NPM : 2206005241
Peminatan : Kebijakan dan Hukum Kesehatan
2. Ethics
Aristoteles menjelaskan bahwa tujuan hukum adalah untuk mencapai
sebuah keadilan artinya memberikan kepada setiap orang atas apa yang sudah
menjadi haknya. Teori itu kini dikenal sebagai teori etis. Pendapat Aristoteles ini
dikenal sebagai teori Etis. Disebut dengan teori etis karena isi hukumnya semata-
mata ditentukan oleh kesadaran etis mengenai apa yang adil dan yang tidak adil.
Aristoteles membagi keadilan ke dalam dua jenis, yakni keadilan distributif dan
komunikatif.
a. Keadilan distributif: keadilan yang “jatahnya” diberikan sesuai dengan jasa
seseorang. Artinya, keadilan ini tidak menuntut agar semua orang diberikan
bagian yang sama banyak, namun diberikan berdasarkan jasa yang telah
diberikan seseorang.
b. Keadilan komunikatif: keadilan yang diberikan sama banyaknya kepada setiap
orang, tanpa memperhitungkan jasa atau prestasi seseorang.
Teori etis kerap menuai banyak pertentangan. Salah satu yang
menentangnya adalah Sudikno Mertokusumo (dalam Effendy, 1991:80) yang
menyatakan bahwa pada hakikatnya hukum tidak lain adalah perlindungan
masyarakat dalam bentuk kaidah atau norma atau jika diartikan, hukum aturan
yang dapat melindungi masyarakat.
Jadi menurut saya, tujuan hukum berdasarkan teori etis di atas ini telah
sejalan dengan civil liberty dan natural liberty karena hukum itu harus adil dalam
memberikan putusan atau kebahagiaan bagi setiap orang, namun keadilan di sini
harus merujuk kepada kebebasan seseorang sebagai sipil (bagian dari warga
negara) dan kebebasan sebagai manusia untuk dapat memenuhi kehidupan dan
kebahagiaannya dengan tidak merugikan ataupun mengurangi kehidupan atau
kebahagiaan manusia lain.
5. A Theory Of Justice
John Rawls, seorang filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf
politik terkemuka abad ke-20. Dalam bukunya “A Theory of Justice”, ia
menyatakan bahwa keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial,
sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran".
Keadilan menurut Rawls pada dasarnya merupakan sebuah fairness, atau
yang ia sebut sebagai pure procedural justice. Dari gagasan itu, teori keadilan
Rawls mengaksentuasikan pentingnya suatu prosedural yang adil dan tidak
berpihak yang memungkinkan keputusan-keputusan politik yang lahir dari
prosedur itu mampu menjamin kepentingan semua orang. Lebih
jauh, fairness menurut Rawls berbicara mengenai dua hal pokok, pertama,
bagaimana masing-masing dari kita dapat dikenai kewajiban, yakni dengan
melakukan segala hal secara sukarela persis karena kewajiban itu dilihat sebagai
perpanjangan tangan dari kewajiban natural (konsep natural law) untuk bertindak
adil, kedua, mengenai kondisi untuk apakah institusi (dalam hal ini negara) yang
ada harus bersifat adil. Itu berarti kewajiban yang dituntut pada institusi hanya
muncul apabila kondisi yang mendasarinya (konstitusi, hukum, peraturan-
peraturan di bawahnya) terpenuhi.
Ada tiga klaim moral dalam teori keadilan Rawls, yaitu:
i. Klaim penentuan diri, yakni masalah otonomi dan independensi warga negara
ii. Distribusi yang adil atas kesempatan, peranaan, kedudukan, serta barang dan
jasa milik publik (primary social goods)
iii. Klaim yang berkaitan dengan beban kewajiban dan tanggungjawab yang adil
terhadap orang lain.
Dengan kata lain, konsep keadilan berkaitan dengan distribusi hak dan
kewajiban demi sebuah apa yang dinamakan Rawls sebagai a well-ordered
society. Untuk mewujudkan itu, Rawls menekankan pentingnya pengakuan
terhadap hak-hak politik warga. Di pihak lain ia juga menekankan keadilan
sebagai fairness yang menuntut semua anggota masyarakat, demi kepentingan
hak-hak diatas, untuk bersedia memikul beban kewajiban dan tanggung-jawab
yang sama serta tunduk pada konstitusi yang berlaku.
Rawls juga mengemukakan mengenai dua prinsip keadilan Rawls yang
merupakan solusi bagi problem utama keadilan, yaitu
A. Pertama, adalah prinsip kebebasan yang sama sebesarbesarnya
(principle of greatest equal liberty). Prinsip ini mencakup :
- Kebebasan untuk berperan serta dalam kehidupan politik (hak bersuara,
hak mencalonkan diri dalam pemilihan).
- Kebebsan berbicara (termasuk kebebasan pers).
- Kebebasan berkeyakinan (termasuk keyakinan beragama).
- Kebebasan menjadi diri sendiri (person).
- Hak untuk mempertahankan milik pribadi.
B. Kedua, prinsip keduanya ini terdiri dari dua bagian, yaitu :
- Prinsip perbedaan (the difference principle) mengandung arti bahwa
perbedaan sosial dan ekonomi harus diukur agar memberikan manfaat
yang paling besar bagi mereka yang paling kurang beruntung. Istilah
“perbedaan sosial ekonomi” menunjuk pada ketidaksamaan dalam
prospek seseorang untuk mendapatkan unsur pokok kesejahteraan,
pendapatan, dan wewenang. Sedangkan istilah “yang paling kurang
beruntung” menunjuk pada mereka yang paling kurang mempunyai
peluang atau kesempatan ,dan wewenang.
