakekatnya mereka di atur oleh nilai-nilai yang
kemudian menjadi pola-pola atau variabel-variabel kehidupan yang secara evolusi atau
revolusi membentuk budaya. Kehidupan masyarakat juga di atur oleh berbagai macam
aturan yang merupakan kaidah-kaidah yang di patuhi atau ditaati serta bagi yang
melanggarnya akan menerima sanksi.
Yang paling penting dalam bahasan buku ini adalah kaidah-kaidah hukum di samping juga
kaidah-kaidah lainnya. Hal ini di karenakan kaidah-kaidah hukum terdapat di hampir semua
lini kehidupan baik pada masyarakat modern atau pada masyarakat tradisional, hanya saja,
terkadang masyarakat itu sendiri yang kurang, atau belum menyadarinya, bahkan mungkin
sama-sekali tidak menyadarinya (melakukan dan atau tidak melakukan sesuatu adalah tidak
terlepas pada ranah hukum).
Kajian hukum secara sosiologis yang merupakan lembaga kemasyarakatan (Social
Institution) yang mana himpunan dari nilai-nilai kaidah-kaidah, serta pola-pola atau variabelvariabel aktivitas manusia adalah lebih kepada proses ketimbang peristiwa hukumnya.
Sehingga bahasannya bagaimana hukum bisa hidup dan bersinergi kepada lembagalembaga lainya, suatu misal bagaimana lembaga pendidikan berusaha agar peserta
didiknya mampu memahami hukum untuk ketertiban masyarakat, demikian lembaga
perbankkan, masalah agraris di atur UUPA, mengatur ketertiban umum oleh KUH Pidana,
dan masalah-masalah pribadi diatur dalam KUH Perdata. Dengan jelas hukum adalah
mengatur hubungan antara manusia baik antara individu dengan individu, antara individu
dengan kelompok, maupun antar kelompok dengan kelompok, sehingga analisa gejalagejala, konsep-konsep, proses pembentukan, sistem serta efektivitas hukum tersebutlah
yang menjadi perhatian utama buku ini dan bagi seorang penstudi sosiologi hukum yang
mana berkembang dengan pesat dan sangat diperlukan.
Dalam hal ini termasuk kajian-kajian besar sosiologi hukum sebagaimana diungkap
Wignjosoebroto (2007) bahwa persoalan pokok, yaitu; pertama; menjelaskan objek kajian
sosiologi hukum, terbelah dua: Para yuris yang formalis lebih suka mendifinisikan hukum
sebagai aturan-aturan tertulis sebagai undang-undang dan bagi ilmuan sosial lebih suka
menyatakan bahwa yang dinamakan hukum itu dapat saja tidak tertulis dalam bentuk
adat. kedua; menjelaskan ihwal lembaga-lembaga negara pembentuk dan penegak
hukum,ketiga; hubungan interaktif antara sistem hukum yang formal dan tertib hukum
rakyat yang secara tajam menyoal kemampuan kerja dan efektifnya hukum, baik perannya
khususnya bagi para pemula penstudi sosiologi hukum atau mahasiswa yang sedang
mengambil mata kuliah sosiologi hukum dalam mengetahui terhadap dasar-dasar Sosiologi
Hukum yang membahas secara garis besarnya tentang; sosiologi sebagai dasar dalam
memahami sosiologi hukum, konsep dasar sosiologi hukum, kegunaan teori dan sosiologi
hukum sebagai alat memahami perkembangan dan problema hukum dimasyarakat, dasardasar sosiologi hukum, studi dan pemikiran hukum, anatomi sosial dan hukum, hukum dan
perubahan sosial serta interaksi antara hukum negara, dibahas juga tentang manusia, kerja,
dan hukum, serta tentang problematika berhukum di Indonesia. Kemudian sebagai
pelengkap ditambah dengan sekilas materi penelitian sosiologi hukum (kajian tentang
permasalahan atau fokus dalam penelitian sosiologi hukum) dan pada bagian akhir disajikan
contoh proposal penelitian hukum.
[1]Wignjosoebroto dalam karyanya Hukum dalam Masyarakat (Perkembangan dan
Masyalahnya) Sebuah Pengantar ke Arah Kajian Sosiologi Hukum, Diterbitkan oleh
Bayumedia Malang, (2007), hlm.1, dan Wignjosoebroto menyebutkan bahwa tentang
Donald Black, dilihat Black pada tulisannya The Behavior of Law (London: Academic Press,
1976), hlm.2-4; juga dalam tulisannya tentang The Boundaries of Legal Society, Yale Law
Review, Th.LXXXI (1981), hlm. 1086-1100.
[2] Periksa Prof. Dr. Esmi Warassih, S.H., M.S., dalam bukunya Pranata Hukum (Sebuah
Telaah Sosiologis),Semarang, diterbitkan oleh PT. Suryandaru Utama, (2005), hlm. 165.
dikatakan Warassih tentang kajian Trubek terhadap teori sosial tentang hukum atau studi
hukum yang bersifat sosial dapat dilihat pada David M. Trubek, Toward a Social Theory of
Law: an Essay on the Study of Law and Development, dalamYale Law Journal, Vol.82.#1,
1972.hlm.1-50.
[3] Baca Sabian Utsman, Anatomi Konflik & Solidaritas Masyarakat Nlelayan, Jogjakarta:
Pustaka Pelajar (2007). hlm. 244. awal pecahnya kekerasan terbuka nelayan lokal vs
nelayan luar daerah yang berkepanjangan. Putusan hakim tersebut didasari kepada
Peraturan-perundangan yang dibuat nir-sosiologis dan positivistik, sehingga justru sangat
asing bagi masyarakat nelayan yang berhukum dengan cara-cara mereka sendiri serta lebih
parah lagi masyarakat selalu dijadikan object problem bagi pemerintah.