Anda di halaman 1dari 7

Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

PERTEMUAN 8
Azas-Azas Hukum

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelesaikan Pertemuan ke 8 Mahasiswa diharapkan mampu


menjelaskan tentang asas-asas Hukum di Indonesia.

B. URAIAN MATERI

1. Pengantar
Menurut terminologi bahasa, yang dimaksud dengan istilah asas ada dua
pengertian. Arti asas yang pertama adalah dasar, alas, pondamen. sedangkan menurut
asas yang kedua adalah sesuatu kebenaran yang menjadi pokok dasar atau tumpuan
berfikir atau berpendapat. Sedangkan menurut R.H. Soebroto Brotodiredjo, asas
adalah suatu sumber atau sebab yang menjadi pangkal tolak sesuatu, hal yang
inherent dalam segala sesuatu, yang menentukan hakikatnya.

Bellefroid mengatakan bahwa asas hukum umum adalah norma dasar yang
dijabarkan dari hukum positif dan yang boleh ilmu hukum tidak dianggap berasal dari
aturan-aturan yang lebih umum. Asas hukum umum merupakan pengendapan dari
hukum positif. Menurut Eikima Hommes Asas Hukum itu tidak boleh menganggap
sebagai norma-norma hukum yang konkrit, akan tetapi perlu dipandang sebagai
dasar-dasar umum atau petunjuk bagi hukum yang berlaku.Pembentukan hukum
praktis perlu berorientasi pada asas-asas hukum tersebut.

Pendapat terakhir dari Satjipto Raharjo. Ia mengatakan bahwa, asas hukum


adalah unsur yang penting dan pokok dari peraturan hukum. Asas hukum adalah
jantungnya peraturan hukum karena ia merupakan landasan yang paling luas bagi
lahirnya peraturan hukum atau ia adalah sebagai ratio legisnya peraturan hukum.
Dari beberapa pendapat tadi kita dapat menyimpulkan, bahwa yang dinamakan asas
hukum itu adalah dasar-dasar umum yang terkandung dalam peraturan hukum,
dasar-dasar umum tersebut merupakan sesuatu yang mengandung nilai-nilai etis .

Pengantar Ilmu Hukum


1
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

Asas Hukum atau Prinsip Hukum bukanlah peraturan hukum konkrit,


melainkan pikiran dasar yang umum sifatnya. Atau, merupakan latar belakang yang
mendasari peraturan yang konkrit, yang terdapat di dalam dan di belakang setiap
sistem hukum yang terjelma dalam peraturan perundang-undangan dan putusan
hakim yang merupakan hukum positif dan dapat diketemukan dengan mencari sifat-
sifat umum dalam peraturan konkrit tersebut.

Apabila kita membicarakan tentang asas hukum, maka pada saat itu kita
membicarakan unsur yang penting dan pokok dari peraturan hukum. Barangkali tidak
berlebihan apabila dikatakan, bahwa asas hukum ini merupakan jantungnya
peraturan hukum. Ini berarti bahwa peraturan-peraturan hukum itu pada akhirnya
bisa dikembalikan kepada asas-asas tersebut. Kecuali disebut landasan, asas hukum
ini layak disebut sebagai alasan bagi lahirnya peraturan hukum, atau merupakan ratio
legis dari peraturan hukum. Asas hukum ini tidak akan habis kekuatanya dengan
melahirkansuatu peraturan hukum, melainkan akakn tetap saja ada dan akan
melahirkan peraturan-peraturan selanjutnya .

Karena asas hukum mengandung tuntutan etis, maka asas hukum merupakan
jembatan antara peraturan-peraturan hukum dengan cita-cita social dan pandngan
etis masyarakatnya. Dengan singkat dapat dikatakan, bahwa melalui asas hukum ini,
peraturan-peraturan hukum berubah sifatnya menjadi bagian dari suatu tatanan etis.
Bagaimana orang sampai kepada asas-asas hukum itu dapat digambarkan urutannya.