- Prinsip persamaan yang adil atas kesempatan (the prinsiple of fair
equality of opprtunity) mengandung arti bahwa ketidaksamaan sosial
ekonomi harus diatur sedemikian rupa sehingga membuka jembatan
dan kedudukan sosial bagi semua yang ada di bawah kondisi
persamaan kesempatan. Orang-orang dengan ketrampilan, kompetensi,
dan motivasi, yang sama dapat menikmati kesempatan yang sama pula.
Dari prinsip-prinsip di atas, Rawls mengajukan dua prioritas dalam
melaksanakan tiga prinsip tersebut dikarenakan usaha melaksanakan sebuah
prinsip mungkin berdiri dalam konflik dengan prinsip yang lain. Prioritas tsb,
yaitu: a. Prioritas pertama menetapkan bahwa prinsip kebebasan yang sama
sebesar-besarnya secara leksikal berlaku lebih dahulu dari pada prinsip
kedua, baik prinsip perbedaan maupun prinsip persamaan atas
kesempatan. Itu berarti jika – dan hanya – jika – pertama-tama kita
memenuhi tuntutan prinsip pertama sebelum berlanjut memenuhi
prinsip kedua. Prioritas pertama dalam keadilan sosial adalah
kebebasan yang sebesar besarnya. Hanya setelah kebebasan
diagungkan sepenuhnya, kita dapat bebas pula mengarahkan usaha
mengejar tuntutan yang terdapat dalam prinsip kedua.
b. Prioritas kedua merupakan relasi antar dua bagian prinsip keadilan
yang kedua. Menurut Rawls prinsip persamaan yang adil atas
kesempatan secara leksikal berlaku lebih dahulu dari pada prinsip
perbedaan.
Prioritas pertama menetapkan bahwa kebebasan dasar tidak boleh dibatasi
atas nama untung material lebih besar bagi semua orang atau bahkan bagi mereka
yang paling kurang diuntungkan sekalipun. Jika harus diadakan pembatasan,
kebebasan hanya boleh dibatasi demi keseimbangan kebebasan yang lebih besar
bagi setiap orang. Dengan kata lain pembatasan tertentu atas kebebasan hanya
boleh diadakan demi mencapai sistem kebebasan yang paling luas bagi semua
orang.
Jadi menurut saya, tujuan hukum berdasarkan teori A Theory Of Justice di
atas yang mengacu kepada klaim moral, dua prinsip keadilan dan prioritas dalam
melaksanakan prinsip keadilan tsb sangat relevan untuk mengakomodir dari civil
dan natural liberty karena John Rawls dalam teorinya sudah mengembangkan
mengenai perbedaan dari kebebasan manusia begitu juga dengan persamaan dari
setiap manusia dengan memperhatikan moral manusia itu.
KESIMPULAN
Teori tujuan hukum terus berkembang sesuai dengan jamannya dan teori-teori
tujuan hukum di atas dapat diaplikasikan sesuai dengan kebutuhannya dengan tetap
mengutamakan prinsip dari civil liberty dan natural liberty, jadi tujuan yang akan
dicapai tidak boleh bertentangan dengan kebebasan manusia secara alamiah dan
sebagai bagian dari bangsa dan negara.
Teori-teori di atas dapat diaplikasikan dalam mencapai tujuan hukum, jadi
negara sebagai penegak hukum harus mengetahui, kapan dan teori apa yang akan
digunakan dalam menegakkan hukum tsb, dengan tidak bertentangan terhadap civil
liberty dan natural liberty.
DAFTAR PUSTAKA
- Arianto, Henry. April 2010. Hukum Responsif dan Penegakan Hukum di Indonesia.
Universitas Esa Unggul : Fakultas Hukum.
https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Journal-4644-Henry-Arianto.pdf
- Darnela, Lindra. 2 Oktober 2020. Teori Keadilan John Rawls: Sebuah Review.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga : Pusat Studi Syariah dan Konstitusi.
https://ps2k.uin-suka.ac.id/id/kolom/detail/311/teori-keadilan-john-rawls-sebuah-
review
- Farouk, Peri Umar. 1993. M Armen Lukman. Hukum & Pemerintahan Dalam
Teropong Klasik Montesquieu (Dari Buku J.R. Sunaryo : Membatasi kekuasaan:
telaah mengenai jiwa undang-undang). Magister Hukum UGM.
http://mhugm.wikidot.com/artikel:007
- Fattah, Damanhuri. Desember 2013. Teori Keadilan menurut John Rawls. Jurnal
TAPIs Vol.9 No.2 Juli-Desember 2013.
https://core.ac.uk/download/pdf/267855963.pdf
- Katrin, Atmadewi. 2009. Eksistensi Hak Individu dalam Bernegara Kajian Filosofis
Pemikiran Robert Nozick Dalam Kehidupan Bernegara. Universitas Indonesia:
Skripsi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya.
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/127420-RB16K40e-Eksistensi%20hak-HA.pdf
- Kurniasih, Wida. 2021. 12 Tujuan Hukum Menurut Para Ahli. Gramedia Blog.
https://www.gramedia.com/literasi/tujuan-hukum-menurut-para-ahli/
- Tahik, Maria Stefania. 30 Desember 2022. Ketahui Teori Pionir Dari Charles Louis
de Secondat Dalam Karyanya Yang Berjudul The Spirit of the Laws. Info
Temanggung.com
https://temanggung.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-2616032794/ketahui-teori-
pionir-dari-charles-louis-de-secondat-dalam-karyanya-yang-berjudul-the-spirit-of-the-
laws?page=4
- Tim Hukum Online. 9 Agustus 2022. 3 Aliran Tujuan Hukum: Etis, Utilitas, dan
Campuran. Hukumonline.com.
https://www.hukumonline.com/berita/a/aliran-tujuan-hukum-
lt62f116ec9a50c?page=1#!