Pengertian-pengertian yang telah di temukan itu masih bisa ditarik pada


peringkat yang lebih tinggi dan dengan demikian secara terus menerus, sampai kita
tiba pada suatu titik yang keadaanya berbeda dari pengertian-pengertia sebelumnya.
Kita sampai pada suatu penemuan yang bersifat serta merta, artinya ia tidak bisa di
jelaskan oleh pengertian yang lebih tinggi lagi. salah satu contohnya adalah : “Di mana
ada kesalahan, disitu ada pengantian kerugian”, inilah yang disebut asas hukum itu.
Pengertian hukum atau konsep hukum, standar hukum dan asas hukum merupakan
unsur-unsur dari peraturan hukum ini bisa diberi arti sebagai norma yang

Pengantar Ilmu Hukum


2
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

memberikan suatu konsekuensi yang jelas sebagai kelanjutan dilakukanya suatu


perbuatan.

2. Asas-asas Hukum
Beberapa pendapat tentang asas hukum :

a. Bellefroid, menyebutkan bahwa asas hukum adalah norma dasar yang


dijabarkan dari hukum positif dan yang ilmu hukum tidak dianggap berasal
dari aturan-aturan yang lebih umum. Asas hukum itu merupakan
pengendapan hukum positif dalam suatu masyarakat.
b. Van Eikama Hommes, menyebutkan asas hukum itu tidak boleh dianggap
sebagai norma-norma hukum yang konkrit akan tetapi perlu dipandang
sebagai dasar-dasar atau petunjuk-petunjuk bagi hukum yang berlaku.
Dengan kata lain asas hukum adalah dasar-dasar atau petunjuk arah dalam
pembentukan hukum positif.
c. P. Scholten, mengatakan bahwa asas hukum adalah kecendrungan-
kecendrungan yang disyaratkan oleh pandangan kesusilaan kita pada
hukum, merupakan sifat-sifat umum dengan segala keterbatasannya
sebagai pembawaan yang umum itu tetapi yang tidak boleh tidak harus
ada.
d. Sudikno Mertokusumo, menyimpulkan bahwa asas hukum atau prinsip
hukum bukanlah peraturan hukum konkrit, melainkan merupakan pikiran
dasar yang umum sifatnya atau merupakan latar belakang dari peraturan
yang konkrit yang terdapat dalam dan dibelakang setiap sistem hukum
yang menjelma dalam peraturan peraturan perundang-undangan dan
putusan hakim yang merupakan hukum positif dan dapat diketemukan
dengan mencari sifat-sifat umum dalam peraturan konkrit tersebut.

Pengantar Ilmu Hukum


3
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

3. Pembagian asas hukum :

1. Asas hukum umum, ialah asas yang berhubungan dengan bidang hukum

dan berlaku untuk semua bidang hukum itu, seperti asas equality before

the law, asas lex posteriore derogate legi priori, asas bahwa apa yang

lahirnya tanpak benar, untuk sementara harus dianggap demikian sampai

diputus (lain) oleh pengadilan.

Menurut P. Scholten ada 5 asas hukum umum, yaitu :

a. Asas kepribadian

b. Asas pesekutuan

c. Asas kesamaan

d. Asas kewibawaan, dan

e. Asas pemisahan antara baik dan buruk.

Dalam asas kepribadian manusia menginginkan adanya kebebasan

individu. Dalam asas ini menunjuk pada pengakuan kepribadian manusia

bahwa manusia adalah obyek hukum, penyandang hak dan kewajiban.

Dalam asas persekutuan yang dikehendaki adalah persatuan, kesatuan

dan cinta kasih, keutuhan masyarakat.

Asas kesamaan menghendaki adanya keadilan dalam arti setiap orang

adalah sama di dalam hukum (equality before the law), setiap orang

diperlakukan sama. Sedangkan asas kewibawaan memperlihatkan

adanya ketidaksamaan.

Pengantar Ilmu Hukum


4
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

2. Asas hukum khusus, ialah asas yang berfungsi dalam bidang yang lebih

sempit seperti dalam bidang hukum perdata, hukum pidana dsb.

4. Fungsi asas hukum

1. Fungsi dalam hukum, mendasarkan eksistensinya pada rumusan oleh

pembentuk undang-undang dan hakim (ini merupakan fungsi yang

bersifat mengesahkan) serta mempunyai pengaruh yang normatif dan

mengikat para pihak.

2. Fungsi dalam ilmu hukum, hanya bersifat mengatur dan eksplikatif

(menjelaskan). Tujuan adalah memberi ikhtiar, tidak normatif sifatnya

dan tidak termasuk dalam hukum positif

5. Contoh asas-asas hukum :

a. Asas legalitas “tiada suatu perbuatanpun dapat dihukum, kecuali atas

kekuatan undang-undang yang telah ada sebelum perbuatan itu

dilakukan (Pasal 1 ayat 1 KUHPidana = asas undang-undang tidak

berlaku surut) = Nullum delictum sine praevia lege poenali”Asas

Presumption Of Innocence (asas praduga tidak bersalah), bahwa

seseorang dianggap tidak bersalah sebelum ada keputusan hakim yang

menyatakan bahwa ia bersalah dan keputusan tersebut telah

mempunyai kekuatan hukum yang tetap (inkracht)

b. Asas In Dubio Pro Reo ialah dalam keraguan diberlakukan ketentuan

yang paling menguntungkan bagi si terdakwa.

Pengantar Ilmu Hukum


5
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

c. Asas Similia Similibus ialah bahwa perkara yang sama (sejenis) harus

diputus sama (serupa).

d. Asas Pact Sunt Servanda yaitu bahwa perjanjian yang sudah disepakati

berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak yang bersangkutan.

e. Asas Geen Straft Zonder Schuld ialah asas tiada hukuman tanpa

kesalahan.

f. Asas Lex Posterior Derogat Legi Priori yaitu asas undang-undang yang

berlaku kemudian membatalkan undnag-undang terdahulu, sejauh

undnag-undang itu mengatur objek yang sama.

g. Asas Lex Superior Derogat Legi Inferiori yakni suatu asas undang-

undang dimana jika ada 2 undang-undang yang mengatur objek yang

sama maka undang-undang yang lebih tinggi yang berlaku sedangaka

undang-undang yang lebih rendah tidak mengikat.

h. Asas Lex Specialis Derogat Legi Generali yakni undang-undang yang

khusus mengesampingkan yang umum.

6. Kesimpulan:
Pada dasarnya apa yang disebut dengan asas hukum adalah dasar-dasar umum
yang terkandung dalam peraturan hukum dan dasar-dasar umum tersebut adalah
merupakan sesuatu yang mengandung nilai-nilai etis. Peraturan hukum adalah
ketentuan konkrit tentang cara berperilaku di dalam masyarakat. Ia merupakan
konkritisasi dari asas hukum.

Asas hukum bukanlah norma hukum konkrit karena asas hukum adalah
jiwanya norma hukum itu. Norma hukum merupakan penjabaran secara konkrit dari

Pengantar Ilmu Hukum


6
Universitas Pamulang Ilmu Hukum S-1

asas hukum. Dikatakan asas hukum sebagai jiwanya norma hukum atau peraturan
hukum karena ia merupakan dasar lahirnya peraturan hukum. Asas hukum
merupakan petunjuk arah arah bagi pembentuk hukum dan pengambil keputusan.
Asas hukum tidak mempunyai sanksi sedangkan norma hukum mempunyai sanksi.
Pada umumnya asas hukum tidak dituangkan dalam bentuk peraturan yang konkrit
atau pasal-pasal misalnya asas fictie hukum, asas pact sunt servanda. Akan tetapi tidak
jarang asas hukum itu dituangkan dalam peraturan konkrit seperti asas presumption
of innocence, dll.

C. LATIHAN SOAL/ TUGAS

1. Jelaskan pengertian Asas Hukum menurut Satjipto Rahardjo!


2. Sebutkan pembagian asas-asas hukum!
3. Sebutkan dan jelaskan fungsi asas-asas hukum !

D. DAFTAR PUSTAKA

C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan tata Hukum Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka,
2002
E.Utrecht/Moh.Saleh Djindang, Pengantar Ilmu Hukum,Jakarta: Sinar harapan,1989
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti Bandung, 2000
R.Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, Bandung: RajaGrafindo Persada, 2003
Hans Kelsen, Pengantar Teori Hukum,Bandung: Nusamedia, 2010

Pengantar Ilmu Hukum


7

Anda mungkin juga menyukai